Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kita sering mendengar kata ketuban atau namalainnya adalah amnion.
Karena, ketika seorang ibu akan melahirkan seorang bayi, salah satu tandanya adalah
amnion ibu itu akan pecah dan ketika amnion itu pecah maka keluarlah isi dari
amnion tersebut yaitu cairan amnion atau cairan ketuban. Amnion merupakan selaput
paling dalam yang mengelilingi janin sebelum kelahiran dan berisi cairan ketuban,
selaput ketuban. Selain itu amnion juga merupakan kantong air, membrane ekstra
embrional pada burung, reptile dan mamalia (manusia), yang melapisi korion dan
mengandung janin serta cairan amnion ( kamus saku kedokteran Dorlan, 2011).
Amnion memegang peranan yang sangat penting dalam proses kehamilan dan
persalinan. Amnion pada kehamilan aterm merupakan sebuah membrane yang kuat
dan letur. Selama kehamilan cairan amnion akan menyediakan ruangan bagi janin
untuk bergerak dan berkembang, jika amnion atau ketuban ini tidak ada, rahim akan
mengerut dan menekan rahim, itu terjadi karena terjadinya kebocoran pada cairan
amnion sehingga akan terjadi kelahiran pre aterm.
Semakin tua umur kehamilan maka cairan amnion akan semakin penting
karena untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, salah satunya adalah
perkembangan paru-paru dan saluran cerna. Dan cairan amnion ini memiliki peranan
sebagai pelindung atau protektif.selain itu cairan amnion juga berperan sebagai sarana
komunikasi bagi ibu dan janin dan juga dapat digunakan untuk mendiagnosa
kelainan-kelainan dalam proses perkembangan dan pertumbuhan janin.
Selaput amnion merupakan jaringan avaskular yang lentur tetapi kuat. Bagian
dalam selaput yang berhubungan dengan cairan merupakan jaringan sel kuboitd yang
asalnya ectoderm. Lapisan dalam amnion merupakan mikrovili yang berfungsi
mentransfer cairan dan metabolic. Cairan amnion mengandung banyak sel janin
(lanugo, verniks kaseosa). Fungsi cairan amnion yang juga penting ialah menghambat
bakteri karena mengandung zat seperti fosfat dan zeng.

1
Jadi, cairan amnion tersebut sangat penting dan kita harus bisa mengetahui apa
saja struktur atau komposisi dan fungsi yang lain dari amnion tersebut (cairan
amnion). Maka dari itu, kami menyusun makalah ini untuk memberikan penjelasan
mengenai amnion, struktur amnion dan fungsi amnion.

B. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini untuk meningkatkan pengetahuan kita
dalam ilmu maternitas khususnya tentang fungsi dari caiaran amnion (air ketuban)

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Amnion
Amnion berasal dari ectoderma yang melampisi cavitas amnniotica. Karena
fetus yang sedang berkembang bertambah besar, maka cavitas amniotica didorong
keluar terus-menerus sampai cavitas uteri terisi. Dengan demikian, pada masa ini
uterus dilapisi dengan corion dan amnion yang membentuk saccus fetalis terletak
didalam membrane corion dan menutupi funiculus umbilicalis yang menghubungkan
fetus dengan plasenta yang sedang berkembang.
Amnion merupakan membran pelindung yang tebal. Saat embrio tumbuh,
amnion menyelubungi embrio dan membentuk ruang yang berisi cairan amnion atau
liquor amnii (Pratiwi, 2007; hal. 231).

B. Struktur Amnion

 Struktur amnion
o Amnion berkembang dari delaminasi sitotrofoblas sekitar hari ke-7 atau ke-8.
o Dimulai sebagai vesikel kecil, amnion berkembang menjadi sebuah kantong
kecil yang menutupi permukaan dorsal embrio.
o Ketika amnion membesar, perlahan-lahan kantong kecil iniberisikan embrio
yang sedang berkembang yang akan prolaps kerongganya.

3
o Distensi kantong amnion akhirnya mengakibatkan kantong tersebut menempel
dengan bagian interior korion.
o Amnion dan korion, walaupun sedikit menempel tidak pernah berhubungan
erat dan biasanya dapat dipisahkan dengan mudah bahkan pada waktu aterm.
Amnion atau ketuban terdiri dari 99% air dan 1% zat padat( atau mencapai
1000-1500cc), zat-zat ini meliputi protein, lemak, karbohidrat, garam, mineral,
hormon plasenta dan enzim-enzim.

