MAKALAH
ORAL SUBLINGUAL
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena atas limpahan karunia-Nya,
penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul PEMBERIAN OBAT
MELALUI ORAL SUBLINGUAL dengan baik.
Penyusun menyadari adanya kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca yang
budiman sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi banyak pihak.
BAB I
PENDAHULUAN
Obat adalah senyawa atau campuran senyawa untuk mengurangi gejala atau
menyembuhkan penyakit. Teknik pemberian obat didapati ada berbagi macam
cara, diantaranya secara oral, parenteral, dermal, bucal, sublingual dan
sebagainya. Yang akan dibahas lebih lengkap dalam makalah kali ini adalah
pemberian obat atau sediaan parenteral. Dalam profesi kita sebagai perawat
tentu saja kita akan selalu di hadapkan dengan obat-obatan dan cara
pemakaiannya serta bagaimana mengatur obat-obatan yang harus di gunakan
oleh pasien serta harus mampu mempersiapkan obat yang sesuai dengan yang
di anjurkan, persiapan tentang cara pemberian obat dan observasi secara tepat
terhadap cara obat-obatan tersebut bekerja. Dengan kata lain, seorang dokter
dapat berkolaborasi dengan perawat yang memiliki pengetahuan yang memadai
dalam bidang ini. Seorang perawat professional harus mampu memberikan rute
obat yang sesuai pada kliennya.Pilihan rute pemberian obat yang sesuai
bergantung pada kandungan obat dan efek yang digunakan serta kondisi fisik
dan mental klien.
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Berbagai bentuk obat dapat diberikan secara oral baik dalam bentuk
tablet, sirup, kapsul atau puyer. Untuk membantu absorbsi, maka pemberian
obat per oral dapat disertai dengan pemberian setengah gelas air atau cairan
yang lain. Kelemahan dari pemberian obat per oral adalah pada aksinya yang
lambat sehingga cara ini tidak dapat dipakai pada keadaan gawat. Obat yang
diberikan per oral biasanya membutuhkan waktu 30 sampai dengan 45 menit
sebelum diabsorbsi dan efek puncaknya dicapasetelah 1 sampai 1 jam. Rasa dan
bau obat yang tidak enak sering menganggu pasien. Cara per oral tidak dapat
dipakai pada pasien yang mengalami mual- mual, muntah, semi koma, pasien
yang akan menjalani pengisapan cairan lambung serta pada pasien yang
mempunyai gangguan menelan.
Obat dapat diberikan pada pasien secara sublingual yaitu dengan cara
meletakkan obat di bawah lidah. Meskipun cara ini jarang dilakukan, namun
perawat harus mampu melakukannya. Dengan cara ini, aksi kerja obat lebih
cepat yaitu setelah hancur di bawah lidah maka obat segera mengalami absorbsi
ke dalam pembuluh darah. Cara ini juga mudah dilakukan dan pasien tidak
mengalami kesakitan. Pasien diberitahu untuk tidak menelan obat karena bila
ditelan, obat menjadi tidak aktif oleh adanya proses kimiawi dengan cairan
lambung. Untuk mencegah obat tidak di telan, maka pasien diberitahu untuk
membiarkan obat tetap di bawah lidah sampai obat menjadi hancur dan
terserap. Obat yang sering diberikan dengan cara ini adalah nitrogliserin yaitu
obat vasodilator yang mempunyai efek vasodilatasi pembuluh darah. Obat ini
banyak diberikan pada pada pasien yang mengalami nyeri dada akibat angina
pectoris. Dengan cara sublingual, obat bereaksi dalam satu menit dan pasien
dapat merasakan efeknya dalam waktu tiga menit.
1. Cuci tangan.
Berikan cairan/ aiar yang cukup untuk membantu menelan, bila sulit menelan
anjurkan pasien meletakkan obat di lidah bagian belakang, kemudian pasien
dianjurkan minum.
Bila obat mempunyai rasa tidak enak, beri pasien berapa butir es batu untuk
diisap sebelumnya, atau berikan obat dengan menggunakan lumatan apael atau
pisang.
4. Memasang tongspatel ( jika klien tidak sadar ) kalau sadar anjurkan klien
untuk mengangkat lidahnya.
8. Cuci tangan.
1. Sabar
2. Hati-hati
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
v Tujuannya Agar efek yang ditimbulkan bisa lebih cepat karena pembuluh
darah di bawah lidah merupakan pusat dari sakit.
v Kelebihan yaitu efek obat akan terasa lebih cepat dan kerusakan obat pada
saluran cerna dan metabolisme di dinding usus dan hati dapat di hindari.
v Hanya obat yang bersifat lipofil dan dapat diberikan dengan jalan ini.
3.2 Saran
v Perawat harus rajin dalam belajar dan membaca berbagai informasi baru
tentang cara pemberian obat.
http://nissa-uchil.blogspot.com/2014/03/pemberian-obat-secara-sublingual.html (
4 April 2014)
http://indylaurenz.blogspot.com/p/pemberian-obat-per-oralsublingual.html (4
April 2014)
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu tugas terpenting seorang Bidan adalah memberi obat yang
aman dan akurat kepada klien. Obat merupakan alat utama terapi untuk
mengobati klien yang memiliki masalah. Obat bekerja menghasilkan efek
terapeutik yang bermanfaat. Walaupun obat menguntungkan klien dalam banyak
hal, beberapa obat dapat menimbulkan efek samping yang serius atau
berpotensi menimbulkan efek yang berbahaya bila kita memberikan obat
tersebut tidak sesuai dengan anjuran yang sebenarnya.
Seorang Bidan juga memiliki tanggung jawab dalam memahami kerja obat
dan efek samping yang ditimbulkan oleh obat yang telah diberikan, memberikan
obat dengan tepat, memantau respon klien, dan membantu klien untuk
menggunakannya dengan benar dan berdasarkan pengetahuan.
Oleh karena itu, pada makalah ini akan dibahas salah satu rute pemberian
obat, yaitu rute pemberian obat secara Sublingual, memberikan obat pada
pasien dengan meletakkan obat pada bagian bawah lidah.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
D. MANFAAT
PEMBAHASAN
Obat adalah semua zat baik dari alam (hewan maupun tumbuhan) atau kimiawi
yang dalam takaran (dosis) yang tepat atau layak dapat menyembuhkan, meringankan
atau mencegah penyakit atau gejala gejalanya.
Kelebihan dari cara pemberian obat dengan sublingual adalah efek obat
akan terasa lebih cepat dan kerusakan obat pada saluran cerna dan metabolisme
di dinding usus dan hati dapat dihindari. Obat sublingual dirancang supaya,
setelah diletakkan di bawah lidah dan kemudian larut, mudah diabsorpsi. Obat
yang diberikan di bawah lidah tidak boleh ditelan. Bila ditelan, efek yang
diharapkan tidak akan dicapai. Contoh obat yang biasa diberikan secara
sublingual : Gliserin
Tujuan pembeian obat secara umum yaitu untuk menghilangkan rasa nyeri
dan menyembuhkan penyakit yang diderita oleh klien.
Tujuan pemberian obat secara sublingual sendirin adalah agar efek yang
ditimbulkan bisa lebih cepat karena pembuluh darah di bawah lidah merupakan
pusat dari sakit. Dengan cara ini, aksi kerja obat lebih cepat yaitu setelah hancur
di bawah lidah maka obat segera mengalami absorbsi ke dalam pembuluh darah.
Cara ini juga mudah dilakukan dan pasien tidak mengalami kesakitan. Selain itu,
tujuannya untuk memperoleh efek local dan sistemik, memperoleh aksi kerja
obat yang lebih cepat dibandingkan secara oral dan menghidari kerusakan obat
oleh hepar.
1. Benar Pasien
2. Benar Obat
Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan nama
dagang yang kita asing (baru kita dengar namanya) harus diperiksa nama
generiknya, bila perlu hubungi apoteker untuk menanyakan nama generiknya
atau kandungan obat. Sebelum memberi obat kepada pasien, label pada botol
atau kemasannya harus diperiksa 3 kali. Pertama saat membaca permintaan
obat dan botolnya diambil dari rak obat. Kedua, label botol dibandingkan dengan
obat yang diminta. Ketiga, saat dikembalikan ke rak obat. Jika labelnya tidak
terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan ke bagian farmasi.
3. Benar Dosis
4. Benar Cara/Rute
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang
menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien,
kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat
kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan peroral, sublingual, parenteral,
topikal, rektal dan inhalasi.
