Disusun oleh :
YOGYAKARTA
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat tuhan yang maha esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Konsep Pemberian Obat” guna memenuhi tugas. Saya menyadari dalam penulisan
makalah ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak yang tulus membantu dan
memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Saya
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena
itu, kami mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang membangun dari
berbagai pihak.Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan
dunia pendidikan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................. i
KATA PENGANTAR.............................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................... 4
B. Rumusan Masalah............................................................... 4
C. Tujuan ................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................... 5
A Kesimpulan.......................................................................... 21
B Saran..................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui teknik teknik dalam pemberian obat kepada pasien.
2. Untuk mengetahui teknik pemberian obat melalui kulit
3. Untuk mengetahui teknik pemberian obat melalui mata
4. Untuk mengetahui teknik pemberian obat melalui epidural
5. Untuk mengetahui teknik pemberian obat melalui terapi panas dingin
6. Untuk mengetahui teknik pemberian obat melalui zid bath/kompres
7. Untuk mengetahui teknik pemberian obat melalui manajemen nyeri
4
BAB II
PEMBAHASAN
3. Parentral : yaitu cara pemberian obat tanpa melalui mulut tetapi langsung ke
pembuluh darah.
5
Keuntungan : Efek timbul lebih cepat dan teratur, dapat diberikan pada
penderita yang tidak kooperatif, tidak sadar, atau muntah-muntah , sangat
berguna dalam keadaan darurat.
Kekurangan : Menimbulkan rasa nyeri, tidak ekonomis, membutuhkan tenaga
medis.
6
3. Gunakan sarung tangan
4. Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa
5. Bersihkan sekitar kelaminan dengan kapas sublimat
6. Anjurkan pasien tidur dengan posisi dorsal recumbent
7. Apabila jenis obat suppositoria maka berikan pelumas pada obat
8. Regangkan labia minora dengan tangan kiri dan masukkan obat sepanjang dinding
kanal vaginal posterior sampai 7,5-10 cm
9. Setelah obat masuk, bersihkan daerah sekitar orifisium dan labia dengan tisu
10. Anjurkan untuk tetap dalam posisi kurang lebih 10 menit agar obat bereaksi.
11. Lepaskan sarung tangan
12. Cuci tangan
13. Catat identitas, waktu, obat, dosisi/jumlah, dan cara pemberian
7. Rectum : yaitu cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui anus
atau rectum. Tujuan memberikan efek lokal dan sistemik.. Tindakan pengobatan ini
disebut pemberian obat suppositoria yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi
obat, menjadikan lunak pada daerah feses dan merangsang buang air besar.
Kelebihan : dapat dipakai jika pasien tidak bisa per oral, pilihan terbaik
pada anak-anak
Kekurangan : absorbsi tidak adekuat, banyak pasien tidak nyaman/risih per-
rektal
7
1. PEMBERIAN OBAT MELALUI KULIT
A. Pengertian Pemberian obat melalui kulit adalah cara memberikan obat pada kulit dengan
mengoleskan yang bertujuan mempertahankan hidrasi, melindungi permukaan kulit,
mengurangi iritasi kulit, atau mengatasi infeksi. Pemberian obat kulit dapat bermacam-
macam seperti krim, losion, aerosol, dan sprei.
B. Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan untuk memberikan obat pada kulit adalah sebagai
berikut:
1. Obat dalam tempatnya (seperti losion, krim, aerosol, sprei).
2. Pinset anatomis.
3. Kain kasa.
4. Kertas tisu.
5. Balutan.
6. Pengalas.
7. Air sabun, air hangat.
8. Sarung tangan.
C. Prosedur Kerja Prosedur kerja pemberian obat melalui kulit adalah sebagai berikut:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Pasang pengalas di bawah daerah yang akan dilakukan tindakan.
4. Gunakan sarung tangan.
5. Bersihkan daerah yang akan di beri obat dengan air hangat (apabila terdapat kulit
mengeras) dan gunakan pinset anatomis.
6. Berikan obat sesuai dengan indikasi dan cara pemakaian seperti mengoleskan,
mengompres.
7. Kalau perlu tutup dengan kain kasa atau balutan pada daerah diobati.
8. Cuci tangan.
8
Cara memberikan obat pada mata dengan tetes mata atau salep mata obat tetes mata.
Masalah yang berhubungan dengan usia termasuk penglihatan yang buruk, tremor tangan dan
kesulitan dalam memegang atau menggunakan botol obat, mempengaruhi kemudahan lansia
menggunakan obat mata secara mandiri. Perawat atau bidan memberi penjelasan kepada klien
dan anggota keluarga tentang teknik yang digunakan dalam pemberian obat mata.
