Anda di halaman 1dari 56

Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan

logi Reproduksi

TEKNIK PEMBERIAN OBAT MELALUI ORAL,SUBLINGUAL


PARENTERAL, INHASI, RECTUM, KULIT, VAGINA

LELY AGUSTINA SINAGA


PO 7524415 019
SUGIHARTI GINTING
PO7524415 035

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN RI MEDAN


JURUSAN D-IV KEBIDANAN MEDAN
TAHUN AJARAN 2015/2016

1
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi

Modul 11
Tehnik Pemberian Obat-obatan

PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Tujuan, dan Petujuk Belajar

DESKRIPSI SINGKAT

odul ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa


untuk mampu mengetahui apa saja asuhan perioperasi pada pasien.Berisi
tentang asuhan pada pasien preoperasi, asuhan pada pasien intraoperasi,
dan asuhan pada pasien postoperasi. Dengan mempelajari modul ini
diharapkan mahasiswa dapat melakukan penanganan pada klien yang akan
dan sedang menjalani operasi dan dapat memberi perawatan selanjutnya
pada pasien setelah operasi.

RELEVANSI

Materi dalam modul ini berkaitan dengan materi mata kuliah


Asuhan Kebidanan, Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan, Ilmu
Kebidanan dan Obstetri.

2
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi

TUJUAN

Setelah menyelesaikan modul kegiatan belajar diharapkan


mahasiswa dapat melakukan asuhan-asuhan yang berkaitan dengan
masa perioperasi yang meliputi preoperasi, intraoperasi dan
postoperasi.

PETUNJUK BELAJAR
D  Buku ini memiliki deskripsi singkat dan relevansi yang mengandung
penjelas singkat tentang isi modul ini dan buku yang berkaitan
dengan modul ini .
 Buku ini juga memiliki indikator dan tujuan umum khusus yang
menjadi standar pembelajaran dalam buku panduan atau modul ini .
 Buku ini juga disertai dengan bagian pengantar yang berguna
sebagai pembuka buku atau bagian awal pembahasan mengenai
Asuhan Pada Pasien Preoperasi, Intraoperasi dan Postoperasi.
 Buku ini berisikan tentang Asuhan Pada Pasien Preoperasi,
Intraoperasi dan Postoperasi.
 Buku ini juga berisikan latihan dan tes formatif pada bagian akhir
setelah penjelasan uraian,yang berguna untuk mengetahui
kemampuan kita memahami bahan uraian yang telah disediakan ,
yang juga disertai dengan kunci jawaban.

3
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi

TEHNIK – TEHNIK PEMBERIAN OBAT

PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami kelompok 10 dapat
menyelesaikan modul kami yang berjudul “TEHNIK PEMBERIAN OBAT
” dengan lancar.
Maksud dan tujuan kami menyusun makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata Keterampilan dasar Kebidanan.Modul ini disusun
untuk menyempurnakan pemahaman dalam mengetahui cara pemberian
obat yang baik dan benar.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa modul ini masih
memilikikekurangan.Olehkarena itu, dengan segala kerendahan hati kami
menerima saran dan kritik yang bersifat membangun dari Dosen Pengampu
dan segenap pembaca demi perbaikan untuk modul berikutnya.

INDIKATOR PEMBELAJARAN

1. Mahasiswa mampu menguraikan teknik pemberian obat-


obatan.
2. Mahasiswa mampu memahami konsep teori dalm pemberian
obat.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan defenisi,bentuk,jenis, sifat
kerja dan efek samping obat.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai reaksi,efek
samping, dan dosis obat.

4
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi
5. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan,indikasi dan kontra
indikasi dalam mengkonsumsi berbagai jenis obat.
6. Mahasiswa mampu mengemukakan cara kerja dan prosedur
kerja obat.

TUJUAN UMUM
TEHNIK PEMBERIAN TUJUAN KHUSUS
OBAT- OBATAN

KEGIATAN BELAJAR II
TUJUAN

Pembelajaran Umum
Setelah mempelajari modul KDK Kegiatan belajar 2
mahasiswa mampu memahami tentang konsep dan praktik
pemberian obat-obatan

TUJUAN
Pembelajaran khusus
Setelah mempelajari modul KDK Kegiatan belajar 2
mahasiswa dapat menjelaskan tentang:
1. Peran bidan dalam pemberian obat
2. Pengertian obat
3. Pemberian nama bentuk dan jenis obat
4. Faktor yang mempengaruhi obat
5. Farmakokinetik obat
6. Sifat kerja obat
7. Efek obat-obatan
8. Prinsip pemberian obat-obatan
9. Perhitungan dosis obat

5
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi
Pokok –pokok materi:
1. Peran bidan dalam pemberian obat
2. Pengertian obat
3. Pemberian nama bentuk dan jenis obat
4. Faktor yang mempengaruhi obat

5. Farmakokinetik obat
6. Sifat kerja obat
7. Efek obat-obatan
8. Prinsip pemberian obat-obatan
9. Perhitungan dosis obat

URAIAN MATERI

1.Peran Bidan Dalam Pemberian Obat

Coba anda memahami peran kita sebagai bidan dalam hal pemberian
obat kepada pasien. Masalah yang sering timbul berkaitan dengan dalam
pemenuhan kebutuhan pengobatan adalah respon pasien terhadap efek obat
yang dapat berupa respon fisik, psikososial. Intervensi yang paling penting
adalah menjaga keselamatan dan keamanan pasien.oleh karena itu sebgaai
bidan perlu memiliki pengetahuan tenntang obat yang mendalam.

2.Pengertian

Obat merupakan sebuah subtansi yang diberikan kepada manusia


ataubinatang sebagai perawatan atau pengobatan bahkan pencegahan
terhadap berbagai gangguan yang terjadi di dalam tubuh. Dalam
pelaksanaan tenaga medik memiliki tanggung jawab dalam keamanan obat
dan pemberian secara langsung ke pasien hal ini semata-mata untuk
memenuhi kebutuhan pasien.

6
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi
Pentingnya bidan untuk mempelajari farmakologi agar dapat memahami
tentang efek dari obat yang diharapkan sehingga mampu mengevaluasi efek
pengobatan.
Obat adalah suatu subtansi atau bahan yang di gunakan untuk
mendiagnosa, menyembuhkan, mengatasi, membebaskan suatu penyakit
untuk mendapatkan efek terafeutik namun bisa salah dapat mengakibatkan
alergi dan shock bahkan kematian oleh karena itu sebagai tenaga kesehatan
harus mengetahui betul hal-hal yang berhubungan dengan pemberian obat
dan teknik pemberian obat.

3. Pemberian nama,bentuk dan jenis

Silakan saudar cermati nama,bentuk, dan jenis obat sebagai berikut :


a. Pemberian nama obat membedakan komposisi dan pabrik obat
b. Nama kimia membberikan uraian mengenai komposisi obat,
contoh acetyl solicyl.
c. Nama generic di berikan oleh pabrik yang pertama
mengembangkan obat tersebut dapat mempunyai beberapa nama
dagang yang berbeda.
d. Sedangkan nama dagang di berikan oleh pabrik yang
memperdagangkannya

e.Bentuk obat diantaranya:

1) Kapsul : bentuk padat yang bagian luarnya memakai


gelatin,digunakan obat oral.
2) Elixir :bentuk cair bening (air,alcohol dan obat seatif)
digunakan obat oral
3) Lotion : merupakan cairan supensi yang digunakan untuk
tubuh bagian luar (kulit)
4) Pasta : merupakan bentuk semisolid dan penyerapan lebih
lambat
5) Pil : merupakan bentuk padat berbentuk bulat atau lojong
digunakan per oral.
6) Solution : merupakan zat cair yang terdiri dari satu atau
lebih obat, gunakan peroral,parenteral, eksternal atau
tindakan irigasi.

