Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

CARA PROSEDURE PEMBERIAN OBAT PARENTAL, TOPICAL


DAN SUPOSITORIA

DOSEN PEMBIMBING: Ns. IWAN WAHYUDI M. Kep

DISUSUN OLEH: ADRIAWINATA

NIM: 1420121011

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN

UNUVERSITAS QAMARUL HUDA BADARUDIN BAGU

PRINGGARATA LOMBOK TENGAH

TAHUN AKADEMIK 2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
inayah-Nya terutama rahmat kesehatan dan kesempatan sehingga kami dapat menyusun
makalah dengan judul “procedure pemberian obat parental topical dan suositoria “

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini, terdapat banyak kekurangan
sehingga Kritik dan saran dari semua pihak akan kami terima dengan senang hati demi
kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah yang ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya, dan pembaca pada
umumnya serta dapat memberikan wawasan yang lebih luas bagi kita semua.

Bagu, 12 mei 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
BAB 1.........................................................................................................................................................4
PENDAULUAN.........................................................................................................................................4
A. Latar belakang.................................................................................................................................4
B. Rumusan masalah............................................................................................................................4
C. Tujuan makalah...............................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
A. Procedure pemberian obat parental..................................................................................................5
B. Pemberian obat secara topical........................................................................................................14
C. Procedure pemberian obat supositoria...........................................................................................20
BAB II......................................................................................................................................................22
PENUTUP................................................................................................................................................22
A. Kesimpulan..................................................................................................................................22
B. Saran.............................................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................23
BAB 1

PENDAULUAN

A. Latar belakang

Pada dasarnya pelayanan kesehatan terdiri dari dua aspek utama yaitu perawatan
dan pengobatan. Perawat saat ini dituntut mampu memberikan asuhan keperawatan
dengan pendekatan pemecahan masalah menggunakan metode proses keperawatan.
Disamping memberikan asuhan keperawatan, perawat dituntut juga untuk mempunyai
pengetahuan dan ketrampilan yang memadai tentang pengobatan. Keikutsertaan perawat
dalam kegiatan kolaborasi pengobatan ini cukup bervariasi selaras dengan kemajuan
pembangunan dibidang kesehatan.

Obat adalah alat utama terapi yang digunakan dokter untuk mengobati klien yang
memiliki masalah kesehatan. Pemberian obat dapat melalui berbagai cara yaitu: peroral,
parenteral, melalui mata, telinga, kulit, vagina, hidung, dan anus. Di sini saya akan
membahas pemberian obat oral, topical dan supositoria. Pemberian obat per oral, topikal
dan supositoria merupakan cara yang paling banyak dipakai karena ini merupakan cara
yang paling mudah, murah, aman, dan nyaman bagi pasien.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana procedure pemberian obat parental?
2. Bagaiman procedure pemberian obat topical?
3. Bagaimana procedure pemberian obat supositoria?
C. Tujuan makalah
1. Agar mahasiswa memahami procedure pemberian obat parental
2. Agar mahasiswa memahami procedure pemberian obat topical
3. Agar mahasiswa memahami procedure pemberian obat supositoria
BAB II

PEMBAHASAN

A. Procedure pemberian obat parental


1. Pengertian
Pemberian obat secara parenteral merupakan pemberian obat melalui injeksi atau
infuse. Sediaan parenteral merupakan sediaan steril. Sediaan ini diberikan melalui
beberapa rute pemberian, yaitu Intra Vena (IV), Intra Spinal (IS), Intra Muskular
(IM), Subcutaneus (SC), dan Intra Cutaneus (IC).
2. Pembagian Pemberian obat secara parental
1. Pemberian Obat Via Jaringan Intra Kutan
a. Pengertian
Merupakan cara memberikan atau memasukkan obat ke dalam
jaringan kulit. Intra kutan biasanya di gunakan untuk mengetahui sensivitas
tubuh terhadap obat yang disuntikkan.
b. Indikasi dan Kontra Indikasi- Indikasi
Indikasi bisa dilkakukan pada pasien yang tidak sadar, tidak mau
bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara
oral, tidak alergi. Lokasinya yang ideal adalah lengan bawah dalam dan
pungguang bagian atas. Sedangkan Kontra Indikasi yaitu : luka, berbulu,
alergi, infeksi kulit
c. Alat dan bahan

 Daftar buku obat/catatan, jadwal pemberian obat.


