Anda di halaman 1dari 31

ANEMIA PADA KEHAMILAN

NS. AIDA FITRI, M.KEP


Anemia merupakan gangguan medis yg paling umum ditemui pada masa hamil.

Wanita dengan anemia memiliki insiden komplikasi baik selama hamil, persalinan
maupun pada fase postpartum yang lebih tinggi dari pada wanita hamil dgn
hematologi normal.

Anemia berdampak pada peningkatan morbiditas dan mortalitas baik pada maternal
dan perinatal

Anemia menyebabkan penurunan kapasitas darah untuk membawa oksigen sehingga


jantung berupaya untuk mengonpensasi dengan meningkatkan curah jantung.
Anemia didefinisikan
sebagai kadar
hematokrit, konsentrasi
Hb, atau hitung eritrosit
di bawah batas normal.
Anemia yang paling sering
di alami oleh ibu hamil
yaitu anemia defisiensi zat
besi

Menurut WHO (2011), kategori


anemia menurut kadar
hemoglobin adalah:
Wanita hamil mengalami anemia saat :
Trimester I : Hb < 11 g/dl atau Ht < 37%
Trimester II : Hb < 10,5 g/dl atau Ht < 35%
Trimester III : Hb < 10 g/dl atau Ht < 33 %
Selama kunjungan prenatal, perawat harus
mengkaji riwayat diet dan memberi edukasi diet
yg dibutuhkan.
Anemia defisiensi besi merupakan suatu kondisi akibat
kurangnya persediaan zat besi atau sel darah merah
sehingga menyebabkan pasokan zat besi tidak dibawa
atau pengangkutan oksigen tidak sampai kejaringan
perifer

Anemia defisiensi besi terjadi karena kurangnya kadar


hemoglobin dalam darah sebagai dampak kekurangan
zat besi yang dapat menganggu pembentukan sel-sel
darah merah.
Anemia sering dijumpai pada kehamilan

Hal ini terjadi karena proses fisiologis maupun


patologis.
Secara fisiologis anemia terjadi proses peningkatan
volume plasma yang lebih besar dibandingkan dengan
peningkatan produksi eritrosit
Etiologi

Pada awal kehamilan, terjadi penurunan kadar


hemoglobin normal. Menjelang akhir kehamilan
meningkat hany sedikit.
Penurunan di awal kehamilan diakibatkan oleh
peningkatan massa sel darah merah dan kebutuhan
janin yang melebihi asupan zat besi oleh ibu.
Ada dua faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya
anemia defisiensi- Penyimpanan
besi pada kehamilan:
zat jumlah zat besi
besi wanita pada yang diserap
saat proses selama masa
pembuahan kehamilan
Faktor yang berkaitan lainnya seperti:
 Defisiensi Gizi, terutama sumber makanan yang kaya zat besi
 Pendaran (akut atau kronik, internal atau eksternal , jelas atau
samar)
 Hemoglobinopati (penyakit genetik pada hemoglobin)
 Proses inflamasi
 Tosisitas kimia
 Keganasan
 Depresi sumsum tulang
 Hemolisis
 Anemia hemolitik akuisita positif coombs test (autoimun)
Manifestasi klinis
Selama masa perkembangan janin dalam uterus, kebutuhan ibu dan janin
untuk mendapatkan suplay zat besi yang cukup dapat mengganggu kondisi
homeostasis.

Sehingga dapat menyebabkan kelahiran premature,hambatan pertumbuhan


dalam kandungan,kematian neonatal dan perinatal, serta BBLR

Gejala umum anemia berupa badan lemah, lesu, cepat lelah, mata berkunang-
kunang, serta telinga berdenging

simptomatik apabila hemoglobin <7g/dl dengan pemeriksaan fisik dijumpai


pucat terutama pada konjungtiva dan jaringan di bawah kuku.

(Wulandari, 2015).
Gejala khas defisiensi zat besi, yaitu gejala yang dijumpai
pada anemia defisiensi zat besi dan tidak dijumpai pada
anemia jenis lain yaitu:

koilonychia (kondisi
kuku yang tipis, lunak,
atropi papil lidah stomatitis angularis
dan melengkung ke
bawah),

atrofi mukosa gaster


sehingga menimbulkan
akhloridia (tidak
disfagia
adanya kadar asam
klorida dalam sekresi
lambung.)

