1. HIPOTERMIA
Hipotermia adalah kondisi dimana suhu tubuh < 36 0C atau kedua kaki dan tangan
teraba dingin. Untuk mengukur suhu tubuh pada hipotermia diperlukan termometer ukuran
rendah (low reading termometer) sampai 250C. Disamping sebagai suatu gejala, hipotermia
dapat merupakan awal penyakit yang berakhir dengan kematian.
Akibat hipotermia adalah meningkatnya konsumsi oksigen (terjadi hipoksia),
terjadinya metabolik asidosis sebagai konsekuensi glikolisis anaerobik, dan menurunnya
simpanan glikogen dengan akibat hipoglikemia. Hilangnya kalori tampak dengan turunnya
berat badan yang dapat ditanggulangi dengan meningkatkan intake kalori.
Etiologi dan faktor presipitasi dari hipotermia antara lain : prematuritas, asfiksia, sepsis,
kondisi neurologik seperti meningitis dan perdarahan cerebral, pengeringan yang tidak
adekuat setelah kelahiran dtanda-tandanya antara lain : sama dengan hipotermia sedang, dan
disertai dengan pernafasan lambat tidak teratur, bunyi jantung lambat, terkadang disertai
hipoglikemi dan asidosisi metabolik.
c. Stadium lanjut hipotermia
tanda-tandanya antara lain : muka, ujung kaki dan tangan berwarna merah terang, bagian
tubuh lainnya pucat, kulit mengeras, merah dan timbul edema terutama pada punggung, kaki
dan tangan (sklerema)
2. HIPERTERMIA
Hipertermia adalah kondisi suhu tubuh tinggi karena kegagalan termoregulasi.
Hipertermia terjadi ketika tubuh menghasilkan atau menyerap lebih banyak panas daripada
mengeluarkan panas. Ketika suhu tubuh cukup tinggi, hipertermia menjadi keadaan darurat
medis dan membutuhkan perawatan segera untuk mencegah kecacatan dan kematian.
Penyebab paling umum adalah heat stroke dan reaksi negatif obat. Heat stroke adalah
kondisi akut hipertermia yang disebabkan oleh kontak yang terlalu lama dengan benda yang
mempunyai panas berlebihan. Sehingga mekanisme pengaturan panas tubuh menjadi tidak
terkendali dan menyebabkan suhu tubuh naik tak terkendali. Hipertermia karena reaksi
negative obat jarang terjadi. Salah satu hipertermia karena reaksi negatif obat yaitu hipertensi
maligna yang merupakan komplikasi yang terjadi karena beberapa jenis anestesi umum.
Tanda dan gejala :
panas, kulit kering, kulit menjadi merah dan teraba panas, pelebaran pembuluh darah dalam
upaya untuk meningkatkan pembuangan panas, bibir bengkak. Tanda-tanda dan gejala
bervariasi tergantung pada penyebabnya. Dehidrasi yang terkait dengan serangan panas dapat
menghasilkan mual, muntah, sakit kepala, dan tekanan darah rendah. Hal ini dapat
menyebabkan pingsan atau pusing, terutama jika orang berdiri tiba-tiba. Tachycardia dan
tachypnea dapat juga muncul sebagai akibat penurunan tekanan darah dan jantung.
Penurunan tekanan darah dapat menyebabkan pembuluh darah menyempit, mengakibatkan
kulit pucat atau warna kebiru-biruan dalam kasus-kasus lanjutan stroke panas. Beberapa
korban, terutama anak-anak kecil, mungkin kejang-kejang. Akhirnya, sebagai organ tubuh
mulai gagal, ketidaksadaran dan koma akan menghasilkan.
3. HIPERGLIKEMIA
Hiperglikemia atau gula darah tinggi adalah suatu kondisi dimana jumlah glukosa
dalam plasma darah berlebihan. Hiperglikemia disebabkan oleh diabetes mellitus. Pada
diabetes melitus, hiperglikemia biasanya disebabkan karena kadar insulin yang rendah dan
atau oleh resistensi insulin pada sel. Kadar insulin rendah dan atau resistensi insulin tubuh
disebabkan karena kegagalan tubuh mengkonversi glukosa menjadi glikogen, pada akhirnya
membuat sulit atau tidak mungkin untuk menghilangkan kelebihan glukosa dari darah.
