Kecepatan disolusi obat berbanding langsung dengan luas permukaan yang kontak
dengan cairan/pelarut. Bertambah kecil partikel, bertambah luas permukaan total,
bertambah mudah larut (Joenoes, 2002).
2.Pengaruh daya larut obat
Pengaruh daya larut obat/bahan aktif tergantung pada: - Sifat kimia: modifikasi
kimiawi obat - Sifat fisik: modifikasi fisik obat - Prosedur dan teknik pembuatan
obat - Formulasi bentuk sediaan/galenik dan penambahan eksipien (Joenoes,
2002).
Beberapa faktor lain fisiko-kimia obat. - Temperatur - pKa dan derajat ionisasi
obat.
Obat bisa masuk ke dalam tubuh dengan
berbagai jalan. Setiap rute memiliki kelebihan
dan kekurangan masing-masing. Rute yang
paling umum adalah melalui mulut (per oral)
karena sederhana dan mudah dilakukan.
Beberapa rute tidak bisa dilakukan oleh setiap
orang, namun harus diberikan oleh tenaga
kesehatan tertentu.
Berikut macam-macam rute pemberian obat:
Diminum (oral) contoh: tablet,kapsul,pil,syrup,pulvis
Ditempatkan di bawah lidah (sublingual) atau antara gusi dan pipi (bukal) contoh obat:
isosorbide dinitrate
Dimasukkan ke dalam rektum (dubur) atau vagina (vagina) cotoh obat: suppositoria
Ditempatkan di mata (rute okular) atau telinga (rute otic) contoh: salep mata. Tetes mata
Disemprotkan ke hidung dan diserap melalui membran hidung (nasal) contoh obat: inhalasi
Terhirup masuk ke dalam paru-paru, biasanya melalui mulut (inhalasi) atau mulut dan hidung
(dengan nebulisasi) contoh obat: nebulizer
Diterapkan pada kulit (kutanea) untuk efek lokal (topikal) atau seluruh tubuh (sistemik)
Dihantarkan melalui kulit dengan patch (transdermal, semacam koyo) untuk efek sistemik.
Rute oral
• Banyak obat dapat diberikan secara oral dalam bentuk tablet, cairan
(sirup, emulsi), kapsul, atau tablet kunyah. Rute ini paling sering
digunakan karena paling nyaman dan biasanya yang paling aman dan
tidak mahal. Namun, rute ini memiliki keterbatasan karena jalannya
obat biasanya bergerak melalui saluran pencernaan. Untuk obat
diberikan secara oral, penyerapan (absorpsi) bisa terjadi mulai di
mulut dan lambung. Namun, sebagian besar obat biasanya diserap di
usus kecil. Obat melewati dinding usus dan perjalanan ke hati sebelum
diangkut melalui aliran darah ke situs target. Dinding usus dan hati
secara kimiawi mengubah (memetabolisme) banyak obat, mengurangi
jumlah obat yang mencapai aliran darah. Akibatnya, ketika obat yang
sama diberikan secara suntikan (intravena), biasanya diberikan dalam
dosis yang lebih kecil untuk menghasilkan efek yang sama.
• Ketika obat diambil secara oral, makanan dan obat-obatan lainnya dalam saluran
pencernaan dapat mempengaruhi seberapa banyak dan seberapa cepat obat ini
diserap. Dengan demikian, beberapa obat harus diminum pada saat perut kosong,
beberapa obat lain harus diambil dengan makanan, beberapa obat lain tidak
harus diambil dengan obat-obatan tertentu lainnya, dan beberapa obat yang lain
tidak dapat diambil secara oral sama sekali.
• Beberapa obat oral mengiritasi saluran pencernaan. Misalnya, aspirin dan
sebagian besar obat nonsteroidal anti-inflammatory (NSAID) dapat
membahayakan lapisan lambung dan usus kecil untuk berpotensi menyebabkan
atau memperburuk ulser yang sudah ada sebelumnya. Beberapa obat lain
penyerapannya buruk atau tidak teratur dalam saluran pencernaan atau
dihancurkan oleh enzim asam dan pencernaan di dalam perut.
• Rute pemberian lain yang diperlukan ketika rute oral tidak dapat digunakan,
misalnya:
• Ketika seseorang tidak bisa mengambil apapun melalui mulut
• Ketika obat harus diberikan secara cepat atau dalam dosis yang tepat atau sangat
tinggi
• Ketika obat buruk atau tidak teratur diserap dari saluran pencernaan
Rute sublingual dan rute bukal
1. SIFAT MEMBRAN SEL TERHADAP ABSORBSI OBAT Suatu obat dapat melewatitempat absorbsisekitar satu atau
lebih lapisan sel untukmemasuki peredran darah
Permeabilitas dari suatu obat pada absorbsidalam sistem
peredaran berkaitan denganstruktur molekul dan biokimia
membran sel
PENGARUH TINGKAT PENYAKIT TERHADAP ABSORBSI
OBAT