(Wulandari, 2015).
Manifestasi yang lain
Saat Hamil
 Tumbuh kembang janin terlambat
 Menimbulkan hiperemesis gravidarum dan gestosis (keracunan kehamilan)
Saat Persalinan
 Persalinan berlangsung lama
 Sering terjadi Fetal distress
 Persalinan dengan tindakan operasi
 Terjadi emboli air ketuban
Saat Postpartum
 Terjadi pendarahan postpartum
 Mudah terjadinya infeksi puerperium
 Dapat terjadi retensio plasenta
 Bayi lahir dengan anemia
Patofisiologi
Def zat besi
Penanganan dan penatalaksanan anemia

Penanganan awal adalah memberikan tablet zat besi


Anemia ringan dan sedang dalam kehamilan harus diwaspadai
dan perlu dicari penyebabnya serta pasien dilakukan terapi
tablet besi.
Pada anemia ringan, dengan kadar Hb 9-10 gr/dl hanya
perlu diberikan kombinasi zat besi dan asam folat
Pendidikan kesehatan tentang makanan yang baik dikonsumsi
selama hamil seperti daging, sayuran hijau (bayam, daun
singkong, kangkung), kacang- kacangan, dan buah-buahan
Terapi zat besi parenteral (melalui infus) digunakan jika ibu
mengalami anemia sedang atau berat.
Tranfusi darah untuk anemia berat
Pencegahan anemia
Atur jarak kehamilan
Rutin mengkonsumsi zat besi
Pola diet sehat selama masa kehamilan
Konsumsi makanan kaya zat besi
Konsumsi vitamin C
Kurangi kunsumsi kalsium
Konsumsi makanan tinggi as. Folat
ANC rutin
Dukungan pasangan dan keluarga
Anemia pada ibu hamil menurut perspektif
budaya
kepercayaan budaya Aceh mengenai kehamilan memiliki beberapa hal
yang harus dikoreksi dan cenderung bertentangan dengan aspek
kesehatan
Menurut peneliti Darmawati, Siregar , Kamil , Husna , Tahlil (2020)
Tentang Exploring Indonesian mothers’ perspectives on anemia during
pregnancy: A qualitative approach, ditemukan bebrapa hal :
ibu hamil di Aceh menganggap bahwa tanda-tanda anemia pada
kehamilan merupakan hal yang biasa terjadi dan mereka juga masih
percaya pada pantangan makanan
Ibu tidak mengetahuan indikator klinis anemia pada ibu hamil seperti
kadar hemoglobin normal, dan sebagian besar tidak memeriksa
hemoglobin, namun sebagain yang lain yang mendapatkan
ppemeriksaah HB dan mendapatkan HB rendah tindak melakukan
tindakan pencegahan apapun
Count……
Ibu hamil masih memiliki keprcayaan tabo/pantang
makan secara turun temurun, sepeeti mkana pepaya,
nenas dna makan setengah matang
Menurut peneliti Darmawati, Siregar , Kamil , Husna , Tahlil (2022)
tentang Husband’s Perception on Anemia among Pregnant Women based
on Cultural Perspective: A Qualitative Study didapatkan bahwa suami
mengangap gejala anemia yang ditimbulkan pada ibu hamil seperti
pucat, lemah, tidak nafsu makan, mual muntah itu adalah hal yang wajar
terjadi pada ibu hamil, sehingga tidak perlu dikhawatirkan
Suami juga tidak memahami manfaat dari konsumsi zat besi, dan
bebrapa lainnya menggap bahwa terlalu banyak konsumsi obat
(maksudnya suplemen zat besi) saat hamil takut akan berpengaruh buruk
bagi kesehatan ibu dan janin.
Namun sebagaian suami yang lain juga sangat mensupport suami dalam
konsumsi zat besi dan kontrol kehamilan di puskesmas
Budaya pantang makanan tertentu saat hamil yang terjadi di Aceh
merupaakn salah satu penyebab terjadinya anemia
Penelitian lain tentang Barriers to Health Workers in Iron
Deficiency Anemia Prevention among Indonesian
Pregnant Women (Darmawati, Siregar , Kamil , Husna ,
Tahlil, 2022), di temukan berapa hal, diantaranya:
Petugas kesehatan mengatakan banyak ibu yang memiliki
pemahaman yang salah tentang zat besi sehingga ketidak
patuhan dalam mengkonsumsinya
Banyak iibu hamil yang mmengkonsumsi makanan yang
dappt menghambat penyerapan zat besi seperti minum zat
besi bersamaan dengan konsumsi teh atau kopi
Petugas kesehatan juga mengatan bnayak ibu hamil dan
suami malu jika ketahuuan hamil, sehingga tidak
memeriksakan kehamilan, dan suami juga malu jika harus
menemani istri memeriiksakan kehamilan ke puskesmas
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian

Anamnesa:
Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan,
alamat, pekerjaan, agama, sukubangsa, diagnosa medis.
Keluhan utama biasanya ditemukan keluhan cepat lelah,
sering pusing,dan mata berkunang-kunang
Riwayat kesehatan:
Riwayat kesehatan dahulu Pada pengkajian ini ditemukan
riwayat kehamilan yang berdekatan, dan riwayat penyakit-
penyakit tertentu seperti infeksi yang dapat memungkinkan
terjadinya anemia.
Riwayat kehamilan dan persalinan Biasanya ditemukan
kehamilan pada usia muda, dan kehamilan yang berdekatan.
Pola Aktivitas Sehari-hari :

Pola makan ditemukan ibu kurang


mengkonsumsi makanan yang kaya
nutrisi seperti sayuran berdaun hijau,
daging merah dan tidak mengkonsumsi
tablet Fe.
Pola aktivitas/istirahat biasanya pada ibu
hamil yang menderita anemia mudah
kelelahan, keletihan, malaise, sehingga
kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih
banyak.
Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum: Ibu hamil terlihat lemah, lesu, tekanan darah


menurun, nadi menurun, pernapasan lambat.
Kepala. Rambut biasanya rontok dan terdapat bintik hitam
diwajah.
 Mata biasanya konjungtiva anemis dan skelera tidak ikterik.
Mulut biasanya bibirnya pucat dan membran mukosa kering.
 Abdomen: Inspeksi: pembesaran perut tidak sesuai usia
kehamilan Palpasi: tidak teraba jelas bagian janinnya.
Auskultrasi: denyut jantung janin antara 120-130 kali/menit
Ekstremitas CRT>2 detik, terdapat varises dikaki, tidak ada
udema, dan akral biasanya dingin.
Pemeriksaan Laboraturium Pemeriksaan labor dasar Hb