Menganjurkan untuk memperlihatkan klien setiap langkah prosedur pemberian obat tetes
mata untuk meningkatkan kepatuhan klien.
Obat mata dapat digolongkan menjadi:
a. Obat mata golongan antiseptik dan antiinfeksi
b. Obat mata golongan kortikosteroid
c. Obat mata lainnya
9
2. Resiko penularan infeksi dari satu mata ke mata lain sangatlah tinggi. Perawat atau
bidan menghindari menyentuh kelopak mata atau struktur mata yang lain dengan alat tetes
mata atau tube salep.
3. Perawat atau bidan menggunakan obat mata hana untuk mata yang terinfeksi.
10
motoriknya. Dalam lima sampai sepuluh tahun terakhir, epidural telah dikembangkan dengan
konsentrasi obat bius yang (bius local), dan dengan kombinasi anestesi lokal serta opiat (obat
yang mirip dengan morfin dan meperidin) pembunuh rasa sakit untuk mengurangi blok
motor, dan untuk menghasilkan apa yang disebut epidural "berjalan".
B. Indikasi Blok Epidural
1. Pereda nyeri atas permintaan ibu
2. Bermanfaat saat terdapat kecenderungan persalinan dengan bantuan alat:
a. Malposisi
b. Malpresentasi
c. Kehamilan kembar
d. Persalinan lama
3. Hipertensi
4. Persalinan praterm
D. Prosedur
Teknik ini dimodifikasi bila diberikasn sebagai CSE atau bial pemberiannya
menggunakan infus kontinu.
1. Dapat persetujuan tindakan dari ibu
2. Anjuran ibu untuk berkemih
3. Panggil dokter anestesi
4. Siapkan alat:
11
- Perlengkapan alat untuk intravena
- Monitor CTG
- Troli balutan
- Skort dan sarung tangan steril
- Paket balutan steril, dengan linea berlubang (duk) dan kasa
- Losion antiseptic, biasanya klorheksidin dalam alcohol isopropyl
70%
- Paket epidural, bias any aberisi jarum touby, spuit, slang
(kateter)dan filter
- Obat anastesi local untuk kulit dan epidural, seperti lignokain dan
bupivaksin
- Spuit dan jarum steril
- Plester
- Balutan plastic untuk kulit
5. Pasang infus intravena, berikan cairan dosis pembebananuntuk mencegah
hipotensi (sesuai permintaan dokter anestesi)
6. Posisikan ibu, untuk melengkungkan spina sehingga akses diantara
vertebra dapat diperoleh:
- Miring kekiri dengan lutut ditekuk dan dagu ke dada , tetapi
punggung ibu sangat dekat dengan tepi tempat tidur atau
- Duduk ditepi tempat tidur dengan kedua kaki ditopang kursi,
lengan bersandar diatas meja tempat tidur
7. Bantu dokter anestesi memakai sarung tangan dan skort dan membuat
daerah aseptic yang benar: tuangkan lotion, buka jarum dan spuit, pegang
ampulanastetik local untuk diisap isinya, dll.
8. Anjurkan ibu untuk tetap diam pada posisinya pada saat epidural dipasang
oleh dokter anestesi. Selama aktivitas berlangsung dibagian punggung ibu,
berikut ini adalah dukungan dan bantuan yang diperlukan:
- Punggung ibu dibersihkan , linen berlubang dibentangkan
ditempatnya dan anastetik local diinsersikan kedalam kulit
- Jarum touby diinsersikan pada saat ibu bebas kontraksi dan sangat
tenang
12
- Digunakan spuit epidural (menginjeksikan udara untuk mengkaji
adanya tahanan) untuk memastikan bahwa jarum touby berada
ditempat yang benar
- Kateter dimasukan ketempat tersebut dan jarum touby dicabut.
