Anda di halaman 1dari 14

PROSEDUR PEMBERIAN MEDIKASI PARENTERAL

Dosen Pengajar :
Retty Nirmala S., S.Kep.,Ns.,M.Kep.

Nama kelompok :
1. Bergita Maria Bian (2021.01.002)
2. Ema Nanda Manuhury (2021.01.008)
3. Grace Dian Permana (2021.01.012)
4. Intan Pratiwi (2021.01.016)
5. Muhammad Azhari Rosjadie (2021.01.022)
6. Niken Triana Permatasari (2021.01.026)
7. Ratna Agustin (2021.01.030)
8. Resta Mayyane Putri (2021.01.034)
9. Selvy Andayani (2021.01.038)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA
TAHUN AJARAN 2022-2023

1
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan kasih
dan anugerahNya kami dapat menyelesaikan makalah ini sebatas pengetahuan dan
kemampuan yang kami miliki. Dan juga kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Retty Nirmala S., S.Kep.,Ns.,M.Kep. Selaku dosen mata kuliah Keperawatan Dasar
yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai pengetahuan tentang Prosedur Pemberian
Medikasi Parentral Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya
kritik, saran atau usulan demi perbaikan di masa yang akan datang. Mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga dengan tersusunnya makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun
yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan penulisan, bahasa, dan kata-kata yang kurang berkenan, kami
memohon kritik dan saran yang membangun demi pencapaian makalah yang sempurna
untuk masa depan.

Surabaya, 17 Mei 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB 2 TINJAU PUSTAKA
2.1 Prosedur Pemberian Medikasi Parentral
2.1.1 Pengertian
2.1.2 Jenis-Jenis Atau Macam-Macam Medikasi
2.1.3 Tujuan Prosedur Pemberian Medikasi Parentral
2.1.4 Kontraindikasi
2.1.5 Prosedur Pemberian
2.1.6 Dll………….
BAB 3 MASALAH
BAB 4 PENUTUP
4.1 Simpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu tugas terpenting seorang perawat adalah memberi obat yang aman
dan akurat kepada klien. Obat merupakan alat utama terapi untuk mengobati
klien yang memiliki masalah. Obat bekerja menghasilkan efek terapeutik yang
bermanfaat. Walaupun obat menguntungkan klien dalam banyak hal, beberapa
obat dapat menimbulkan efek samping yang serius atau berpotensi
menimbulkan efek yang berbahaya bila kita memberikan obat tersebut tidak
sesuai dengan anjuran yang sebenarnya. Salah satu bentuk sediaan steril adalah
injeksi. Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau
serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum
digunakan yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau
melalui kulit atau selaput lendir. Dimasukkan ke dalam tubuh dengan
menggunakan alat suntik. Suatu sediaan parenteral harus steril karena sediaan
ini unik yang diinjeksikan atau disuntikkan melalui kulit atau membran mukosa
ke dalam kompartemen tubuh yang paling dalam. Sediaan parenteral memasuki
pertahanan tubuh yang memiliki efesiensi tinggi yaitu kulit dan membran
mukosa sehingga sediaan parenteral harus bebas dari kontaminasi mikroba dan
bahan-bahan beracun dan juga harus memiliki kemurnian yang dapat diterima.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dari Obat Parenteral?
b. Apa tujuan dari Pemberian Obat Parenteral?
c. Bagaimana Indikasi Pemberian Obat Parenteral?
d. Bagaimana Kontra Indikasi Pemberian Obat Parenteral?
e. . Apa saja hal-hal yang perlu dicatat setelah Pemberian Obat Parenteral?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian dari obat parenteral.
b. Untuk mengetahui tujuan dari pemberian obat parenteral.
c. Untuk mengetahui indikasi dari pemberian obat parenteral.

4
d. Untuk mengetahui kontra indikasi dari pemberian obat parenteral.
e. Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang perlu dicatat setelah tindakan
pemberian obat parenteral.
1.4 Manfaat
Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami mengenai
prosedur pemberian medikasi parental dan dapat menggunakannya dalam
bidang kesehatan.

