Anda di halaman 1dari 27

Bentuk obat dan rute perjalanan

obat
Nama anggota :
1. Lestari (d11.2018.02641)
2. Ika kurniasih (d11.2018.01643)
3. Vivi anita sari (d11.2018.02650)
A. BENTUK OBAT DAN RUTE
PENGGUNAAN OBAT

Zat aktif obat tidak dapat digunakan begitu saja untuk pengobatan, tetapi
harus dibuat suatu bentuk yang cocok serta pula dipilih rute penggunaan
obat yang sesuai agar tujuan pengobatan dapat tercapai
Dalam pemberian obat perlu pertimbangan
mengenai masalah-masalah seperti berikut

1. Efek apa yang dikehendaki , local atau sistemik.


2. Onset yang bagaimana dikehendaki, yaitu cepat atau lambat.
3. Duration yang bagaimana dikehendaki, yang lama atau yang pendek.
4.Apakah obatnya tidak rusak di dalam lambung dan atau di usus.
5. Obat yang mana yang harganya relative murah.
Penggunaan obat dapat melalui
1. Penggunaan obat melalui oral
Penggunaan obat melalui oral bertujuan terutama untuk mendapatkan efek
sitemik, yaitu obat beredar melalui pembuluh darah ke seluruh tubuh.
Penggunaan obat secara oral adalah yang paling menyenangkan, murah dan
paling aman. Kerugiannya beberapa obat akan mengalami perusakan oleh
cairan lambung atau usus. Pada keadaan pasien muntah-muntah, koma atau
dikehendaki onset yang cepat, penggunaan obat melalui rute oral tidak
memungkinkan.
Bentuk obat padat untuk pemakaian oral yaitu
 tablet
 Serbuk
 Pil
 Kapsul
Macam-macam tablet, ialah
 Tablet kempa
 Tablet kunyah, tablet besar yang tidak ditelan tetapi dikunyah
 Tablet salut
 Tablet efervesen
Macam-macam kapsul

 Kapsul gelatin keras,


 terdiri dasar sebagai wadah obat dan tutupnya. Bentuknya keras,
hingga banyak orang menyangka kaca yang tidak dapat hancur. Tetapi
bila kapsul ini kena air akan lunak dan hancur.
 Kapsul gelatin lunak,
 tertutup dari pabrik dan obatnya sudah dari dulu diisi di pabrik.
Agar menarik, kapsul ini diberi warna.
Macam-macam serbuk
1. Serbuk terbagi,
bentuk serbuk ini berupa bungkusan serbuk dalam kertas
perkamen atau dalam kentong-kantong plastic kecil, tiap bungkus
merupakan satu dosis.
2. Serbuk tak terbagi,
serbuk dalam jumlah yang banyak ditempatkan dalam dos, botol
mulut lebar. Sebagai contoh ialah bedak.
3. Serbuk efervesen,
serbuk yang berupa granul kecil yang mengandung asam sitrat
dan natrium bikarbonat. Cara penggunaannya dilarutkan terlebih
dahulu dalam segelas air, terjadi reaksi antara asam dan natrium
bikarbonat dengan mengeluarkan CO2dan akan menimbulkan
rasa seperti limun.
Bentuk sedian obat oral yang berefek
panjang
 Pelepasan terus-menerus
 Aksi ulang
 Aksi diperpanjang

 Macam bentuk obat cair untuk pemakaian oral


 Larutan
 Eliksir
 Sirup
 Emulsi
 Suspense oral
2. Penggunaan obat secara parental

Parental adalah suatu rute yang tidak melalui usus. Istilah umum yang lain ialah
injeksi atau obat suntik. Injeksi adalah sediaan berupa larutan, emulsi atau
suspense dalam air atau cairan pembawa lain yang cocok, steril dan digunakan
secara parental yaitu dengan merobek lapisan kulit atau lapisan mukosa.
Macam bentuk sediaan
1. Berupa larutan dalam air, contoh injeksi Vit. C.
2. Berupa larutan dalam minyak, contoh injeksi Oleum Camphoratum.
3. Berupa larutan lain seperti Solutio Petit, contoh injeksi Luminal.
4. Berupa suspense obat padat dalam aqua, contoh injeksi Suspensi
Hidrokortison Asetat.
5. Berupa suspense dalam minyak, contoh injeksi Penisilin dalam minyak.
3. penggunaan obat secara inhalasi