7
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi
7) Sirup : jenis suspense yang terdiri dari gula, digunakan
peroral
8) Suppositoria :berbentuk padat diberikan dengan cara
insersi
9) Tablet : merupakan otot puder yang berbentuk kompres
dan di gunakan pada peroral
10) Tincture : merupakan bentuk cair dan terdiri dari alcohol
dan air dan zat aktifnya.

Untuk lebih jelasnya anda bisa lihat bnetuk obat di dalamtabel berikut :
Tabel 2.1 Gambar bentuk obat

KAPSUL

ELIXIR

8
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi

LOTION

PASTA

PIL

SOLUTION

SYRUP

9
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi

SUPOSITORIA

TABLET

TINCURE

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi

Anda perlu memahami tentang faktor – faktor atau variable yang


berpengaruh pada obat. Berbagai macam variable yang dapat mempengaruhi
aksi obat,yaitu :
a. Usia,usia muda (bayi,anak) dan usia lanjut memerlukan dosis yang
rendah.
b. Berat badan, semakin besar BB, maka semakin besar dosisnya
c. Jenis kelamin, perbedaan di dasarkan pada distribusi lemak,cairan,
dan hormontubuh pada laki-laki maupun perempuan

10
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi
d. Genetic, berbegai individu dapat berbeda dalam merespon obat
karena perbedaan genetic.
e. Faktor psikologis, kepercayaan individu terhadap suatu obat dapat
mempengaruhi tercapainya kesembuhan.
f. Faktor pathologis, penyakit dan lingkungannya berpengaruh pada
penentuan dosis, pada individu memiliki penyakit kronik dan berat
memungkinkan dosis lebih besar.
g. Lingkungan, lingkungan yang dapt menurunkan efek dari obat
sedative sehingga dosisi perlu di naikkan.
h. Waktu pemberian, obat oral lebih cepat responnya bilamana
lambung dalam kondisi kosong, sehingga di minum 2 jam sebelum
makan akan lebih cepat absorbsinya.

5.Farmakokinetik
obat
Karena efek obat sangat kompleks, maka anda diharapkan
juga memahami tentang farmakokinetik obat diantaranya:
a. Farmakokinetik mempelajari tentang absorbs,distribusi,
biotransformasi dan ekskresi obat.
b. Absorbsi adalah proses obat masuk kedalam pembuluh
darah kecuali obat yang di berikan melalui pembuluh
darah.
c. Disrtibusi adalah tahapan obat di transportasikan dari
tempat absorbs ke tempat aksi obat tersebut dalam tubuh.
Dipengaruhi oleh kecepatan perfusi dan permiabilitas
kapiler terhadap obat.
d. Biotranformasi adalah obat yang di rubah menjadi bentuk
kurang aktif, kebanyakan terjadi di hepar.
e. Ekskresi adalahproses pengeluaran obat yang dirubah
menjadi tidak aktif tempat ekresi obat yaitu paru

6. Sifat Kerja Obat

a) Obat bekerja menghasilkan efek teraupetik yang bermanfaat


b) Sebuah obat tidak menciptakan suatu fungsi didalam jaringan
tubuh atau organ, tetapi mengubah fungsi fisiologis

11
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi
c) Obat dapat melindungi sel dari pengaruh agens kimia lain,
meningkatkan fungsi sel, mempercepat atau memperlambat
proses kerja sel
d) Obat dapat menggantikan zat tubuh yang hilang.
(insulinmhormone tiroid atau estrogen)

7.Efek obat-obatan

Efek terapeutik:
 Efek terapeutik adalah efek yang diharapkan.
 Efek terapeutik merupakan respon fisiologis obat yang
diharapkan atau yang diperkirakan timbul
 Setiap obat yang diprogramkan memiliki efek terapeutik
yang diinginkan, contoh, perawat member kodein fosfat
untuk menciptakan efek analgesic dan member teofilin
untuk mendilatasi bronkiolus pernapasan yang
menyempit
 Pengobatan tunggal dapat menghasilkan banyak efek
yang terapeutik
 Macam-macam obat dengan efek terapi:
- Paliatif: mengurangi gejala
- Kuratif: mengobati
- Suportif: menaikkan fungsi/respon tubuh
- Substitutif: menggantikan
- Kemoterapi: mematikan, menghambat
- Restoratif: menaikkan fungsi tubuh yang sehat
a) Efek samping:
 Efek samping atau side-effect merupakan efek yang tidak
sengaja, tidak diramalkan dan kemungkinan berbahaya.
 Sebuah obat diperkirakan akan menimbulkan efek
sekunder yang tidak diinginkan, efek samping ini
mungkin tidak berbahaya atau bahkan menimbulkan
cidera.
 Contoh penggunaan obat kodein pospat dapat membuat
seorang klien mengalami konstipasi ini dianggap tidak

12
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi
berbahaya, namun digogsin dapat mengakibatkan
risaritmia jantung yang dapat menyebabkan kematian.
 Efek yang tidak diharapkan, antara lain:
- Toksisitas
- Alergi
- Toleransi obat
- Efek komulatif
- Efek indiosincratic
- Interaksi obat
- Penyakit iatrogenic
- Drug use
b) Empat prinsip reaksi obat dalam tubuh:
 Reaksi obat pada fungsi seluler, tetapi tidak
menghasilkan fungsi seluler baru.
 Antibiotika: memperlambat pertumbuhan mikronial.
 Reaksi dalam tubuh melalui berbagai cara:
- Obat mencapai reseptor yang sama dapat
menghasilkan respon obat yang sama.
- Obat yang berinteraksi dengan reseptor akan
menghasilkan respon dalam tubuh=agonist, jika:
*obat yang tidak mempunyai reaksi farmakologi
khusus tetapi akan menghalangi atau mencegah reaksi
agonist = reaksi antagonist

8.Prinsip-Prinsip Pemberian Obat


Sebelum memberikan obat,perawat harus benar-benar yakin,bahwa obat
yang akan diberikan tersebut benar-benar diorderkan oleh dokter.Perawat
juga harus yakin tentang jenis order yang diterima,yaitu:
1.      Staal Order (perintah segera) untuk obat yang diberikan
mendadak,misalnya keadaan gawat darurat.Perintah ini hanya berlaku satu
kali dan bila diinginkan,harus dibuat perintah baru.
2.      Singgle Order (perintah satu kali) merupakan pesanan pengobatan satu
kali pemberian pada saat tertentu,namun tidak harus segera diberikan
3.      Standing Order (perintah tetap)merupakan pesanan pengobatan yang
diberikan pada jangka waktu tertentu,misalnya 7 hari

13
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi
4.      PRN Order (perintah kalau perlu) merupakan pesanan pemberian obat
yang dilakukan kalau perlu saja

Dalam hal ini Bidan harus berpegang pada Prinsip Enam Tepat dan 1
W,yaitu:
1.      Tepat pasien
Hal ini dapat dipastikan dengan memeriksa gelang identitas pasien dan atau
meminta pasien menyebut namanya sendiri
2.      Tepat Obat
Obat yang benar ,pasien menerima obat yang telah diresepkan.Bagi pasien
yang dirawat di RS,perintah pengobatan harus ditulis pada lembar instruksi
dokter dan ditandatangani oleh dokter yang bersangkutan.Perintah
pengobatan melalui telepon harus ditandatangani oleh dokter yang
bersangukatan dalam waktu tidaklebih dari 24 jam
3.      Tepat Dosis
Dosis yang benar adalah dosis yang diresepkan untuk pasien yang
bersangkutan.Dalam kebanyakan kasus,dosis diberikan dalam batas yang
direkomendasikan untuk obat obat yang bersangkutan.Perawat harus
menghitung setiap dosis obat secara akurat,dengan mempertimbangkan
veraiabel berikut:tersedianya obat dan dosis obat yang diresepkan
(diminta).Dalam keadaan tertentu,berat badan pasien juga harus di
pertimbangkan.Sebelum menghitung dosis,perawat harus memiliki
pengetahuan tentang teknik penghitungannya.Penghitungan dosis obat harus
diperiksa ulang bila didapatkan hasil besar dari dosis yang ditetapkan.
4.      Tepat Waktu
Waktu yang benar adalah saat dimana yang diresepkan harus
diberikan.Dosis harian diberikan pada waktu tertentu dalam sehari,seperti
b.i.d (dua kali sehari),t.i.d (tiga kali sehari),q.i.d (empat kali sehari) atau q6h
(setiap 6 jam(,sehingga kadar obat dalam plasma dapat dipertahankan.Jika
obat mempunyai waktu parah(1/2)yang penting,obat diberikan sekali
sehari.Obat-obat dengan waku paruh pendek,diberikan beberapa kali sehari
dalam selang waktu tertentu.Beberapa obat diberikan sebelum makan dan
beberapa yang lainnya diberikan sesedah makan.
5.      Tepat Rute

