Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

Kehamilan adalah suatu proses fisiologis yang alamiah dan tidak memerlukan

suatu intervensi apapun,karena sudah kodratnya sebagai seorang wanita untuk

hamil,dan melahirkan dan itu adalah normal. Walaupun dengan adanya kehamilan

Tubuh mengalami perubahan yang cukup banyak tetapi kalau hal itu disikapi dengan

sikap positif maka sejatinya kehamilan akan menjadi suatu peristiwa spiritual yang

sangat membahagiakan untuk calon ibu dan bapak kelak. Tubuh mengalami

penyesuaian dan perubahan untuk kehamilan terkadang banyak para calon ibu yang

bingung dan kaget terhadap perubahan yang di alami, atau mungkin banyak juga yang

sudah mengetahui tapi dari mulut ke mulut atau sosial budaya yang mereka anut serta

lingkungan tempat tinggal sehingga mereka sudah tau, tapi terkadang hal itu belum lah

sepenuhnya benar.

Air ketuban, atau cairan amnion, adalah cairan yang terdapat dalam ruangan

yang diliputi selaput janin. Bobot jenis cairan ini sekitar 1.080. Makin tua kehamilan,

makin turun berat jenisnya, hingga menjadi 1.025-1.010.

Air ketuban sangatlah penting bagi kehamilan, khususnya bagi perkembangan

janin. Air ketuban melindungi janin saat berusia 12 hari setelah terjadi pembuahan. Di

saat minggu-minggu awal kehamilan air ketuban ini berasal dari persedian air dalam

tubuh si ibu. Setelah mencapai 12 minggu, air ketuban ini dipenuhi sebagian besar dari

air kencing sang bayi.

1
Air ketuban menjaga bayi dalam janin agar selalu aman dan juga membantu

perkembangan bayi. Cairan inilah yang dihirup sebagai udara oleh sang bayi dan

makanan mereka selama dalam rahim.

Dengan adanya cairan ini juga memungkinkan bayi untuk bergerak dimana

kegiatan ini akan membantu perkembangan otot dan tulangnya. Air ketuban akan terus

bertambah sampai usia kandungan mencapai 28 32 minggu, setelah itu selama 37

40 minggu jumlah cairan akan stabil.

Namun hati-hatilah jika jumlah air ketuban pada kandungan Anda berlebihan.

Kelebihan air ketuban atau biasa disebut Polyhydramnion atau hydramnion, dapat

menyebabkan kelahiran prematur, permasalahan dengan tali pusat sang bayi,

pendarahan hebat pada sang ibu setelah melahirkan, perkembangan bayi yang lamban

sampai dengan kematian pada sang bayi. Hydramnion terjadi pada 3% kehamilan dan

bisa didiagnosa setelah 16 minggu. Untuk keadaan normal air ketuban sebanyak 1-2

liter, sedangkan kasus hidramnion melebihi batas dari 2 liter yaitu antara 4-5 liter.

BAB II

2
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Air Ketuban

Air ketuban merupakan semacam cairan yang memenuhi seluruh rahim

dan memiliki berbagai fungsi untuk menjaga janin. Di antaranya, memungkinkan

janin dapat bergerak dan tumbuh bebas ke segala arah, melindungi terhadap

benturan dari luar, barier terhadap kuman dari luar tubuh ibu, dan menjaga

kestabilan suhu tubuh janin. Ia juga membantu proses persalinan dengan

membuka jalan lahir saat persalinan berlangsung maupun sebagai alat bantu

diagnostik dokter pada pemeriksaan amniosentesis. Air ketuban mulai terbentuk

pada usia kehamilan 4 minggu dan berasal dari sel darah ibu. Namun sejak usia

kehamilan 12 minggu, janin mulai minum air ketuban dan mengeluarkan air seni.

Sehingga terhitung sejak pertengahan usia kehamilan, air ketuban sebagian besar

terbentuk dari air seni janin.Pada kehamilan normal, saat cukup bulan, air ketuban

jumlahnya sekitar 1.000 cc.

Selama kehamilan, bayi tumbuh di dalam kantong berisi cairan di dalam

rahim. Kantong itu disebut sebagai kantung ketuban, yang isinya cairan berwarna

keruh.