Selaput janin (amnion dan korion)

o Pada minggu-minggu pertama perkembangan, villi / jonjot meliputi seluruh


lingkaran permukaan korion.Dengan berlanjutnya kehamilan :
o Jonjot pada kutub embrional membentuk struktur korion yang lebat seperti
semak-semak (chorion frondosum)
o Sementara jonjot pada kutub abembrional mengalami degenerasi, menjadi
tipis dan halus disebut chorion laeve.
o Seluruh jaringan endometrium yang telah mengalami reaksi desidua, juga
mencerminkan perbedaan pada kutub embrional dan abembrional :
o Desidua di atas korion frondosum menjadi desidua basalis
o Desidua yang meliputi embrioblas / kantong janin di atas korion laeve menjadi
desidua kapsularis.
o Desidua di sisi / bagian uterus yang abembrional menjadi desidua parietalis.
o Antara membran korion dengan membran amnion terdapatrongga korion.
Dengan berlanjutnya kehamilan, rongga ini tertutup akibat persatuan
membrane amnion dan membran korion. Selaput janin selanjutnya disebut
sebagai membrane korion-amnion.

Ruangan Amnion

Mula mula ruangan amnion merupakan rongga kecil saja tapi kemudian
mengelilingi seluruh janin. Akhirnya amnion merapat pada chorion dan melekat
dengannya. Amnion ikut membentuk selaput janin yang terdiri dari lapisan
amnion, mesoderm, chorion dan lapisan tipis dari decidua.

Ruangan amnion berisi satu liter air ketuban. Banyaknya kadang kadang
sangat berbeda

4
o Pada minggu ke-36 banyaknya : 1030 cc
o Pada minggu ke- 40 banyaknya : 790 cc
o Pada minggu ke- 43 sudah berkurang menjadi 240 cc.

Cairan Amnion

Rongga pada selaput janin disebut rongga amnion. Didalam rongga


amnion berisi cairan amnion.

Asal cairan amnion, yaitu:

o Sekresi dari epitel amnion


o Transudasi dari darah ibu
o Urin janin
o Asal campuran (mixed origin) dari sekresi epitel amnion +
transudat darah ibu + urin janin.

Sifat-sifat amnion

o Maskrokopis : baunya amis, warnanya jernih, adanya lanugo, rambut


dan verniks kaseosa, bercampur mekonium.
o Mikroskopis : terdapat lanugo dan rambut.
o Laboratorium : Kadar urea (ureum) rendah dibanding air kemih.

C. Fungsi Cairan Amnion


Saat kehamilan berlangsung
o Nutrisi (makanan dan minuman bagi janin)
o Memberikan kesempatan berkembangnya janin dengan bebas ke segala arah
tanpa saling menekan satu sama lain, tanpa tertekan oleh fetus atau dinding
uterus.
o Mempertahankan suhu yang tetap bagi janin.
o Melindungi fetus dari trauma
o Menjaga agar tali pusat tidak tekanan
o Menyeimbangkan tekanan intrauteri dan bekerja sebagai peredam goncangan
o Mencegah agar tidak timbul perlekatan antara amnion dan janin.

Saat inpartu/Persalianan

5
o Menyebarkan kekuatan kontraksi (menetralkan tekanan di dalam uterus atau
rahim) sehingga serviks dapat membuka
o Membersihkan jalan lahir dan melindungi janin dari bahaya infeksi
o Sebagai pelicin saat persalinan

D. Kelainan cairan amnion


1) Ketuban Pecah Dini
Masalah
 Keluarnya cairan berupa air-air dari vagina setelah kehamilan berusia
22 minggu.
 Ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan
berlangsung.
 Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan peterm
sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm.
Penanganan Umum
 Konfirmasi usia kehamilan kalau ada dengan USG
 Lakukan pemeriksaan inspekulo ( dengan spekulum DTT ) untuk
menilai cairan yang keluar ( jumlah,warna,bau) dan membedakan
dengan urin
 Jika ibu mengeluh perdarahan pada akhir kehamilan ( setelah 22
minggu), jangan lakukan pemeriksaan dalam secara digital
 Tentukan ada tidaknya infeksi
 Tentukan tanda-tanda inpartu

2) Polihidramnion / hidroamnion
Cairan ketuban yang berlebihan dihasilkan oleh produksi air seni janin.
Janin minum air ketuban dalam jumlah seimbang dengan air seni yang
dihasilkan nya. Volume air ketuban mestinya tidak sejenis tidak persis sama
dariwaktu ke waktu. Volume ini mengalami puncak di kehamilan sekitar 33
minggu, yakni sekitar 1-1,5 liter yang diangsur berkurang mendekati
kehamilan cukup bulan (40 minggu). Pada kasusu hidramnion, volume bisa
mencapai 3-5 liter yang umumnya terjadi setelah umur kehamilan mencapai
22 minggu(sekitar 5 bulan).

6
Hidramnion terjadi karena :
 Produksi air seni janin berlebihan
 Ada kelainan pada janin yang menyebabkan cairan ketuban
menumpuk, yaitu hidrosefalus, atresia saluran cerna, kelainan
ginjal dan saluran kencing kongenital.
 Ada sumbatan atau penumpukan saluran cerna pada janin
sehingga ia tidak dapat menelan air ketuban. Akhirnya volume
air ketuban meningkat drastis.
 Kehamilan kembar, karena ada 2 janin yang menghasilkan air
seni
 Ada proses infeksi.
 Ada hambatan pertumbuhan atau kecacatan yang menyangkut
sistem saraf pusat sehingga fungsi gerakan
menelan mengalami kelumpuhan.
 Ibu hamil menderita diabetes yang tidak terkontrol.
 Inkompatibilitas atau ketidak cocokan rhesus.