 Obat dalam tempatnya
 Spuit 1 cc/spuit insulin
 Cairan pelarut
 Bak steril dilapisi kas steril (tempat spuit)
 Bengkok
 Perlak dan alasnya.
d. Prosedur Kerja
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien
3. Bebaskan daerha yang akan disuntik, bila menggunakan baju lengan
panjang terbuka dan keatasan
4. Pasang perlak/pengalas dibawah bagian yang akan disuntik
5. Ambil obat untuk tes alergi kemudian larutkan/encerkan dengan
aquades. Kemudian ambil 0,5 cc dan encerkan lagi sampai kurang
lebih 1 cc dan siapkan pada bak injeksi atau steril.
6. Desinfeksi dengan kapas alcohol pada daerah yang akan dilakukan
suntikan.
7. Tegangkan dengan tangan kiri daerah yang akan disuntik.
8. Lakukan penusukan dengan lubang jarum suntik menghadap ke atas
dengan sudut 15-20 derajat di permukaan kulit.
9. Suntikkkan sampai terjadi gelembung.
10. Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan masase.
11. Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/tes obat, waktu, tanggal dan
jenis obat.
e. Daerah Penyuntikan
1) Dilengan bawah : bagian depan lengan bawah 1/3 dari lekukan siku
atau 2/3 dari pergelangan tangan pada kulit yang sehat, jauh dari
PD.
2) Di lengan atas : 3 jari di bawah sendi bahu, di tengah daerah
muskulus deltoideus
2. Pemberian Obat Via Jaringan SubKutan.
a. Pengertian
Merupakan cara memberikan obat melalui suntikan di bawah kulit
yang dapat dilakukan pada daerah lengan bagian atas sebelah luar atau
sepertiga bagian dairi bahu, paha sebelah luar, daerah dada dan sekitar
umbilicus (abdomen).
b. Hal-hal yang perlu diperhatikan
a) Tempat injeksi
b) Jenis spuit dan jarum suntik yang akan digunakan
c) Infeksi nyang mungkin terjadi selama injeksi
d) Kondisi atau penyakit klien
e) Apakah pasien yang akan di injeksi adalah pasien yang tepat
f) Obat yang akan diberikan harus benar
g) Dosisb yang akan diberikan harus benar
h) Cara atau rute pemberian yang benar
i) Waktu yang tepat dan benar
c. Indikasi dan kontra indikasi
1. Indikasi
Biasa dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak
mau bekerja sama, karena tidak memungkinkan diberikan obat
secara oral, bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan
tulang, otot atau saras besar di bawahnya, obat dosis kecil yang
larut dalam air.
2. Kontra indikasi
obat yang merangsang, obat dalam dosis besar dan tidak
larut dalam air atau minyak.
d. Alat dan bahan
1) Daftar buku obat/catatan dan jadual pemberian obat
2) Obat dalam tempatnya
3) Spuit insulin
4) Kapas alcohol dalam tempatnya
5) Cairan pelarut
6) Bak injeksi
7) Bengkok perlak dan alasnya
e. Prosedur kerja
1) Cuci tangan
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3) Bebaskan daerah yang akan disuntik atau bebaskan suntikan dari
pakaian. Apabila menggunakan pakaian, maka buka pakaian dan di
keataskan.
4) Ambil obat dalam tempatnya sesuai dosis yang akan diberikan.
Setelah itu tempatkan pada bak injeksi.
5) Desinfeksi dengan kapas alcohol.
6) Regangkan dengan tangan kiri (daerah yang akan dilakukan suntikan
subkutan).
7. Lakukan penusukan dengan lubang jarum menghadap ke atas
dengan sudut 45 derajat dari permukaan kulit.
7) Lakukan aspirasi, bila tidak ada darah, suntikkan secara perlahan-
lahan hingga habis.
8) Tarik spuit dan tahan dengan kapas alcohol dan spuit yang telah
dipakai masukkan ke dalam bengkok.
9) Catat hasil pemberian, tanggal, waktu pemberian, dan jenis serta
dosis obat.
10) Cuci tangan.
f. Daerah Penyuntikan :
1) Otot Bokong (musculus gluteus maximus) kanan & kiri ; yang tepat
adalah 1/3 bagian dari Spina Iliaca Anterior Superior ke tulang ekor
(os coxygeus)
2) Otot paha bagian luar (muskulus quadriceps femoris)
3) Otot pangkal lengan (muskulus deltoideus)
3. Pemberian Obat Via Intra Vena secra langsung
a. Pengertian
Cara memberikan obat pada vena secara langsung. Diantaranya vena
mediana kubiti/vena cephalika (lengan), vena sephanous (tungkai), vena
jugularis (leher), vena frontalis/temporalis (kepala).
b. Hal-hal yang diperhatikan
1) setiap injeksi intra vena dilakukan amat perlahan antara 50
sampai 70 detik lamanya.
2) Tempat injeksi harus tepat kena pada daerha vena.
3) Jenis spuit dan jarum yang digunakan.
4) Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.
5) Kondisi atau penyakit klien.
6) Obat yang baik dan benar.
7) Pasien yang akan di injeksi adalah pasien yang tepat dan benar.
8) Dosis yang diberikan harus tepat.
9) Cara atau rute pemberian obat melalui injeksi harus benar.
c. Indikasi dan kontra indikasi
1) Indikasi
biasa dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak
mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan
obat secara oral dan steril.
2) kontra indikasi
tidak steril, obat yang tidak dapat larut dalam air, atau
menimbulkan endapan dengan protein atau butiran darah.
d. Alat dan bahan