Gejala hiperglikemia antara lain :
a. polifagi (sering kelaparan),
b. polidipsi (sering haus),
c. poliuri (sering buang air kecil),
d. penglihatan kabur,
e. kelelahan,
f. berat badan menurun,
g. sulit terjadi penyembuhan luka,
h. mulut kering,
i. kulit kering atau gatal,
j. impotensi (pria),
k. infeksi berulang,
l. kussmaul hiperventilasi,
m. arrhythmia,
n. pingsan,
o. koma.
4. TETANUS NEONATURUM
Tetanus neonaturum adalah penyakit tetanus yang diderita oleh bayi baru lahir yang
disebabkan karena basil klostridium tetani.
Tanda-tanda klinis antara laian : bayi tiba-tiba panas dan tidak mau minum, mulut mencucu
seperti mulut ikan, mudah terangsang, gelisah (kadang-kadang menangis) dan sering kejang
disertai sianosis, kaku kuduk sampai opistotonus, ekstremitas terulur dan kaku, dahi berkerut,
alis mata terangkat, sudut mulut tertarik ke bawah, muka rhisus sardonikus.
Penatalaksanaan yang dapat diberikan : bersihkan jalan napas, longgarkan atau buka p akaian
bayi, masukkan sendok atau tong spatel yang dibungkus kasa ke dalam mulut bayi, ciptakan
lingkungan yang tenang dan berikan ASI sedikit demi sedikit saat bayi tidak kejang.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Neonatus adalah masa kehidupan pertama di luar rahim sampai dengan usia 28 hari, dimana
terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim.
Masalah pada neonatus biasanya timbul sebagai akibat yang spesifik terjadi pada masa
perinatal. Tidak hanya merupakan penyebab kematian tetapi juga kecacatan. Masalah ini
timbul sebagai akibat buruknya kesehatan ibu, perawatan kehamilan yang kurang memadai,
manajemen persalinan yang tidak tepat dan tidak bersih, kurangnya perawatan bayi baru
lahir. Kalau ibu meninggal pada waktu melahirkan, si bayi akan mempunyai kesempatan
hidup yang kecil.
B. SARAN
Diharapkan kepada para calon bidan agar cepat mengetahui dan memahami kegawatdaruratan
pada bayi baru lahir serta mengenali tanda-tanda bahaya yang terjadi pada bayi baru lahir.
DAFTAR PUSTAKA
Kebidanan Komunitas, Oleh Safrudin, SKM, M.Kes & Hamidah, S.Pd, M.Kes, EGC.
http://kamuskesehatan.com/arti/neonatus/
http://id.wikipedia.org/wiki/Balita
http://www.kebidanan.org/kategori/asuhan-kebidanan-neonatus-bayi-dan-balita
. KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN NEONATAL
2. DEFINISI Kegawatdaruratan neonatal adalah situasi yang membutuhkan evaluasi dan
manajemen yang tepat pada bayi baru lahir yang sakit kritis ( ≤ usia 28 hari) membutuhkan
pengetahuan yang dalam mengenali perubahan psikologis dan kondisi patologis yang
mengancam jiwa yang bisa saja timbul sewaktu-waktu
3. TUJUAN Untuk mengetahui tentang macam-macam kegawatdaruratan pada bayi baru
lahir mulai dari pengertian, penyebab dan penatalaksanaannya.
4. RUANG LINGKUP 1. BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) 2. Asfiksia Neonatorum 3.
Sindrom Gawat Nafas 4. Hiperbilirubinemia 5. Sepsis Neonatorum 6. Trauma Lahir 7.
Neonatus dengan Kelainan Kongenital 8. Kejang
5. PRINSIP UMUM PENANGANAN KEGAWATDARURATAN NEONATAL
6. PRINSIP DASAR Dalam menangani kasus kegawatdaruratan, penentuan permasalahan
utama (diagnosa) dan tindakan pertolongannya harus dilakukan dengan cepat, tepat, dan
tenang tidak panik, walaupun suasana keluarga pasien ataupun pengantarnya mungkin dalam
kepanikan 1. Menghormati hak pasien Setiap pasien harus diperlakukan dengan rasa hormat,
tanpa memandang status sosial dan ekonominya. Dalam hal ini petugas harus memahami dan
peka bahwa dalam situasi dan kondisi gawatdarurat perasaan cemas, ketakutan, dan
keprihatinan adalah wajar bagi setiap manusia dan kelurga yang mengalaminya.
