Tidak semua obat dapat diberikan per-oral, contohnya adalah : obat yang bersifat merangsang (emetin,
aminofilin) atau yang diuraikan oleh getah lambung (benzilpenisilin, insulin dan oksitoksin).
Pemberian obat oral ini dapat terjadi inaktivasi oleh hati sebelum diedarkan ke tempat kerjanya
Dapat juga untuk mencapai efek lokal yang diinginkan dan dikehendaki contohnya adalah : obat cacing,
obat diagnostik untuk pemotretan lambung - usus (pemeriksaan diagnostik).
Bentuk sediaan oral diantaranya yaitu : Tablet, Kapsul, Obat hisap, Sirup dan Tetesan.
Yang perlu diperhatikan dan diketahui dalam pemberian obat secara Sublingual adalah :
Dari selaput di bawah lidah langsung ke dalam aliran darah, sehingga efek yang dicapai lebih cepat
misalnya : Pada pasien serangan Jantung dan juga penyakit asma.
Kekurangannya kurang praktis untuk digunakan terus menerus dan dapat merangsang selaput lendir
mulut.
Hanya untuk obat yang bersifat lipofil.
Bentuknya tablet kecil atau spray, contohnya adalah : Isosorbid Tablet ( ISDN ).
Yang perlu diperhatikan dan diketahui dalam tehnik pemberian obat secara Inhalasi adalah :
Obat diberikan untuk disedot melalui hidung atau mulut atau disemprotkan
Penyerapan obat yang diberikan dengan inhalasi ini dapat terjadi pada selaput mulut, tenggorokan dan
pernafasan
Bentuk sediaan obat inhalasi adalah dalam bentuk gas dan zat padat, tetapi bisa juga mempunyai efek
sistemik. Bentuk inhalasi ini bisa dalam wadah yang diberi tekanan dan mengandung zat pemancur
(aerosol, contohnya yaitu : Alupent Metered Aerosol ).
Yang perlu diperhatikan dan diketahui dalam pemberian obat secara Rektal yaitu :
Pemberian obat melalui rectal adalah maksudnya pemberian obat melalui dubur (rektal).
Efek sistemiknya lebih cepat dan lebih besar bila dibandingkan dengan peroral, berhubung pembuluh-
pembuluh darah pertama. Misalnya adalah : pada pengobatan asma (amecain suppositoria) , pada bayi
(stesolid rectal, dalam pengobatan kejang akut)
Tetapi bentuk suppositoria dan clysma sering digunakan untuk efek lokal misalnya untuk wasir dan
laxativ.
Pemberian obat melalui rektal dapat dioleskan pada permukaan rektal berupa salep dan hanya
mempunyai efek lokal.
Yang perlu diperhatikan dan diketahui dalam tehnik pemberian obat secara Pervaginam (Intra Vaginal)
yaitu :
Yang perlu diperhatikan dan diketahui dalam pemberian obat secara Topikal / Lokal. Pemberian secara
topikal atau lokal maksudnya adalah obat yang cara pemberiannya bersifat lokal, misalnya tetes mata,
salep, tetes telinga dan lain-lain.
dosis yang diberikan sesuai resep dan selalu menggunakan prinsip 12 benar, yaitu:
1. Benar Klien
• Selalu dipastikan dengan memeriksa identitas pasien dengan memeriksa gelang identifikasi dan
meminta menyebutkan namanya sendiri.
• Klien berhak untuk mengetahui alasan obat
• Klien berhak untuk menolak penggunaan sebuah obat
• Membedakan klien dengan dua nama yang sama
2. Benar Obat
• Klien dapat menerima obat yang telah diresepkan
• Perawat bertanggung jawab untuk mengikuti perintah yang tepat
• Perawat harus menghindari kesalahan, yaitu dengan membaca label obat minimal tiga kali:
1. Pada saat melihat botol atau kemasan obat,
2. Sebelum menuang/menghisap obat
3. Setelah menuang/ mengisap obat
• Memeriksa apakah perintah pengobatan lengkap dan sah
• Mengetahui alasan mengapa klien menerima obat tersebut
• Memberikan obat-obatan tanda: nama obat, tanggal kadaluarsa
3. Benar Dosis Obat
• Dosis yang diberikan klien sesuai dengan kondisi klien.
• Dosis yang diberikan dalam batas yang direkomendasikan untuk obat yang bersangkutan.
• Perawat harus teliti dalam menghitung secara akurat jumlah dosis yang akan diberikan, dengan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: tersedianya obat dan dosis obat yang diresepkan/ diminta,
pertimbangan berat badan klien (mg/KgBB/hari), jika ragu-ragu dosisi obat harus dihitung kembali dan
diperiksa oleh perawat lain.
• Melihat batas yang direkomendasikan bagi dosis obat tertentu.