14
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi
Rute yang benar perlu absorbsi yang tepat dan memadai. Rute yang lebih
sering adalah per oral (melalui mulut) untuk cairan,suspense,pil,tablet atau
kapsul, sublingual (dibawah lidah),bukal (antara gigi dan pipi),topical
(kulit),inhalasi(semprot),intilasi(hidung,mata,telinga,rectum,vagina),suposit
oria (rectum) untuk kapsul khusus rectum,perenteral (intrakutan,subkutan,
intramuscular dan intravena).
6.      Tepat Pencatatan
Perawat harus segera mencatat informasi tepat mengenai obat yang telah
diberikan.Ini meliputi nama obat,dosis,rute pemberian,waktu pemberian dan
tandatangan perawat.Respon pasien terhadap pengobatan perlu
dicatat.Penundaan pencatatan akan mengakibatkan lupa,sehingga informasi
menjadi tidak akurat
7.      Waspada
Perawat harus waspada kemungkinan terjadinya reaksi pasien yang tidak
diinginkan terhadap obat yang diberikan.

H9. Perhitungan Dosis Obat

Satuan berat dan isi satuan berat yang digunakan dalam perhitungan dosis
obat :
1 kg = 1000 gram
1g = 1000 mg
1mg = 1000 mcg (microgram)
a.    Perhitungan dosis tablet
Kuantitas yang diminta = Dosis yang di minta x 1 (tablet)
Dosis yang tersedia

Example :seorang dokter membutuhkan dosis paracetamol tablet 0,78 mg, tiap tablet
mengandung 400mcg maka berapa tablet yang dokter berikan untuk
mendapatkan dosis yang di ingikan
Jawab:
Dik: dosis tiap obat : 400 mcg
Dosis yang diinginkan : 0,78 mg

15
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi
Dit : berapa tablet obat yang di butuhkan
Jwb : (0,78 x 1000 )mcg = 780 mcg
780 = 1,95 (2 tablet)
400
b.    Pemberian Obat Cair
Dosis yang diminta
Dosis yang tersedia
X Volume dosis yang tersedia
 

Example : bidan di instruksikan untuk memberikan ranitidine 75 mg. Tersedia sampai


100 mg dalam 2 mili. Berapa yang perlu di suntikan
Jawab :jika 2 ml mengandung 100 mg dan x ml larutan mengandung 75 mg
maka 75 x 2 ml = 1,5 ml
100

c.    Perhitungan dosis anak-anak

rumus gaubius yakni dosis untuk anak berupa pecahan kali dosis dewasa
dapat dilihat dalam daftar
tabel 1.1
penghitungan rumus gaubius

Umur Anak (tahun) Dosis


0-1 x dosis dewasa
1-2 x dosis dewasa
2-3 x dosis dewasa
3-4 x dosis dewasa
4-7 x dosis dewasa
7-14 x dosis dewasa
14-20 2/3 x dosis dewasa
21- 60 Dosis dewasa

I.       10. Penyimpanan Obat

16
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi

Simpan obat di tempat yang sejuk dan kering. Hindari dari panas, sinar
matahari langsung dan keadaan lembab, Obat obat tertentu harus disimpan
di dalam lemari es sesuai dengan petunjuk yang tertera di kemasan obat
seperti vaksin atau captropil sub, simpan obat jauh dari jangkauan anak anak
simpan obat obat yang diminum terpisah dari obat obat pemakaian luar atau
obat yang tidak diminum, jangan mencampur tablet atau kapsul dari jenis
obat yang berbeda ke dalam wadah yang sama.

Teknik pemberian obat melalui:

17
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi

TEHNIK PEMBERIAN OBAT MELALUI ORAL, SUBLINGUAL

1. DEFINISI
DEFENISI

Pemberian obat per oral merupakan cara yang paling


banyak dipakai karena merupakan cara yang paling mudah,
murah, aman, dan nyaman bagi pasien. Berbagai bentuk
obat dapat diberikan secara oral baik dalam bentuk tablet,
sirup, kapsul atau puyer.

2. TUJUAN

a.       Untuk memudahkan dalam pemberian


b.      Proses reabsorbsi lebih lambat sehingga bila timbul efek samping dari
obat tersebut dapat segera diatasi.
c.       Menghindari pemberian obat yang menyebabkan nyeri.
d.      Menghindari pemberian obat yang dapatmenyebabkan kerusakan kulit dan
jaringan

KEUNTUNGAN

18
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi

 Praktis
 Aman
 Ekonomis

KEKURANGAN

efek yang timbul biasanya lambat


tidak efektif jika pengguna sering muntah-muntah
diare
tidak kooperatif
kurang disukai jika rasanya pahit (rasa jadi tidak
enak)
iritasi pada saluran cerna.

ALAT dan BAHAN

Baki berisi:
Obat
Kartu atau buku berisi catatan pengobatan
Pemotong obat (bila di perlukan)
Gelas dan air minum
Sendok
Pipet
Spuit sesuai ukuran untuk mulut anak2

Prosedur Kerja

19
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi

a.       Siapkan peralatan dan cuci tangan


b.      Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat per oral (menelan, mual,
muntah, adanya program tahan makan atau minum, akan dilakukan
penghisapan lambung dll)
c.       Periksa kembali perintah pengobatan (nama klien, nama dan dosis obat,
waktu dan cara pemberian) periksa tangal kadaluarsa obat.
d.      Ambil obat sesuai yang diperlukan.
e.       Siapkan obat-obatan yang akan diberikan. Siapkan jumlah obat yang
sesuai dengan dosis yang diperlukan tanpa mangkontaminasi obat (gunakan
teknik aseptic untuk menjaga kebersihan obat

20
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi

TEHNIK PEMBERIAN OBAT MELALUI SUBLINGUAL

DEFENISI

Obat dapat diberikan pada pasien secara sublingual yaitu


dengan cara meletakkan obat di bawah lidah. Aksi kerja
obat lebih cepat,yaitu setelah hancur dibawah lidah,maka
obat segera diabsorbsi kedalam pembuluh darah .

. TUJUAN

1.   Memperoleh efek local dan sistemik.


2.   Memperoleh aksi kerja obat yang lebih cepat dibandingkan secara oral.
3.   Menghidari kerusakan obat oleh hepar.

PROSEDUR
KERJA 21
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi

Secara umum persiapan dan langkah pemberian sama dengan


pemberian obat secara oral. Yang perlu diperhatikan adalah klien perlu
diberikan penjelasan untuk meletakkan obat di bawah lidah, obat tidak boleh
ditelan, dan dibiarkan berada di bawah lidah sampai habis di absorbsi
seluruhnya.

TEKNIK PEMBERIAN OBAT

M
E

DEFENISI

Pemberian obat yang dilakukan dengan menyuntikkan obat tersebut


kedalam jaringan tubuh atau pembuluh darah menggunakan spuit.

TUJUA

Untuk mendapatkan reaksi yang lebih cepat dibandingkan dengan cara yang
lain,untuk memperoleh reaksi setempat (tes alergi), membantu menegakkan
diagnose (penyuntikkan zat kontras), dan memberikan zat imunolog.