7. 2. Gentleness Dalam melakukan pemeriksaan ataupun memberikan pengobatan setiap
langkah harus dilakukan dengan penuh kelembutan, termasuk menjelaskan kepada pasien
bahwa rasa sakit atau kurang enak tidak dapat dihindari sewaktu melakukan pemeriksaan atau
memerikan pengobatan, tetapo prosedur akan dilakukan selembut mungkin sehingga perasaan
kurang enak itu diupayakan sesedikit mungkin. 3. Komunikatif Petugas kesehatan harus
berkomunikasi dengan pasien dalam bahasa dan kalimat yang tepat, mudah dipahami, dan
memperhatikan nilai norma kultur setempat. 4. Hak Pasien Hak-hak pasien harus dihormati
seperti penjelasan informed consent, hak pasien untuk menolak pengobatan yang akan
diberikan dan kerahasiaan status medik pasien
8. 5. Dukungan Keluarga (Family Support) Dukungan keluarga bagi pasien sangat
dibutuhkan. Oleh karena itu, petugas kesehatan harus mengupayakan hal itu antara lain
dengan senantiasa memberikan penjelasan kepada keluarga pasien tentang kondisi pasien,
peka akan masalah kelurga yang berkaitan dengan keterbatasan keuangan, keterbatasan
transportasi, dan sebagainya.
9. PENILAIAN AWAL 1. Penilaian dengan periksa pandang •Menilai kesadaran
•Menilai pernapasan 2. Penilaian dengan periksa raba (palpasi) •Kulit : dingin, demam
•Nadi : lemah/kuat, cepat/normal 3. Penilaian tanda vital
10. PENILAIAN KLINIK • Penilaian tanda vital (Tekanan darah, nadi, suhu dan
pernapasan) •Pemeriksaan anggota gerak • Pemeriksaan kepala dan leher • Pemeriksaan perut
3. Pemeriksaan Obstetri 1. Anamnesis • Masalah/keluhan utama yang menjadi alasan pasien
dating ke klinik. • Riwayat penyakit/masalah tersebut termasuk obat-obatan yang sudah
didapat • Riwayat alergi terhadap obat 2. Pemeriksaan Fisik Umum • Penilaian keadaan
umum dan kesadaran penderita
11. THANK YOU
KEGAWATDARURATAN NEONATUS
KEGAWATDARURATAN NEONATUS
MACAM-MACAM IKTERUS
a. Ikterus Hemolitik
b. Ikterus Berkepanjangan
c. Ikterus Prematuritas
d. Kern Ikterus
IKTERUS HEMOLITIK DAN PENANGANANNYA
erus Hemolitik : Ikterus ikterus yang timbul saat Bayi Baru Lahir yang timbul < 24 jam
nda-tandanya
Pucat saat lahir
HB < 13 g/dl
Test Comb (-)
nanganan
Terapi sinar bila kadar Bilirubin sesuai indikasi
Rujuk untuk transfusi tukar
Hindari obat Antimalaria, golongan sulfa, Aspirin untuk mencegah krisis hemolisis
Transfusi darah bila HB < 12 g/dl
Setelah terapi sinar dihentikan
Observasi 24 jam, cek kadar bilirubin
Bila ikterus lagi, lihat kadar bilirubin apakah perlu terapi sinar lagi
Ulangi terus sampai kadar bilirubin normal
Bila kencing gelap, feces pucat tangani sebagai prolonged jaundice
Follow up cek Hb/mg selama 4 mgg
Bila Hb < 19 gr beri transfusi darah
Tanda-tandanya
Tidak mau menghisap
Letarghi
Mata berputar
Gerakan tidak menentu (involuntary movements)
Kejang
Tonus otot meninggi
Leher kaku dan akhirnya opistotonus
Penanganan
Tangani kejang
Lanjutkan terapi sinar sampai dengan kadar Bilirubin Normal dengan menggunakan
lampu, tidak lebih 500 jam (untuk menghindari turunnya energy yang dihasilkan lampu.