Obat dalam keadaan gas atau uap diabsorpsi sangat cepat melalui hidung,
trachea, paru-paru dan selaput lender pada perjalanan pernafasan. Cara lama
anestesi ditung pada kain kasa sebagai tutup hidung, uap yang timbul dihisap
(inhalasi). Cara modern menggunakan tutup hidung dan dipasang pada mesin
(alat).
Alat inhalasi

1. Penghisap uap.
2.Alat penguap.
3.Alat penyemprot.
4.Aerosol.
5. Botol (botol pijatan)
4. penggunaan obat pada selaput lendir
● Penggunaan pada selaput lender di mulut digunakan
● Penggunaan pada selaput lender di mata digunakan
● Penggunaan pada selaput lender di hidung digunakan
● Penggunaan pada selaput lendir di vagina
5. Penggunaan obat pada kulit (topikal)

Penggunaan obat pada kulit dimaksudkan untuk memperoleh efek pada atau di dalam
kulit. Bentuk obat dapat berupa padat, cair dan semi padat.
a. Bentuk obat padat untuk penggunaan topical adalah serbuk yang tujuannya menyerap
lembab, mengurangi geseran antar dua lipatan kulit dan sebagai bahan pembawa obat.
b. Bentuk obat cair untuk penggunaan topical adalah, Sediaan basah seperti kompres,
celupan dan untuk mandi.
c. Bentuk obat semi padat pada penggunaan topical.
 Salep adalah sediaan setengah padat untuk dipakai pada kulit.
 Krim adalah sedian setengah padat yang banyak mengandung air.
d. Bentuk obat aerosol untuk penggunaan topical ada tiga tipe,
 Aerosol semprotan pembasah atau permukaan
 Aerosol aliran semprotan
 Aerosol busa.
B. Interaksi obat
Interaksi obat dapat terjadi ketika Anda mengonsumsi lebih dari satu
jenis obat secara sekaligus. Obat yang satu dengan yang lain mungkin saja
bereaksi dan menimbulkan efek samping tertentu. Tidak hanya itu, obat
juga berkemungkinan menimbulkan reaksi kimia baru ketika berinteraksi
dengan makanan atau minuman yang dikonsumsi sebelum atau sesudah
meminum obat.
Jenis-jenis Interaksi Obat yang Mungkin
Terjadi
 Interaksi obat dengan obat
Hal ini terjadi ketika Anda mengonsumsi dua atau lebih banyak obat-obatan
secara bersamaan. Makin banyak obat yang dikonsumsi bersama-sama, maka
makin tinggi pula risiko interaksi yang bisa terjadi. Misalnya, obat A dan B sama-
sama menyebabkan rasa kantuk, maka Anda cenderung mengalami rasa kantuk
dua kali lipat. Jenis interaksi obat ini dianggap sebagai kejadian yang paling
umum menimpa seorang pasien.
• Interaksi obat dengan makanan atau minuman
Sebagian obat tidak boleh dikonsumsi bersamaan atau berdekatan waktu
dengan makanan atau minuman tertentu. Karena interaksi obat dan minuman
ini juga menyebabkan kadar obat dalam darah naik sehingga berisiko
menyebabkan terjadinya keracunan.
• Interaksi obat dengan penyakit
Pada kondisi kesehatan yang tidak prima, obat dapat berinteraksi dengan
penyakit lain yang Anda derita. Misalnya, obat-obatan dekongestan atau
fenilefrin yang dapat meningkatkan tekanan darah. Dengan kata lain, kondisi
kesehatan yang memengaruhi obat tersebut sehingga memicu terjadinya
interaksi obat yang membahayakan. Terlebih pada pasien dengan keadaan
penyakit lain yang sudah kritis. Kini sudah saatnya Anda bersikap lebih kritis
dengan risiko interaksi obat. Agar terhindar dari risiko tersebut, bacalah label
kemasan tiap kali sebelum Anda mengonsumsi obat yang dijual bebas
C. Cara Cara Pemberian Obat
Selain faktor formulasi, cara pemberian obat juga menentukan kecepatan
absorpsi obat oleh tubuh, bergantung pada efek yang diinginkan , yaitu efek
sistemik (diseluruh tubuh) atau efek lokal (setempat), keadaan pasien ,dan
sifat-sifat fisika-kimia obat.
EFEK SISTEMIK
1. ORAL
 Pemberian melalui mulut
 Pemakaian mudah, aman, lazim, dan praktis
 Tidak dapat diterapkan untuk obat yang bersifat merangsang
(emetin,aminofilin) atau yang diuraikan oleh getah lambung (benzil
penisilin, insulin, dan oksitosin)
 Dapat terjadi inaktivasi oleh hati sebelum diedarkan ke tempat kerja
obat
 Digunakan untuk mencapai efek lokal dalam usus, misalnya obat
cacing dan obat diagnostik untuk pemotretan lambung-usus
 Pemberian antibiotik untuk sterilisasi lambung-usus pada infeksi
atau sebelum operasi
2. OROMUKOSAL
Pemberian melalui mukosa dirongga mulut :
 Obat diletakkan dibawah lidah
 SublingualTerjadi absorpsi oleh selaput lendir ke vena-vena lidah yang
sangat banyak
 Obat langsung masuk peredaran darah tanpa melalui hati (tidak di
inaktifkan )
 Efek yang di inginkan tercapai lebih cepat
 Efektif untuk serangan jantung dan asma
 Kurang praktis untuk digunakan terus menerus karena dapat merangsang
selaput lendir mulut
 Bentuk tablet kecil, contoh tablet isosorbid
 Obat diletakkan diantara pipi dan gusi
3. INJEKSI
Pemberian obat secara parenteral, yaitu dibawah atau menembus kulit / selaput
lendir. Suntikan atau injeksi digunakan untuk :
 Memberikan efek obat dengan cepat
 Obat-obat yang merangsang atau dirusak oleh getah lambung
 Diberikan pada pasien yang tidak sadar atau tidak mau bekerja sama
4. Implantasi
Obat dalam bentuk pellet steril dimasukkan dibawah kulit dengan alat khusus
(Trocar), terutama digunakan untuk efek sistemik lama, misalnya obat-obat
hormon kelamin (Ekstradiol dan testosteron). Akibat absorpsi yang lambat,
satu pellet dapat melepaskan zat aktifnya secarA teratur selama 3- 5 bulan.

