Anda di halaman 1dari 32

TUMOR WILMS

KELOMPOK II
ELIZABETH SIAHAYA
FALOMITHA MONATEN
FELMI SAWELET
FRISILYA LATUSUAY
LEDYA SILAWANEBESSY
NENSI MAHAKENA
RESTINISKSY RESDUL
SARA SAINYAKIT
Sistem Urinaria
Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana
terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat
yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di
pergunakan oleh tubuh. Sisitem urinaria adalah suatu sistem tempat
terjadinya proses penyaringan darah sehingga dara bebas dari zat-zat
yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih
dipergunakan oleh tubuh.
Zat-zat yang dipergunakan oleh tubuh larutan dalam air dan dikeluarkan
berupa urine (air kemih). Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut
dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Sistem urinaria terdiri atas:
Ginjal, yang mengeluarkan sekret urine.
Ureter, yang menyalurkan urine dari ginjal ke kandung kencing.
Kandung kencing, yang bekerja sebagai penampung.
Uretra, yang menyalurkan urine dari kandung kencing.
Fungsi Sistem Urinaria

- Mempertahankan keseimbangan internal atau Homeostatis.


- Membuang produk-produk yang tidak dibutuhkan oleh tubuh
- Pengeluaran zat sisa organik
- Pengaturan konsentrasi ion-ion penting
- Pengaturan keseimbangan asam-basa tubuh
- Pengaturan produksi sel darah merah
- Pengaturan tekanan darah
- Pengendalian terbatas terhadap konsentrasi glukosa darah dan
asam amino darah
- Pengeluaran zat beracun
Kelainan Kongenital Pada Sistem Urinaria
1. Kelainan pada ginjal.
2. Kelainan pada uretera.
3. Kelainan pada vesika urinariaa:
4. Kelainan pada uretraa.
5. Kelainan pada organ genitalia
PATOFISIOLOGI
KELAINAN KONGENITAL
PADA SISTEM URINARIA
DEFINISI
Tumor Wilms (Nefroblastoma) adalah kanker pada ginjal dan
banyak terjadi pada anak-anak (kanak-kanak, batita/bawah lima
tahun). Tumor ini merupakan tumor ganas yang berasal dari
embryonal ginjal.
(Eko Prabowo & Andi Eka Pranata, 2014).

Tumor wilms adalah tumor ginjal campuran ganas yang tumbuh


dengan cepat, terbentuk dari unsur embrional, biasanya
mengenai anak-anak sebelum 5 tahun (kamus kedokteran
Dorland).
Penyebabnya tidak diketahui pasti, tetapi diduga melibatkan
faktor genetic. Tumor wilms berasal dari poliferasi patologik
blastema meta nefron akibat tidak adanya stimulasi yang normal
dari duktus metanefron untuk menghasilkan tubuli dan glomeruli
yang berdiferensiasi baik. Perkembangan blastema renalis untuk
membentuk struktur ginjal terjadi pada umur kehamilan 8-34
minggu. Sehingga diperkirakan bahwa kemampuan blastema
primitive untuk merintis jalan kearah pembentukan tumor wilms,
apakah sebagai mutasi germinal atau somatic, itu terjadi pada
usia kehailan 8-34 minggu

ETIOLOGI
PENENTUAN STADIUM TUMOR
WILMS
- Stdium I
Tumor terbatas pada ginjal dan dapat disekresi total.
- Stadium II
Tumor meluas hingga diluar ginjal tetapi masih dapat disekresi total
- Stadium III
Tumor non hematogen yang tersisa terbatas pada daerah abdomen
- Stadium IV
Metastasis hematogen, adanya deposit tumor diluar stadium III yaitu pada paru,
hati, tulang dan otot
 - Stadium V
Tumor sudah mengenai kedua ginjal (lesi, bilateral). Pada saat diagnosis.
MANIFESTASI KLINIS
Keluhan utama biasanya hanya benjolan perut, jarang dilaporkan adanya nyeri perut dan
hematuria, nyeri perut dapat timbul bila terjadi infasi tumor yang menembus ginjal sedangkan
hematuria terjadi karena infasi tumor yang menembus system velveo kalises.
Demam dapat terjadi sebagai reaksi anafilaksis tubuh terdapat protein tumor dan gejala lain
yang bisa muncul adalah:
* Adanya massa dalam perut (tumor abdomen)
* Hematuri akibat infiltrasi tumor ke dalam sistem kaliks
* Hipertensi diduga karena penekanan tumor atau hematom pada pembuluh-
pembuluh darah yang mensuplai darah ke ginjal, sehingga terjadi iskemi jaringan yang
akan merangsang pelepasan renin atau tumor sendiri mengeluarkan rennin
* Anemia
* Penurunan berat badan
* Infeksi saluran kencing
* Malaise
* Anoreksia
Dampak willem’s tumor terhadap pemenuhan
kebutuhan dasar manusia dalam konteks keluarga :