1) daftar buku obat/catatan dan jadual pemberian obat.


2) Obat dalam tempatnya.
3) Spuit sesuai dengan jenis ukuran
4) Kapas alcohol dalam tempatnya.
5) Cairan pelarut (aquades).
6) Bak injeksi.
7) Bengkok.
8) Perlak dan alasnya.
9) Karen pembendung.
e. Prosedur kerja
1) cuci tangan.
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3) Bebaskan daerah yang akan disuntik dengan cara membebaskan
pakaian pada daerah penyuntikan, apabila tertutup, buka dan ke
ataskan.
4) Ambil obat pada tempatnya sesuai dosi yang telah ditentukan.
Apabila obat dalam bentuk sediaan bubuk, maka larutkan dengan
aquades steril.
5) Pasang perlak atau pengalas di bawah vena yang akan dilakukan
injeksi.
6) Tempatkan obat yang telah di ambil ke dalam bak injeksi.
7) Desinfeksi dengan kapas alcohol.
8) Lakukan pengikatan dengan karet pembendung pada bagian atas
daerah yang akan dilakukakn pemberian obat atau minta bantuan
untuk membendung daerah yang akan dilakukan penyuntikan dan
lakukan penekanan.
9) Ambil spuit yang berisi obat.
10) Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan
memasukkan ke pembuluh darah.
11) Lakukan aspirasi, bila sudah ada darah lepaskan karet pembendung
dan langsung semprotkan hingga habis.
12) Setelah selesai ambil spuit dengan menarik secara perlahan-lahan
dan lakukan masase pada daerah penusukan dengan kapas alcohol,
spuit yang telah digunakan di masukkan ke dalam bengkok.
13) Catat hasil pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pemberian obat.
14) Cuci tangan.
4. Pemberian Obat Via Jaringan Intra Vena Secara tidak Langsung.
a. Pengertian
Merupakan cara memberikan obat dengan menambahkan atau
memasukkan obat ke dalam wadah cairan intra vena.
b. Hal-hal yang perlu diperhatikan
1) injeksi intra vena secara tidak langsung hanya dengan memasukkan
cairan obat ke dalam botol infuse yang telah di pasang sebelumnya
dengan hati-hati.
2) Jenis spuit dan jarum yang digunakan.
3) Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.
4) Obat yang baik dan benar.
5) Pasien yang akan di berikan injeksi tidak langsung adalah pasien
yang tepat dan benar.
6) Dosis yang diberikan harus tepat.
7) Cara atau rute pemberian obat melalui injeksi tidak langsung harus
tepat dan benar.
c. Indikasi dan kontra indikasi
1) Indikasi
bias dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau
bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat
secara oral dan steril.
2) kontra indikasi
tidak steril, obat yang tidak dapat larut dalam air, atau
menimbulkan endapan dengan protein atau butiran darah.
d. Alat dan bahan

1)Spuit dan jarum sesuai ukuran


2) Obat dalam tempatnya.
3) Wadah cairan (kantung/botol).
4) Kapas alcohol dalam tempatnya.
e. Prosedur kerja