Cairan ketuban memiliki beberapa fungsi utama, yakni melindungi bayi

dari tekanan dan pukulan, melindungi dari infeksi, memberi makan bayi dan

membantu perkembangan sistem paru-paru dan pencernaan, serta menjaga suhu

3
tubuh bayi tetap hangat. Hal ini pula yang memungkinkan bayi untuk bisa bebas

bergerak, menendang dan jungkir balik.

Cairan ketuban mulai mengisi kantung ketuban, sekitar dua minggu

setelah pembuahan. Awalnya hanyalah air, namun stelah 12 minggu kehamilan,

cairan penuh dengan kandungan zat gizi seperti karbohidarat dan protein.

Saat bayi tumbuh, cairan ketuban juga meningkat dan mencapai tingkat

maksimum, terjadi pada sekitar 39 minggu kehamilan. Seorang wanita hamil,

membawa hampir dua liter cairan ketuban.

Sepanjang kehamilan, bayi akan menelan cairan ketuban, dan akan

mengeluarkannya kembali sebagai urine. Cairan ketuban, juga dihirup oleh bayi

untuk membantu paru-parunya tumbuh berkembang. Karena mengandung sel-sel

janin, cairan ketuban dapat diambil sebagai sampel untuk mengetahui kondisi

medis janin, termasuk kemungkinan adanya down sindrom. Prosedur pemeriksaan

air ketuban ini disebut sebagai amniosentesis. Terlalu banyak atau terlalu sedikit

cairan ketuban, dapat menjadi tanda adanya masalah pada janin atau plasenta.

Volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan kira-kira 1000-

1500cc.Air ketuban berwarna putih keruh,berbau amis,dan berasa

manis.Reaksinya agak alkalis atau netral,dg berat jenis 1,008.Komposisinya

terdiri atas 98% air,sisanya albumin,urea,asam urik,kreatinin, sel-sel epitel,rambut

lanugo,verniks kaseosa,dan garam an organik.Kadar protein kira-kira 2,6% g per

liter,terutama albumin.

Dijumpai lesitin dan sfingomielin dalam air ketuban amat berguna untuk

mengetahui apakah paru-paru janin sudah matang,sebab peningkatan kadar lesitin

4
merupakan tanda bahwa permukaan paru-paru (alveolus)diliputi oleh zat

surfaktan.Ini merupakan syarat bagi paru-paru untuk bernafas dan

berkembang.cara penilaianya adalah dengan jalan menghitung rasio L/S.Bila

persalinan berjalan lama atau ada gawat janin atau janin letak sungsang,maka akan

kita jumpai warna air ketuban yang keruh kehijauan,karena telah bercampur dg

mekonium.

B. Fungsi Air Ketuban

Air ketuban berfungsi sebagai:

a. Sebagai pelindung yang akan menahan janin dari trauma akibat benturan.

b. Melindungi dan mencegah tali pusat dari kekeringan, yang dapat

menyebabkannya mengerut sehingga menghambat penyaluran oksigen melalui

darah ibu ke janin.

c. Berperan sebagai cadangan cairan dan sumber nutrien bagi janin untuk

sementara.

d. Memungkinkan janin bergerak lebih bebas, membantu sistem pencernaan

janin, sistem otot dan tulang rangka, serta sistem pernapasan janin agar

berkembang dengan baik.

e. Menjadi inkubator yang sangat istimewa dalam menjaga kehangatan di sekitar

janin.

f. Selaput ketuban dengan cairan ketuban di dalamnya merupakan penahan janin

dan rahim terhadap kemungkinan infeksi.

5
g. Pada waktu persalinan, air ketuban dapat meratakan tekanan atau kontraksi di

dalam rahim, sehingga leher rahim membuka.

h. Dan saat kantung ketuban pecah, air ketuban yang keluar sekaligus akan

membersihkan jalan lahir.

i. Pada saat kehamilan, air ketuban juga bisa digunakan untuk mendeteksi

kelainan yang dialami janin, khususnya yang berhubungan dengan kelainan

kromosom.

j. Kandungan lemak dalam air ketuban dapat menjadi penanda janin sudah

matang atau lewat waktu.