KEUNTUNGA
N

22
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi

 efek timbul lebih cepat dan teratur


 sangat berguna dalam keadaan darurat

KEKURANGAN

dibutuhkan kondisi asepsis, menimbulkan rasa nyeri, tidak ekonomi,


dan membutuhkan tenaga medis meliputi : intravena (biasanya lokasi yang
digunakan untuk penyuntikan adalah lengan, tungkai, leher, dan kepala),
intracutan (memasukkan obat kedalam jaringan kulit), subcutan (pemberian
obat melalui suntikan ke area bawah kulit), dan intramuscular (cara
memasukkan obat kedalam jaringan otot)

LETAK PENGOBATAN PARENTERAL

obat dapat disuntikkan ke dalam hampir seluruh organ atau bagian tubuh,


termasuk sendi,ruang cairan sendi, tulang punggung bahkan dalam
kondisigawat dapat disuntikkan dalam jantung.

EMPAT CARA PEMBERIAN OBAT SECARA PARENTERAL

23
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi

a.     a.Intracutan/

Pemberian obat secara intrakutan atau intradermal merupakan suntikan pada


lapisan dermis atau dibawah epidermis/permukaan kulit. Injeksi ini
dilakukan secara terbatas, karena hanya sejumlah kecil obat yang dapat
dimasukkan.

TUJUAN

  Melaksanakan uji coba obat tertentu (misalnya skin test penicillin)


  Memberikan obat tertentu yang pemberiannya hanya dilakukan dengan cara
suntikan intrakutan
  Membantu menentukan diagnose terhadap penyakit tertentu (misalnya
Tuberkulin Test)

TEMPAT INJEKSI

 Lengan bawah bagian dalam


 Dada bagian atas
 Punggung dibawah spatula

24
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi

PERALATAN

 Buku catatan pemberian obat atau kartu obat


 Kapas alcohol
 Sarung tangan
 Obat yang sesuai
 Spuit 1ml
 Pulpen/spidol
 Bak spuit
 Baki obat
 Bengkok

PROSEDUR KERJA

1. Cuci tangan
2. Siapkan obat
3. Identifikasi klien
4. Jelaskan prosedur yang akan di berikan
5. Atur klien pada posisi yang nyaman
6. Pakai sarung tangan
7. Pilih area penusukan yang bebas dari tanda keakuan, peradangan
atau rasa gatal
8. Membersihakn area penusukkan dengan menggunakna kapas alcohol
9. Buka tutup jarum
10. Tempatkan ibu jari dengan tangan non dominan sekitar 2,5 cm
dibawah area penusukan, kemudian tarik kulit.
11. Denganujung jarum menghadap keatas dan menggunakan tangan
dominan , masukkan jarum tepat di bawah kulit dengan sudut 15˚
12. Masukkan obat perlahan-lahan perhatikan adanya jendalan (jendalan
harus terbentuk)
13. Cabut jarum dengan sudut yang sama seperti saat dimasukkan
14. Usap pelan-pelan area penyuntikan (jangan melakukan massage
pada area penusukkan)

25
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi
15. Buat lingkaran dengan diameter 2,5 cm sekitar jendalan dengan
menggunakan pupen
16. Observasi kulit
17. Kembalikan posisi klien
18. Buang peralatan yang tidak di perlukan
19. Buka sarung tangan
20. Cuci tangan

SUBCUTAN (SC)

Memberikan obat melalui suntikan dibawah kulit yang dilakukan pada


lengan atas sebelah luar,pada bagian luar daerah dada dan tempat lain
dianggap perlu.

TUJUAN
Memasukkan sejumlah obat kedalam jaringan subcutan dibawah kulit untuk
di absorbs.

TEMPAT INJEKSI

 Lengan bagian atas luar


 Paha depan
 Daerah abdomen
 Daerah scapula pada punggung bagian atas
 Daerah ventrogluteal dan dorsogluteal bagian atas

PERALATA

1. Buku catatan
2. Kapas alcohol
3. Sarung tangan
4. Obat yang sesuai
5. Spuit 2ml
6. Bak spuit

26
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi
7. Baki obat
8. Plester
9. Kassa steril
10. Bengkok

PROSEDUR

 Cuci tangan
 Siapkan obat
 Identifikasi klien
 Jelaskan prosedur
 Atur posisi klien senyaman mungkin
 Pilih area penusukan yang bebas dari tanda keakuan, peradangan
atau rasa gatal
 Pakai sarung tangan
 Bersihkan area dengan menggunakan kapas alcohol
 Pegang kapas alcohol dengan jari-jari tengah
 Buka tutup jarum
 Tarik kulit dan jaringan lemak dengan ibu jari dan jari tangannon
dominan
 Masukkan jarum dengan sudut 45˚
 Lepaskan tarikan tangan non dominan
 Tarik plunger dan observasi adanya darah pada kulit
 Jika tidak ada darah masukkan obat perlahan-lahan
 Kembalikan posisi klien
 Buang peralatan yang tidak di perlukan
 Buka sarung tangan dan cuci tangan
 Dokumentasikan tindakan yang telah di lakukan

c.      

Memberikan obat melalui suntikan kedalam jaringan otot,dilakukan pada


pangkal lengan,otot paha bagian luar(yaitu 1/3 tengah paha sebelah luar)atau
pada bokong (1/3 bagian dari spina iliaca anterior superior atau sias)

27
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi

TUJUAN

Memasukkan sejumlah obat kedalam jaringan subcutan dibawah kulit untuk


di absorbs.

TEMPAT INJEKSI

 pada daerah lengan atas (deltoid)


 pada daerah dordogluetal (glupeu smaximus)
 pada daerah bagian luar (vastus lateralis)
 pada daerah bagian depan (rectus femoris)

PERALATAN

1. Buku catatan
2. Kapas alcohol
3. Sarung tangan
4. Obat yang sesuai
5. Spuit 2ml
6. Bak spuit
7. Baki obat
8. Plester
9. Kassa steril
10. Bengkok

28
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi

PROSEDUR KERJA

1. Beritahu dan jelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan


2. Siapkan alat dan bahan, bawa kedekat pasien
3. Pasang sampiran
4. Atur posisi pasien senyaman mungkin
5. Cuci tangan
6. Pakai sarung tangan
7. Bebaskan daerah yang akan di suntik dari pakaian
8. Pasang pengalas daerah yang akan disuntik
9. Disinfeksi kulit dengan kapas alcohol
10. Tusukkan kulit kedalam jarum dengan sudut 90˚
11. Tarik jarum keluar setelah obat dimasukkan
12. Bereskan alat
13. Lepaskan sarung tangan
14. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
15. Lakukan dokumentasi tindakan yang telah di lakukan

  Intravena
Memberikan obat melalui suntikan kedalam pembuluh darah vena yang
dilakukan pada vena anggota gerak.

KEUNTUNGAN
 Efek/reaksi cepat

KEKURANGAN

 Terbatas pada obat-obatan yang sangat terlarut


 Distribusi terhambat oleh sirkulasi yang buruks

29
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi

PERSIAPAN ALAT

 Spuit dan jarumsteril


 Kapas alcohol 70%
 Perlak
 Torniqued
 Bengkok
 Plester bila perlu

PROSEDUR KERJA

 Cuci tangan
 Siapkan dosis obat
 Tentukan lokasi
 Letakkan perlak kecil dibawah lengan yang akan di lakukan
 Letakkan pembedungan
 Diinfeksi lokasi tusukan
 Tusukkan jarum injeksi dengan sudut 15˚-30˚
 Lakukan aspirasi
 Lepaskan torniqued
 Masukkan obat perlahan-lahan
 Cabut jarum
 Tekan bekas tempat tusukan jarum dengan kapas alcohol
 Bereskan alat alat
 Cuci tangan
 Observasi reaksi obat

30
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi

TEKNIK PEMBERIAN OBAT MELALUI INHALASI

DEFENISI

Inhalasi merupakan satu teknik pengobatan penting dalam proses


pengobatan penyakit respiratori (saluran pernafasan) akut dan kronik.Terapi
inhalasi juga dapat diartikan sebagai suatu pengobatan yang ditujukan untuk
mengembalikan perubahan-perubahan patofisiologi pertukaran gas sistem
kardiopulmoner ke arah yang normal, seperti dengan menggunakan
respirator atau alat penghasil aerosol.

