Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PEMBERIAN OBAT MELALUI ORAL SUBLINGUAL

AKADEMI KEBIDANAN DHARMA PRAJAmBONDOWOSO

MAKALAH

PEMBERIAN OBAT MELALUI

ORAL SUBLINGUAL

Oleh: Navita Septiah P.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena atas limpahan karunia-Nya,
penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul PEMBERIAN OBAT
MELALUI ORAL SUBLINGUAL dengan baik.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah


Keterampilan Dasar Kebidanan II. Selama menyelesaikan makalah ini, penyusun
tidak lepas dari dorongan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini dengan
semaksimal mungkin.

Penyusun menyadari adanya kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca yang
budiman sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi banyak pihak.

Bondowoso, 4 Maret 2014


Penyusun

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Obat adalah senyawa atau campuran senyawa untuk mengurangi gejala atau
menyembuhkan penyakit. Teknik pemberian obat didapati ada berbagi macam
cara, diantaranya secara oral, parenteral, dermal, bucal, sublingual dan
sebagainya. Yang akan dibahas lebih lengkap dalam makalah kali ini adalah
pemberian obat atau sediaan parenteral. Dalam profesi kita sebagai perawat
tentu saja kita akan selalu di hadapkan dengan obat-obatan dan cara
pemakaiannya serta bagaimana mengatur obat-obatan yang harus di gunakan
oleh pasien serta harus mampu mempersiapkan obat yang sesuai dengan yang
di anjurkan, persiapan tentang cara pemberian obat dan observasi secara tepat
terhadap cara obat-obatan tersebut bekerja. Dengan kata lain, seorang dokter
dapat berkolaborasi dengan perawat yang memiliki pengetahuan yang memadai
dalam bidang ini. Seorang perawat professional harus mampu memberikan rute
obat yang sesuai pada kliennya.Pilihan rute pemberian obat yang sesuai
bergantung pada kandungan obat dan efek yang digunakan serta kondisi fisik
dan mental klien.

Pemberian obat secara sublingual merupakan pemberian obat yang cara


pemberiannya di taruh di bawah lidah. Absorbsinya baik melalui jaringan kapiler
di bawah lidah obat-obatan ini mudah diberikan sendiri. Tujuannya Agar efek
yang ditimbulkan bisa lebih cepat karena pembuluh darah di bawah lidah
merupakan pusat dari sakit. Mempunyai kelebihan yaitu efek obat akan terasa
lebih cepat dan kerusakan obat pada saluran cerna dan metabolisme di dinding
usus dan hati dapat di hindari dan kekurangannya yaitu kurang praktis untuk
digunakan terus menerus dan dapat merangsang selaput lendir mulut. Hanya
obat yang bersifat lipofil dan dapat diberikan dengan jalan ini.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang dapat dituliskan dalam makalah ini adalah :

1. Bagaimana defenisi dari tindakan pemberian obat sublingual?

2. Bagaimana tempat-tempat pemberian obat?

3. Bagaimana persiapan alat pemberian obat sublingual?

4. Bagaiman persiapan tempat atau lingkungan?

5. Bagaimana persiapan pasien?

6. Bagaimana cara kerja pemberian obat sublingual?

7. Bagaimana hal-hal yang harus di perhatikan dalam pemberian obat


sublingual ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Agar pembaca mengetahui defenisi dari tindakan pemberian obat


sublingual

2. Agar pembaca mengetahui tempat-tempat pemberian obat

3. Agar pembaca mengetahui persiapan alat pemberian obat sublingual

4. Agar pembaca mengetahui persiapan tempat atau lingkungan

5. Agar pembaca mengetahui persiapan pasien

6. Agar pembaca mengetahui cara kerja pemberian obat sublingual

7. Agar pembaca mengetahui hal-hal yang harus di perhatikan dalam


pemberian obat sublingual
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Pemberian Obat secara Sublingual yaitu dengan cara meletakkan obat di


bawah lidah. Meskipun cara ini jarang dilakukan, namun perawat harus mampu
melakukannya. Dengan cara ini, aksi kerja obat lebih cepat yaitu setelah hancur
di bawah lidah maka obat segera mengalami absorbsi ke dalam pembuluh darah.
Cara ini juga mudah dilakukan dan pasien tidak mengalami kesakitan. Pasien
diberitahu untuk tidak menelan obat karena bila ditelan, obat menjadi tidak aktif
oleh adanya proses kimiawi dengan cairan lambung.