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
Obat Parenteral yaitu sediaan yang digunakan tanpa melalui mulut atau dapat
dikatakan obat dimasukkan dalam tubuh selain saluran cerna (langsung ke
pembuluh darah) sehingga memperoleh efek yang cepat dan langsung sasaran.
Misalnya suntikan atau insulin. Injeksi dan infus termasuk semua bentuk obat
yang digunakan secara parenteral.
2.2 TUJUAN OBAT PARENTERAL
Tujuan pemberian parenteral yaitu agar dapat langsung menuju sasaran. Rute
parenteral biasanya digunakan untuk obat yang absorbsinya buruk melalui
saluran cerna. Pemberian parenteral juga digunakan untuk pengobatan pasien
yang tidak sadar dan dalam keadaan yang memerlukan kerja obat yang cepat
2.3 MACAM PEMBERIAN PARENTERAL
a. Pemberian obat via jaringan intra kutan
Memberikan atau memasukkan obat ke dalam jaringan kulit. Intra kutan
biasanya di gunakan untuk mengetahui sensivitas tubuh terhadap obat
yang disuntikkan.
b. Indikasi dan Kontra Indikasi
- Indikasi : bisa dilkakukan pada pasien yang tidak sadar, tidak mau
bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat
secara oral, tidak alergi. Lokasinya yang ideal adalah lengan bawah
dalam dan pungguang bagian atas.
- Kontra Indikasi : luka, berbulu, alergi, infeksi kulit
c. Prosedur Kerja
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien
3. Bebaskan daerha yang akan disuntik, bila menggunakan baju
lengan panjang terbuka dan keatasan
4. Pasang perlak/pengalas dibawah bagian yang akan disuntik

6
5. Ambil obat untuk tes alergi kemudian larutkan/encerkan dengan
aquades. Kemudian ambil 0,5 cc dan encerkan lagi sampai
kurang lebih 1 cc dan siapkan pada bak injeksi atau steril.
6. Desinfeksi dengan kapas alcohol pada daerah yang akan
dilakukan suntikan.
7. Tegangkan dengan tangan kiri daerah yang akan disuntik.
8. Lakukan penusukan dengan lubang jarum suntik menghadap ke
atas dengan sudut 15-20 derajat di permukaan kulit.
9. Suntikkkan sampai terjadi gelembung.
10. Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan masase.
11. Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/tes obat, waktu,
tanggal dan jenis obat.
d. Pemberian obat via jaringan subkutan
Memberikan obat melalui suntikan di bawah kulit yang dapat dilakukan
pada daerah lengan bagian atas sebelah luar atau sepertiga bagian dairi
bahu, paha sebelah luar, daerah dada dan sekitar umbilicus (abdomen).
e. Indikasi dan Kontra Indikasi
- Indikasi : bias dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau
bekerja sama, karena tidak memungkinkan diberikan obat secara oral,
bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau
saras besar di bawahnya, obat dosis kecil yang larut dalam air.
- Kontra indikasi : obat yang merangsang, obat dalam dosis besar dan
tidak larut dalam air atau minyak.
f. Prosedur Kerja
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Bebaskan daerah yang akan disuntik atau bebaskan suntikan dari
pakaian. Apabila menggunakan pakaian, maka buka pakaian dan
di keataskan.
4. Ambil obat dalam tempatnya sesuai dosis yang akan diberikan.
Setelah itu tempatkan pada bak injeksi.
5. Desinfeksi dengan kapas alcohol.