- Beban mental dan stres


- Depresi berat (ibu)
- Pasrah
- Kepercayaan diri orang tua menjadi lebih baik manakala
bergabung dengan perkumpulan orang tua yang mempunyai
penyakit yang sama
ASUHAN KEPERAWATAN
ANAK DENGAN TUMOR
WILMS
PENGKAJIAN
KEPERAWATAN
a. Identitas Klien

Keluhan : Klien mengeluh kencing berwarna seperti cucian bengkak


sekitar mata dan seluruh tubuh. Tidak nafsu makan, mual , muntah
dan Badan panas hanya satu hari pertama sakit.
Pengkajian fisik
Pengkajian perpola

Pola nutrisi dan metabolik:


Suhu badan normal hanya panas hari pertama sakit. Dapat kelebihan
beban sirkulasi karena adanya retensi natrium dan air, edema sekitar mata
dan seluruh tubuh. Klien mudah mengalami infeksi adanya depresi sistem
imun. Adanya mual, muntah dan anoreksia menyebabkan intake
nutrisi yang tidak adekuat. BB meningkat karena edema. Perlukaan pada kulit
dapat terjadi karena uremia.
Pola eliminasi :
Eliminasi alvi tidak ada gangguan, eliminasi urin : ganggua glumerulus
menyebakan sisa-sisa metabolisme tidak dapat diekskr terjadi penyerapan
kembali air dan natrium pada tubulus yang mengalami gangguan yang
menyebabkan oliguria sampai anuria ,pro hematuria.
Pola Aktifitas dan latihan :
Pada Klien dengan kelemahan malaise, kelemahan otot dan kehilangan
tonus karena adanya hiperkalemia. Dalam perawatan klien perlu istirahat karena
adanya kelainan jantung dan dan tekanan darah mutlak selama 2 minggu dan
mobilisasi duduk dimulai bila tekanan ddarah sudah normal selama 1 minggu.
Adanya edema paru maka pada inspeksi terlihat retraksi dada, pengggunaan otot
bantu napas, teraba , auskultasi terdengar rales dan krekels, pasien mengeluh
sesak, frekuensi napas. Kelebihan beban sirkulasi dapat menyebabkan
pemmbesaran jantung [ Dispnea, ortopnea dan pasien terlihat lemah], anemia
dan hipertensi yang juga disebabkan oleh spasme pembuluh darah. Hipertensi
yang menetap dapat menyebabkan gagal jantung. Hipertensi ensefalopati
merupakan gejala serebrum karena hipertensi dengan gejala penglihatan kabur,
pusing, muntah, dan kejang-kejang. GNA munculnya tiba- tiba orang tua tidak
mengetahui penyebab dan penanganan penyakit ini.
Pola tidur dan istirahat :
Klien tidak dapat tidur terlentang karena sesak dan gatal karena adanya uremia.
keletihan, kelemahan malaise, kelemahan otot dan kehilangan tonus.
Kognitif & perseptual :
Peningkatan ureum darah menyebabkan kulit bersisik kasar
dan rasa gatal. Gangguan penglihatan dapat terjadi apabila
terjadi ensefalopati hipertensi. Hipertemi terjadi pada hari
pertama sakit dan ditemukan bila ada infeksi karena
inumnitas yang menurun.
Persepsi diri :
Klien cemas dan takut karena urinenya berwarna merah
dan edema dan perawatan yanglama. Anak berharap dapat
sembuh kembali seperti semula
Hubungan peran :
Anak tidak dibesuk oleh teman – temannya karena jauh
dan lingkungan perawatann yang baru serta kondisi kritis
menyebabkan anak banyak diam
DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Kelebihan volume cairan (tubuh total) berhubungan dengan
akumulasi cairan dalam jaringan dan ruang ketiga
b. Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan berhubungan
dengan peningkatan kebutuhan metabolime, kehilangan protein
dan penurunan intake.
C. Resiko tinggi kekurangan volume cairan (intravaskuler)
berhubungan dengan kehilangan protein dan cairan
d. Nyeri berhubungan dengan efek fisiologis dari neoplasia
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan
e. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai
anak yang menderita penyakit yang mengancam kehidupan
INTERVENSI
KEPERAWATAN
1. Kelebihan volume cairan (tubuh total) berhubungan dengan
akumulasi cairan dalam jaringan dan ruang ketiga.
Tujuan : pasien tidak menunjukkan bukti-bukti akumulasi cairan
atau akumulasi cairan yang ditunjukkan pasien minimum
Pasien mendapat volume cairan yang tepat
Inervensi Rasional
a. Catat intake dan output secara a. Evaluasi keberhasilan terapi dan dasar
akurat penentuan tindakan
b. Kaji perubahan endema dan b. Indikator akumulasi cairan di jaringan
pembesaran abdomen setiap hari, dan diruang ketiga
timbang BB tiap hari dalam skala c. BJ Urine dan albuminuria menjadi
yang sama indikator regimen terapi
c. Uji urine untuk berat jenis, albumin d. Sehingga anak tidak mendapatkan
d. Atur masukan cairan dengan cermat lebih dari jumlah yang ditentukan
e. Berikan diuretik sesuai order dari tim e. Pengurangan cairan extrafaskuler
medis sangat diperlukan dalam mengurangi
oedema
2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan peningkatan kebutuhan metabolisme, kehilangan protein
dan penurunan intake.
Tujuan : kebutuhan nutrisi tubuh terpenuhi
Intervensi Rasional