Tekniknya Dalam Melakukan Fototeraphy
Buka pakaian bayi agar seluruh bagian tubuh bayi kena sinar
Tutup kedua mata dan gonad dengan penutup yang memantulkan cahaya
Jarak bayi dengan lampu + 40 cm
Ubah posisi tiap 6 jam
Periksa kadar bilirubin tiap 8 jam/min 1 x 24 jam
Lakukan cek Hb berkala
Lakukan observasi dan catat lama Fototeraphy
Sediakan lampu 20 watt (8 – 10 bulan) di susun paralel
Beri cukup ASI demngan mengeluarkan dari tempat dan membuka tutup mata, serta
observasi ada tidaknya iritasi
Pemeriksaan tonus otot atau tingkat kesadaran
IKTERUS PREMATUS DAN PENANGANANNYA
terus Prematur : Ikterus yang timbul pada hari ke 2 – 5 yang terjadi pada bayi kecil < 2500 gr dengan UK <
37 Mingu
Penanganan
Terapi sinar bila kadar bilirubin sesuai
Bila usia < 3 hari saat terapi sinar dihentikan, pantau Ikterus selama 24 jam berikutnya
Bila > 3 minggu, kencing gelap, feses pucat tangani sebagai prolonged jaundice
G. TRANSFUSI TUKAR
Transfusi tukar adalah suatu tindakan pengambilan sejumlah kecil darah yang dilanjutkan
dengan pengambilan darah dari donor dalam jumlah yang sama yang dilakukan berulang-
ulang sampai sebagian besar darah penderita tertukar
Pada hiperbilirubinemia, tindakan ini bertujuan mencegah, terjadinya ensefalopati bilirubin
dengan cara mengeluarkan bilirubin indirek dan sirkulasi. Pada bayi dengan isoimunisasi,
transfuse tukar memiliki manfaat tambahan karena membantu mengeluarkan antibody
maternal dari sirkulasi karena membantu mengeluarkan antibodi maternal dan sirkulasi bayi
sehingga mencegah hemolisis lebih lanjut dan memperbaiki anemia.
Teknik Transfusi Tukar
Simple Double volume push – pull Tehnique jarum infus dipasang melalui kateter vena
umbilikalis/vena saphena magna. Darah dikeluarkan dan dimasukkan bergantian
Isovolumetric : Darah secara bersamaan dan simultan dikeluarkan melalui arteri
umbilikalis dan dimasukkkan melalui vena umbilikalis dalam jumlah yang sama
Partial Exchange Transfusion : Transfusi Tukar sebagian, dilakukan biasanya pada bayi
dengan polisitemia di Indonesia. Untuk kedaruratan, Transfusi Tukar pertama menggunakan
golongan darah orhesus positif. (Sukardi, Abdurrahman dkk. 2000)
Transfusi Tukar harus dihentikan apabila :
Emboli (emboli, bekuan darah), Trombosis
Hiperkalemia, Hipernatremia, hipokalsemik, Asidosis, Hipoglikemia
Gangguan pembekuan karena pemakaian Heparin
Perforasi pembuluh darah
Komplikasi Transfusi Tukar
Vaskular : Emboli udara/Trombus, Trombosis
Kelainan jantung : aritmia, overload, henti jantung
Gangguan Elektrolit : Hipo/Hiperkalsemia, Hipernatrem dan Asidosis
Koagulasi : Trombositopenia, hepatinisasi berlebih
(Sukardi, Abdurrahman dkk. 2000)
H. MASALAH YANG DIHADAPI PADA BAYI LETARGHI
Iri Table mudah terangsang, sering menangis tanpa seba
Mengantuk
Aktivitas berkurang
Tidak sadar : Tidur yang dalam tidak merespons stimuli, tidak bereaksi terhadap rangsangan sakit
LETARGHI KARENA SEPSIS
Beri cairan IV
Puasakan 12 jam
Ambil sample darah lab. Kultur dan Hb
Bila kejang dan ubun-ubun besar menonjol
- Lumbal pungsi : lab. Tx meningitis
Bila Hb < 10 gr%, Hematokrit < 30%
- Tranfusi
Beri antibiotic yang sesuai
Beri ASI setelah 12 jam/mulai membaik
Obs. 24 jam, bila membaik pulang
Ulang bila masih ada tanda inf
Cek Hb dan Hematokrit 2xselama perawatan dan akan pulang
LETARGHI KARENA ASFIKSIA
mnesisi : - Resusitasi waktu lahir/tidak ada nafas spontan paling tidak menit setelah terakir
- Riwayat ibu infeksi intia uteri, demam curiga infeksi berat/KP
- Malas minum/tidak mau minum