Biasanya Hb
Trimester pertama dan ke tiga kurang dari 11 g/dl
Timester dua:
 Hb <10,5 g/dl
 Hhematokrit :<37% ( normal 37-41%)
 Eritrosit: <2,8 juta/mm3 (normal 4,2 -5,4 juta/mm3)
 Trombosit : <200.000 (normalnya 200.000-400.000/mel
Diagnosa
1. Ganngguan perfusi jaringan berhubungan dengan
penurunan suplai oksigen ke jaringan atau ke sel
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual, muntah
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan antar kebutuhan dan suplai oksigen
4. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
5. Risiko perdarahan berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang kewaspadaan perdarahan.
6. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan
hemoglobin
Diagnosa Tujuan Intervensi
keperawatan
perfusi perifer Setelah melakukan Perawatan sirkulasi :
tidak efektif perawatan diharapkan 1. Lakukan penilaian yang
berhubungan a. Perfusi jaringan kemprehensif pada sirkulasi
dengan perifer baik dengan perifer (CRT)
penurunan kriteria hasil : 2. Inspeksi kulit apakah terdapat
kosentrasi - Pengisian kapiler >2 luka tekan dan jaringan yang
hemoglobin det tidak utuh
- Akral hangat 3. Mengintruksikan klien untuk
- Denyut nadi kuat dan merubah posisi setiap 2 jam sekali
teratur 4. Intruksikan klien mengenai
- TTV dalam batas faktor – faktor yang
normal mempengaruhi sirkulasi daran
- Kunjungtiva tidak 5. Pertahankan status hidrasi untuk
anemis menurunkan viskositas darah
b. Status sirkulasi baik
dengan kriteria hasil:
- Tekanan darah normal
- Tidak ada kelelahan
- Kesadaran baik
- Tidak ada udema
Count...
dx Tujuan Intervensi
Manajemen Cairan
1. Monitor status hidrasi (misalnya ,membrane mukosa
lembab, denyut nadi adekuat, tekanan dara
2. Dukung peningkatan asupan kalori
3. Lakukan perawatan mulut sebelum makan
4. Sediakan suplemen makanan jika diperlukan
5. Persiapkan pemberian produk-produk darah
(misalnya,cek darah dan mempersiapkan pemasangan
infus)
6. Berikan produk-produk darah (misalnya,trombosit dan
plasma yang baru)
7. Atur ketersediaan produk darah untuk transfusi,
8. Persiapkan pemberian produk-produk darah (misalnya,
cek darah dan mempersiapkan pemasangan
infus)Berikan produk-produk darah (misalnya,
trombosit dan plasma yang baru)
Diagnosa Tujuan Intervensi
keperawatan
Defisit nutrisi Setelah melakukan Manajemen Nutrisi
berhubungan perawatan diharapkan 1. Identifikasi adanya alergi atau
dengan Status Nutrisi baik, dg intoleransi makanan yang dimiliki
kurangnya kriteria hasil pasien
asupan 1. Asupan gizi ade kuat 2. Instruksikan kepada pasien mengenai
makanan 2. Asupan makanan ade kebutuhan nutrisi
kuat 3. Ciptakan lingkungan yang optimal
3. Asupan cairan ade kuat pada saat mengkonsumsi makan
4. Kebutuhan Energi 4. Tawarkan makanan ringan yang padat
terpenuhi gizi

Status Nutrisi: Asupan


Nutrisi terpenuhi, dg Bantuan Peningkatan Berat Badan :
kriteria hasil 1. Timbang pasien pada jam yang sama
1. Asupan kalori 2. Dukung peningkatan asupan kalori
2. Asupan protein 3. Lakukan perawatan mulut sebelum
3. Asupan lemak makan
4. Asupan karbohidrat 4. Sediakan suplemen makanan jika
5. Asupan zat besi diperlukan
Diagnosa Tujuan Intervensi
keperawatan
Intoleransiaktivitas Setelah melakukan Manajemen Energi
berhubungan perawatan diharapkan 1. Kaji status fisiologis pasien yang
dengan Daya tahan, dg kriteria menyebabkan kelelahan
proses hasil 2. Tentukan persepsi pasien/orang
metabolisme yang 1. Melakukan aktifitas terdekat mengenai penyebab kelelahan
terganggu rutin 3. Pilih intervensi untuk mengurangi
2. Aktifitas fisik kelelahan baik secara farmakologi
3.Pemulihan energi maupun nonfarmakologi
setelah istirahat 4. Tingkatkan tirah baring
4.Hemoglobin normal 5. Susun kegiatan fisik untuk mengurangi
5.Hematokrit normal penggunaan cadangan O2 untuk fungsi
organ vital
Toleransi terhadap 6. Bantu aktifitas harian pasien
aktifitas, dg kriteria 7. Anjurkan keluarga membantu pasien
hasil : dalam aktivitas sehari-hari yang
1. Frekuensi nadi setelah teratur sesuai kebutuhan
beraktifitas normal 8. Ajarkan pasien mengenai pengelolaan
2. Kekuatan tubuh kegiatan dan manajemen waktu untuk
bagian atasdan bawah mencegah kelelahan
baik 9. Memantau tanda – tanda vital klien
3. Kemudahan dalam 10. Evaluasi secara bertahap kenaikan
melakukan aktifitas level aktivitas klien
harian

Anda mungkin juga menyukai