9. Semprotkan kulit plastic disekitar daerah tusukan dan fiksasi kateter
dengan plester, bila anastetik telah siap, fiksasi filter ditempat yang mudah
dijsngksu, sering kali dibahu ibu
10. Berikan sedikit dosis uji: dosis pertama diberiksn jika dokter anestesi
merasa yakin bahwa katetersudah diinsersikan dengan benar
11. Bantu ibu keposisi yang sesuai dengan permintaan dokter anestesi selama
20 menit pertama setelah pemberian (sering kali semi-rekumber)
12. Kaji dan catat tekanan darah dan nadi setiap 5 menit selama 20 menit
berikutnya
13. Obsetrvasi kondisi ibu termasuk tingkat nyeri, kehangatan, keamanan,
infus intravena, warna dan tanda-tanda mual
14. Panggil dokter anestesi bila ada tanda dan gejala yang membutuhkan
perhatian (hipotensi dapat diatasi dengan peningkatan kecepatan tetesan
infus, tetapi dokter anestesi tetap harus dipanggil)
15. Bereskan alat dengan benar
16. Pantau kondisi janin, catat epidural pada gambaran CTG
17. Bila dalam 20 menit semua hasil observasi kondisi ibu dalam keadaan
normal dan tingkat analgesia telah tercapai, posisikan kembali ibu sesuai
keinginannya
18. Lanjutkan perawatan persalinan, termasuk perawatan kandung kemih dan
tungkai kebas, dan buat catatan yang benar
19. Setelah 2-8 jam lakukan observasi adanya tanda-tanda kekambuhan,
berikan top-up sebelum ibu merasa tidak nyaman
13
demam yang sudah dikenal sejak zaman dulu. Kompres panas membantu meredakan sakit
yang berhubungan dengan radang sendi dan otot kaku dengan mengurangi ketegangan dan
melancarkan aliran darah. 4
a. Tujuan Terapi Panas
Terapi Panas pada tubuh bertujuan untuk meningkatkan perbaikan dan pemulihan
jaringan. Bentuk kompres termal biasanya bergantung pada tujuannya. Kompres panas akan
menghangatkan menghangatkan area tubuh tersebut. Kompres panas menghasilkan
perubahan fisiologis suhu jaringan, ukuran pembuluh darah, tekanan darah kapiler, area
permukaan kapiler untuk pertukaran cairan dan elektrolit, dan metabolisme jaringan. Durasi
kompres juga memengaruhi respons . 4
b. Jenis
Kompres panas pada tubuh berbentuk:
1. Kering
Kompres panas kering dapat digunakan secara lokal, untuk konduksi panas, dengan
menggunakan botol air panas, bantalan pemanas elektrik, bantalan akuatermia, atau kemasan
pemanas disposabel.
2. Basah.
Kompres panas basah dapat diberikan melalui konduksi, dengan cara kompres kasa, kemasan
pemanas, berendam, atau mandi.
c. Keuntungan dan Kerugian
A. Keuntungan
1. Memenuhi kebutuhan rasa nyaman pada klien
2. Mudah dan Praktis
3. Memberikan rasa hangat
4. Mengurangi dan membebaskan rasa nyeri
B. Kerugian
1. Pada 24 jam pertama setelah cedera traumatik.
2. Peradarahan aktif.
3. Edema noninflamasi.
4. Tumor ganas terlokalisasi.
5. Gangguan kulit yang menyebabkan kemerahan atau lepuh.
14
Kom berisi air hangat sesuai kebutuhan (40-46c)
Bak seteril berisi dua buah kasa beberapa potong dengan ukuran yang sesuai
Kasa perban atau kain segitiga
Pengalas
Sarung tangan bersih di tempatnya
Bengkok dua buah (satu kosong, satu berisi larutan Lysol 3%)
Waslap 4 buah/tergantung kebutuhan
Pinset anatomi 2 buah
Korentang
Kompres atau Zid bath adalah bantalan dari meteri lainnya yang dilipat-lipat,
dikenakan dengan tekanan, kadang-kadang mengandung obat dan dapat bersih
ataupun kering, panas ataupun dingin. Zid Bath atau kompres dibagi menjadi 2 :
1. Kompres Hangat
Memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan menggunakan cairan
atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang memerlukan.
Kompres hangat diberikan satu jam atau lebih.
2. Kompres Dingin
Kompres dingin dibagi menjadi dua, yaitu kompres dingin kering (kirbat)
dan kompres dingin basah. Kompres dingin kering terdiri dari kompres es biasa,
kompres es leher, dan kompres es gantung.
B. Mekanisme Kompres Terhadap Tubuh
1. Kompres Dingin mempengaruhi tubuh dengan cara :
a. Menyebabkan pengecilan pembuluh darah (Vasokonstriksi).
15
b. Mengurangi oedema dengan mengurangi aliran darah ke area.
c. Mematirasakan sensasi nyeri.
d. Memperlambat proses kehidupan.
e. Memperlambat proses inflamasi/peradangan (bengkak,kemerahan).
f. Mengurangi rasa gatal.
2. Kompres Panas mempengaruhi tubuh dengan cara :
a. Memperlebar pembuluh darah (Vasodilatasi).
b. Memberi tambahan nutrisi dan oksigen untuk sel dan membuang sampah-
sampah tubuh.
c. Meningkatkan suplai darah ke area-area tubuh.
d. Mempercepat penyembuhan.
e. Dapat menyejukkan.
Derajat suhu air untuk kompres
a. Dingin sekali dibawah 13ºC (55ºF)
b. Dingin 10 – 18ºC (50 – 65ºF)
c. Sejuk 18 – 26ºC (65 – 80ºF)
d. Hangat kuku 26 – 34ºC (80 – 93ºF)
e. Hangat 34 – 37ºC (93 – 98ºF)
f. Panas 37 – 41ºC (98 – 105ºF)
g. Sangat panas 41 – 46ºC (105 – 115ºF)
C. Tujuan Pemberian Kompres
1. Kompres panas
Pada umunya bertujuan untuk meningkatkan perbaikan dan pemulihan jaringan.
