Oleh :
Aida Kusnaningsih
Rasa dan bau obat yang tidak enak sering mengganggu pasien.
• Memberi efek sistemik: obat masuk ke dalam pembuluh darah dan beredar ke
seluruh tubuh setelah terjadi absorbs obat di sepanjang saluran
gastrointestinal
• Ada obat-obat tertentu yang memberi efek local dalam usus atau lambung,
karena obat ini tidak larutItidak dapat diabsorbsi dalam rute ini.
• Pasien mendapatkan pengobatan sesuai program pengobatan dokter.
• Memperlancar proses pengobatan dan menghindari kesalahan dalam
pemberian obat.
• Mencegah, mengobati dan mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek terapi
dari jenis obat.
• Proses reabsorbsi Iebih la mbat sehingga bila timbul efek samping dari obat
tersebut dapat segera diatasi.
• Menghindari pemberian obat yang menyebabkan kerusakan kulit dan jaringan
Indikasi
• Pada pasien yang tidak membutuhkan
absorbsi obat secara tepat.
• Pada pasien yang tidak mengalami gangguan
pencernaan
Kontra indikasi
• Pemberian obat peroral tidak dapat diberikan
pada pasien yang mengalami kesulitan
menelan mual atau muntah, Inflamasi usus
atau penurunan peristaltik, pasien baru
menjalani pembedahan gastrointestinal,
penurunan atau tidak ada bising usus,
koma, pasien yang akan menjalani
pengisapan cairan lambung.
PEMBERIAN OBATSUBLINGUAL
Pengertian
Macam obat:
1. Gel/jelly: obat semipadat yang jemih dan tembus cahaya,
mencair jika dioleskan
2. Cream: obat semi padat
3. Ointment/salep: obat semi padat untuk kulit/selaput lendir
4. Pasta: seperti ointment tapi lebih tebal dan lengket
5. Liniment (obat gosok): mengandung minyak, alcohol atau
pelembut sabun
6. Lotion: Obat dalam cairan suspensi, untuk kulit, cairan
emoli jernih
PEMBERIAN OBAT MELALUI MATA
• Pemberian obat mata yaitu cara memberikan obat pada
mata dengan tetes mata atau salep mata.
• Obat yang biasa digunakan oleh pasien ialah tetes
mata dan salep, meliputi preparat yang biasa dibeli
bebas misalnya air mata buatan dan vasokonstriktor
(misalnya visine).
• Klien menerima resep obat-obatan oftalmic untuk
kondisi mata seperti glaukoma dan untuk terapi setelah
suatu prosedur misalnya ekstraksi katarak.
• Persentase besar klien yang menerima obat mata
ialah klien lanjut usia.
Tujuan pemberian obat topikal mata
1. Digunakan untuk mendilatasi pupil pada pemeriksaan struktur dalam mata
2. Melemahkan otot lensa mata pada pengukuran refraksi lensa
3. Digunakan untuk menghilangkan iritasi lokal
4. Meminyaki kornea dan konjungtiva
5. Obat mata golongan antiseptic dan anti infeksi digunakan pada gangguan mata
karena adanya infeksi oleh mikroba, masuknya benda asing ke dalam kornea
maca atau kornea mata yang luka/ulkus.
6. Obat mata kortikosteroid digunakan untuk radang atau alergi mata atau juga
bengkak yang bisa disebabkan oleh alergi itu sendiri atau oleh virus. Karena
Infeksi mata oleh virus itu resisten terhadap pengobatan biasanya
digunakan obat mata golongan kortikosteroid untuk menghilangkan gejalanya
saja. Kalaupun dengan antiseptik hal itu menghindari infeksi sekunder.
7. Gabungan antiseptik dengan kortikosteroid digunakan untuk masalah mata yang
disebabkan oleh mikroba dan dengan keluhan bengKaki radang juga gatal atau
alergi.
8. Digunakan untuk keluhan mata karena habis operasi
Indikasi pemberian obat topikal mata
Kontra indikasi
Obat tetes mata yang mengandung nafazolin
hidroksida tidak boleh digunakan pada penderita
glaukoma atau penyakit mata lainnya yang hebat,
bayi dan anak, Kecuali dalam pegawasan dan nasehat
dokter.
Efek Samping Obat Tetes dan Salep untuk mata
• Penglihatan kabur,
• Nyeri pada mata,
• Iritasi atau infeksi mata,
• Sakit kepala,
• Alergi kontak
PEMBERIAN OBAT MELALUI HIDUNG
• Obat yang diberikan melalui tetesan hidung
(inhalasi hidung) diberikan biasanya dengan
maksud menimbulkan astringent efek yang
merupakan efek obat dalam nengerutkan selaput
lender yang bengkak.
• Pasien yang mengalami perubahan bentuk hidung
dapat diberikan ooat- obatan dengan semprot
(spray).
Tujuan pemberian obat
melalui hidung
Kontraindikasi
• Pada pasien yang menderita hipertensi, karena bisa
menyebabkan vasokontriksi
1. Sebagai pengobatan,
2. Sebagai anestesi local
3. Membasmi mikroorganisme
4. Melunakan kotoran/serumen telinga
5. Serangga yang masuk ke lobang telinga menjadi
mati
Indikasi
1. Pasien yang kurang aktif dalam pendengarannya
2. Pasien yang mengalami gangguan seperti: kemasukan benda
asing
3. Pasien yang serumennya keras
4. Pasien yang mengalami peradangan, mengurangi/menghilangkan
rasa sakit
5. Pasien yang tidak mampu menelan sejumlah obat (peroral)
Kontraindikasi
6. Bagi penderita yang sensitif terhadap Chloramphenicol
7. Perforasi membran timpani.
Efek samping
• Timbul bercak kemerahan (makula populer), iritasi lokal, rasa
gatal,
PEMBERIAN OBAT MELALUI
REKTUM-ANUS
Keuntungan:
• Tidak menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan
bagian atas.
• Obat tertentu dapat diabsorbsi dengan baik melalui
dinding permukaan rektal.
• Mempunyai tingkatan aliran pembuluh darah yang besar
• Pembuluh darah vena pada rektum tidak ditransportasikan
melalui liver
Dukungan Pemenuhan
Kebutuhan Fisiologis
Eliminasi
• Penurunan atau kehilangan tonus otot dapat terjadi konstipasi,
inkontinen urin dan feses. Obat laxant perlu diberikan untuk mencegah
konstipasi. Klien dengan inkontinensia dapat diberikan urinal, pispot
secara teratur atau dipasang duk yang diganjti setiap saat atau
dilakukan kateterisasi. Harus dijaga kebersihan pada daerah sekitar
perineum, apabila terjadi lecet, harus diberikan salep.
Perubahan Sensori
• Klien dengan dying, penglihatan menjadi kabur, klien biasanya
menolak/menghadapkan kepala kearah lampu/tempat terang.
• Klien masih dapat mendengar, tetapi tidak dapat/mampu merespon,
perawat dan keluarga harus bicara dengan jelas dan tidak berbisik-bisik.
PEMBERIAN OBAT MELALUI VAGINA
Kontraindikasi
• Obat per vagina ini tidak boleh diberikan pada orang yang
mempunyai kecenderungan hipersensitif atau alergi.