KEUNTUNGAN
 Memasukkan obat melalui saluran pernafasan
 membuat penyembuhan local yang cepat
 obat dapat di berikan pada pasien yang tidak sadar
KEKURANGAN
 obat di tujukan untuk efek local yang dapat mempunyai efek sistematik

 hanya di gunakan untuk system pernafasan

TUJUAN dan SASARAN

 mengencerkan seceret agar mudah di keluarkaan


 melonggarkan jalan nafas

31
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi

INDIKASI

 pasien yang mengalami kesulitan mengeluarkan secret


 pasien yang mengalami penyempitan jalan nafas

KONTRA INDIKASI

Kontra indikasi mutlak pada terapi inhalasi tidak ada. Indikasi relatif
pada pasien dengan alergi terhadap bahan atau obat yang digunakan.

CARA PENGGUNAAN
BERBAGAI THERAPY
INHALASI

(1) inhaler dosis terukur (MDI, metered dose inhaler)


(2) penguapan (gas powered hand held nebulizer)
(3) inhalasi dengan intermitten positive pressure breathing (IPPB)
(4) pemberian melalui intubasi pada pasien yang menggunakan ventilator.

OBAT/ZAT PADA
THERAPY INHALASI

Obat/zat yang biasanya digunakan secara aerosol pada umumnya adalah beta 2
simpatomimetik, seperti metaprotenolol (Alupen), albuterol (Venolin dan Proventil),
terbutalin (Bretaire), bitolterol (Tornalat), isoetarin (Bronkosol); Steroid seperti
beklometason (Ventide), triamnisolon (Azmacort), flunisolid ( Aerobid);
Antikolinergik seperti atropin dan ipratropium (Atrovent); dan Antihistamin sebagai
pencegahan seperti natrium kromolin (Intal).

32
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi

EFEK SAMPING dan KOMPLIKASI

Jika aerosol diberikan dalam jumlah besar, maka dapat


menyebabkan penyempitan pada saluran pernapasan
(bronkospasme). Disamping itu bahaya iritasi dan infeksi
pada jalan napas, terutama infeksi nosokomial juga dapat
terjadi.

PERSIAPAN ALAT

 set nebulizer
 obat bronkodilator
 bengkok 1 buah
 tissue

PERSIAPAN PASIEN

1. memberikan salam dan sapa nama pasien


2. menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. menanyakan persetujuan/kesiapan pasien

33
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi

PROSEDUR KERJA

Menjaga privacy pasien


Mengatur pasien dalam posisi duduk
Menempatkan troly di depan pasien yang berisi set
nebulizer
Mengisi nebulizer dengan aquades sesuai takaran
Memastikan alat dapat berfungsi dengan baik
Memasukkan obat sesuai dosis
Memasang masker pada pasien
Menghidupkan nebulizer dan meminta pasien nafas
dalam sampain obat habis
Bersihkan hidung dan mulut dengan tissue
Melakukan evaluasi tindakan
Membereskan alat

Mencuci tangan
Mencatat kegiatan

TEHNIK PEMBERIAN OBAT MELALUI VAGINA

34
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi
Bidan terlibat secara aktif dalam pemberian obat per
vaginam (pv), terutama dalam pemberian prostaglandin
untuk induksi persalinan. Memasukkan obat kedalam
vagina merupakan cara yang meyakinkan bahwa obat akan
memberikan pengaruh langsung sesuai yang diharapkan.
Jenis obat lain juga dapat diberikan pv, seperti obat
antijamur

1. PENGERTIAN

 Merupakan tindakan memasukkan obat


melalui vagina
 Pemberian obat melalui vagina adalah
pemberian obat yangbdilakukan dengan memasukkan
obat melaui vagina
 Obat yang dimasukkan pada umumnya bekerja secara
local
 Obat ini tersedia dalam bentuk krim
 Pada pemberian obat secara vaginal, pasien harus
minimal selama1 jam tidur terlentangnuntuk
menghindari obat itu mengelir keluar. Contoh
pemberian obat pada penanganan pasien seperti
adanya benda asing di dalam vagina dan pemberian
prostaglandin untuk induksi persalinan

2. TUJUAN

a)      Untuk mendapatkan efek terapi obat


b)      Mengobati saluran vagina atau serviks, seperti :
  - Mengurangi peradangan
  - Mengobati infeksi pada vagina
  - Menghilangkan nyeri, rasa terbakar, dan ketidaknyamanan

35
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi

3. BENTUK OBAT

Obat ini tersedia dalam bentuk krim, tablet yang dapat larut dengan perlahan
ataupun dapat juga dalam bentuk salep dan supositoria yang digunakan
untuk mengobati infeksi local. Obat tablet yang digunakan untuk peroral.

4. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB BIDAN

 Melakukan persiapan sebelium pemberian: hanya berlaku untuk


oemberian prostaglandin, saat ibu memerlukan pemantauan CTG
dan pemeriksaan serviks. Dosisnya ditentukan oleh kondisi serviks
untuk induksi persalinan (skor Bishop), paritas, dan kondisi janin
 Memeriksa ilang dan meyediakan obat dengan cermat (berlaku bagi
semua obat): lubrika yang digunakan bersama obat vagina harus
tepat, seperti KY Jelly; beberapa interaksi akan terjadi pada
penggunaan beberapa jenis lubrikan, seperti krim obstetric dengan
Prostin E₂
 Memahami cara kerja dan efek samping obat, dan memberi
penyuluhan dan dukungan pada ibu untuk mempersiapkan diri
menghadapi pengaruh obat-obat anti jamur dapat dimasukkan sendiri
oleh ibu, untuk itu bidan berperan penting dalam hal memberi
penyuluhan pada ibu tentang cara-cara pencegahan dan
pemberiannya. Prostin E₂ dapat menimbulkan hiperstimulasi rahim,
gawat janin dan rasa tidak nyaman akibat kontraksi uterus
 Memperhatikan martabat dan privasi ibu selama prosedur yang
menimbulkan rasa malu
 Teknik pemberian yang benar: obat yang diberikan per vaginam
memiliki aneka bentuk, seperti tablet, pasta (dengan atau tanpa

36
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi
aplikator) gel (bentuknya seperti spuit). Bidan harus mampu
melakukanpemeriksaan vagina (kecuali jika dinyatakan sebaliknya)
 Asuhan yang diberikan setelah pemberian obat: ibu berada pada
posisi semi recumbent, agar obat tidak berubah tempat. Setelah
pemberian Prostin E₂, vasi terhadap aktivitas rahim perlu dilakukan
untuk mengobservasi reaksi yang diharapkan dan untuk mengetahui
adanya penyimpangan dari normal
 Pencatatan yang teliti tentang asuhan yang diberikan sebelum,
selama, dan setelah pemberian obat.

