1. Oral :
2. Oromucosal :
a. Sub Lingual
b. Bucal
3. Injeksi :
- Alat suntik harus steril dan dapat merusak pembuluh darah atau
syaraf jika tempat penyuntikkannya tidak tepat
4. Implantasi :
5. Rectal :
6. Transdermal :
1. Intranasal :
2. Inhalasi :
- Bentuk sediaan : Gas dan Zat padat, tetapi bisa juga mempunyai
efek sistemik. Bentuk inhalasi ini bisa dalam wadah yang diberi
tekanan dan mengandung zat pemancur (aerosol, cth : Alupent
Metered Aerosol
4. Intra Vaginal :
5. Kulit (Percutan) :
- Kulit yang sehat sukar sekali dimasuki obat, tetapi bila terjadi
kerusakan resorpsi dapat berlangsung
S.
T. 3
U. .
V.
W. Waktu ParuhWaktu paruh (T ) adalah waktu yang dibutuhkn=an untuk
mengubah jumlah obat dalamtubuh menjadi separuhnya selama eliminasi.
Dalam hal yang paling sederhana dan bergunadalam menyusun regimen
dosis obat tubuh manusia bisa dipandang sebagai suatukompartemen
tunggal dengan ukuran yang sama dengan volume distribusi.
Sementaraorgan eliminasi hanya dapat membersihkan obat dari darah bila
ada kontak langsungdengan organ eliminasi tersebut, darah, atau plasma
sendiri berada dalam keseimbangandengan volume distribusi total. Sehingga
lamanya obat berada dalam tubuh akanbergantung pada volume distribusi
dan clearance :T = 0,7 x VdCLNamun banyak pula obat yang menunjukkan
farmakokinetik multikompartemen. Dalamkedaan ini, di mana lebih dari satu waktu
paruh bisa dimiliki oleh suatu obat, maka waktuparuh bisa dimiliki ole suatu
obat, maka waktu paruh yang sebenarnya.4.
X.
Y. Pengikatan obat pada protein plasmaMolekul obat bisa berikatan dengan
protein plasma (biasanya albumin). Obat yang terikatadalah inaktif secara
farmakoligi; hanyalah obat bebas (tidak terikat) yang dapat bekerjapada target
dalam jaringan dan menghasilkan suatu respons biologic. Jadi, dengan
berikatandengan protein plasma, obat-obat menjadi terperangkap dan
dalam efek menjadi tidakaktif