1) cuci tangan.
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3) Periksa identitas pasien dan ambil obat dan masukkan ke dalam spuit.
4) Cari tempat penyuntikan obat pada daerah kantung. Alangkah
baiknya penyuntikan pada kantung infuse ini dilakukan pada bagian
atas kantung/botol infuse
5) Lakukan desinfeksi dengan kapas alcohol pada kantung/botol dan
kunci aliran infuse.
6) Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuit hingga
menembus bagian tengah dan masukkan obat secara perlahan-lahan
ke dalam kantong/botol infuse/cairan.
7) Setelah selesai, tarik spuit dan campur larutan dengan membalikkan
kantung cairan dengan perlahan-lahan dari satu ujung ke ujung yang
lain.
8) Ganti wadah atau botol infuse dengan cairan yang sudah di injeksikan
obat di dalamnya. Kemudian gantungkan pada tiang infuse.
9) Periksa kecepatan infuse.
10) Cuci tangan.
11) Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu dan dosis pemberian.
f. Daerah Penyuntikan :
1) Pada Lengan (v. mediana cubiti / v. cephalika)
2) Pada Tungkai (v. Spahenous)
3) Pada Leher (v. Jugularis)
4) Pada Kepala (v. Frontalis atau v. Temporalis) khusus pada anak –
anak
5. Pemberian Obat Via Intra Muskular
a. Pengertian
Merupakan cara memasukkan obat ke dalam jaringan otot. Lokasi
penyuntikan dapat dilakukan pada daerah paha (vastus lateralis) dengan
posisi ventrogluteal (posisi berbaring), dorsogluteal (posisi tengkurap),
atau lengan atas (deltoid).
b. hal-hal yang perlu diperhatikan
1) Tempat injeksi.
2) Jenis spuit dan jarum yang digunakan.
3) Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.
4) Kondisi atau penyakit klien.
5) Obat yang tepat dan benar.
6) Dosis yang diberikan harus tepat.
7) Pasien yang tepat.
8) Cara atau rute pemberian obat harus tepat dan benar.
c. Indikasi dan kontra indikasi
a) Indikasi
bias dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau
bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat
secara oral, bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan
tulang, otot atau saras besar di bawahnya.
b) kontra indikasi
Infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saraf
besar di bawahnya.
d. Alat dan bahan
1) Daftar buku obat/catatan dan jadual pemberian obat.
2) Obat dalam tempatnya.
3) Spuit da jarum suntik sesuai dengan ukuran. Untuk dewasa
panjangnya 2,5-3 cm, untuk anak-anak panjangnya 1,25-2,5 cm.
4) Kapas alcohol dalam tempatnya.
5) Cairan pelarut.
6) Bak injeksi.
7) Bengkok.
e. Prosedur kerja
1) cuci tangan.
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3) Ambil obat dan masukkan ke dalam spuit sesuai dengan dosisnya.
Setelah itu letakkan dalam bak injeksi.
4) Periksa tempat yang akan di lakukan penyuntikan (perhatikan
lokasi penyuntikan).
5) Desinfeksi dengan kapas alcohol pada tempat yang akan dilakukan
injeksi.
6) Lakukan penyuntikan
a) Pada daerah paha (vastus lateralis) dengan cara, anjurkan
pasien untuk berbaring telentang dengan lutut sedikit fleksi.
b) Pada ventrogluteal dengan cara, anjurkan pasien untuk
miring, tengkurap atau telentang dengan lutut dan pinggul
pada sisi yang akan dilakukan penyuntikan dalam keadaan
fleksi.
c) Pada daerah dorsogluteal dengan cara, anjurkan pasien
untuk tengkurap dengan lutut di putar kea rah dalam atau
miring dengan lutut bagian atas dan diletakkan di depan
tungkai bawah.
d) Pada daerah deltoid (lengan atas) dilakukan dengan cara,
anjurkan pasien untuk duduk atau berbaring mendatar
lengan atas fleksi.
7) Lakukan penusukan dengan posisi jarum tegak lurus.
8) Setelah jarum masuk, lakukan aspirasi spuit, bila tidak ada darah
yang tertarik dalam spuit, maka tekanlah spuit hingga obat masuk
secara perlahan-lahan hingga habis.
9) Setelah selesai, tarik spuit dan tekan sambuil di masase daerah
penyuntikan dengan kapas alcohol, kemudian spuit yang telah
digunakan letakkan dalam bengkok.Catat reaksi pemberian, jumlah
dosis, dan waktu pemberian.
10) Cuci tangan
f. Daerah Penyuntikan
1) Bagian lateral bokong (vastus lateralis)
2) Butoks (bagian lateral gluteus maksimus)
3) Lengan atas (deltpid)

B. Pemberian obat secara topical


1. Pengertian
Pemberian obat secara topikal adalah pemberian obat secara lokal dengan
cara mengoleskan obat pada permukaan kulit atau membran area mata, hidung,
lubang telinga, vagina dan rectum.