C. Ciri-ciri Air Ketuban

Dijumpai lesitin dan sfingomielin dalam air ketuban amat berguna untuk

mengetahui apakah paru paru janin sudah matang, sebab peningkatan kadar lesitin

merupakan tanda bahwa permukaan paru paru (alveolus) diliputi oleh zat

surfaktan. Ini merupakan syarat bagi paru - paru untuk bernafas dan berkembang. Cara

penilaianya adalah dengan jalan menghitung rasio L/S. Bila persalinan berjalan lama

atau ada gawat janin atau janin letak sungsang,maka akan kita jumpai warna air

ketuban yang keruh kehijauan, karena telah bercaampur dg mekonium.

1. Cara mengenali air ketuban

1) Dengan lakmus

6
2) Makroskopis: bau amis, adanya lanugo, rambut, dan verniks kaseosa bercampur

mekonaeum

3) Mikroskopis: lanugo dan rambut

4) Laboratorium: kadar urea (ureum) rendah dibanding dengan air kemih.

2. Air Ketuban untuk Diagnosis

Akhir-akhir ini, air ketuban banyak menarik perhatian para peneliti, terutama

untuk memonitor janin dalam kandungan, antara lain :

a. Jenis kelamin bayi,

b. Golongan darah ABO,

c. Rhesus iso-imunisasi,

d. Maturitas janin,

e. Pemeriksaan tentang penyakit-penyakit.

f. Untuk itu diperlukan analisa air ketuban yang diambil dengan cara

amniosentesis transvaginal atau amniosentesis transabdominal.

3. Asal Air Ketuban

a. Kencing janin (fetal urine),

b. Transudasi dari darah ibu,

c. Sekresi dari epitel amnion,

d. Asal campuran (mixed origin)

BAB III

PENUTUP

7
A. Kesimpulan

Air ketuban, atau cairan amnion, adalah cairan yang terdapat dalam

ruangan yang diliputi selaput janin. Bobot jenis cairan ini sekitar 1.080. Makin tua

kehamilan, makin turun berat jenisnya, hingga menjadi 1.025-1.010.

Air ketuban sangatlah penting bagi kehamilan, khususnya bagi

perkembangan janin. Air ketuban melindungi janin saat berusia 12 hari setelah

terjadi pembuahan. Di saat minggu-minggu awal kehamilan air ketuban ini berasal

dari persedian air dalam tubuh si ibu. Setelah mencapai 12 minggu, air ketuban ini

dipenuhi sebagian besar dari air kencing sang bayi.

Beberapa fungsi air ketuban antara lain:

1. Untuk proteksi janin

2. Mencegah perlekatan janin dg amnion

3. Agar janin dapat bergerak dg bebas

4. Regulasi terhadap panas dan perubahan suhu

5. Mungkin untuk menambah suplay cairan janin,dg cara ditelan atau

diminum,yang kemudian dikeluarkan melalui kencing janin.

6. Meratakan tekanan intra-uterin dan membersihkan jalan lahir bila ketuban

pecah.

7. Peredaran air ketuban dg darah ibu cukup lancar dan perputarannya

cepat,kira2 350-500 cc.

B. Saran

8
Berdasarkan pemaparan diatas, maka dapat disarankan kepada ibu hamil

agar selalu memeriksakan keadaan kandungannya, kepada suami agar terus

memberikan perhatian kepada isteri selama kehamilan dan persalinan dan kepada

tenaga penolong persalinan, apabila dijumpai dan dideteksi kelainan pada air

ketuban, agar dapat mengambil langkah dan tindakan yang benar guna

menyelamatkan ibu dan bayi yang baru lahir.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://hefana.wordpress.com/2008/06/10/air-ketuban-liquor-amnii/

http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Gizi+dan+Kesehatan/apa.itu.air.ketuban/001/00
1/1047/1/4

Manuaba, 2002. Kesehatan Reproduksi Wanita. EGC. Jakarta.

Nursalam, Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan, Salemba


Medika, Jakarta, 2002

10

Anda mungkin juga menyukai