Disusun Oleh:
ADRIA WINATA
Prodi S1 Keperawatan
FAKULTAS KESEHATAN
2021/2022
I
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala puji syukur saya panjatkan kepada Allah AWT. Atas rahmat dan karunia-Nya.
Kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah keperawatan dasar
1,Sholawat beserta salam selalu tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW,Beserta
keluarga-Nya,sahabat-sahabat-Nya dan kita selaku umatnya hingga akhir zaman.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,hal ini karena
kemampuan dan pengalaman saya yang masih ada dalam keterbatasan. Untuk itu,saya
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun,demi perbaikan dalam makalah ini
yang akan datang. Semoga makalah ini bermamfaat sebagai sumbangsih penulis demi
menambah pengetahuan terutama bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khusunya. Akhir
kata saya sampaikan terima kasih semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha
saya.Aamiin Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................II
DAFTAR ISI...................................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
II
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Tujuan Penulisan...........................................................................................1
C. Rumusan Masalah.........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2
A. Kesimpulan..................................................................................................11
B. Saran............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
III
Pemberian obat dapat melalui berbagai cara yaitu: peroral, sublingual, parenteral,
melalui mata, telinga, kulit, vagina, hidung, dan anus. Di sini kami akan membahas
pemberian obat melalui oral dan sublingual. Pemberian obat per oral merupakan cara
yang paling banyak dipakai karena ini merupakan cara yang paling mudah, murah, aman,
dan nyaman bagi pasien. Berbagai bentuk obat dapat di berikan secara oral baik dalam
bentuk tablet, sirup, kapsul atau puyer. Untuk membantu absorbsi , maka pemberian obat
per oral dapat di sertai dengan pemberian setengah gelas air atau cairan yang lain.
Sedangkan pemberian obat secara sublingual yaitu memberikan obat pada pasien dengan
meletakkan obat pada bagian bawah lidah.
Salah satu tugas terpenting dari seorang perawat atau bidan adalah memberi obat yang
aman dan akurat kepada klien. Obat merupakan alat utama terapi untuk mengobati klien
yang memiliki masalah. Obat bekerja menghasilkan efek terapeutik yang bermanfaat.
Walaupun obat menguntungkan klien dalam banyak hal, beberapa obat dapat
menimbulkan efek samping yang serius atau berpotensi menimbulkan efek yang
berbahaya bila kita memberikan obat tersebut tidak sesuai dengan anjuran yang tepat.
Seorang perawat atau bidan juga memiliki tanggung jawab dalam memahami kerja
obat dan efek samping yang ditimbulkan oleh obat yang telah diberikan, memberikan
obat dengan tepat, memantau respon klien, dan membantu klien untuk menggunakannya
dengan benar dan berdasarkan pengetahuan.
B. Tujuan penulisan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah adalah sebagai berikut:
6. Untuk mengetahui hal-hal yang perlu di perhatikan dalam pemberian obat secara
oral.
11. Untuk mengetahui hal-hal yang perlu di perhatikan dalam pemberian obat secara
sublingual.
IV
C. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
V
Pemberian obat per oral merupakan cara yang paling banyak dipakai karena ini
merupakan cara yang paling mudah, murah, aman, dan nyaman bagi pasien. Berbagai bentuk
obat dapat di berikan secara oral baik dalam bentuk tablet, sirup, kapsul atau puyer. Untuk
membantu absorbsi , maka pemberian obat per oral dapat di sertai dengan pemberian
setengah gelas air atau cairan yang lain.
Beberapa jenis obat dapat mengakibatkan iritasi lambung dan menyebabkan muntah
(mislanya garam besi dan Salisilat). Untuk mencegah hal ini, obat di persiapkan dalam
bentuk kapsul yang diharapkan tetap utuh dalam suasana asam di lambung, tetapi menjadi
hancur pada suasana netral atau basa di usus. Dalam memberikan obat jenis ini, bungkus
kapsul tidak boleh di buka, obat tidak boleh dikunyah dan pasien di beritahu untuk tidak
minum antasaid atau susu sekurang-kurangnya satu jam setelah minum obat.
Apabila obat dikemas dalam bentuk sirup, maka pemberian harus di lakukan dengan
cara yang paling nyaman khususnya untuk obat yang pahit atau rasanya tidak enak. Pasien
dapat di beri minuman dingin (es) sebelum minum sirup tersebut. Sesudah minum sirup
pasien dapat di beri minum, pencuci mulut atau kembang gula.
Yaitu satu atau lebih dari satu obat yang di campur dengan bahan kohesif
dalam bentuk lonjong, bulat atau lempengan. Pil hendaknya di telan secara utuh
karena dapat mengandung obat - obatan yang rasanya sangat tidak enak atau zat besi
yang bisa membuat gigi penderita berwarna hitam.
2. Tablet
Yaitu obat bubuk yang dipadatkan dalam bentuk lonjong atau lempengan.
Tablet dapat di patahkan untuk mempermudah dalam menelan.
3. Bubuk
Yaitu obat yang di tumbuk halus. Bubuk ini tidak dapat larut dalam air dan
dapat di berikan kepada penderita dengan cara berikut
Kita campur dalam air atau susu (campuran tersebut harus terus kita aduk
karena bubuk itu tidak larut dalam cairan tersebut).
4. Drase
VI
Yaitu obat - obatan yang di bungkus oleh selaput tipis gula. Harus di telan
secara utuh karena dapat mengandung obat - obatan yang mempunyai kemampuan
untuk mengiritasi selaput lendir lambung pasien.
5. Kapsul
Yaitu obat dalam bentuk cair, bubuk atau minyak dengan di bungkus gelatin
yang juga harus di telan secara utuh karena dapat menyebabkan muntah akibat iritasi
selaput lendir lambung pasien. Suatu obat di persiapkan dalam bentuk kapsul dengan
harapan agar tetap utuh dalam suasana asam lambung tetapi menjadi hancur pada
suasana netral atau basa di usus. Dalam pemberian obat jenis kapsul, bungkus kapsul
tidak boleh di buka, obat tidak boleh dikunyah dan pasien diberitahu untuk tidak
minum susu atau antacid sekurang kurangnya satu jam setelah minum obat.
6. Sirup
Disini kita memakai sendok pengukur, gelas pengukur (yang kecil), atau botol
tetesan. Kadang -kadang sirup sebelum diminum harus dikocok terlebih dahulu.
Pemberiannya harus dilakukan dengan cara yang paling nyaman khususnya untuk
obat yang pahit atau rasanya tidak enak. Pasien dapat diberiminum dingin (es)
sebelum minum sirup tersebut. Sesudah minum sirup, pasien dapat diberi minum,
pencuci mulut atau kembang gula.
Kerugian
Kelemahan dari pemberian obat per oral adalah :
- Pada aksinya yang lambat sehingga cara ini tidak dapat di pakai pada keadaan
gawat. Obat yang di berikan per oral biasanya membutuhkan waktu 30 sampai
dengan 45 menit sebelum di absorbsi dan efek puncaknya di capai setelah 1
sampai dengan 1 ½ jam. Rasa dan bau obat yang tida enak sering mengganggu
pasien.
VII
- Cara per oral tidak dapat di pakai pada pasien yang mengalami mual-mual,
muntah, semi koma, pasien yang akan menjalani pangisapan cairan lambung serta
pada pasien yang mempunyai gangguan menelan.
Persiapan pasien
Persiapan petugas
- Cuci tangan
Prosedur kerja
- Baca obat, dengan prinsip benar obat, benar pasien, benar dosis, benar waktu,
benar tempat, benar dokumentasi.
a. Apabila memberikan obat berbentuk tablet atau kapsul dari botol, maka
tuangkan jumlah yang di butuhkan ke dalam botol dan pindahkan ke tempat obat.
VIII
Jangan sentuh obat dengan tangan. Untuk obat berupa kapsul jangan lepaskan
pembungkusnya.
b. Kaji kesulitan menelan.bila ada, jadikan tablet dalam bentuk bubuk dan campu
dengan minuman.
c. Kaji denyut nadi dan tekanan darah sebelum pemberian obat yang
membutuhkan pengkajian.
- Cuc tangan.
Tidak semua obat dapat diberikan per-oral, contohnya adalah : obat yang bersifat
merangsang (emetin, aminofilin) atau yang diuraikan oleh getah lambung
(benzilpenisilin, insulin dan oksitoksin).
Pemberian obat oral ini dapat terjadi inaktivasi oleh hati sebelum diedarkan ke
tempat kerjanya.
Dapat juga untuk mencapai efek lokal yang diinginkan dan dikehendaki contohnya
adalah : obat cacing, obat diagnostik untuk pemotretan lambung - usus (pemeriksaan
diagnostik).
Bentuk sediaan oral diantaranya yaitu : Tablet, Kapsul, Obat hisap, Sirup dan Tetesan
Obat sublingual adalah obat yang cara pemberiannya ditaruh di bawah lidah.
Ini berarti bahwa pil diletakkan di bawah lidah di mana ia akan larut dan diserap ke
aliran darah. Orang tersebut tidak boleh minum atau makan apapun sampai obat itu
hilang. Meskipun cara ini jarang dilakukan, namun perawat harus mampu
melakukannya. Dengan cara ini, aksi kerja obat lebih cepat yaitu setelah hancur di
bawah lidah maka obat segera mengalami absorbsi ke dalam pembuluh darah. Cara
ini juga mudah dilakukan dan pasien tidak mengalami kesakitan. Pasien diberitahu
untuk tidak menelan obat karena bila ditelan, obat menjadi tidak aktif oleh adanya
proses kimiawi dengan cairan lambung. Untuk mencegah obat tidak di telan, maka
IX
pasien diberitahu untuk membiarkan obat tetap di bawah lidah sampai obat menjadi
hancur dan terserap. Obat yang sering diberikan dengan cara ini adalah nitrogliserin
yaitu obat vasodilator yang mempunyai efek vasodilatasi pembuluh darah. Obat ini
banyak diberikan pada pada pasien yang mengalami nyeri dada akibat angina pectoris.
Dengan cara sublingual, obat bereaksi dalam satu menit dan pasien dapat merasakan
efeknya dalam waktu tiga menit (Rodman dan Smith, 1979). Kelebihan dari cara
pemberian obat dengan sublingual adalah efek obat akan terasa lebih cepat dan
kerusakan obat pada saluran cerna dan metabolisme di dinding usus dan hati dapat
dihindari. Obat sublingual dirancang supaya, setelah diletakkan di bawah lidah dan
kemudian larut, mudah diabsorpsi. Obat yang diberikan di bawah lidah tidak boleh
ditelan. Bila ditelan, efek yang diharapkan tidak akan dicapai. Contoh obat yang biasa
diberikan secara sublingual : Gliserin
Tujuan pembeian obat secara umum yaitu untuk menghilangkan rasa nyeri dan
menyembuhkan penyakit yang diderita oleh klien. Tujuan pemberian obat secara
sublingual sendirin adalah agar efek yang ditimbulkan bisa lebih cepat karena
pembuluh darah di bawah lidah merupakan pusat dari sakit. Dengan cara ini, aksi
kerja obat lebih cepat yaitu setelah hancur di bawah lidah maka obat segera
mengalami absorbsi ke dalam pembuluh darah. Cara ini juga mudah dilakukan dan
pasien tidak mengalami kesakitan. Selain itu, tujuannya untuk memperoleh efek local
dan sistemik, memperoleh aksi kerja obat yang lebih cepat dibandingkan secara oral
dan menghidari kerusakan obat oleh hepar.
Pada pemilihan rute pemberian obat, bergantung pada kandungan obat dan
efek yang diinginkan serta kondisi dan mental pasien. Perawat sering terlibat dalam
pemilihan rute pemberian obat. Hal itu terjadi karena perawat terlibat dalam
perawatan klien secara konsisten. Ada beberapa rute pemberian obat, disini kami akan
membahas pemberian obat sublingual. Pemberian obat secara sublingual dilakukan
dengan cara diletakkan di bawah lidah, kemudian larut sehingga mudah diabsorbsi.
Obat yang diberikan secara sublingual tidak boleh ditelan, jika obat ditelan maka efek
yang diinginkan tidak akan tercapai. Contoh obat yang biasa diberikan secara
sublingual yaitu Gliserin.
Persiapan Alat
X
Persiapan Klien
Persiapan petugas
- Cuci tangan
Prosedur pelaksanaan
- Baca obat, dengan prinsip benar obat, benar pasien, benar dosis, benar waktu,
benar tempat, dan benar dokumentasi.
- Memasang tongspatel ( jika klien tidak sadar ), kalau sadar anjurkan klien untuk
mengangkat lidahnya.
- Memberitahu klien supaya tidak menelan obat - Cuci tangan kembali setelah
melakukan rute tersebut pada pasien
Evaluasi
Perhatikan respon klien dan hasil tindakan. Apakah klien tidak menelan obat dan
apakah
Dokumentasi
Mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, respon klien, hasil
tindakan,nama obat dan dosis, perrawat yang melakukan ) pada catatan
keperawatan.
XI
Kekurangannya kurang praktis untuk digunakan terus menerus dan dapat
merangsang selaput lendir mulut.
BAB III
PENUTUP
XII
A. Kesimpulan
1. Pemberian obat oral adalah suatu tindakan untuk membantu proses penyembuhan
dengan cara memberikan obat-obatan melalui mulut sesuai dengan program
pengobatan dari dokter.
a. Pil
b. Tablet
c. Bubuk
d. Drase
e. Kapsul
f. Sirup
Keuntungan
Kerugian
- Pada aksinya yang lambat sehingga cara ini tidak dapat di pakai pada keadaan
gawat. Obat yang di berikan per oral biasanya membutuhkan waktu 30 sampai
dengan 45 menit sebelum di absorbsi dan efek puncaknya di capai setelah 1
sampai dengan 1 ½ jam. Rasa dan bau obat yang tida enak sering mengganggu
pasien.
Sesudah sediaan obat masuk ke dalam lambung, ia akan menuju ke dalam saluran
usus dengan kecepatan tergantung dengan kecepatan penggosongan obat oleh
lambung ( gastric emptying rate ).
Persiapan alat
XIII
- Daftar buku obat/catatan,jadwal pemberian obat.
Persiapan pasien
Persiapan petugas
- Cuci tangan
Prosedur kerja
- Baca obat, dengan prinsip benar obat, benar pasien, benar dosis, benar waktu,
benar tempat, benar dokumentasi.
d. Apabila memberikan obat berbentuk tablet atau kapsul dari botol, maka
tuangkan jumlah yang di butuhkan ke dalam botol dan pindahkan ke tempat obat.
Jangan sentuh obat dengan tangan. Untuk obat berupa kapsul jangan lepaskan
pembungkusnya.
e. Kaji kesulitan menelan.bila ada, jadikan tablet dalam bentuk bubuk dan campu
dengan minuman.
f. Kaji denyut nadi dan tekanan darah sebelum pemberian obat yang
membutuhkan pengkajian.
- Cuci tangan.
XIV
Tidak semua obat dapat diberikan per-oral, contohnya adalah : obat yang
bersifat merangsang (emetin, aminofilin) atau yang diuraikan oleh getah
lambung (benzilpenisilin, insulin dan oksitoksin).
Pemberian obat oral ini dapat terjadi inaktivasi oleh hati sebelum
diedarkan ke tempat kerjanya.
7. pengertian pemberian obat secara sublingual Obat sublingual adalah obat yang
cara pemberiannya ditaruh di bawah lidah.
Persiapan Alat
Persiapan Klien
Persiapan petugas
- Cuci tangan
Prosedur pelaksanaan
- Baca obat, dengan prinsip benar obat, benar pasien, benar dosis, benar
waktu, benar tempat, dan benar dokumentasi.
XV
- Meletakan obat dibawah lidah.
Evaluasi
Perhatikan respon klien dan hasil tindakan. Apakah klien tidak menelan
obat dan apakah obat dapat diabsorpsi seluruhnya.
Dokumentasi
11. Hal-hal yang harus di perhatikan dalam pemberian obat secar sublingual
B. Saran
1. Bagi mahasiswa dan mahasiswi diharapkan untuk menambah wawasan
dengan banyak membaca buku dan terus mencari informasi tetang pengobatan melalui
oral dan sublingual. 2. Bagi para tenaga kesehatan diharapkan untuk melakukan cara
pemberian obat melalui oral dan sublingual dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
XVI
Uliyah,Musrifatul.dan Alimul,Aziz Hidayat. 2008. Konsep Dasar Praktik Klinik.
Jakarta. Pn: Salemba Mwdika
http://indylaurenz.blogspot.com/p/pemberian-obat-per oralsublingual.html
http://cardiacku.blogspot.com/2013/04/cara-pemberian-obat.html
http://askep-net.blogspot.com/2012/02/pemberian-obat.html#sthash.nZZb2DfU.dpuf
XVII