2. Anatomi Fisiologi Kulit


Kulit tersusun dari berbagai macam jaringan, termasuk pembuluh darah,
kalenjar lemak, kalenjar keringat, organ pembuluh perasa dan urat saraf, jaringan
pengikat, otot polos dan lemak. Luas permukaan kulit ± 18 kaki kuadrat dan
beratnya tanpa lemak adalah ± 8 pond.
Kulit terdiri dari 3 lapisan yaitu:
1. Epidermis untuk mencegah atau menghambat kehilangan air dari badan.
2. Dermis bertanggung jawab dalam sifat-sifat penting dalam kulit.
3. Jaringan subkutan berlemak bekerja sebagai bantalan dan isolator panas.

Pada epidermis di bedakan menjadi beberapa bagian lapisan yaitu:

a. Lapisan tanduk (stratum corneum)


b. Lapisan bening (stratum lucidum)
c. Lapisan berbutir (stratum granulosum)
d. Lapisan bertaju (stratum spinosum)
e. Lapisan benih (stratum germinativum atau stratum basale)
Klafikasi pada Obat: Lotion, Shake lation, Krim Dan Salep
3. prosuedur pemberian obat
a. Pada kulit
Obat yang biasa digunakan untuk pemberian obat topikal pada kulit
adalah obat yang berbentuk krim, lotion, sprei atau salep. Hal ini dilakukan
dengan tujuan melakukan perawatan kulit atau luka, atau menurunkan
gejala gangguan kulit yang terjadi (contoh: lotion). Krim, dapat
mengandung zat anti fungal (jamur), kortikosteorid, atau antibiotic yang
dioleskan pada kulit dengan menggunakan kapas lidi steril
Tindakan:
1) Alat &Bahan:
a. Obat dalam tempatnya (seperti losion, krim, aerosal, sprei)
b. Pinset anatomis
c. Kain kasa
d. Balutan
e. Pengalas
f. Air sabun, air hangat
g. Sarung tangan
2) Prosedur Kerja
a. Cuci tangan
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
c. Pasang pengalas dibawah daerah yang akan dilakukan
tindakan
d. Gunakan sarung tangan
e. Bersihkan daerah yang akan diberi obat dengan air hangat
(apabila terdapat kulit mengeras) dan gunakan pinset
anatomis
f. Berikan obat sesuai dengan indikasi dan cara pemakaian
seperti mengoleskan atau mengompres
g. Jika diperlukan, tutup dengan kain kasa atau balutan pada
daerah diobati
h. Cuci tangan
b. Pada Mata
Obat mata biasanya berbentuk cairan dan ointment/ obat salep mata
yang dikemas dalam tabung kecil. Karena sifat selaput lendir dan jaringan
mata yang lunak dan responsif terhadap obat, maka obat mata biasanya
diramu dengan kakuatan yang rendah misalnya 2 %.
Tindakan:
1). Alat &Bahan
a. Obat dalam tempatnya dengan penetes steril atau beruupa salep
b. Pipet
c. Pinset anatomi dalam tempatnya
d. Korentang dalam tempatnya
e. Plester
f. Kain kasa
g. Kertas tisu
h. Balutan
i. Sarung tangan
j. Air hangat atau kapas pelembab
2). Prosedur Kerja
a. Cuci tangan
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
c. Atur posisi pasien dengan kepala menengadah, dengan posisi
perawat di samping kanan
d. Gunakan sarung tangan
e. Bersihkan daerah kelopak dan bulu mata dengan kapas lembab
dari sudut mata kearah hidung. Apabila sangat kotor basuh
dengan air hangat
f. Buka mata dengan menekan perlahan-lahan bagian bawah
dengan ibu jari, jari telunjuk di ataas tulang orbita
g. Teteskan obat mata diatas sakus konjungtiva. Setelah tetesan
selesai sesuai dengan dosis, anjurkan pasien untuk menutup
mata secara perlahan
h. Apabila obat mata jenis salep, pegang aplikator salep diatas
pinggir kelopak mata kemudian pijat tube sehingga obat keluar
dan berikan obat pada kelopak mata bawah. Setelah selesai
anjurkan pesian untuk melihat kebawah, secara bergantian dan
berikan obat pada kelopak mata bagian atas dan biarkan pasien
untuk memejamkan mata dan menggerakan kelopak mata.
i. Tutup mata dengan kasa bila perlu.
j. Cuci tangan.
k. Catat obat, jumlah, waktu dan tempat pemberian.
c. Pada Telinga
Pemberian obat pada telinga dilakukan dengan cara memberikan tetes
telinga atau salep. Obat tetes telinga ini pada umumnya diberikan pada
gangguan infeksi telinga, khususnya pada telinga tengah (otitis eksternal)
dan dapat berupa obat antibiotik.
Tindakan:
1). Alat &Bahan:
a. Obat dalam tempatnya
b. Penetes
c. Spekulum telinga
d. Pinset anatomi dalam tempatnya
e. Korentang dalam tempatnya
f. Plester
g. Kain kasa
h. Kertas tisu
i. Balutan
2). Prosedur Kerja
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Atur posisi pasien dengan kepala miring kekanan atau kekiri sesuai
dengan daerah yang akan diobati, usahakan agar lubang telinga
pasien diatas
4. Luruskan lubang telinga dengan menarik daun telinga ke atas atau
ke belakang (pada orang dewasa), kebawah pada anak-anak
5. Apabila obat berupa tetes maka teteskan obat pada dinding saluran
untuk mencegah terhalang oleh gelembung udara dengan jumlah
tetesan sesuai dosis
6. Apabila obat berupa salep maka ambil kapas lidih dan oleskan
salep kemudian masukan atau oleskan pada liang telinga
7. Pertahankan posisi kepala kurang lebih selama 2-3 menit
8. Tutup telingan dengan pembalut dan plester jika diperlukan
9. Cuci tangan
10. Catat jumlah, tanggal dan dosis pemberian
d. Pada Hidung
Bentuk obat
a. Tetes hidung (nasal drops). Ditujukan untuk bayi, anak-anak dan
dewasa. contohnya Breathy, Alfrin, Iliadin, Otrivin.
b. Semprot hidung (nasal spray). Ditujukan untuk orang dewasa.
contohnya Afrin, Iliadin, Otrivin.
c. Semprot hidung dengan dosis terukur (metered-dose nasal
spray), ditujukan untuk anak-anak usia tidak kurang dari 4 tahun dan
dewasa. contohnya Beconase, Flixonase, Nasacort AQ, Nasonex,
Rhinocort Aqua.
Tindakan:

1) Alat &Bahan
a. Obat dalam tempatnya
b. Pipet
c. Spekulum hidung
d. Pinset anatomi dalam tempatnya
e. Korentang dalam tempatnya
f. Plester
g. Kain kasa
h. Kertas tisu
i. Balutan
2) Prosedur Kerja
a. Cuci tangan
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
c. Atur posisi pasien dengan cara
 Duduk dikursi dengan kepala mengadah ke belakang
 Berbaring dengan kepala ekstensi pada tepi tempat tidur
 Berbaring dengan bantal dibawah bahu dan kepala
tengadah ke belakang
j. Berikan tetesan obat pada tiap lubang hidung (sesuai dengan
dosis)
k. Pertahankan posisi kepala tetap tengadah ke belakang selama 5
menit
l. Cuci tangan
m. Catat, cara, tanggal dan dosis pemberian obat
C. Procedure pemberian obat supositoria
1. Pengertian
SOP Pemberian Obat Supositoria Merupakan tindakan medis yang dilakukan
untuk memberikan terapi sesuai advis melalui rektal dan membran mukosa,
Sehingga Obat dapat diserap dan mendapatkan efek lokal atau sistemik.
Tujuan
Ada dua tujuan umum dalam pemberian obat secara rektal atau supositoria, yaitu:
1. Mendapatkan efek obat secara lokal atau sistemik
2. Melunakan Feses sehingga dapat keluar dengan mudah
Prosedur Tindakan

