Anda di halaman 1dari 15

KONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT

Kelompok 2:
Aidil Saputra
Alhusna
Haira putri
Ika lestari
Putri Maulani
Nauval Akram
Reyhan Egiansyah
Sifaul Hayati
Salma Asyifa
A. Rute Pemberian Obat

Obat bisa masuk ke dalam tubuh dengan


berbagai jalan. Setiap rute memiliki kelebihan
dan kekurangan masing-masing. Rute yang
paling umum adalah melalui mulut (per oral)
karena sederhana dan mudah dilakukan
Berikut macam-macam rute pemberian obat:

1. Rute Oral
Banyak obat dapat diberikan secara oral dalam bentuk tablet, cairan
(sirup,emulsi), kapsul, atau tablet kunyah. Rute ini paling sering
digunakan karena paling nyaman dan biasanya yang paling aman dan
tidak mahal. Namun, rute ini memiliki keterbatasan karena jalannya obat
biasanya bergerak melalui saluran pencernaan.
2. Rute Sublingual dan Rute Bukal

obat ditempatkan di bawah lidah (secara sublingual) atau antara


gusi dan gigi (secara bucal) sehingga mereka dapat larut dan
diserap langsung ke dalam pembuluh darah kecil yang terletak di
bawah lidah. Obat ini tidak tertelan.Namun, sebagian besar obat
tidak bisa digunakan dengan cara ini karena obat dapat diserap
tidak lengkap atau tidak teratur.
3. Rute Dubur (Rektal)
Banyak obat yang diberikan secara oral dapat juga diberikan secara rektal sebagai supositoria. Dalam
bentuk ini,obat dicampur dengan zat lilin yarng larut atau mencairkan setelah itu dimasukkan ke dalam
rektum. Karena dinding rectum adalah tipis dan kaya pasokan darah, obat ini mudah diserap. Obat-
obatan yang dapat diberikan secara rektal termasuk asetaminofen atau parasetamol (untuk demam),
diazepam (untuk kejang), dan obat pencahar (konstipasi).
4. Rute Okular (Mata)
Obat yang digunakan untuk mengobati gangguan mata (seperti glaukoma, konjungtivitis, dan luka) dapat
dicampur dengan zat aktif untuk membuat cairan, gel, atau salep sehingga mereka dapat diberikan pada
mata.
5. Rute Telinga (Otic)
Obat yang digunakan untuk mengobati radang telinga dan infeksi dapat diberikan secara langsung ke
telinga. Tetes telinga yang mengandung larutan atau suspensi biasanya diberikan hanya pada liang
telinga luar.
6. Rute Nasal
Untuk pemberian obat melalui rute ini, obat harus diubah menjadi tetesan kecildi udara (dikabutkan,
aerosol) supaya bisa dihirup dan diserap melalui membran mukosa tipis yang melapisi saluran hidung.
Obat yang diberikan dengan rute ini umumnya bekerja derngan cepat.
7. Rute Inhalasi
Obat diberikan dengan inhalasi melalui mulut harus dikabutkan menjadi tetesan lebih kecil dibanding
pada rute hidung sehingga obat dapat melewati tenggorokan (trakea) dan ke paru-paru. Seberapa
dalam obat bisa ke paru-paru tergantung pada ukuran tetesan. Biasanya, metode ini digunakan untuk
pemberian obat yang bekerja secara khusus pada paru-paru
8. Rute Nebulisasi
obat yang diberikan dengan nebulisasi (dikabutkan) harus diubah
menjadi aerosol berupa partikel kecil untuk mencapai paru-paru
Nebulisasi memerlukan penggunaan perangkat khusus, paling sering
sistem nebulizer ultrasonik atau jet.

9. Rute Kutanea
Obat diterapkan pada kulit biasanya digunakan untuk efek
lokal dan dengan demikian yang paling sering digunakan
untuk mengobati gangguan kulit yang dangkal, seperti
psoriasis, eksim, infeksi kulit (virus, bakteri, dan jamur), gatal
gatal, dan kulit kering.
10. Rute Transdermal
obat dihantarkan ke seluruh tubuh melalui patch (bentuknya
semacam koyo) pada kulit.
11. Rute Injeksi

Suatu obat dapat dibuat atau


diproduksi dengan cara yang
memperpanjang penyerapan obat
dari tempat suntikan selama
berjam-jam, hari, atau lebih lama.
Produk tersebut tidak perlu
diberikan sesering produk obat
dengan penyerapan yang lebih
cepat.
B. Sistem Pengukuran Atau Perhitungan Obat
a). Sistem Penghitungan dan Volume Obat
 1.Sistem metric
 2.Sistem farmasi
 3.Sistem rumah tangga
b). Penghitungan larutan
c). Penghitungan dosis anak
 Pemberian dosis obat pada anak memerlukan suatu pertimbangan yangseksama
terhadap perbedaan antara anak dan orang dewasa sehubungandengan
farmakokinetika dan farmakologi obat. Penentuan dosis pada anak harus selalu
individual. Dosis mengacu padabuku standar pediatri atau pedoman terapi, selain
itu dapat juga melihat acuanpada kemasan yang ada pada obat tersebut.
d.) Macam-macam Dosis
• Dosis Terapi
• Dosis Maksimum
• Dosis toxic
• Dosis lethal
• Inithial dose atau loading dose
• Loading dose
• Maintenaince dose
C. Proses Langkah-langkah Pemberian Obat
Secara Aman
Ada 6 persyaratan sebelum pemberian obat yaitu
dengan prinsip 6 benar :
1. Tepat Obat
2. Tepat Dosis
3. Tepat Pasien
4. Tepat Cara Pemberian Obat/ Rute
5. Tepat Waktu
6. Tepat Pendokumentasian
D. Proses Keperawatan dan Obat
Proses keperawatan adalah aktivitas yang mempunyai
maksud yaitu praktik keperawatan yang dilakukan
dengan cara yang sistematik. Proses keperawatan
memiliki tujuan,manfaat bagi pasien,manfaat bagi tenaga
keperawatan,institusi kesehatan, dan bermanfaat untuk
masyarakat.
E. Kesalahan Pemberian Obat (Medication
Error)
Di dalam setiap mata rantai ada beberapa tindakan, setiap
tindakan mempunyai potensi sebagai sumber kesalahan.
Medication error merupakan suatu kejadian yang disebabkan
oleh kesalahan dalam penggunaan obat pada pasien sehingga
membahayakan keselamatan pasien. Oleh karena itu, petugas
kesehatan perlu membuat panduan terkait medication safety
untuk mengurangi risiko medication error. Terdapat 3 jenis
medication error yakni prescribing error, dispensing error, dan
administration error.
F. Peran Perawat Dalam Pemberian Obat
• Peran dalam mengobservasi efek samping dan alergi obat
Untuk melakukan hal ini, perawat harus mengetahui obat yang diberikan pada
pasien serta kemungkinan efek samping yang dapat terjadi. Perawat harus
memberitahu pasien yang memakai/minum obat di rumah mengenai tanda-
tanda atau gejala efek samping obat yang harus dilaporkan pada dokter atau
perawat.
• Peran perawat dalam menyimpan, menyiapkan dan administrasi obat
Perawat harus tahu tata cara menyimpan obat yang benar karena penyimpanan
yang salah dapat merusak struktur kimia maupun efek obat.Dalam
mempersiapkan obat, perawat harus memeriksa tanda kadaluwarsa obat, cara
penggunaan dan pemberiannya.
• Peran perawat dalam melakukan pendidikan kesehatan tentang obat

Anda mungkin juga menyukai