Berbagai bentuk obat dapat diberikan secara oral baik dalam bentuk
tablet, sirup, kapsul atau puyer. Untuk membantu absorbsi, maka pemberian
obat per oral dapat disertai dengan pemberian setengah gelas air atau cairan
yang lain. Kelemahan dari pemberian obat per oral adalah pada aksinya yang
lambat sehingga cara ini tidak dapat dipakai pada keadaan gawat. Obat yang
diberikan per oral biasanya membutuhkan waktu 30 sampai dengan 45 menit
sebelum diabsorbsi dan efek puncaknya dicapasetelah 1 sampai 1 jam. Rasa dan
bau obat yang tidak enak sering menganggu pasien. Cara per oral tidak dapat
dipakai pada pasien yang mengalami mual- mual, muntah, semi koma, pasien
yang akan menjalani pengisapan cairan lambung serta pada pasien yang
mempunyai gangguan menelan.

Beberapa jenis obat dapat mengakibatkan iritasi lambung dan


menyebabkan muntah (missal garam besi dan salisilat). Untuk mencegah hal ini,
obat dipersiapkan dalam bentuk kapsul yang diharapkan tetap utuh dalam
suasana asam di lambung, tetapi menjadi hancur pada suasana netral atau basa
di usus. Dalam memberikan obat jenis ini, bungkus kapsul tidak boleh dibuka,
obat tidak boleh dikunyah dan pasien diberi tahu untuk tidak minum antacid
atau susu sekurang- kurangnya satu jam setelah minum obat.

Apabila obat dikemas dalam bentuk sirup, maka pemberian harus


dilakukan dengan cara yang paling nyaman khususnya untuk obat yang pahit
atau rasanya tidak enak. Pasien dapat diberi minuman sirup pasien (es) sebelum
minum sirup tersebut. Sesudah minum sirup pasien dapat diberi minum, pencuci
mulut atau kembang gula.

2.2 Tempat Pemberian Obat

Obat dapat diberikan pada pasien secara sublingual yaitu dengan cara
meletakkan obat di bawah lidah. Meskipun cara ini jarang dilakukan, namun
perawat harus mampu melakukannya. Dengan cara ini, aksi kerja obat lebih
cepat yaitu setelah hancur di bawah lidah maka obat segera mengalami absorbsi
ke dalam pembuluh darah. Cara ini juga mudah dilakukan dan pasien tidak
mengalami kesakitan. Pasien diberitahu untuk tidak menelan obat karena bila
ditelan, obat menjadi tidak aktif oleh adanya proses kimiawi dengan cairan
lambung. Untuk mencegah obat tidak di telan, maka pasien diberitahu untuk
membiarkan obat tetap di bawah lidah sampai obat menjadi hancur dan
terserap. Obat yang sering diberikan dengan cara ini adalah nitrogliserin yaitu
obat vasodilator yang mempunyai efek vasodilatasi pembuluh darah. Obat ini
banyak diberikan pada pada pasien yang mengalami nyeri dada akibat angina
pectoris. Dengan cara sublingual, obat bereaksi dalam satu menit dan pasien
dapat merasakan efeknya dalam waktu tiga menit.

2.3 Persiapan Alat Pemberian Obat Sublingual

1. Daftar buku obat / catatan

2. Jadwal pemberian obat.

3. Obat yang sudah ditentukan dalam tempatnya.

4. Tongspatel (bila perlu)


5. Kasa untuk membungkus tongspatel.

2.4 Persiapan Tempat Atau Lingkungan

1. Bekerja sebaiknya dari sebelah kanan pasien.

2. Tempatkan alat agar mudah bekerja.

3. Meminta pengunjung atau keluarga menunggu di luar.

4. Jaga privasi pasien, dengan memasang sampiran atau menutup tirai.

2.5 Persiapan Pasien

1. Cek perencanaan keperawatan pasien.

2. Menjelaskan tujuan pemberian obat sublingual.

3. Pasien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan.

4. Posisikan pasien dengan posisi yang nyaman

2.6 Cara kerja pemberian obat sublingual

1. Cuci tangan.

2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.

