Anda di halaman 1dari 15

KONSEP DAN ASUHAN KEPERAWATAN

KEHAMILAN DENGAN PENYAKIT


HEMATOLOGY

OLEH KELOMPOK 4
 
MAISUN SYA’BANI
NABTU FULAN HIDWALAFIFA
NINING ATMAWATI
NURUL AZMI
SITI RABIHATUN ADAWIYAH

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES HAMZAR
TAHUN 2022
Definsi Anemia
Anemia adalah suatu keadaan di mana jumlah
eritrosit yang beredar atau konsentraisi
hemoglobin menurun. Sabagai akibat,ada
penurunan trasportasi oksigan dari paru-paru ke
jaringan perifer. Selama kehamilan, anemia lazim
terjadi dan biasanya disebabkan oleh difesiensi
besi, sekunder terhadap kehilangan darah
sebelumnya atau asupan besi yang tidak adekuat.
Etiologi

Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh


defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tidak jarang
keduannya saling berinteraksi (Safuddin, 2002). Menurut
Mochtar (1998) penyebab anemia pada umumnya adalah
sebagai berikut:
1. Kurang gizi (malnutrisi)

2. Kurang zat besi dalam diit

3. Malabsorpsi

4. Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu,


haid dan lain-lain
5. Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus,
malaria dan lain-lain
Klasifikasi

Klasifikasi anemia dalam kehamilan adalah sebagai berikut :


1. Anemia defisiensi = disebabkan oleh kurangnya
mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi.
2. Anemia megaloblastik = Anemia yang disebabkan karena
kurangnya asupan asam folik. Anemia ini mulcul akibat dari
malnutrisi dan infeksi yang menahun (kronik).
3. Anemia hipoplastik = Anemia yang disebabkan oleh
menurunnya fungsi sumsum tulang dalam membentuk sel
darah merah baru.
4. Anemia hemolitik = Anemia yang disebabkan oleh proses
pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari
pembentukannya.
Gejala anemia pada ibu hamil

Gejala anemia pada ibu hamil, yaitu:


1. Ibu mengeluh cepat lelah

2. Sering pusing

3. Mata berkunang-kunang

4. Malaise

5. Lidah luka

6. Nafsu makan turun (anoreksia)

7. Konsentrasi hilang

8. Nafas pendek (pada anemia parah)

9. Keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda


Manifestasi Klinis
Riwayat
1. Mentruasi berlebihan

2. Kehilangan darah kronik

3. Riwayat keluarga

4. Diet yang tidak adekuat

5. Jarak kehamilan yang terlalu dekat

6. Anemia pada kehamilan sebelumnya

7. Pika ( nafsu makan terhadap bahan bukan makanan )

Tanda dan Gejala


8. Keletihan,  malaise, atau mudah megantuk

9. Pusing atau kelemahan

10. Sakit kepala

11. Lesi pada mulut dan lidah

12. Aneroksia,mual, atau muntah

13. Kulit pucat

14. Mukosa membrane atau kunjung tiva pucat

15. Dasar kuku pucat

16. Takikardi
Komplikasi

1. Keguguran
2. Lahir sebelum waktunya
3. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
4. Perdarahan sebelum dan pada waktu
persalinan
5. Dapat menimbulkan kematian
Penatalaksanaan Medis
Tindakan umum :
1. Transpalasi sel darah merah.

2. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.

3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.

4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen

5. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.

6. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.

Pengobatan (untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya) :


7. Anemia defisiensi besi : Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan
makanan yang diberikan seperti ikan, daging, telur dan sayur.
Pemberian preparat fe, Perrosulfat 3x 200mg/hari/per oral sehabis makan
Peroglukonat 3x 200 mg/hari /oral sehabis makan.
8. Anemia pernisiosa : pemberian vitamin B12

9. Anemia asam folat : asam folat 5 mg/hari/oral

10. Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan dan syok dengan pemberian cairan
dan transfusi darah.
ASUHAN KEPERAWATAN
IBU HAMIL DENGAN ANEMIA

PENGKAJIAN
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses
keperawatan secara menyeluru(Boedihartono, 1994).

Pengkajian pasien dengan anemia (Doenges, 1999) meliputi :


1. Aktivitas / istirahat
Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan
produktivitas ; penurunan semangat untuk bekerja. Toleransi
terhadap latihan rendah. Kebutuhan untuk tidur dan istirahat
lebih banyak.
2. Sirkulasi
Gejala : riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan GI kronis, menstruasi
berat (DB), angina, CHF (akibat kerja jantung berlebihan). Riwayat endokarditis infektif
kronis. Palpitasi (takikardia kompensasi).
3. Integritas ego
Gejala : keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, misalnya
penolakan transfusi darah.
4. Eleminasi
Gejala : riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom malabsorpsi (DB).
Hematemesis, feses dengan darah segar, melena. Diare atau konstipasi. Penurunan
haluaran urine.
5. Makanan/cairan
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukan produk
sereal tinggi (DB). Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring).
Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia. Adanya penurunan berat badan. Tidak pernah puas
mengunyah atau peka terhadap es, kotoran, tepung jagung, cat, tanah liat, dan sebagainya
(DB).
6. Neurosensori
Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan
berkonsentrasi. Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata. Kelemahan,
keseimbangan buruk, kaki goyah ; parestesia tangan/kaki (AP) ; klaudikasi. Sensasi
manjadi dingin.
7. Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri abdomen samara : sakit kepala (DB)
8. Pernapasan
Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan
aktivitas.
9. Keamanan
Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia,.
Riwayat terpajan pada radiasi; baik terhadap pengobatan atau
kecelekaan. Riwayat kanker, terapi kanker. Tidak toleran
terhadap dingin dan panas. Transfusi darah sebelumnya.
Gangguan penglihatan, penyembuhan luka buruk, sering infeksi.
10. Seksualitas
Gejala : perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia atau
amenore (DB). Hilang libido (pria dan wanita). Imppoten.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan


ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk mencerna makanan
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen
Tujuan/Kriteria hasil
Melaporkan peningkatan toleransi aktivitas(termasuk aktivitas sehari-hari
Intevensi
2. Kaji kemampuan pasien untuk melakukan untuk melakukan tugas/AKS
normal.
3. Kaji kehilangan/gangguan keseimbangan gaya jalan, kelemahan otot.

4. Awasi tekanan darah, nadi, pernapasan selama dan sesudah aktivitas.

5. Berikan lingkungan tenang.

6. Ubah posisi pasien dengan perlahan dan pantau terhadap pusing.

7. Anjurkan pasien untuk menghentikan aktivitas bila palpitasi


2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d
ketidakmampuan untuk mencerna makanan.
Tujuan/Kriteria hasil
Menunjukkan peningkatan berat badan atau berat badan stabil dengan nilai
laboratorium normal.
Intevensi
1. Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai.

2. Observasi dan catat masukan makanan pasien.

3. Timbang berat badan tiap hari.

4. Berikan makan sedikit dan frekuensi sering dan/atau makan diantara waktu
makan.
5. Observasi dan catat kejadian mual/muntah, flatus dan gejala lain yang
berhubungan.
6. Berikan dan bantu hygiene mulut yang baik sebelum dan sesudah makan,
gunakan sikat gigi halus untuk penyikatan yang lembut. Berikan pencuci
mulut yang diencerkan bila mukosa oral luka.
7. Kolaborasi :,Berikan obat sesuai indikasi, mis.Vitamin dan suplemen
mineral, seperti sianokobalamin (vitamin B12), asam folat (Flovite); asam
askorbat (vitamin C), Besi dextran (IM/IV.)
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai