Anda di halaman 1dari 33

PRINSIP

PENGELOLAAN DAN
PENGGUNAAN
OBAT

Semarang, 11 September 2015 1


CARA PEMBERIAN OBAT
 Berdasarkan efek yang diinginkan maka cara
pemberian obat dapat dikelompokkan menjadi:
1. Efek yang diinginkan efek sistemik (di seluruh
tubuh) atau
2. Efek lokal (setempat) .

Semarang, 11 September 2015 2


CARA PEMBERIAN OBAT

A. Untuk Memberikan Efek Sistemik (Obat


disebar ke seluruh tubuh)
 1. Oral :
- Pemberiannya melalui mulut
- Mudah dan aman pemakaiannya, lazim dan praktis
- Tidak semua obat dapat diberikan per-oral, misalnya :
Obat yang bersifat merangsang (emetin, aminofilin) atau
yang diuraikan oleh getah lambung (benzilpenisilin,
insulin dan oksitoksin)

-
Semarang, 11 September 2015 3
Dapat terjadi inaktivasi oleh hati sebelum diedarkan ke
tempat kerjanya
- Dapat juga untuk mencapai efek lokal misalnya : obat
cacing, obat diagnostik untuk pemotretan lambung –
usus
- Baik sekali untuk mengobati infeksi usus
- Bentuk sediaan oral : Tablet, Kapsul, Obat hisap, Sirup
dan Tetesan

Semarang, 11 September 2015 4


CARA PEMBERIAN OBAT

2. Oromucosal
 Pemberian sublingual

yaitu : obat yg diletakkan di bawah lidah


sampai hbs diabsorbsi ke dlm pembulu darah.
obat tdk boleh ditelan & klien tdk boleh minum
sampai seluruh obat larut
Contoh : Nitrogliserin

Semarang, 11 September 2015 5


 Tujuan :
a. utk memperoleh efek lokal dan sistemik
b. utk memperoleh aksi kerja obat yg lebih
cepat dibandingkan scr oral
c. utk menghindari kerusakan obat oleh
hepar

Semarang, 11 September 2015 6


 Bucal
- Obat diletakkan diantara pipi dan gusi
- Obat langsung masuk ke dalam aliran darah
- Misalnya obat untuk mempercepat kelahiran
bila tidak ada kontraksi uterus, contoh :
Sandopart Tablet

Semarang, 11 September 2015 7


3. Injeksi :
Pemberiannya dengan jalan suntikkan
- Efek yang diperoleh cepat, kuat dan lengkap
- Keberatannya lebih banyak dari pasien
- Alat suntik harus steril dan dapat merusak pembuluh
darah atau syaraf jika tempat penyuntikkannya tidak
tepat
- Terutama untuk obat yang merangsang atau dirusak
oleh getah lambung atau tidak tidak diresorpsi oleh
dinding usus

Semarang, 11 September 2015 8


Jenis Injeksi lebih kurang ada 10 :
a. Subcutan/Hipodermal (sc) : Penyuntikkan dibawah kulit,
Efeknya agak lambat dan dapat digunakan sendiri
misalnya : penyuntikan insulin pada penderita diabetes.
b. Intramuskular (im) : Penyuntikan dilakukan dalam otot
misalnya, penyuntikan antibiotika atau dimana tidak
banyak terdapat pembuluh darah dan syaraf, misalnya
otot pantat atau lengan atas
c. Intravena (iv) : Penyuntikan dilakukan ke dalam
pembuluh darah, Reaksinya sangat cepat yaitu waktu
satu peredaran darah, obat sudah beredar ke seluruh
tubuh atau jaringan, Dapat menimbulkan reaksi-reaksi
hebat seperti turunnya tekanan darah secara mendadak,
shock, dsb.