3) Oligohidramnion
Cairan ketuban dikatakan kurang bila volumenya lebih sedikit dari 500
cc. Ibu harus curiga jika ada cairan yang keluar secara berlebih atau sedikit
tetapi terus-menerus melalui vagina. Biasanya berbau agak anyir, warnanya
jernih, dan tidak kental. Sangat mungkin itu adalah cairan yang
keluar/merembes karena ketuban mengalami perobekan.
Tanda lainnya adalah gerakan janin menyebabkan perut ibu terasa
nyeri. Segera konsultasikan dengan dokter/bidan untuk memastikan apakah itu
cairan ketuban atau bukan. Salah satu kemungkinan penyebab terjadinya
ketuban pecah dini adalah infeksi vagina/jalan lahir. Dengan demikian untuk
mencegah terjadinya ketuban pecah dini, ibu harus berupaya menjaga
kebersihannya agar tidak terkena infeksi jalan lahir.

7
E. Gejala yang Muncul jika Cairan Amnion Sedikit
1) Ibu merasakan nyeri saat janin melakukan gerakan di dalam Rahim
2) Ketika ketuban pecah maka cairan yang keluar sangat sedikit atau bahkan
tidak ada sama sekali serta merasa sangat sakit pada saat kontraksi.
3) Ibu merasa nyeri setiap gerakan yang ditimbulkan janin.
4) Bunyi jantung janin sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih
jelas seiring berjalannya usia kehamilan.
5) Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballotemen.
6) Sering berakhir dengan partus prematurus.
7) Persalinan berlangsung dalam waktu yang cukup lama.
8) Saat ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar.
9) Ibu merasa sakit yang amat sangat saat kontraksi.

F. Penyebab Sedikitnya Cairan Amnion


1) Kelainan kongenital (janin) yang berhubungan dengan kelainan sistem saluran
kemih, seperti; ginjal tidak berkembang secara normal, atau terjadi
penyumbatan saluran kemih.
2) Adanya masalah pada plasenta, karena jika plasenta tidak memberikan darah
dan nutrisi yang cukup untuk bayi akan memungkinkan ia untuk berhenti
mendaur ulang cairan.
3) Ada kebocoran atau pecahnya dinding ketuban yang membuat air ketuban
keluar dari rahim.
4) Usia kehamilan sudah melewati batas, hal ini menyebabkan turunnya fungsi
plasenta yang membuat cairan ketuban berkurang.
5) Adanya komplikasi pada sang ibu, misalnya dehisrasi, hipertensi, preeklamsia,
diabetes dan hipoksia kronis.
6) Proses menelan. Janin bisa menelan cairan ketuban sebanyak 20 ml per jam
atau kurang lebih setengah dari jumlah total cairan ketuban per hari. Tetapi,
jumlah cairan yang ditelan ini hampir sebanding dengan produksi urin janin.

8
G. Cara Pencegahan
Apa yang penting dilakukan ibu hamil
1. Makan makanan yang sehat dan bergizi seimbang serta tingkatkan konsumsi
cairan
2. Banyak istirahat
3. Stop merokok atau jadi perokok pasif
4. Amati frekuensi gerakan atau aktivitas janin
5. Pemeriksaan USG yang umum dari volume cairan amnion
6. Laporkan segera ke dokter jika terjadi tanda-tanda kelahiran prematur seperti
pendarahan atau keluar cairan dari vagina.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Amnion merupakan suatu membran pelindung janin yang tebal yang
berisikan cairan amnion. Ciri dan sifat dari amnion yaitu berwana jernih dan
berbau amis. Dalam amnion terdapat protein, lemak, karbohidrat, garam,
mineral, hormon plasenta dan enzim Amnion berperan dalam persalinan dan
kehamilan dan strukur dari amnion terdiri dari selaput janin, rongga amnion
yang berisikan cairan amnion.
Jadi, Amnion merupakan sesuatu yang sangat penting karena jika tidak
ada amnion uterus akan mengerut dan mengakibatkan pertumbuhan dan
perkembangan janin terganggu.
B. Saran
Bagi Ibu hamil handaknya makan makanan yang sehat dan bergizi
seimbang serta tingkatkan konsumsi cairan disertai istirahat yang banyak.

10
DAFTAR PUSTAKA

Marimba Hanum, 2010. Biologi Reproduksi. Yogyakarta; Nuha Medika


Prawirohardjo Sarwono, 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta; PT. Bina Pustaka
Wiknjosastro H. Ilmu kebidanan, Jakarta : YBPSP; 2002
http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Gizi+dan+Kesehatan/Kehamilan/air.ketuban/
001/001/427/18/3
http://bidandesa.com/air-ketuban-dan-plasenta.html

11

Anda mungkin juga menyukai