3. Memberikan obat kepada pasien.

Yakin bahwa tidak pada pasien yang salah.

Atur posisi pasien duduk bila mungkin.

Berikan cairan/ aiar yang cukup untuk membantu menelan, bila sulit menelan
anjurkan pasien meletakkan obat di lidah bagian belakang, kemudian pasien
dianjurkan minum.

Bila obat mempunyai rasa tidak enak, beri pasien berapa butir es batu untuk
diisap sebelumnya, atau berikan obat dengan menggunakan lumatan apael atau
pisang.

Tetap bersama pasien sampai obat ditelan.

4. Memasang tongspatel ( jika klien tidak sadar ) kalau sadar anjurkan klien
untuk mengangkat lidahnya.

5. Memberitahu pasien agar meletakkan obat pada bagian bawah lidah,


hingga terlarut seluruhnya.

6. Menganjurkan pasien agar tetap menutup mulut, tidak minum dan


berbicara selama obat belum terlarut seluruhnya.
7. Catat perubahan dan reaksi terhadap pemberian. Evaluasi respons
terhadap obat dengan mencatat hasil pemberian obat.

8. Cuci tangan.

2.7 Hal-Hal Yang Harus Di Perhatikan Dalam Pemberian Obat Sublingual

1. Sabar

2. Hati-hati

3. Benar obat, pasien, dosis, waktu, dan cara pemberian.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

v Pemberian obat secara sublingual merupakan pemberian obat yang cara


pemberiannya di taruh di bawah lidah. Absorbsinya baik melalui jaringan kapiler
di bawah lidah obat-obatan ini mudah diberikan sendiri.

v Tujuannya Agar efek yang ditimbulkan bisa lebih cepat karena pembuluh
darah di bawah lidah merupakan pusat dari sakit.

v Kelebihan yaitu efek obat akan terasa lebih cepat dan kerusakan obat pada
saluran cerna dan metabolisme di dinding usus dan hati dapat di hindari.

v Kekurangannya yaitu kurang praktis untuk digunakan terus menerus dan


dapat merangsang selaput lendir mulut.

v Hanya obat yang bersifat lipofil dan dapat diberikan dengan jalan ini.

v Contoh obat sublingual adalah obat-obatan nitrogliserin dan steroid.

3.2 Saran

v Perawat harus rajin dalam belajar dan membaca berbagai informasi baru
tentang cara pemberian obat.

v Perawat professional harus mempunyai peranan yang penting dalam


pelaksanaan cara pemberian obat
DAFTAR PUSTAKA

Olson,James.2004.Belajar Mudah Farmakologi.Jakarta:EGC

http://nissa-uchil.blogspot.com/2014/03/pemberian-obat-secara-sublingual.html (
4 April 2014)

http://indylaurenz.blogspot.com/p/pemberian-obat-per-oralsublingual.html (4
April 2014)

http://pharmaceutical-classificationofdrugs.blogspot.com/ (4 April 2014)

Diposkan oleh tary - Puyu - midwifery di 03.01

Kirimkan Ini lewat Email


Makalah Pemberian Obat secara Sublingual

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Salah satu tugas terpenting seorang Bidan adalah memberi obat yang
aman dan akurat kepada klien. Obat merupakan alat utama terapi untuk
mengobati klien yang memiliki masalah. Obat bekerja menghasilkan efek
terapeutik yang bermanfaat. Walaupun obat menguntungkan klien dalam banyak
hal, beberapa obat dapat menimbulkan efek samping yang serius atau
berpotensi menimbulkan efek yang berbahaya bila kita memberikan obat
tersebut tidak sesuai dengan anjuran yang sebenarnya.

Seorang Bidan juga memiliki tanggung jawab dalam memahami kerja obat
dan efek samping yang ditimbulkan oleh obat yang telah diberikan, memberikan
obat dengan tepat, memantau respon klien, dan membantu klien untuk
menggunakannya dengan benar dan berdasarkan pengetahuan.

Oleh karena itu, pada makalah ini akan dibahas salah satu rute pemberian
obat, yaitu rute pemberian obat secara Sublingual, memberikan obat pada
pasien dengan meletakkan obat pada bagian bawah lidah.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan pemberian obat secara sublingual

2. Apa tujuan pemberian obat secara sublingual

3. Apa yang perlu diperhatikan dalam pemberian obat


4. Apa saja komplikasi dan kesalahan yang mungkin terjadi dalam pemberian obat

5. Bagaimana rute pemberian obat

6. Apa efek samping dari pemberian obat

7. Bagaimana prosedur pemberian obat

8. Bagaimana teknik pemberian obat sublingual

9. Apa saja faktor yang mempengaruhi dosis obat

C. TUJUAN

1. Mengetahui yang dimaksud dengan pemberian obat secara sublingual

2. Memahami tujuan pemberian obat secara sublingual

3. Mengetahui yang perlu diperhatikan dalam pemberian obat

4. Mengetahui komplikasi dan kesalahan yang mungkin terjadi dalam pemberian


obat

5. Memahami rute pemberian obat

6. Memahami efek samping dari pemberian obat

7. Mengetahui prosedur pemberian obat

8. Memahami teknik pemberian obat sublingual

9. Mengetahui faktor yang mempengaruhi dosis obat

D. MANFAAT

Agar pembaca terutama tenaga kesehatan mampu memahami


bagaimana memberikan obat dengan rute yang tepat sehingga tidak terjadi
suatu kesalahan atau kelalaian yang dapat merugikan pasien maupun tenaga
kesehatan itu sendiri.
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Definisi Obat (Sublingual)

Obat adalah semua zat baik dari alam (hewan maupun tumbuhan) atau kimiawi
yang dalam takaran (dosis) yang tepat atau layak dapat menyembuhkan, meringankan
atau mencegah penyakit atau gejala gejalanya.

Obat sublingual adalah obat yang cara pemberiannya ditaruh di bawah


lidah. Ini berarti bahwa pil diletakkan di bawah lidah di mana ia akan larut dan
diserap ke aliran darah. Orang tersebut tidak boleh minum atau makan apapun
sampai obat itu hilang.

Meskipun cara ini jarang dilakukan, namun perawat harus mampu


melakukannya. Dengan cara ini, aksi kerja obat lebih cepat yaitu setelah hancur
di bawah lidah maka obat segera mengalami absorbsi ke dalam pembuluh darah.
Cara ini juga mudah dilakukan dan pasien tidak mengalami kesakitan. Pasien
diberitahu untuk tidak menelan obat karena bila ditelan, obat menjadi tidak aktif
oleh adanya proses kimiawi dengan cairan lambung. Untuk mencegah obat tidak
di telan, maka pasien diberitahu untuk membiarkan obat tetap di bawah lidah
sampai obat menjadi hancur dan terserap. Obat yang sering diberikan dengan
cara ini adalah nitrogliserin yaitu obat vasodilator yang mempunyai efek
vasodilatasi pembuluh darah. Obat ini banyak diberikan pada pada pasien yang
mengalami nyeri dada akibat angina pectoris. Dengan cara sublingual, obat
bereaksi dalam satu menit dan pasien dapat merasakan efeknya dalam waktu
tiga menit (Rodman dan Smith, 1979).

Kelebihan dari cara pemberian obat dengan sublingual adalah efek obat
akan terasa lebih cepat dan kerusakan obat pada saluran cerna dan metabolisme
di dinding usus dan hati dapat dihindari. Obat sublingual dirancang supaya,
setelah diletakkan di bawah lidah dan kemudian larut, mudah diabsorpsi. Obat
yang diberikan di bawah lidah tidak boleh ditelan. Bila ditelan, efek yang
diharapkan tidak akan dicapai. Contoh obat yang biasa diberikan secara
sublingual : Gliserin

B. Tujuan Pemberian Obat

Tujuan pembeian obat secara umum yaitu untuk menghilangkan rasa nyeri
dan menyembuhkan penyakit yang diderita oleh klien.
Tujuan pemberian obat secara sublingual sendirin adalah agar efek yang
ditimbulkan bisa lebih cepat karena pembuluh darah di bawah lidah merupakan
pusat dari sakit. Dengan cara ini, aksi kerja obat lebih cepat yaitu setelah hancur
di bawah lidah maka obat segera mengalami absorbsi ke dalam pembuluh darah.
Cara ini juga mudah dilakukan dan pasien tidak mengalami kesakitan. Selain itu,
tujuannya untuk memperoleh efek local dan sistemik, memperoleh aksi kerja
obat yang lebih cepat dibandingkan secara oral dan menghidari kerusakan obat
oleh hepar.

C. Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pemberian Obat

1. Benar Pasien

Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa (papan identitas di


tempat tidur, gelang identitas) atau ditanyakan langsung kepada pasien atau
keluarganya. Jika pasien tidak sanggup berespon secara verbal, respon non-
verbal dapat dipakai, misalnya pasien mengangguk. Jika pasien tidak sanghgup
mengidentifikasi diri akibat gangguan mental atau gangguan kesadaran, harus
dicari cara identifikasi yang lain seperti menanyakan langsung kepada
keluarganya. Bayi harus selalu diidentifikasi dari gelang identitasnya.

2. Benar Obat

Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan nama
dagang yang kita asing (baru kita dengar namanya) harus diperiksa nama
generiknya, bila perlu hubungi apoteker untuk menanyakan nama generiknya
atau kandungan obat. Sebelum memberi obat kepada pasien, label pada botol
atau kemasannya harus diperiksa 3 kali. Pertama saat membaca permintaan
obat dan botolnya diambil dari rak obat. Kedua, label botol dibandingkan dengan
obat yang diminta. Ketiga, saat dikembalikan ke rak obat. Jika labelnya tidak
terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan ke bagian farmasi.

Jika pasien meragukan obatnya, perawat harus memeriksanya lagi. Saat


memberi obat perawat harus ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini membantu
mengingat nama obat dan kerjanya.

3. Benar Dosis

Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu,


perawat harus berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau apoteker
sebelum dilanjutkan kepada pasien. Jika pasien meragukan dosisnya perawat
harus memeriksanya lagi. Ada beberapa obat baik ampul atau tablet memiliki
dosis yang berbeda tiap ampul atau tabletnya.

4. Benar Cara/Rute

Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang
menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien,
kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat
kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan peroral, sublingual, parenteral,
topikal, rektal dan inhalasi.

5. Benar Waktu

Ini sangat penting khususnya bagi obat yang efektivitasnya tergantung untuk
mencapai atau untuk mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika obat
harus diminum sebelum makan, untuk memperoleh kadar yang diperlukan, harus
diberi satu jam sebelum makan. Ingat, dalam pemberian antibiotik yang tidak
boleh diberikan bersama susu karena susu dapat mengikat sebagian besar obat
itu sebelum dapat diserap. Ada obat yang harus diminum setelah makan, untuk
menghindari iritasi yang berlebihan pada lambung misalnya asam mefenamat.

6. Benar Dokumentasi

Setelah obat diberikan, harus didokumentasikan tentang dosisnya, rutenya,


waktu pemberian dan oleh siapa obat itu diberikan. Bila pasien menolak
meminum obatnya, atau obat itu tidak dapat diminum, harus dicatat alasannya
dan dilaporkan.

D. Komplikasi dan Kesalahan dalam Pemberian Obat

Obat memiliki 2 efek yakni terapeutik dan efek samping. Efek terapeutik
obat memiliki kesesuaian terhadap efek yang diharapkan sesuai kandungan
obatnya seperti paliatif (berefek untuk mengurangi gejala), kuratif (memiliki efek
pengobatan), suportif (berefek untuk menaikkan fungsiatau respons tubuh),
substitutif (berefek sebagai pengganti), efek kemoterapi (berefek untuk
mematikan atau menghambat) dan restorative (berefek pada memulihkan fungsi
tubuh yang sehat). Efek samping merupakan dampak yang tidak diharapkan,
tidak bisa diramal, dan memungkinkan dapat membahayakan seperti adanya
alergi, toksisitas (keracunan), penyakit iatrogenic, kegagalan dalam pengobatan,
dan lain lain.

Alergi kulit : apabila terjadi alergi kulit atas pemberian obat kepada klien,
keluarkan sebanyak mungkin pengobatan yang telah diberikan, beritahu dokter,
dan catat dalam pelaporan.

Resiko kesalahan pengobatan injeksi meningkat secara bermakna dengan


semkin meningginya keparahan sakit pasien, semakin tinggi pelayanan dan
semakin banyaknya penyuntikan obat. Resiko lebih rendah ketika ada sistem
pelaporan kejadian kritia dan ketika pengecekan rutin pada perubahan shift
perawat.