Semarang, 11 September 2015 9


 d. Intra arteri (ia) : Penyuntikan dilakukan pada pembuluh
nadi, Dilakukan untuk membanjiri suatu organ misalnya pada
Kanker Hati

e. Intra cutan (ic) : Penyuntikkan dilakukan dalam kulit,


Absorpsi sangat perlahan misalnya pada tuberculin test dati
Mantoux

f. Intra lumbal : Penyuntikan dilakukan ke dalam ruas


pinggang (sumsum tulang belakang) misalnya untuk anestesi
umum

g. Intra peritonial : Penyuntikan ke dalam selaput perut

Semarang, 11 September 2015 10


h. Intra cardial : Penyuntikan ke dalam jantung
i. Intra pleural :Penyuntikan ke dalam rongga pleura
(paru-paru)
k. Intra articulair : Penyuntikan ke dalam celah-celah
sendi

Semarang, 11 September 2015 11


4. Implantasi :

- Bentuk pellet steril, obat dicangkokkan dibawah kulit,


terutama digunakan untuk efek sistemik lama, misalnya
obat-obat hormon kelamin (estradiol dan testoteron)

- Resorpsinya lambat, satu pellet dapat melepaskan zat


aktifnya secara perlahan-lahan selama 3-5 bulan
lamanya

Semarang, 11 September 2015 12


5. Rectal :
- Pemberian obat melalui rectal (dubur)
- Bentuknya suppositoria dan clysma (obat pompa)
- Baik sekali untuk obat yang dirusak oleh asam lambung
- Diberikan untuk mencapai takaran yang cepat dan tepat
- Efek sistemiknya lebih cepat dan lebih besar bila
dibandingkan dengan peroral, berhubung pembuluh-
pembuluh darah pertama. Contoh : pada pengobatan asma
(amecain suppositoria) ; pada bayi (stesolid rectal, dalam
pengobatan kejang akut)

Semarang, 11 September 2015 13


- Tetapi bentuk suppositoria dan clysma sering digunakan
untuk efek lokal misalnya untuk wasir dan laxativ
- Pemberian obat melalui rektal dapat dioleskan pada
permukaan rektal berupa salep dan hanya mempunyai
efek lokal

Semarang, 11 September 2015 14


6. Transdermal :

- Cara pemakaian melalui permukaan kulit, berupa


plester. Obat menyerap secara perlahan dan kontinyu,
masuk ke sistem peredaran darah, langsung ke jantung

- Umumnya untuk gangguan jantung misalnya angina


pectoris, tiap dosis dapat bertahan 24 jam. Cth :
Nitrodisk dan Nitroderm T.T.S. (therapeutic transdermal
system)

Semarang, 11 September 2015 15


 B. Untuk Memberikan Efek Lokal (Pemakaian
Setempat)
1. Intranasal :
- Obat diberikan melalui selaput lendir hidung
- Digunakan untuk menciutkan selaput/mukosa hidung
yang membengkak (otrivin nasal drop)
- Bentuk sediaan : Drop dan Spray
- Cara ini dapat digunakan untuk efek sistemik misalnya
untuk melancarkan pengeluaran ASI cth : Syntocinon
nasal spray

Semarang, 11 September 2015 16


2. Inhalasi :
- Obat diberikan untuk disedot melalui hidung atau mulut
atau disemprotkan
- Penyerapan dapat terjadi pada selaput mulut,
tenggorokan dan pernafasan
- Bentuk sediaan : Gas dan Zat padat, tetapi bisa juga
mempunyai efek sistemik. Bentuk inhalasi ini bisa dalam
wadah yang diberi tekanan dan mengandung zat
pemancur (aerosol, cth : Alupent Metered Aerosol

Semarang, 11 September 2015 17


3. Mukosa Mata Dan telinga :
- Obat diberikan melalui selaput/mukosa mata atau
telinga, bentuk drop dan salep
- Obat dapat diresorpsi ke dalam darah dan
menimbulkan efek teknis

Semarang, 11 September 2015 18


4. Intra Vaginal :

- Obat diberikan melalui selaput lendir/mukosa vagina


- Diberikan pada antifungi dan anti kehamilan
- Bentuknya : Tablet, Salep, Krim dan Cairan bilasan

Semarang, 11 September 2015 19


5. Kulit (Percutan) :

- Obat diberikan dengan jalan mengoleskan pada


permukaan kulit
- Kulit yang sehat sukar sekali dimasuki obat, tetapi bila
terjadi kerusakan resorpsi dapat berlangsung
- Bentuk obat umunya salep dan krim

Semarang, 11 September 2015 20


CARA PENYIMPANAN OBAT

 Simpanlah obat terpisah dari makanan dan bahan


makanan
 Simpan obat ditempat aslinya, jgn ditukar dgn tempat
lain
 Hindari obat dari tempat panas, sinar matahari langsung,
lembab, dapur atau kamar mandi
 Jangan simpan dikulkas atau lemari pendingin kecuali
ada keterangan resmi.
 Pisahkan antara obat yang diminum dengan obat luar.
 Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.

Semarang, 11 September 2015 21


Macam-macam suhu penyimpanan obat :
Dingin  adalah suhu tidak lebih dari 8 derajat.Lemari
pendingin memiliki suhu antara 2 - 8 derajat sedangkan
lemari pembeku mempunyai suhu antara -20 s/d -10
derajat.
Sejuk adalah suhu antara 8 s/d 15 derajat. Kecuali
dinyatakan lain harus disimpan pada suhu sejuk dapat
disimpan dilemari pendingin.
Suhu Kamar adalah suhu pada ruang kerja. Suhu kamar
terkendali adalah suhu yang diatur antara 15 s/d 30
derajat.
Hangat adalah suhu antara 30 s/d 40 derajat
Panas berlebih adalah suhu diatas 40 derajat

Semarang, 11 September 2015 22


PROSEDUR PEMBERIAN OBAT
Penggunaan Obat Secara Rasional:
 Tepat indikasi
 Tepat obat
 Tepat dosis regimen
 Tepat penderita
 Waspada ESO (efek samping obat)

Semarang, 11 September 2015 23


Terapi Rasional
Definisi:
Cara penggobatan yang telah diakui dan
dibuktikan secara ilmiah, dengan
mempertimbangkan aspek:
- Aspek manfaat
- Resiko efek samping obat
- Biaya

Semarang, 11 September 2015 24


Penyerahan Obat
 Cara penggunaan obat
 Waktu penggunaan obat
 Aturan pakai penggunaan obat
 Lama penggunaan obat
 ESO dan cara penanggulanganya
 Cara penyimpanan obat yang benar
 Peringatan lain yang dirasa perlu

Semarang, 11 September 2015 25


Informasi yang Tepat
 Penting untuk meningkatkan kepatuhan
 Jenis informasi yang diberikan
disesuaikan dengan tingkat kecerdasan
dan golongan sosial pasien.

Semarang, 11 September 2015 26


Beberapa Hal tentang obat
 Sedang hamil atau menyusui
 Neonatus, pediatri atau geriatri
 Gejala yang ingin dihilangkan
 Riwayat alergi terhadap obat atau riwayat alergi
dalam keluarga.
 Sedang atau baru saja minum obat bebas atau
obat lain
 Bila sedang menjalani program diet tertentu,
misal rendah garam, gula dan lain-lain.

Semarang, 11 September 2015 27


Waktu Pemakaian Obat
 Bila terdapat keterangan penggunaan obat
setiap 4 atau 6 jam, maka jarak minum
obat harus tepat sesuai petunjuk.
 Bila keterangannya digunakan 3 x sehari,
maka penggunaannya lebih fleksibel
 Minum setalah makan, sebelum makan
atau pada saat perut keadaan kosong.

Semarang, 11 September 2015 28


Pemberian Obat Pada Neonatus,
Bayi dan Anak
Harus hati-hati karena:
 Organ belum berfungsi sempurna
 Distribusi cairan tubuh berbeda dgn
dewasa
 Dosis anak dihitung dengan rumus

Semarang, 11 September 2015 29


Penggunaan Obat pada Wanita
Hamil dan Menyusui
 Sebaiknya dihindari pemberian zat-zat
kimia karena dapat membahayakan
perkembangan janin
 Mempengaruhi langsung pada embrio
atau janin (letal, toksik, teratogenik)
 Mempengaruhi fungsi plasenta
(mengganggu nutrisi untuk embrio dan
janin)

Semarang, 11 September 2015 30


Prinsip Pemilihan Obat
 Timbanglah manfaat dan resikonya
 Pertama-tama gunakan obat yang paling
established,
 Gunakan obat yang anda ketahui paling baik
 Sesuaikan dengan kebutuhan individu yang
bersangkutan
 Sesuaikan dosis secara individu
 Pilihlah cara pemberian yang paling aman.

Semarang, 11 September 2015 31


DOKUMENTASI
Setelah obat itu diberikan, harus
didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan
oleh siapa obat itu diberikan. Bila pasien
menolak meminum obatnya, atau obat itu
tidak dapat diminum, harus dicatat
alasannya dan dilaporkan.
 Efek samping obat dicatat dan dilaporkan
MONITORING EFEK SAMPING OBAT (MESO)
Semarang, 11 September 2015 32
Terima kasih..

Anda mungkin juga menyukai