5. INDIKASI

  Pembatasan mobilitas
 Adanya dehidrasi infeksi atau obstruksi persalinan
 Pembatasan mobilitas
 Pengaruh suhu tubuh terhadap distribusi dan absorbsi obat.
 Penggunaan alat kontrasepsi

6. KONTRAINDIKASI

Perawat tidak boleh melakukan pemeriksaan vagina pada keadaan :


a)      Menstruasi
b)      Khusus pada pasien spartus antara lain
  Perdarahan
  Plasenta previa

37
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi
  Ketuban pecah dini
  Persalinan praterm

7. KELEBIHAN

         Obat cepat bereaksi


         Efek yang ditimbulkan bersifat lokal

8. KEKURANGAN

         Dapat membangkitkan rasa malu


         Kesulitan dalam melakukan prosedur terhadap wanita lansia
          Setiap rabas yang keluar memungkinkan berbau busuk

9. ALAT DAN BAHAN

A.    Obat dalam tempatnya


B.     Sarung tangan
C.     Kain kasa
D.    Kertas tisu
E.     Kapas suplimat dalam tempatnya
F.      Pengalas
G.     Korentang dalam tempatnya
H.     Bantalan perineum (bila perlu)

10. PROSEDUR KERJA


 Dapatkan persetujuan tindakan dari ibu dan perhatikan privasinya
 Minta ibu melakukan posisi hampir rekumben (bila perlu, gunakan
baji untuk m okulasi aortokava), dengan lutut ditekuk dan dibuka,
pasang kain sekali pakai dibawah bokong ibu
 Lepas pakaian dalam atau pembalut yang dipakai ibu, jaga agar
bagian genetalia tetap tertutup

38
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi
 Buka sarung tangan, letakkan lubrikan ataus spiral di bagian kertas
yang steril (dapat juga digunakan paket pemeriksaan vagina)
 Cuci tangan dan pakai sarung tangan
 Minta ibu untuk membuka penutup genetalianya
 Untuk pemberian Prostin E₂, buka labia dengan ibu jari dan jari
telunjuk dari tangan yang tidak melakukan pemeriksaan
- Lubrikasi dua jari yang akan melakukan ke dalam vagina,
dengan arah ke bawah dank e belakang sepanjang dinding vagina
anterior untik mencari letak serviks, juga agar ibu jari tangan
yang sedang memeriksa tidak menyentuh klitoris atau anus
- Bila menggunakan gel: selipkan aplikator di antara dinding
vagina dan tangan yang memeriksa, sambil didorong masuk le
forniks vagina posterior. Kemudian plunger ditekan dengan
tangan yang lainnya untuk mengeluarkan gel. Lubrikal juga
dioleskan pada ujung aplikator untuk membantu insersi obat
- Pemasangan spiral dapat dilakukan dengan menyelipkan spiral di
antara dua jari yang digunakan untuk memeriksa, kemudian
arahkan ke forniks seperti yang telah dibahas sebelumnya atau
masukkan spiral dengan tangan yang tidak memeriksa; arahkan
dengan tangan yang sedang tangan yang sedang memeriksa.
Lubrikan terkadang juga digunakan untuk mempermudah insersi
 Keluarkan jari, bersihkan vulva
 Untuk pemasangan spirsl degsn splikstor khusu, buka labia dengan
jari telunjuk dan ibu jari dari tangan yang tidak memeriksa
(pemeriksaan vagina tidak perlu dilakukan bila pemasangan spiral
tidak sulit).
- Masukkan aplikator dengan menelusuri dinding vagina sampai
spiral berada di bagian atas vagina
- Tekan plunger dan keluarkan aplikatornya
 Bantu ibu ke posisi semi-rekumben yang nyaman (selama waktu
yang diperlukan)
 Bereskan alat dengan benar dan cuci tangan
 Dokumentasikan proses pemberian dan hal-hal yang ditemukan serta
lakukan tindakan yang sesuai

39
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi

11. HAL-HAL YANG DIPERHATIKAN

a)      Pemberian bentuk, rute dosis waktu yang tepat


b)      Simpankanlah obat supostoria padat pada tempatnya
c)      Minimalkan rasa malu klien
d)     Kurangi dan cegah penularan infeksi
e)      Jaga kenyamanan klien
f)       Pertahankan hygiene perineum
g)      Jaga privasi kerja
h)      Hindarkan tindakan yang dapat menyebabkan pasien merasa sakit
i)        Perhatikan teknik septik dan aseptik
j)        Pemberian obat harus dalam posisi rekumben
k)      Menginformasikan kepada pasien tentang apa yang terjadi.
l) pemberian obat melalui vagina sangat berbea dalam mengaplikasikannya
dibandingkan dengan cara pemberian obat lainnya karena berkaitan
dengan bagian yang paling sensitive dari wanita oleh karena itu harus
dilakukan dengan sangat hati-hati dan harus selalu berusaha menjaga
privasi pasien

TEHNIK PEMBERIAN OBAT MELAUI RECTUM

Merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui


anus atau rektum, dengan tujuan memberikan efek lokal dan sistemik.
Tindakan pengobatan ini disebut pemberian obat suppositoria yang

40
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi
bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat, menjadikan lunak pada
daerah feses dan merangsang buang air besar.
Obat yang diberikan per rectum mempunyai dua sifat utama:
 Untuk tujuan laksatif
 Untuk pengobatan sistemik, misalnya analgesia

Contoh pemberian obat yang memiliki efek lokal seperti obat


dulcolac supositoria yang berfungsi secara lokal untuk meningkatkan
defekasi dan contoh efek sistemik pada obat aminofilin suppositoria dengan
berfungsi mendilatasi bronkus. Pemberian obat supositoria ini diberikan
tepat pada dnding rektal yang melewati sfingter ani interna. Kontra indikasi
pada pasien yang mengalami pembedahan rektal.

KELEBIHAN

Keuntungan dari pemberian obat melaui rectum antara lain adalah


karena rectum memiliki suplai darah yang baik, maka obat dapat diserap
dengan cepat.

KEKURANGAN

41
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi

Kekurangan pemberian obat melalui rectum antara lain adalah dapat


menimbulkan rasa malu pada klien dan oleh karena itu jarang digunakan.
Enema atau supositorial dapat diberikan untuk kasus konstipasi, supositorial
untuk penggunaan sistemik antara lain adalah diklofenak untuk analgesia
pascaoperasi
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB BIDAN

 Memeriksa dan menyediakan obat dengan benar (seperti pada


obat lainnya): obat sistemik sering berupa supositoria padat.
Untuk tujuan laksatif, supositoria dapat berbentuk gelatin
atau enem cairan. Penggunan lubrikan seperti KY Jelly, dapat
diindikasikan untuk memudahkan insersi
 Memahami cara kerja dan efek samping obat, serta
memberikan penyuluhan dan dukungan pada ibu untuk
mempersiapkannya menghadapi pengaruh obat: kebanyakan
ibu-ibu hanya mengetahui bahwa obat yang diberikan per
rectum selalu bersifat laksatif, mereka tidak memberikan efek
laksatif
 Memperhatikan martabat dan privasi ibu
 Melakukan teknik pemberian dengan benar: supositorial
gliserin harus ditempatkan di dalam feses untuk
melembekkannya. Semua jenis supositorial laksatif lainnya
harus diletakkan di antara feses dan dinding rectum.
Supositorial sistemik harus berkontak langsung dengan
dinding rectum, dan akan bekerja lebih efektif bila tidak ada
impaksi feses. Supositorial diletakkan dengan kedalaman 2-4
cm di dalam kanal anal. Mallet & Bailey (1996)
menyarankan agar supositorial aiatemik diinsersikan dengan
ujung yang tumpul terlebih dahulu sehingga supositorial
tersebut dapat lebih mudah tetahan di dalam rectum. Secara
umum, supositorial gliserin lebih mudah dimasukkan dengan
ujung yang runcing terlebih dahulu, karena akan mendilatasi
sfingter anal. Posisi ibu miring ke kiri, agar alur alami kolon
dapat ditelusuri. Berhati-hatilah agar tidak menstimulasi
nervus vagus, karena akan menimbulkan bradikardia. Bila

42
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi
akan digunakan enema cairan dalam jumlah banyak. Cairan
tersebut harus hangat (40,5-43,3°C) untuk mencegah
terjadinya syok. Selang enema dimasukkan sampai
kedalaman 10 cm untuk memastikannya benar-benar sudah di
dalam rectum.
 Asuhan yang diberikan setelah pemberian obat: untuk
mendapatkan efek laksatif, ibu diminta untuk menahan cairan
enema selama yang ia mampu, minimal 20 menit. Setelah itu
biasanya ibu ingin berdefekasi dan disertai urgensi, oleh
karena itu sediakan satu toilet di dekat tempat pemberian
enema. Supositorial sistemik mulai memberikan efek yang
diinginkan setelah 15-20 menit
 Lakukan pendokumentasian yang benar sebelum, selama,
setelah pemberian.