E. Rute Pemberian Obat

Pada pemilihan rute pemberian obat, bergantung pada kandungan obat


dan efek yang diinginkan serta kondisi dan mental pasien. Perawat sering terlibat
dalam pemilihan rute pemberian obat. Hal itu terjadi karena perawat terlibat
dalam perawatan klien secara konsisten.

Ada beberapa rute pemberian obat, disini kami akan membahas


pemberian obat sublingual. Pemberian obat secara sublingual dilakukan dengan
cara diletakkan di bawah lidah, kemudian larut sehingga mudah diabsorbsi. Obat
yang diberikan secara sublingual tidak boleh ditelan, jika obat ditelan maka efek
yang diinginkan tidak akan tercapai. Contoh obat yang biasa diberikan secara
sublingual yaitu Gliserin.

F. Prosedur Pemberian Obat Sublingual

1. Persiapan Klien

a. Cek perencanaan Keperawatan klien

b. Klien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan


2. Persiapan Alat

a. Obat yang sudah ditentukan

b. Tongspatel (bila perlu)

c. Kasa untuk membungkus tongspatel

G. Teknik Pemberian Obat Sublingual

1. Pelaksanaan

a. Cuci tangan tujuh langkah

b. Memasang tongspatel ( jika klien tidak sadar ), kalau sadar anjurkan klien untuk
mengangkat lidahnya.

c. Meletakan obat dibawah lidah

d. Memberitahu klien supaya tidak menelan obat

e. Cuci tangan kembali setelah melakukan rute tersebut pada pasien

f. Perhatikan dan catat reaksi klien setelah pemberian obat

2. Evaluasi

Perhatikan respon klien dan hasil tindakan. Apakah klien tidak menelan obat dan
apakah obat dapat diabsorpsi seluruhnya.

3. Dokumentasi

Mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, respon klien, hasil
tindakan,nama obat dan dosis, perrawat yang melakukan ) pada catatan
keperawatan

Yang perlu diperhatikan dan diketahui dalam pemberian obat secara sublingual
adalah:

a. Pemberian obat dengan cara ditaruh di bawah lidah.

b. Tidak melalui hati sehingga tidak diinaktif.


c. Dari selaput di bawah lidah langsung ke dalam aliran darah, sehingga efek yang
dicapai lebih cepat misalnya : pada pasien serangan jantung dan juga penyakit
asma.

d. Kekurangannya kurang praktis untuk digunakan terus menerus dan dapat


merangsang selaput lendir mulut.

e. Hanya untuk obat yang bersifat lipofil.

f. Bentuknya tablet kecil atau spray,contohnya adalah isosorbid tablet (ISDN)

H. Faktor yang Mempengaruhi Dosis Obat

Dosis obat yang diberikan kepada penderita dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu faktor obat, cara pemberian obat tersebut dan penderita. Terutama faktor
faktor penderita sering kali kompleks karena perbedaan individual terhadap
respon obat tidak selalu dapat diperkirakan. Ada kemungkinan ketiga faktor
tersebut dibawah ini didapati sekaligus.

1. Faktor Obat

Sifat Fisika : daya larut obat dalam air/lemak.

Sifat Kimiawi : asam, basa, garam, ester, garam kompleks, pH, pKa.

Toksisitas : dosis obat berbanding terbalik dengan toksisitasnya.

2. Cara Pemberian Obat Kepada Penderita

Oral : dimakan atau diminum

Parenteral : subcutan, intramuskular, intravena.

Rektal, vaginal, uretral.

Lokal, topical.

Lain lain : implantasi, sublingual, intrabukal.

3. Faktor Penderita

Umur : neonatus, bayi, anak, dewasa.

Berat badan : biarpun sama sama dewasa berat badan bisa berbeda besar.
Jenis kelamin : terutama untuk obat golongan hormone.

Ras : slow and fast acetylators

Toleransi

Obesitas : untuk obat obat tertentu faktor ini harus diperhitungkan.

Sensitivitas individual.

Keadaan pato-fisiologi : kelainan pada saluran cerna mempengaruhi absorbsi


obat, penyakit hati mempengaruhi metabolisme obat, kelainan pada ginjal
mempengaruhi ekskresi obat.