5. Benar Waktu
Ini sangat penting khususnya bagi obat yang efektivitasnya tergantung untuk
mencapai atau untuk mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika obat
harus diminum sebelum makan, untuk memperoleh kadar yang diperlukan, harus
diberi satu jam sebelum makan. Ingat, dalam pemberian antibiotik yang tidak
boleh diberikan bersama susu karena susu dapat mengikat sebagian besar obat
itu sebelum dapat diserap. Ada obat yang harus diminum setelah makan, untuk
menghindari iritasi yang berlebihan pada lambung misalnya asam mefenamat.
6. Benar Dokumentasi
Obat memiliki 2 efek yakni terapeutik dan efek samping. Efek terapeutik
obat memiliki kesesuaian terhadap efek yang diharapkan sesuai kandungan
obatnya seperti paliatif (berefek untuk mengurangi gejala), kuratif (memiliki efek
pengobatan), suportif (berefek untuk menaikkan fungsiatau respons tubuh),
substitutif (berefek sebagai pengganti), efek kemoterapi (berefek untuk
mematikan atau menghambat) dan restorative (berefek pada memulihkan fungsi
tubuh yang sehat). Efek samping merupakan dampak yang tidak diharapkan,
tidak bisa diramal, dan memungkinkan dapat membahayakan seperti adanya
alergi, toksisitas (keracunan), penyakit iatrogenic, kegagalan dalam pengobatan,
dan lain lain.
Alergi kulit : apabila terjadi alergi kulit atas pemberian obat kepada klien,
keluarkan sebanyak mungkin pengobatan yang telah diberikan, beritahu dokter,
dan catat dalam pelaporan.
1. Persiapan Klien
1. Pelaksanaan
b. Memasang tongspatel ( jika klien tidak sadar ), kalau sadar anjurkan klien untuk
mengangkat lidahnya.
2. Evaluasi
Perhatikan respon klien dan hasil tindakan. Apakah klien tidak menelan obat dan
apakah obat dapat diabsorpsi seluruhnya.
3. Dokumentasi
Mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, respon klien, hasil
tindakan,nama obat dan dosis, perrawat yang melakukan ) pada catatan
keperawatan
Yang perlu diperhatikan dan diketahui dalam pemberian obat secara sublingual
adalah:
Dosis obat yang diberikan kepada penderita dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu faktor obat, cara pemberian obat tersebut dan penderita. Terutama faktor
faktor penderita sering kali kompleks karena perbedaan individual terhadap
respon obat tidak selalu dapat diperkirakan. Ada kemungkinan ketiga faktor
tersebut dibawah ini didapati sekaligus.
1. Faktor Obat
Sifat Kimiawi : asam, basa, garam, ester, garam kompleks, pH, pKa.
Lokal, topical.
3. Faktor Penderita
Berat badan : biarpun sama sama dewasa berat badan bisa berbeda besar.
Jenis kelamin : terutama untuk obat golongan hormone.
Toleransi
Sensitivitas individual.
e. Fokomelia pada anak karena Ibunya menggunakan Talidomid pada awal masa
kehamilan (efek teratogenik)
a. Kegagalan pengobatan
b. Timbulnya keluhan penderitaan atau penyakit baru karena obat (drug-induced
disease atau iatrogenic disease) yang semula tidak diderita oleh pasien
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Obat merupakan terapi yang digunakan untuk mengobati klien dalam masalah
dan setiap obat dapat menimbulkan efek dan reaksi yang tidak diinginkan apabila
tidak diberikan sesuai aturan. Pemberian obat yang baik meliputi benar obat, benar
dosis, benar klien, benar rute pemberian dan benar waktu. Kelima hal tersebut
berpengaruh pada manfaat obat yang akan dirasakan oleh klien sehingga kelima hal
tersebut harus diperhatikan dalam setiap pemberian obat kepada klien.
Dengan cara ini, aksi kerja obat lebih cepat yaitu setelah hancur di bawah lidah
maka obat segera mengalami absorbsi ke dalam pembuluh darah. Cara ini juga
mudah dilakukan dan pasien tidak mengalami kesakitan. Persiapan pemberian
obat sublingual meliputi persiapan klien dan persiapan alat. Teknik pemberian
obat sublingual meliputi pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi.
DAFTAR PUSTAKA
Kusmiyati,Yuni(2007).Keterampilan Dasar Praktik Klinik
Kebidanan.Yogyakarta:Fitramaya