2. Persiapan Alat

a. Kardex obat atau buku catatan pemberian obat pada pasien


b. Obat supositoria (Pastikan rute nya benar, Lihat dikemasan apakah dengan
Supositoia tau bukan)
c. Jel Pelumas
d. Sarung Tangan Bersih
e. Tisu
3. Persiapan Pasien

a. Kaji ulang terapi yang diminta dokter, lihat dengan jelas nama obat, rute,
dosis, dan waktu pemberian. Jika tlisan tidak jelas, Tanya petugas lain atau
konfirmasi ulang ke dokter penanggung jawabnya.
b. Lakukan cuci tangan
c. Pakai sarung tangan
d. Jaga Privasi Pasien dengan menutup sampiran, pintu, atau jendela.
e. Nyalakan lampu jiga pencahayaan kurang
4. Prosedur atau Langkah Tindakan

a. Pastikan identitas pasien benar, tanya nama pasien


b. Lihat kembali label obat, apakah sama dengan buku catatan
c. Posisikan pasien dengan posisi Sims, yaitu pasien miring dan tungkai
bagian atas fleksi kedepan, Lihat Gambar Berikut, Sumber Image: Liley,
Harington, Synder (2007):
d. Pastikan pasien tetap memakai selimut, Kecuali bagian rektal saja
e. Buka kemasan obat, dan Olesi dengan Gel pada ujung obat. Olesi juga
telunjuk kita dengan Gel (Telunjuk diolesi Gel agar membantu mendorong
obat lebih dalam)
f. Minta Klien untuk rileks dan menarik napas, Anjurkan pasien untuk tidak
mengeden ataupun menahan anusnya.
g. Lihat gambar diatas, Tarik pantat bagian atas klien dengan tangan non
dominan. Masukan Secara Perlahan sampai obat terasa menempel pada
dinding rektal, Untuk kedalaman pada orang dewasa biasanya 10 cm dari
luar, sedangkan pada anak atau bayi, kurang lebih 5 cm.
h. Keluarkan jari tangan dan usap anus klien dengan tisu.
i. Anjurkan pasien tetap dalam posisi sims selama kurang lebih 5 menit
j. Bila obat yang digunakan adalah obat pencahar, pastikan bel pasien
menyala. Sehingga ketika pasien sudah merasakan ingin BAB, dapat
meminta bantuan perawat untuk memakai pispot atau pergi ke kamar
mandi.
k. Jika pasien mampu secara mandiri, dapat anjurkan untuk ke kamar mandi
jika sudah merasa ingin BAB.
l. Lepaskan sarung tangan dengan membalik bagian dalam jadi diluar. Lalu,
buang sarung tangan ke tempat yang telah disediakan.
m. Lakukan Cuci tangan
n. Catat pemberian obat, baik dosis, rute, atau waktu pemberian.
BAB II

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari makalah ini kita dapat mengetahui pemberian obat pada klien merupakan
fungsi dasar keperawatan yang membutuhkan keterampilan Teknik dan perkembanfan
klien. Pemberian obat parental, topical dan supositoria adalah suatu tindakan untuk
membantu proses penyembuhan dengan cara memberikan obat-obatan melalui mulut
dan melalui organ yang terkena penyakit sesuai dengan program pengobatan dari
dokter.
Tujuan dari pengobatan antara lain mencegah, mengobati dan mengurangi rasa
sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis obat, dan menghindari pemberian obat yang
menyebabkan kerusakan kulit dan jaringan. Sedangkan hal yang harus diperhatikan
meliputi indikasi, kontraindikasi, penggunaan prinsip 6 benar, jenis obat, serta
memastikan bahwa pasien benar-benar meminum obat tersebut.

B. Saran
Sebagai mahasiswa keperrawatan kita harus mempelajari lenih luas tentang
procedure pemberian obat baik secara oral topical maupun supositorial agar
mahasiswa dapat lebih paham tentang materi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Priharjo, Robert; Tekhnik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat, 1995; EGC; Jakarta

Hidayat, AAA. Uliyah, Musriful, 2005. Buku saku praktikum: kebutuhan dasar manusia
Jakarta: EGC.

Potter, patricia A. 2005 fundamental keperawatan: konsep, proses dan praktik Edisi 1.
Jakarta: BCC.

Anda mungkin juga menyukai