ALAT DAN BAHAN

43
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi

1.      Obat suppositoria dalam tempatnya


2.       Sarung tangan steril.
3.       Kain kasa.
4.       lubrikan,mis: KY Jelly
5.      Kertas tisu.
6. troli dspst digunakan sebagai meja kerja

PROSEDUR KERJA

 Dapatkan persetujuan tindakan dari ibu dan perhatikan privasi


 Ibu miring ke kiri dengan kedua lutu ditekuk, pasang kain sekali
pakai di bawah bokong ibu
 Buka sarung tangan, dan letakkan supositoria yang telah dibuka dan
lubrikan pada permukaan dalam kertas pembungkus sarung tangan
 Cuci tangan dan pakai sarung tangan
 Beri lubrikan pada supositorial atau slang enema, keluarkan udara
dari slang dan enema dengan mengalirkan cairan sampai ke ujung
slang
 Minta ibu menarik napas dalam (agar sfingter ani rileks).
 Angkat bokong ibu sebelah kanan dengan tangan nondominan,
masukkan supositorial atau enema seperti yang telah dibahas di atas,
cairan enema dimasukkan sedikit demi sedikit.
 Masukkan supositorial kedua dengan cara yang sama, jika perlu
 Bersihkan perenium dan bantu ibu kembali ke posisi nyaman
 Bila perlu, bantu ibu ke toilet
 Bereskan alat dengan benar dan cuci tangan
 Dokumentasikan pemberian obat atau enema dan efeknya serta
lakukan tindakan yang sesuai

44
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi

Penyakit yang biasa terjadi pada rectum

Proktitis (radang lapisan rektum) DEFINISI Proktitis adalah


peradangan pada lapisan rektum (mukosa rektum).  Pada proktitis ulserativa,
ulkus (luka) muncul pada lapisan rektum yang meradang. Hal ini bisa
mengenai rektum bagian bawah selebar 2,5-10 cm.  Beberapa kasus sudah
memberikan respon terhadap pengobatan; yang lainnya menetap atau
kambuh dan membutuhkan pengobatan jangka panjang.  Beberapa kasus
akhirnya berkembang menjadi kolitis ulserativa.

PENYEBAB

Proktitis memiliki beberapa penyebab :


1.      Penyakit Crohn atau kolitis ulserativa
2.       Penyakit menular seksual (gonore, sifilis, infeksi Chlamydia trachomatis,
herpessimpleks, infeksi sitomegalovirus), terutama pada laki-laki
homoseksual.
3.       Bakteri spesifik seperti Salmonella
4.       Penggunaan antibiotik tertentu yang merusak bakteri usus normal dan
memungkinkan bakteri lainnya tumbuh
5.       Terapi penyinaran pada rektum atau di sekitar rektum.

45
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi
Orang-orang dengan gangguan sistem kekebalan memiliki resiko
tinggi terhadap terjadinya proktitis, terutama pada infeksi yang disebabkan
oleh virus herpes simpleks atau sitomegalovirus.

 GEJALA

Proktitis terutama menyebabkan perdarahan yang tidak nyeri atau pengeluaran


lendir dari rektum.

 DIAGNOSA

Jika penyebabnya gonore, herpes simpleks atau sitomegalovirus, anus dan


rektum akan terasa sangat nyeri.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan dengan proktoskop atau
sigmoidoskop dan hasil pemeriksaan dari contoh jaringan lapisan rektum.
Pemeriksaan laboratorium bisa menemukan jenis kuman, jamur atau virus yang
menjadi penyebabnya.
Daerah lain dari usus juga bisa diperiksa dengan menggunakan kolonoskop atau
barium enema.

 PENGOBATAN

Antibiotik merupakan pengobatan terbaik untuk proktitis yang


disebabkan oleh infeksi kuman spesifik.Jika proktitis disebabkan karena
penggunaan antibiotik yang merusak flora normal usus, bisa digunakan
metronidazole atau vancomycin untuk menghancurkan kuman yang
merugikan. Bila penyebabnya adalah terapi penyinaran atau tidak diketahui,
bisa diberikan kortikosteroid (misalnya hydrocortisone dan mesalamine).
Keduanya dapat diberikan sebagai enema (cairan yang dimasukkan ke
dalam usus/usus besar) atau sebagai suppositoria (obat yang dimasukkan
melalui dubur). Kortison diberikan dalam bentuk busa yang dimasukan

46
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi
dengan bantuan alat khusus.Sulfasalazine atau obat serupa bisa diberikan
per-oral (melalui mulut) dalam waktu bersamaan

TEKNIK PEMBERIAN OBAT MELALUI KULIT


KUKKRECTUM

PENGERTI

 Pemberian obat topical,yaotu pemberian obat melalui kulit atau


membrane mukosa. Misalnya salep, losion,krim, spray, tetes mata
 Pemberian obat topical/local adalah obat yang cara pemberiannya
bersifat local, Pemberian obat secara topical adalah memberikan
obat secara local pada kulit atau pada membrane pada area mata,
hidung, lubang telinga, vagina dan rectum.
 Memberikan obat kepada pasien melalui kulit.
 Suatu pengobatan yang menggunakan substansi obat yang akan
bereaksi jika dioleskan pada kulit

TUJUAN

 Untuk mengurangi gatal


 Untuk menjadikan kulit lembut
 Untuk vasokonstruksi dan vasodilatasi local
 Untuk menurunkan dan meningkatkan eksresi kulit
 Untuk melindungi lapisan kulit

47
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi
 Guna sebagai antibiotic/antiseptic untuk pengobatan dan pencegahan
 Tujuan dari pemberian obat topical secara umum adalah untuk
memperoleh reaksi local dari obat tersebut

EFEK

 Obat tersebut dapat menyebabkan variasi derajat iritasi


 Berguna untuk mencegah iritasi dan mencegah radang

KHARAKTERIS
 Obat yang diberikan melalui kulit dan membrane mukosa
 Menimbulkan efek local
 Pemberian topical dilakukan dengan mengoleskannya disuatu daerah
kulit, memasang balutan yang lembab, merendam bagian tubuh
dalam larutan, atau menyediakan air mandi yang dicampur dengan
obat
 Efek sistemik timbul, jika kulit klien tipis, konsentrasi obat tinggi,
atau jika obat bersentuhan dengan kulit dalam jangka waktu yang
lama
 Metode pengantaran obat ini menjamin klien menerima kadar obat
secara kontinu dalam darahnya, bukan kadar yang terputus-putus,
seperti yang terjadi pada pemberian obat dalam bentuk oral atau
injeksi
 Dapat diberikan sekurang-kurangnya 24 jam sampai tujuh hari
 Obat juga dapat diberikan pada membrane mukosa, biasanya
diabsorpsi lebih cepat

METODE

48
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi
 Pemberian cairan secara langsung (contoh, meminta klien berkumur,
mengusap tengorok)
 Insersi obat kedalam rongga tubuh
 Instilasi (pemasukan lambat) cairan kedalam rongga tubuh
 Irigasi (mencuci bersih) rongga tubuh
 Penyemprotan (contoh, memasukkan obat kedalam hidung dan
tenggorok

PERSIAPAN

a.       Obat topical sesuai yang dipesankan (krim, lotion, aerosol, bubuk, spray)
b.      Buku obat
c.       Kassa kecil steril (bila dibutuhkan)
d.      Sarung tangan
e.       Lidi kapas atau toung spatel
f.       Baskom berisi air hangat, waslap, handuk dan sabun basah
g.      Kassa balutan, penutup plastic dan plester (sesuai kebutuhan)