I. Efek Samping Obat

Setiap obat mempunyai kemungkinan untuk menyebabkan efek samping,


oleh karena seperti halnya efek farmakologik, efek samping obat juga
merupakan hasil interaksi yang kompleks antara molekul obat dengan tempat
kerja spesifik dalam sistem biologik tubuh. Kalau suatu efek farmakologik terjadi
secara ekstrim inipun akan menimbulkan pengaruh buruk terhadap sistem
biologik tubuh. Pengertian efek samping dalam pembahasan ini adalah setiap
efek yang tidak dikehendaki yang merugikan atau membahayakan pasien
(adverse reactions) dari suatu pengobatan. Efek samping tidak mungkin
dihindari atau dihilangkan sama sekali, tetapi dapat ditekan atau dicegah
seminimal mungkin dengan menghindari faktor faktor resiko yang sebagian
besar sudah diketahui. Beberapa contoh efek samping misalnya :

a. Reaksi alergi akut karena Penisilin (reaksi imunologik)

b. Hipoglikemia berat karena pemberian Insulin (efek farmakologik yang


berlebihan)

c. Osteoporosis karena pengobatan Kortikosteroid jangka lama (efek samping


karena penggunaan jangka lama)

d. Hipertensi karena penghentian pemberian Klonidin (gejala penghentian obat)

e. Fokomelia pada anak karena Ibunya menggunakan Talidomid pada awal masa
kehamilan (efek teratogenik)

Masalah efek samping obat dalam klinik tidak dapat dikesampingkan


begitu saja oleh karena kemungkinan dampak negatif yang terjadi misalnya :

a. Kegagalan pengobatan
b. Timbulnya keluhan penderitaan atau penyakit baru karena obat (drug-induced
disease atau iatrogenic disease) yang semula tidak diderita oleh pasien

c. Pembiayaan yang harus ditanggung sehubungan dengan kegagalan terapi,


memberatnya penyakit atau timbulnya penyakit yang baru tadi (dampak
ekonomik)

d. Efek psikologik terhadap penderita yang akan mempengaruhi keberhasilan


terapi lebih lanjut misalnya menurunnya kepatuhan berobat.

BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Obat merupakan terapi yang digunakan untuk mengobati klien dalam masalah
dan setiap obat dapat menimbulkan efek dan reaksi yang tidak diinginkan apabila
tidak diberikan sesuai aturan. Pemberian obat yang baik meliputi benar obat, benar
dosis, benar klien, benar rute pemberian dan benar waktu. Kelima hal tersebut
berpengaruh pada manfaat obat yang akan dirasakan oleh klien sehingga kelima hal
tersebut harus diperhatikan dalam setiap pemberian obat kepada klien.

Obat sublingual adalah obat yang cara pemberiannya ditaruh di bawah


lidah.

Dengan cara ini, aksi kerja obat lebih cepat yaitu setelah hancur di bawah lidah
maka obat segera mengalami absorbsi ke dalam pembuluh darah. Cara ini juga
mudah dilakukan dan pasien tidak mengalami kesakitan. Persiapan pemberian
obat sublingual meliputi persiapan klien dan persiapan alat. Teknik pemberian
obat sublingual meliputi pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi.

DAFTAR PUSTAKA
Kusmiyati,Yuni(2007).Keterampilan Dasar Praktik Klinik
Kebidanan.Yogyakarta:Fitramaya

Potter,Patricia A.(2005).Fundamental of Nursing:Concepts,Proses adn Practice 1st


Edition.Jakarta:EGC

Katzung,Bertram G.1986.Farmakologi Dasar dan Klinik.Salemba Medika:Jakarta

Ansel,Howard C.1986.Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi.UI Press:Jakarta

Janoes z.n.2002.Arsprescribendijilid 3. Airlangga University Press:Surabaya

Siswandono dan Bambang Soekardjo.2000.Kimia Medicinal.Airlangga University


Press:Surabaya

Hidayat,AAA dan Uliyah,M.(2006),Keterampilan Dasar Praktik Klinik


Kebidanan.Jakarta:Salemba Medika

Priharjo,Robert.1995.Teknik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat.Jakarta:EGC

L.Kee Joyce & R.Hayesevelyn.1996.FarmakologiPendekatan Proses


Keperawatan.Jakarta:EGC

Diposkan oleh Artia Sofftiyani di 6:28:00 PM

Kirimkan Ini lewat Email

Anda mungkin juga menyukai