Ketuban
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini mahasiswa diharapkan mengerti tentang Anatomi
Fisiologi Cairan Ketuban Pada Masa Kehamilan
Air ketuban adalah cairan yang melindungi dan menopang saat janin tumbuh di dalam
rahim. Cairan ketuban diproduksi setelah kantung ketuban terbentuk atau sekitar 12 hari
setelah pembuahan. Fungsi air ketuban sangat vital bagi janin. Di antaranya untuk melindungi
janin dari benturan, membantu perkembangan tungkai, otot, paru-paru, dan sistem
pencernaan janin (Alfirevic,et al. NCBI,2017).
A. Pengertian Ketuban
B. Fisiologi
Selaput ketuban terdiri atas 2 lapisan besar, amnion dan korion. Amnion
adalah membran janin yang paling dalam dan berdampingan langsung dengan
cairan amnion (Likuor Amnii). Amnion sendiri merupakan jaringan yang
menentukan hampir semua kekuatan regang membran janin. Sehingga,
pembentukan komponen-komponen amnion yang mencegah ruptur atau robekan
sangatlah penting bagi keberhasilan kehamilan. Pada uji kekuatan peregangan,
resistensi terhadap robekan dan ruptur, didapatkan bahwa lapisan desidua dan
korion laeve sudah robek terlebih dahulu daripada amnion.
Selain itu, daya regang amnion hampir seluruhnya terletak pada lapisan
kompak, yang terdiri dari kolagen interstitium tipe I, III, V, dan VI (dalam jumlah
lebih sedikit) yang saling berikatan. Fungsi dari selaput ketuban adalah sebagai
pembungkus ketuban dan menutupi pembukaan dorsal janin (Cunningham, et al.,
2009). Sedangkan korion merupakan membran eksternal yang berwarna putih dan
terbentuk dari vili-vili sel telur yang berhubungan dengan desidua kapsularis.
Korion akan berlanjut dengan tepi plasenta dan melekat pada lapisan uterus.
Amnion dan korion mulai berkembang dan akan tumbuh terus sampai kira-kira 28
minggu (Blackburn et al., 2004)
Merupakan cairan yang terdapat di dalam rongga amnion yang diliputi oleh
selaput janin (Wiknjosastro, 2005). Rongga amnion sendiri mulai terbentuk pada
hari ke 10-20 setelah pembuahan. (Siswosudarmo, 2008). Cairan ini akan
menumpuk di dalam rongga amnion yang jumlahnya meningkat seiring dengan
perkembangan kehamilan sampai menjelang aterm, di mana terjadi penurunan
volume cairan amnion pada banyak kehamilan normal (Cunningham, et al., 2006).
Volume air ketuban bertambah banyak dengan makin tuanya usia kehamilan. Pada
usia kehamilan 12 minggu volumenya ± 50 ml, pada usia 20 minggu antara 350-
400 ml, dan pada saat usia kehamian mencapai 36-38 minggu kira-kira 1000 ml.
Selanjutnya volumenya menjadi berkurang pada kehamilan posterm, tidak jarang
mencapai kurang dari 500 ml (Siswosudarmo, 2008). Air ketuban sendiri berwarna
putih, agak keruh, serta mempunyai bau yang khas, agak amis dan manis. Cairan
ini mempunyai berat jenis 1,008, yang akan menurun seiring bertambahnya usia
kehamilan. Air ketuban terdiri atas 98% air, sisanya terdiri atas garam anorganik
serta bahan organik dan bila diteliti benar, terdapat rambut lanugo (rambut halus
berasal dari bayi), sel-sel epitel, dan verniks kaseosa (lemak yang meliputi kulit
bayi). Protein ditemukan rata-rata 2,6% gram per liter, sebagian besar sebagai
albumin (Wiknjosastro, 2005). Dari mana cairan ini berasal belum diketahui secara
pasti, masih diperlukan penelitian lebih lanjut. Telah banyak teori yang
dikemukakan mengenai hal ini. Salah satunya menurut Siswosudarmo (2008),
bahwa air ketuban berasal dari transudasi plasma maternal, masuk menembus
selaput yang melapisi plasenta dan tali pusat. Pada kehamilan lanjut, urin janin
akan ikut membentuk air ketuban. Dikemukakan bahwa peredaran likuor amnii
cukup baik pada rongga amnion. Dalam 1 jam didapatkan perputaran lebih kurang
500 ml. mengenai cara perputaran ini pun terdapat banyak teori, antara lain bayi
menelan air ketuban yang kemudian dikeluarkan melalui airn kencing. Prichard
dan Sparr menyuntikkan kromat radioaktif ke dalam air ketuban ini. Hasilnya,
mereka menemukan bahwa janin menelan ± 8-10 cc air ketuban atau 1% dari total
seluruh volume air ketuban tiap jam. Apabila janin tidak menelan air ketuban ini
(pada kasus janin dengan stenosis), maka akan didapat keadaan hidramnion
(Wiknjosastro, 2005). Fungsi dari cairan ketuban ini antara lain:
5) Membersihkan jalan lahir (jika ketuban pecah) dengan cairan yang steril, dan
mempengaruhi keadaan di dalam vagina, sehingga bayi kurang mengalami infeksi
(Wiknjosastro, 2005).
Volume air ketuban bisa terlalu banyak (polyhydramnios) atau terlalu sedikit
(oligohydramnios). Kedua kondisi ini berbahaya bagi perkembangan dan keselamatan janin.