BENTUK

 Pasta
 Powder
 Ointment/zalf/salep
 Cream tangan
 Lotion
 Emollient

PROSEDUR

49
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi
a.       Cek instruksi dokter untuk memastikan nama obat, daya kerja, dan tempat
pemberian
b.      Cucu tangan
c.       Atur peralatan di samping tempat tidur klien
d.      Tutup gorden atau pintu ruangan
e.       Identifikasi klien secara tepat
f.       Posisikan klien dengan tepat dan nyaman, pastikan hanya membuka area
yang akan diberi obat
g.      Inspeksi kondisi kulit. Cuci area yang sakit, lepaskan semua debris dan
kerak pada kulit
h.      Keringkan atau biarkan area kering oleh udara
i.        Gunakan sarung tangan (bila ada indikasi)
j.        Oleskan obat topical
      Krim, salep dan lotion yang nengandung minyak
a.       Letakkan satu sampai dengan dua sendok the obat di telapak tangan
kemudian lunakkan dengan menggosok lembut diantara kedua tangan.
b.      Usapkan merata di atas diatas permukaan kulit, lakukkan gerakan
memanjang searah pertumbuhan bulu.
c.       Jelaskan pada klien bahwa kulit dapat terasa minyak setelah pemberian
      Lotion yang mengandung suspense
a.       Kocok wadah dengan kuat
b.      Oleskan jumlah sejumlah kecil lotion pada kassa balutan.
c.       Jelaskan pada klien bahwa area akan terasa dingin dan kering
      Bubuk
a.       Pastikan bahwa permukaan kulit kering secara menyeluruh
b.      Rengangkan dengan baik lipatan bagian kulit seperti diantar ibu jari atau
bagian bawah lengan.
c.       Bubuhkan secara tipis pada area yang bersangkutan
      Spray aerosol
a.       Kocok wadah dengan keras
b.      Baca label untuk jarak yang dianjurkan untuk memegang spray menjauhi
area (biasanya 15-30 cm)
c.       Bila leher atau bagian atas dada harus di semprot, minta klien untuk
memalingkan wajah dari arah sprey
d.      Semprotkan obat dengan cara merata pada bagian yang sakit

50
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi
k.      Rapikan kembali peralatan yang masih dipakai, buang peralatan yang
sudah tidak digunakakan pada tempat yang sesuai
l.        Cuci tangan

R
A
N
G
K
U
M
A
N

 Obat yang diberikan PV bekerja secara lokal


 Bidan harus memastikan bahwa posisi Prostin E₂ sudah
benar
 Setelah pemberian obat diperlukan bahwa posisi semi
rekumben
 Pemberian obat PR dilakukan untuk tujuan laksatif atau
sistemik
 Bidan harus mengetahui dengan baik efek dari dan cara
pemberiannya dengan benar
 terapi inhalasi dapat langsung pada sasaran dan
absorpsinya terjadi secara cepat dibanding cara sistemik,
 reaksi obat sublingual sangat cepatobat bereaksi dalam
satu menit dan pasien dapat merasakan efeknya dalam
waktu tiga menit
 bidan bukan hanya di tuntut memiliki keterampilan tapi
pengetahuan seperti anatami tubuh agar tidak terjadi
kesalahan dalam pengobatan maupun penyuntikan.

51
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi

TES
FORMATIF
1. sebuah subtansi yang diberikan kepada manusia atau binatang
sebagai perawatan atau pengobatan bahkan pencegahan terhadap
berbagai gangguan yang terjadi di dalam tubuh adalah pengertian
dari….
a. Dosis
b. Vitamin
c. Suntikan
d. Obat
e. PI
2. .faktor yang berpengaruhterhadap pemberian obat adalah, kecuali ….
a.usia
b.berat badan
c.jenis kelamin
d.genetik
e.ekonomi
3. jenis obat yang berbentuk padat diberikan dengan cara insersi adalah
a. syrup
b. supositoria
c. elixir
d. pasta
e. tincture

52
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi
4 .reaksi obat sublingual yang diperlukan dalam ekresi kedalam tubuh
adalah….
a. 1 menit
b. 2 menit
c. 3 menit
d. 4 menit
e. 5 menit
5.reaksi obat yang berfungsi untuk meningkatkan fungsi organ tubuh yang
sehat misalnya vitamin dan mineral adalah ….
a. Paliatif
b.Kuratif
c. Suportif
d.Subtitutif
e. Restoraf
6. yang tidak termasuk kedalam cara terapi inhalasi adalah….
a.inhaler dosis terukur (mdi, metered dose inhaler),
b.penguapan (gas powered hand held nebulizer)
c.inhalasi dengan intermitten positive pressure
breathing (ippb)
d.pemberian melalui intubasi pada pasien yang
menggunakan ventilator
e. inhaler melalui penguapan menggunakan alat
keras
7. prinsip 6 tepat dan 1w dalam pemberian obat,kecuali….
a. tepat waktu
b. tepat rute
c. tepat makan
d. tepat dosis
e. tepat pasien
8. evaluasi yang diharapkan setelah pemberian obat adalah ….
a. pasien tidak merasa sakit
b.pasien tidak alergi
c.mengurangi tanda dan gejala sesuai indikasi obat
d.pasien kooperatif
e. semua benar

53
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi
9. keberhasilan pengobatan topical pada kulit tergantung pada:
a.umur
         b.pemilihan agen topikal yang tepat
   c.lokasi dan luas tubuh yang terkena atau yang sakit
         d.stadium penyakit
e.ekonomi
10.seorang dokter membutuhkan dosis paracetamol tablet 0,78 mg, tiap
tablet mengandung 400mcg maka berapa tablet yang dokter berikan untuk
mendapatkan dosis yang di ingikan ....
a. 1 tablet
b.2 tablet K
c. 3 tablet U
d. 4 tablet N
e. 5 tablet
CI
J
A
W
A
B
A
N

1. D
2. E
3. B
4. C
5. E
6. E
7. C
8. E
9. E
10. B

54
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi

DAFTAR PUSTAKA

alfaro,R (1998),application of nursing process A step by step guide, J.B.


lippincot philadelphia.
   Anne Griffin perry dan patricia A potter,(1997), clinical nursing skills
techniques 4 thn edition, mosby year book inc.
Hidayat, AAA dan Uliyah, M. (2006), Keterampilan Dasar Praktik Klinik
Kebidanan, JaEEkarta, Salemba Medika.
Priharjo, Robert. (1995), Teknik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat,
Jakarta, EGC.
Kusmiyati,Yuni.2010:PenuntunPraktikumAsuhanKehamilan.Yogyakarta.
Rukiyah, Ai Yeyeh dan Yulianti, Lia.2010: Asuhan kebidanan IV(patologi
Kusmiyati, Yuni.2010:Asuhan Kehamilan.Yogyakarta.Fitramaya
Fk Unpad.2010. Obstetri Patologi.Jakarta. EGC
PemeriksaanLaboratuiumdandiagnostic.Jakarta.EGC.
  Alimul Hidayat, A. Aziz.2006, Keterampilan Dasar Praktik Klinik Edisi 2.
salemba medika widjaya grand center D7. jakarta hal 207-229
Saifudin. Abdul bari. 2010, Ilmu Kebidanan. Bina pustaka prawiro hardjo hal
jakarta hal 67-80.

55
Mata Kuliah: Keterampilan Dasar Kebidanan
logi Reproduksi
Kusmiati, Kusmiati. 2007, Keterampilan Dasar praktik Klinik
kebidanan.Fitramaya.yogyakarta hal 85-122.
Rochimah.Ns. 2011, Keterampilan Dasar praktik Klinik (KDPK).CV. trans
info media jakarta hal 395-433.

56

Anda mungkin juga menyukai