Judith hopler deglin , pedoman obat untuk perawat, penerbit buku kedokteran : EGC
Kozier , buku ajar praktik keperawatan klinis edisi 5,penerbit buku kedokteran:EGC
Penjelasan Tentang Istilah-Istilah Rute Pemberian :
1 Per Oral, melalui mulut masuk saluran intestinal (lambung), penyerapan obat melalui membran mukosa pada
lambung dan usus memberi efek sistematik
2 Sublingual, dimasukkan dibawah lidah, penyerapan obat melalui membran mukosa, memberi efek sistemik
3 Parenteral(injeksi), melalui selain jalan lambung dengan merobek beberapa jaringan, antara lain:
a. Intravena, masuk melalui pembuluh darah balik (vena), memberikan efek sistematik
b. Intrakardia, menembus jantung, memberi efek sistemik
c. Intrakutan, menembus kulit, memberi efek sistemik
d. Subkutan,dibawah kulit, memberi efek sistemik
e. Intramuskular, menembus otot daging, memberi efek sistemik
4 Intraokular, diteteskan pada mata, memberi efek lokal
5 Intranasal, diteteskan pada lubang hidung, memberi efek lokal
6 Aural, diteteskan pada lubang telinga, memberi efek lokal
7 Intrarespiratoral, inhalasi berupa gas masuk paru-paru, memberi efek lokal
8 Rektal, dimasukkan kedalam lubang dubur, dapat memberi efek lokal atau sistemik
9 Vaginal, dimasukkan kedalam lubang kemaluan wanita, memberi efek lokal
10 Uretral, dimasukkan kedalam saluran kencing, memberi efek lokal
Penjelasan Tentang Istilah-Istilah Rute Pemberian :
1 Per Oral, melalui mulut masuk saluran intestinal (lambung), penyerapan obat melalui membran mukosa pada
lambung dan usus memberi efek sistematik
2 Sublingual, dimasukkan dibawah lidah, penyerapan obat melalui membran mukosa, memberi efek sistemik
3 Parenteral(injeksi), melalui selain jalan lambung dengan merobek beberapa jaringan, antara lain:
a. Intravena, masuk melalui pembuluh darah balik (vena), memberikan efek sistematik
b. Intrakardia, menembus jantung, memberi efek sistemik
c. Intrakutan, menembus kulit, memberi efek sistemik
d. Subkutan,dibawah kulit, memberi efek sistemik
e. Intramuskular, menembus otot daging, memberi efek sistemik
4 Intraokular, diteteskan pada mata, memberi efek lokal
5 Intranasal, diteteskan pada lubang hidung, memberi efek lokal
6 Aural, diteteskan pada lubang telinga, memberi efek lokal
7 Intrarespiratoral, inhalasi berupa gas masuk paru-paru, memberi efek lokal
8 Rektal, dimasukkan kedalam lubang dubur, dapat memberi efek lokal atau sistemik
9 Vaginal, dimasukkan kedalam lubang kemaluan wanita, memberi efek lokal
10 Uretral, dimasukkan kedalam saluran kencing, memberi efek lokal
Rute pemberian obat ditentukan oleh sifat obat (kelarutan dalam air atau lipid, ionisasi, dll)
dan tujuan terapi (kerja cepat, lambat, lokal)
Rute pemberian obat : enteral (oral, sublingual, rektal), parenteral (intra vaskular, IM, SC),
lain-lain (inhalasi, intranasal, intratekal, topikal, transdermal)
a. Oral
Obat yang cara penggunaannya masuk melalui mulut.
Keuntungannya relatif aman, praktis, ekonomis. Kerugiannya timbul efek lambat; tidak bermanfaat
untuk pasien yang sering muntah, diare, tidak sadar, tidak kooperatif; untuk obat iritatif dan rasa
tidak enak penggunaannya terbatas; obat yang inaktif/terurai oleh cairan lambung/ usus tidak
bermanfaat (penisilin G, insulin); obat absorpsi tidak teratur. Untuk tujuan terapi serta efek sistematik
yang dikehendaki, penggunaan oral adalah yang paling menyenangkan dan murah, serta umumnya
paling aman. Hanya beberapa obat yang mengalami perusakan oleh cairan lambung atau usus.
Pada keadaan pasien muntah-muntah,koma, atau dikehendaki onset yang cepat, penggunaan obat
melalui oral tidak dapat dipakai.
b. Sublingual
Cara penggunaannya, obat ditaruh dibawah lidah. Tujuannya supaya efeknya lebih cepat karena
pembuluh darah bawah lidah merupakan pusat sakit. Misal pada kasus pasien jantung. Keuntungan
cara ini efek obat cepat serta kerusakan obat di saluran cerna dan metabolisme di dinding usus dan
hati dapat dihindari (tidak lewat vena porta)
c. Inhalasi
Penggunaannya dengan cara disemprot (ke mulut). Misal obat asma. Keuntungannya yaitu absorpsi
terjadi cepat dan homogen, kadar obat dapat dikontrol, terhindar dari efek lintas pertama, dapat
diberikan langsung pada bronkus. Kerugiannya yaitu, diperlukan alat dan metoda khusus, sukar
mengatur dosis, sering mengiritasi epitel paru – sekresi saluran nafas, toksisitas pada jantung.
Dalam inhalasi, obat dalam keadaan gas atau uap yang akan diabsorpsi sangat cepat melalui alveoli
paru-paru dan membran mukosa pada perjalanan pernafasan.
d. Rektal
Cara penggunaannya melalui dubur atau anus. Tujuannya mempercepat kerja obat serta sifatnya
lokal dan sistemik. Obat oral sulit/tidak dapat dilakukan karena iritasi lambung, terurai di lambung,
terjadi efek lintas pertama. Contoh, asetosal, parasetamol, indometasin, teofilin, barbiturat.
e. Pervaginam
Bentuknya hampir sama dengan obat rektal, dimasukkan ke vagina, langsung ke pusat sasar. Misal
untuk keputihan atau jamur.
f. Parentral
Digunakan tanpa melalui mulut, atau dapat dikatakan obat dimasukkan de dalam tubuh selain
saluran cerna. Tujuannya tanpa melalui saluran pencernaan dan langsung ke pembuluh darah.
Misal suntikan atau insulin. Efeknya biar langsung sampai sasaran. Keuntungannya yaitu dapat
untuk pasien yang tidak sadar, sering muntah, diare, yang sulit menelan/pasien yang tidak
kooperatif; dapat untuk obat yang mengiritasi lambung; dapat menghindari kerusakan obat di
saluran cerna dan hati; bekerja cepat dan dosis ekonomis. Kelemahannya yaitu kurang aman, tidak
disukai pasien, berbahaya (suntikan – infeksi). Istilah injeksi termasuk semua bentuk obat yang
digunakan secara parentral, termasuk infus. Injeksi dapat berupa larutan, suspensi, atau emulsi.
Apabila obatnya tidak stabil dalam cairan, maka dibuat dalam bentuk kering. Bila mau dipakai baru
ditambah aqua steril untuk memperoleh larutan atau suspensi injeksi.
g. Topikal/lokal
Obat yang sifatnya lokal. Misal tetes mata, tetes telinga, salep.
h. Suntikan
Diberikan bila obat tidak diabsorpsi di saluran cerna serta dibutuhkan kerja cepat.
Resep ditulis dalam bahasa latin :
- Menjaga kerahasiaan
Nama, alamat dan nomor izin praktek dokter, dokter gigi, atau dokter hewan.
Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep, nama setiap obat atau komposisi obat
(invocatio/inscriptio)
Jenis hewan dan nama serta alamat pemiliknya untuk resep dokter hewan
Tanda seru atau paraf dokter untuk resep yang mengandung obat yang jumlahnya melebihi
dosis.
Apabila resep tidak dapat dibaca dengan jelas atau tidak lengkap, apoteker wajib menanyakan
kepada penulis resep.
Apabila apoteker menganggap bahwa dalam resep terdapat kekeliruan atau penulisan resep
yang tidak tepat, apoteker harus memberitahukan kepada dokter penulis resep.
Apabila dokter penulis resep tetap pada pendiriannya, tanggung jawab sepenuhnya dipikul oleh
dokter yang bersangkutan (dokter wajib menyatakannya secara tertulis atau membubuhkan
tanda tangan yang lazim di atas resep).
Apabila apoteker menganggap pada resep terdapat kekeliruan yang berbahaya dan tidak dapat
menghubungi dokter penulis resep, penyerahan obat dapat ditunda.
- aturan pakai (signa) ditulis dengan jelas, tidak boleh ditulis s.u.c /signa usus cognitus
(sudah tahu aturan pakai)
Apotek wajib melayani resep dari dokter, dokter gigi, dan dokter hewan.
Apoteker wajib melayani resep sesuai dengan tanggung jawab dan keahlian profesinya yang
dilandasi pada kepentingan masyarakat.
Apoteker tidak diizinkan mengganti obat generik yang ditulis di dalam resep dengan obat paten.
Bila pasien tidak mampu menebus obat yang tertulis di dalam resep, apoteker wajib
berkonsultasi dengan dokter untuk pemilihan obat yang lebih tepat.
Salinan resep adalah salinan tertulis dari suatu resep yang dibuat oleh apotek.
Istilah lain dari salinan resep : kopi resep, apograph, Exemplum, Afschrift.
- Tanda det atau detur untuk obat yang sudah diserahkan; tanda nedet atau nedetur
untuk obat yang belum diserahkan
Inscriptio (identitas dokter penulis resep, SIP, alamat, kota, tanggal dan R/
Praescriptio (Inti resep, terdiri dari nama obat, BSO, Dosis obat dan jumlah obat)
Signatura, tanda yang harus ditulis di etiket obat (nama pasien dan petunjuk pemakaian).
Resep yang telah dibuat disimpan menurut urutan tanggal dan nomer penerimaan /
pembuatan resep.
Resep yang mengandung narkotika harus dipisahkan dari resep lainnya, tandai garis
merah dibawah nama obatnya.
Resep yang telah disimpan selama 3 tahun dapat dimusnahkan dan cara
pemusnahannya adalah dengan cara dibakar atau dengan cara lain yang memadai.
http://medicinestuffs.blogspot.com/2008/07/istilah-dalam-resep.html