a. Catat intake dan output a. Monitoring asupan nutrisi bagi


makanan secara akurat tubuh
b. Kaji adanya tanda-tanda b. Gangguan nutrisi dapat terjadi
perubahan nutrisi : anoreksi, secara perlahan. Diare sebagai
letargi, hipoproteinnemia reaksi oedema intenstine dapat
c. Beri diet yang bergizi memperburuk status nutrisi
d. Beri makanan dalam porsi kecil c. Mencegah status nutrisi menjadi
tapi sering, beri suplemen lebih buruk
vitamin dan besi sesuai d. Membantu dalam proses
instruksi metabolisme
3. Resiko tinggi kekurangan volume cairan (intravaskuler)
berhubungan dengan kehilangan protein dan cairan.
Tujuan : kehilangan cairan intravaskuler atau syok
hipovolemik yang ditunjukkan pasien minmum atau tidak
ada

Intervensi Rasional

a. Pantau tanda vital setiap 4 a. Bukti fisik defisit cairan


jam b. Sehingga pengobatan segera
b. Laporkan adanya dilakukan
penyimpangan dari normal c. Meningkatkan tekanan osmotik
c. Berikan albumin bergaram koloid sehingga
rendah sesuai indikasi mempertahankan cairan dalam
vaskuler
4. Nyeri berhubungan dengan efek fisiologis dari
neoplasia
Tujuan : pasien tidak mengalami nyeri atau nyeri
menurun sampai tingkat yang dapat diterima anak
Intervensi Rasional
a. Kaji tingkat nyeri a. Menentukan tindakan selanjutnya
b. Lakukan teknik pengurangan b. Sebagai analgesik tambahan
nyeri non farmakologis
c. Mengurangi rasa sakit
c. Berikan analgesik sesuai
d. Untuk mencegah kambuhnya nyeri
ketentuan
e. Karena aspirin meningkat
d. Berikan obat dengan jadwal
kecenderungan pendarahan
prefentif
e. Hindari aspirin atau senyawanya
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelelahan
Tujuan: Pasien mendapat istirahat yang
adekuat
Intervensi Rasional
a. Pertahankan tirah baring a. Mengurangi pengeluaran
bila terjadi edema berat energi
b. Seimbangkan istirahat dan b. Mengurangi kelelahan pada
aktifitas bila ambulasi pasien
c. Intruksikan pada anak untuk c. Untuk menghemat energi
istirahat bila ia merasa lelah
 
6. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan
mempunyai anak yang menderita penyakit yang
mengancam kehidupan
Tujuan : pasien (keluarga) menunjukkan pengetahuan
tentang prosedur diagnostik atau terapi
Intervensi Rasional

a. Jelaskan alasan setiap tes dan a. Memberikan pengertian pada


prosedur keluarga
b. Jelaskan prosedur operatif dengan b. Memberikan pengetahuan pada
jujur keluarga
c. Jelaskan tentang proses penyakit c. Memberikan pengetahuan pada
d. Bantu keluarga merencanakan keluarga
masa depan khususnya dalam d. Meringankan beban pada
membantu anak menjalani keluarganya
kehidupan yang normal
IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
ttd
Diagnosa Implementasi
keperawatan
 
Kelebihan volume a. Mencatat intake dan output secara akurat
cairan (tubuh total)
berhubungan dengan
b. Mengkaji perubahan endema dan pembesaran
akumulasi cairan abdomen setiap hari, timbang BB tiap hari
dalam jaringan dan dalam skala yang sama
ruang ketiga. c. Uji urine untuk berat jenis, albumin
 
d. mengatur masukan cairan dengan cermat
e. memberikan diuretik sesuai order dari tim medis

 
Perubahan nutrisi : a. mengcatat intake dan output makanan secara
kurang dari
kebutuhan
akurat
berhubungan dengan b. mengkaji adanya tanda-tanda perubahan
peningkatan nutrisi : anoreksi, letargi, hipoproteinnemia
kebutuhan c. memberikan diet yang bergizi
metabolisme,
kehilangan protein d. memberikan makanan dalam porsi kecil tapi
dan penurunan sering, beri suplemen vitamin dan besi sesuai
intake. instruksi
 
 
Resiko tinggi a. memantau tanda vital setiap 4 jam
kekurangan b. melaporkan adanya penyimpangan dari
volume cairan normal
(intravaskuler) c. memberikan albumin bergaram rendah
berhubungan sesuai indikasi
dengan kehilangan
protein dan cairan.
 
 
Nyeri a. mengkaji tingkat nyeri
berhubungan
dengan efek b. melakukan teknik pengurangan nyeri
fisiologis dari non farmakologis
neoplasia
c. memberikan analgesik sesuai ketentuan
 
d. memberikan obat dengan jadwal
prefentif
e. menghindari aspirin atau senyawanya
Intoleransi aktivitas a. Pertahankan tirah baring bila terjadi
berhubungan dengan edema berat
kelelahan
b. Seimbangkan istirahat dan aktifitas
 
bila ambulasi
c. Intruksikan pada anak untuk
istirahat bila ia merasa lelah
Perubahan proses a. menjelaskan alasan setiap tes dan
keluarga berhubungan prosedur
dengan mempunyai b. menjelaskan prosedur operatif dengan
anak yang menderita jujur
penyakit yang c. menjelaskan tentang proses penyakit
mengancam kehidupan d. membantu keluarga merencanakan
  masa depan khususnya dalam
membantu anak menjalani kehidupan
yang normal
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses
keperawatan untuk mengetahui sejauh mana tujuan dari
rencana keperawatan tercapai. Evaluasi ini dilakukan
dengan cara membandingkan hasil akhir yang teramati
dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat dalam
rencana keperawatan

EVALUASI
Untuk lebih mudah melakukan pemantauan dalam
kegiatan evaluasi keperawatan maka menggunakan
komponen SOAP yaitu:
S: data subyektis
O: data objektif
A : analisis , interpretasi dari data subyektif dan data
objektif. Analsisis merupakan suatu masalah atau
diagnosis yang masih terjadi, atau masalah atau
diagnosis yang baru akibat adanya perubahan status
kesehatan klien.
P : planning, yaitu perencanaan yang akan dilakukan,
apakah dilanjutkan, ditambah atau dimodifikasi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai