Anda di halaman 1dari 7

ANATOMI FISIOLOGI INDERA PENCIUMAN

KATA PENGANTAR
i

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah ............................................................................1


1.2  Rumusan Masalah ......................................................................................2
1.3  Tujuan ........................................................................................................2
1.4  Manfaat pembahasan .................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Panca Indra Penciuman........................................................................3


2.2.1 Anatomi sistem penciuman .........................................................7

BAB III PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan ................................................................................................16


3.2 Saran – Saran .............................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................17


4  Hidung sebagai Pencium

Hidung merupakan organ penciuman dan jalan utama keluar masuknya udara dari dan ke

paru-paru. Hidung juga memberikan tambahan resonansi pada suara dan merupakan tempat

bermuaranya sinus paranasalis dan saluran air mata. Hidung bagian atas terdiri dari tulang, dan

hidung bagian bawah terdiri dari tulang rawan (kartilago). Didalam hidung terdapat rongga

yang dipisahkan menjadi dua rongga oleh septum, yang membentang dari lubang hidung sampai

ke tenggorokan bagian belakang. Tulang yang disebut konka nasalis menonjol ke dalam rongga

hidung membentuk sejumlah lipatan. Lipatan ini menyebabkan bertambah luasnya daerah

permukaan dilalui udarah. Rongga hidung dilapisi oleh selaputt lendir dan pembuluh darah.

Luasnya permukaan dan banyaknya pembuluh darah memungkinkan hidung menghangatkan dan

melebabkan udara yang masuk dengan segera.Sel-sel pada selaput lendir dan memiliki tonjolan-

tonjolan kecil seperti rambut (silia). Biasanya kotoran yang masuk kehidung ditangkap oleh

lendir, lalu disapu oleh silia ke arah lobang hidung atau ketenggorokan. Cara ini membantu

membersihkan udara sebelum masuk ke paru-paru. Bersin secara otomatis membersihkan saluran

hidung sebagai respon terhadap iritasi, sedangkan batuk memersihkan paru-paru. Sel-sel

penghidu terdapat di rongga hidung bagian atas. Sel-sel ini memiliki silia yang mengarah ke

bawah ( kerongga hidung) dan serat syaraf yang mengarah ke atas (ke bulbus olfatorius, yang

merupakan penonjolan pada setiap syaraf olfaktorius/syaraf penghidu). Syaraf olfaktorius

langsung mengarah ke otak. Tulang disekitar hidung terdiri dari sinus paranasalis, yang

merupakan ruang berongga dengan lubang yang mengarah ke rongga hidung.

Terdapat 4 kelompok sinus paranasalis:

# sinus maksilaris

# sinus etmoidalis
# sinus frontalis

# sinus sfenoidalis

Dengan adanya sinus ini maka;

-         Berat dari tulag wajah menjadi berkurang

-         Kekuatan dan bentuk tulang terpelihara

-         Resonansi suara bertambah.

Sinus dilapisi oleh selaput lendir yang terdiri dari sel-sel penghasil lendir dan silia. Partikel

kotoran yang masuk ditangkap oleh lendir lalu disapu oleh silia ke rongga hidung. Pengaliran

dari sinus sangat peka terhadap infeksi dan peradangan (sinusitis).

Morfologi Hidung manusia Mekanisme penciuman Kelainan Pada Indera penciuman :

1)      Bulbus OlfaktoriusBulbus Olfaktorius, Bulbus olfaktoriusBulbus olfaktorius adalah

sistemadalah sistem saraf kranial yang terdapat padasaraf kranial yang terdapat pada otak yang

berfungsi sebagaiotak yang berfungsi sebagai pengatur sistem penciumanpengatur sistem

penciuman manusia.

2)      Rongga hidung (nasal cavity) adalah bagian dari hidung yang berfungsi untuk mengalirkan

udara dari luar ke tenggorokan menuju paru paru. Rongga hidung ini dimenuju paru paru.

Rongga hidung ini di hubungkan dengan bagian belakang tenggorokan. Rongga hidung di

pisahkan oleh langit-langit mulut kita yang di sebut dengan.

3)      Struktur konka, Struktur konka yang berfungsi terhadap udara luar karena strukturnyayang

berlapis Sel silia yang berperan untuk mlemparkan benda asing ke luar dalam usaha

untuk membersihkan jalan luar napas.


4)      Rongga Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi kanan dan kiri

oleh pembagi vertikal kanan dan kiri yang sempit, yang disebut septum.

5)      NostrilNostril Hidung manusia di bagi menjadi dua bagian rongga yang sama besar yang di

sebut dengan Nostril. Dinding pemisah di sebut dengan septum, septum terbuat dari tulang yang

sangat tipis. Rongga hidung di lapisi dengan rambut dan membran yang mensekresi lendir

lengket.

6)      Membran Mukosa, Membran Mukosa Mucous membrane atau dikenal juga dengan sebutan

membran mukosa adalah Selaput yang berfungsi mengahangatkan udara dan melembabkannya.

berfungsi untuk membuat mucus (lendir atau ingus) yang berguna untuk menangkap debu,

bakteri, dan partikel- partikel kecil lainnya yang dapat merusak paru-paru.

7)      Lendir di sekresi secara terus-menerus oleh sel-sel goblet yang melapisi permukaan mukosa dan

bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia. Rongga hidung dimulai dari Vestibulum,

yakni, bagian anterior ke bagian posteriorposterior yang yang berbatasan dengan nasofaring.

8)      olfaktorius di bulbus, Indera bau bergerak lewat traktus olfaktorius dg perantaraan stasiun

penghubung hingga mencapai daerah penerima akhir dlm pusat olfaktorius pd lobus temporalis

di otak besar tempat penafsiran bau tsb.

9)      RINITIS ALERGI Adalah reaksi berlebihan (hipersensitif) pada rongga hidung karena kontak

dengan bahan alergen yang ditandai dengan pilek, bersin-bersin (kadang bersin berkepanjangan)

dan hidung buntu. Dengan faktor penyebab antara lain: Bahan makanan-minuman.

10)  POLIP HIDUNG Polip hidung terjadi karena munculnya jaringan lunak pada rongga hidung

yang berwarna putih atau keabuan. Jaringan ini bisa diamati langsung dengan mata telanjang

setelah lubang hidung diperbesar dengan alat spekulum hidung. Polip hidung biasanya

menyerang orang dewasa yang kemungkinan disebabkan oleh karena reaksi hipersensitif atau
reaksi alergi pada mukosa hidung yang berlangsung lama. Beberapa faktor lain yang

meningkatkan kemungkinan terkena polip hidung antara lain sinusitis (radang sinus) yang

menahun, iritasi, sumbatan hidung oleh karena kelainan anatomi.

11)  ANGIOFIBROMA JUVENIL Angiofibroma Juvenil adalah tumor jinak pada hidung bagian

belakang yang mengandung pembuluh darah. Tumor ini paling sering ditemukan pada anak-anak

laki yang sedang mengalami masa puber. Tumor ini tidak ganas, tetapi dapat merusak jaringan

pada lapisan hidung dan sering menyebabkan pendarahan hidung (epistaksis, mimisan). Jika

tumbuh membesar, tumor bisa meluas ke jaringan di sekitarnya, kantung mata atau rongga

kranial (rongga yang berisi otak).

12)  RINITIS ATROFI Rinitis atrofiRinitis atrofi yang disebut juga rinitis sika, rinitis kering,

sindrom hidung-terbuka, atau ozaenaozaena adalah penyakit hidung kronik yang ditandai atrofi

progresif mukosa hidung dan tulang penunjangnya disertai pembentukan sekret yang kental dan

tebal yang cepat mengering membentuk krusta, menyebabkan obstruksi hidung, anosmia, dan

mengeluarkan bau busuk.

Anda mungkin juga menyukai