5. Rectal
Pemberian obat melalui rektal atau dubur. Cara ini memiliki efek sistemik
lebih cepat dan lebih besar dibandingkan per oral dan cocok digunakan untuk
obat yang mudah dirusak oleh asam lambung
EFEK LOKAL (Pemakaian Setempat)
 Kulit ( Perkutan ), Obat diberikan dengan mengoles pada permukaan kulit ,
contoh obat salep, krip, lotion.
 Inhalasi, Obat disemprotkan untuk disedot melalui hidung atau mulut,
penyerapan dapat terjadi pada selaput mult, tenggorokan, dan pernapasan.
Contoh bentuk sediaan gas,zat padat, atau aerosol
 Mukosa Mata dan Telinga, Obat yang diberikan melalui selaput/ mukosa
mata atau telinga, obat diabsorpsi kedalam darah dan menimbulkan efek.
Contoh obat tetes atau salep.
 Intravaginal, Obat diberikan melalui selaput lendir atau mukosa vagina,
biasanya berupa obat antifungi dan pencegah kehamilan. Dapat berentuk
ovula,salep,krim, dan cairan bilas
 IntranasaL, Obat diberikan melalui selaput lendir hidung untuk mengecilkan
selaput atau mukosa hidung yang membengkak, contohnya Otrivin
BENTUK OBAT
a. Obat cair
1. Solutio
2. Mixtura
3. Suspensi
4. Sirup
5. Elixir
6. Spirit
7. Tinctur
8. Air aromtik
b. Obat setengah padat
1. Unguenta
2. Occulenta / salep mata
3. Pasta
4. Linimenta
5. Sapones / sabun
6. Cremores krim
7. Gelones / gel
c. Obat padat
1. Pulvis dan Pulveres
2. Pililae / Pil
3. Tabulae /Ttablet
4. Capsulae / capsul
5. Suppositoria
6. Bacilla
7. Spesies / Jamu
8. Implant / Pelet
9. Aerosolum

Anda mungkin juga menyukai