7
6. Regangkan dengan tangan kiri (daerah yang akan dilakukan
suntikan subkutan).
7. Lakukan penusukan dengan lubang jarum menghadap ke atas
dengan sudut 45 derajat dari permukaan kulit.
8. Lakukan aspirasi, bila tidak ada darah, suntikkan secara perlahan-
lahan hingga habis.
9. Tarik spuit dan tahan dengan kapas alcohol dan spuit yang telah
dipakai masukkan ke dalam bengkok.
10. Catat hasil pemberian, tanggal, waktu pemberian, dan jenis serta
dosis obat.
11. Cuci tangan.
g. Pemberian obat via intra vena langsung
Pemberian melalui vena langsung, dilakukan pada vena mediana
kubiti/vena cephalika (lengan), vena sephanous (tungkai), vena jugularis
(leher), vena frontalis (kepala)
h. Indikasi dan Kontra Indikasi
- indikasi : bias dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau
bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat
secara oral dan steril.
- kontra indikasi : tidak steril, obat yang tidak dapat larut dalam air,
atau menimbulkan endapan dengan protein atau butiran darah.
i. Prosedur Kerja
1. cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Bebaskan daerah yang akan disuntik dengan cara membebaskan
pakaian pada daerah penyuntikan, apabila tertutup, buka dan ke
ataskan.
4. Ambil obat pada tempatnya sesuai dosi yang telah ditentukan.
Apabila obat dalam bentuk sediaan bubuk, maka larutkan dengan
aquades steril.
5. Pasang perlak atau pengalas di bawah vena yang akan dilakukan
injeksi.

8
6. Tempatkan obat yang telah di ambil ke dalam bak injeksi.
7. Desinfeksi dengan kapas alcohol.
8. Lakukan pengikatan dengan karet pembendung pada bagian atas
daerah yang akan dilakukakn pemberian obat atau minta bantuan
untuk membendung daerah yang akan dilakukan penyuntikan dan
lakukan penekanan.
9. Ambil spuit yang berisi obat.
10. Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan
memasukkan ke pembuluh darah.
11. Lakukan aspirasi, bila sudah ada darah lepaskan karet
pembendung dan langsung semprotkan hingga habis.
12. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik secara perlahan-lahan
dan lakukan masase pada daerah penusukan dengan kapas
alcohol, spuit yang telah digunakan di masukkan ke dalam
bengkok.
13. Catat hasil pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pemberian obat.
14. Cuci tangan.
j. Pemberian obat via intra vena secara tidak langsung
Memberikan obat dengan menambahan atau memasukkan obat kedalam
wadah cairan inta vena
k. Indikasi dan Kontra Indikasi
- indikasi : bias dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau
bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat
secara oral dan steril.
- kontra indikasi : tidak steril, obat yang tidak dapat larut dalam air,
atau menimbulkan endapan dengan protein atau butiran darah.
l. Prosedur Kerja
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Periksa identitas pasien dan ambil obat dan masukkan ke dalam
spuit.

9
4. Cari tempat penyuntikan obat pada daerah kantung. Alangkah
baiknya penyuntikan pada kantung infuse ini dilakukan pada
bagian atas kantung/botol infuse.
5. Lakukan desinfeksi dengan kapas alcohol pada kantung/botol dan
kunci aliran infuse.
6. Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuit hingga
menembus bagian tengah dan masukkan obat secara perlahan-
lahan ke dalam kantong/botol infuse/cairan.
7. Setelah selesai, tarik spuit dan campur larutan dengan
membalikkan kantung cairan dengan perlahan-lahan dari satu
ujung ke ujung yang lain.
8. Ganti wadah atau botol infuse dengan cairan yang sudah di
injeksikan obat di dalamnya. Kemudian gantungkan pada tiang
infuse.
9. Periksa kecepatan infuse.
10. Cuci tangan.
11. Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu dan dosis pemberian.
m. Pemberian obat via Intra Muskular
Memasukkan obat ke dalam jaringan otot. Lokasi penyuntikan dapat
dilakukan pada daerah paha (vastus lateralis) dengan posisi ventrogluteal
(posisi berbaring), dorsogluteal (posisi tengkurap), atau lengan atas
(deltoid).
n. Indikasi dan Kontra Indikasi
- indikasi : bias dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau
bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat
secara oral, bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan
tulang, otot atau saras besar di bawahnya.
- kontra indikasi : Infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang,
otot atau saraf besar di bawahnya.