Oleh karenanya, konsultasikan ke dokter kandungan untuk mengetahui volume air ketuban
yang normal. Dokter akan melakukan pemeriksaan dengan USG kehamilan untuk menilai
apakah volume air ketuban sudah sesuai dengan usia kandungan.
Fungsi penting air ketuban menurut Nall, R. & Weber, M. Healthline (2016) antara lain :
Kantung ketuban umumnya akan pecah menjelang kelahiran. Ketika janin sudah siap
dilahirkan, air ketuban akan mengalir dari vagina. Setelah itu, akan mengalami kontraksi
yang lebih kencang dan teratur.
Modul Ajar Komunikasi Efektif dalam Kebidanan
Air ketuban, atau cairan amnion, adalah cairan yang terdapat dalam ruangan yang diliputi
selaputjanin. Bobot jenis cairan ini sekitar 1.080. Makin tua kehamilan, makin turun berat
jenisnya, hingga menjadi 1.025-1.010.
a. Sebagai pelindung yang akan menahan janin dari trauma akibat benturan.
b. Melindungi dan mencegah tali pusat dari kekeringan, yang dapat menyebabkannya
mengerut sehingga menghambat penyaluran oksigen melalui darah ibu ke janin.
c. Berperan sebagai cadangan cairan dan sumber nutrien bagi janin untuk sementara.
d. Memungkinkan janin bergerak lebih bebas, membantu sistem pencernaan janin,
sistem otot dan tulang rangka, serta sistem pernapasan janin agar berkembang dengan
baik.
e. Menjadi inkubator yang sangat istimewa dalam menjaga kehangatan di sekitar janin.
Selaput ketuban dengan cairan ketuban di dalamnya merupakan penahan janin dan rahim
terhadap kemungkinan infeksi. Pada waktu persalinan, air ketuban dapat meratakan tekanan
atau kontraksi di dalam rahim, sehingga leher rahim membuka, dan saat kantung ketuban
pecah, air ketuban yang keluar sekaligus akan membersihkan jalan lahir. Pada saat
kehamilan, air ketuban juga bisa digunakan untuk mendeteksi kelainan yang dialami janin,
khususnya yang berhubungan dengan kelainan kromosom. Kandungan lemak dalam air
ketuban dapat menjadi penanda janin sudah matang atau lewat waktu (American Pregnancy
Association,2017).
Terdiri dari 98% air 2. Bahan padat lain 2% yang terdiri dari:
a) Elektrolit, derifat protein (kreatinin, ureum, dan asam urat), glukosa, lemak, dan lemak
protein (fosfolipid dan kolesterol)
b) Hormon (HCG, Hpl, Estrogen, Progesteron, Prolaktin)
c) Enzim (seluruh enzim dalam tubuh manusia)
a. Jangan Panik
Atur napas dan sebisa mungkin jangan banyak bergerak. Air ketuban pecah sebelum
waktunya, bisa terjadi karena kondisi ibu hamil yang sedang sakit atau kecelakaan.
b. Catat jam dan menit saat air ketuban pecah.
Tujuannya, agar dokter dan paramedis bisa mengetahui secara pasti kesempatan
janin anda untuk bisa diselamatkan. Jika ketuban pecah, janin berisiko terkena
infeksi dari luar. oleh karnea itu, penanganan cepat dan tepat waktu perlu dilakukan
agar janin anda selamat. Perhatikan juga kondisi air ketuban. AIr ketuban normal itu
berwarna bening dan tidak berbau busuk. Jika air ketuban berwarna keruh dan
berbau tidak sedap, kemungkinan sudah terkena infeksi dan membahayakan kondisi
janin anda
c. Segera Bawa ke dokter / paramedis
Penanganan serius secara cepat dan tepat dapat menyelamatkan bayi anda dari
kematian. Penanganan yang terlambat bisa membuat bayi terkena risiko infeksi atau
terlalu lama menelan air ketuban.
Kantung ketuban umumnya akan pecah menjelang kelahiran. Ketika janin sudah siap
dilahirkan, air ketuban akan mengalir dari vagina. Setelah itu, akan mengalami kontraksi
yang lebih kencang dan teratur.
Air ketuban, atau cairan amnion, adalah cairan yang terdapat dalam ruangan yang diliputi
selaputjanin. Bobot jenis cairan ini sekitar 1.080. Makin tua kehamilan, makin turun berat
jenisnya, hingga menjadi 1.025-1.010.
Selaput ketuban dengan cairan ketuban di dalamnya merupakan penahan janin dan rahim
terhadap kemungkinan infeksi. Pada waktu persalinan, air ketuban dapat meratakan tekanan
atau kontraksi di dalam rahim, sehingga leher rahim membuka, dan saat kantung ketuban
pecah, air ketuban yang keluar sekaligus akan membersihkan jalan lahir. Pada saat
kehamilan, air ketuban juga bisa digunakan untuk mendeteksi kelainan yang dialami janin,
khususnya yang berhubungan dengan kelainan kromosom. Kandungan lemak dalam air
ketuban dapat menjadi penanda janin sudah matang atau lewat waktu.
Alfirevic, et al. NCBI (2017). Amniocentesis and chorionic villus sampling for prenatal
diagnosis. The Cochrane Database of Systematic Reviews, 4;9:CD003252.
American Pregnancy Association (2017). Low Amniotic Fluid Levels: Oligohydramnios.