10
o. Prosedur Kerja
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Ambil obat dan masukkan ke dalam spuit sesuai dengan
dosisnya. Setelah itu letakkan dalam bak injeksi.
4. Periksa tempat yang akan di lakukan penyuntikan (perhatikan
lokasi penyuntikan).
5. Desinfeksi dengan kapas alcohol pada tempat yang akan
dilakukan injeksi.
6. Lakukan penyuntikan :
 Pada daerah paha (vastus lateralis) dengan cara, anjurkan
pasien untuk berbaring telentang dengan lutut sedikit
fleksi.
 Pada ventrogluteal dengan cara, anjurkan pasien untuk
miring, tengkurap atau telentang dengan lutut dan
pinggul pada sisi yang akan dilakukan penyuntikan
dalam keadaan fleksi.
 Pada daerah dorsogluteal dengan cara, anjurkan pasien
untuk tengkurap dengan lutut di putar kea rah dalam atau
miring dengan lutut bagian atas dan diletakkan di depan
tungkai bawah.
 Pada daerah deltoid (lengan atas) dilakukan dengan cara,
anjurkan pasien untuk duduk atau berbaring mendatar
lengan atas fleksi
7. Lakukan penusukan dengan posisi jarum tegak lurus.
8. Setelah jarum masuk, lakukan aspirasi spuit, bila tidak ada darah
yang tertarik dalam spuit, maka tekanlah spuit hingga obat
masuk secara perlahan-lahan hingga habis.
9. Setelah selesai, tarik spuit dan tekan sambuil di masase daerah
penyuntikan dengan kapas alcohol, kemudian spuit yang telah di
gunakan letakkan dalam bengkok.
10. Catat reaksi pemberian, jumlah dosis, dan waktu pemberian.

11
BAB lll
MASALAH

Masalahnya adalah makanan dan minuman tersebut kemudian akan melalui


proses pencernaan di dalam tubuh. Namun, sistem pencernaan kadang bisa
mengalami gangguan, sehingga kemampuannya dalam mencerna dan menyerap
nutrisi menjadi terganggu.
Cara mengatasinya bisa didapatkan melalui asupan nutrisi secara parenteral
dokter. Selain untuk memberikan nutrisi dan cairan, metode parenteral juga bisa
dilakukan untuk memberikan obat-obatan melalui suntik ke pembuluh darah
atau infus. Cara pemberian obat seperti ini biasanya dilakukan pada pasien yang
sulit atau tidak bisa menelan, atau memiliki gangguan pencernaan. pemberian
nutrisi parenteral akan disesuaikan dengan kondisi pasien secara keseluruhan,
jenis nutrisi yang diperlukan, dan penyakit yang diderita

12
BAB 1V
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pemberian obat parenteral merupakan pemberian obat yang dilakukan dengan
menyuntikkan obat tersebut ke jaringan tubuh Obat parenteral dapat diberikan
dengan berbagai cara yang disesuaikan dengan kondisi pasien, diantaranya : sub
kutan, intra kutan, intramuskular, dan intra vena. Dalam pemberian obat ada hal-
hal yang perlu diperhatikan, yaitu indikasi dan kontra indikasi pemberian obat.
Sebab ada jenis-jensi obat tertentu yang tidak bereaksi jika diberikan dengan
cara yang salah.
4.2 Saran
Setiap obat merupakan racun yang yang dapat memberikan efek samping yang
tidak baik jika kita salah menggunakannya. Hal ini tentunya dapat menimbulkan
kerugian bahkan akibatnya bias fatal. Oleh karena itu, kita sebagai perawat
kiranya harus melaksanakan tugas kita dengan sebaik-baiknya tanpa
menimbulkan masalah-masalah yang dapat merugikan diri kita sendiri maupun
oranglain.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://pdfcoffee.com/makalah-pemberian-obat-parenteraldocx-pdf-free.html

14

Anda mungkin juga menyukai