Tujuan khususnya yaitu :
a. memperlancar sirkulasi darah.
b. mengurangi rasa sakit.
c. memberi rasa hangat, nyaman, dan tenang pada klien.
d. merangsang peristatik usus.
e. memperlancar pengeluaran eksudat.
2. Kompres dingin
a. menurunkan suhu tubuh.
b. mencegah peradangan meluas.
c. mengurangi kongesti (akumulasi abnormal atau berlebihan dari cairan tubuh).
d. mengurangi perdarahan setempat.
16
e. mengurangi rasa sakit pada daerah setempat.
D. Penggunaan Kompres
1. Penggunaan Kompres Panas :
a. Penanganan demam bukanlah dengan dikompres air dingin seperti yang biasa
dilakukan dahulu kala karena orang demam jika dikompres dingin akan lebih
demam lagi saat kompres dihentikan. b. Untuk cedera lama/kondisi kronis,
yang mana bisa membantu membuat rileks, mengurangi tekanan pada jaringan
serta merangsang aliran darah ke daerah.
c. Untuk pengobatan nyeri dan merelaksasi otot-otot yang tegang tetapi tidak
boleh digunakan untuk yang cedera akut atau ketika masih ada bengkak,
karena panas dapat memperparah bengkak yang sudah ada.
2. Penggunaan Kompres Dingin
a. Digunakan untuk cedera tiba-tiba atau yang baru terjadi/ akut. Jika cedera baru
terjadi (dalam waktu 48 jam terakhir) yang lalu timbul pembengkakan, maka
dengan kompres dingin bisa membantu meminimalkan pembengkakan di
sekitar cedera karena suhu dingin mengurangi aliran darah di daerah cidera
sehingga memperlambat metabolisme sel dan yang paling penting adalah dapat
mengurangi rasa sakit.
b. Untuk keseleo pergelangan kaki, cedera berlebihan pada atlet atau luka
memar.
c. Membantu mengobati luka bakar dan jerawat.
E. Kontraindikasi Pemberian Kompres
1. Kontraindikasi pemberian kompres panas, yaitu:
a. Pada 24 jam pertama setelah cedera traumatik. Panas akan meningkatkan
perdarahan dan pembengkakan.
b. Peradarahan aktif. Panas akan menyebabkan vasdilatasi dan meningkatkan
perdarahan.
c. Edema noninflamasi. Panas meningkatkan permeabilitas kapiler dan edema.
d. Tumor ganas terlokalisasi. Karena panas mempercepat metabolisme sel,
pertumbuhan sel, dan meningkatkan sirkulasi, panas dapat ,mempercepat
metastase (tumor sekunder).
e. Gangguan kulit yang menyebabkan kemerahan atau lepuh. Panas dapat
membakar atau menyebabkan kerusakan kulit lebih jauh.
2. Kontraindikasi pemberian kompres dingin, yaitu:
17
a. Luka terbuka dengan meningkatkan kerusakan jaringan karena mengurangi
aliran ke luka terbuka.
b. Gangguan sirkulasi.
c. Alergi atau hipersensitivitas terhadap dingin.
18
d. Meningkatkan periode istirahat dan tidur.
e. Meningkatkan keefektifan terapi nyeri lain.
f. Menurunkan perasaan tak berdaya dan depresi yang timbul akibat nyeri.
2. Distraksi
Teknik distraksi adalah pengalihan dari fokus perhatian terhadap nyeri ke
stimulus yang lain. Tehnik distraksi dapat mengatasi nyeri berdasarkan teori
bahwa aktivasi retikuler menghambat stimulus nyeri. jika seseorang menerima
input sensori yang berlebihan dapat menyebabkan terhambatnya impuls nyeri ke
otak (nyeri berkurang atau tidak dirasakan oleh klien),. Mengalihkan perhatian
terhadap nyeri, efektif untuk nyeri ringan sampai sedang. Distraksi visual
(melihat TV atau pertandingan bola), distraksi audio (mendengar musik),
distraksi pendengaran (mendengarkan musik, suara burung serta gemerick air),
distraksi pernafasan, distraksi intelektual (merangkai puzzle, main catur).
Jenis Tehnik Distraksi antara lain :
a. Distraksi visual.
b. Distraksi pendengaran.
c. Distraksi pernafasan.
d. Distraksi intelektual.
4. Hipnotis
Hipnotis membantu mengubah persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti
positif. Selama hipnosis, bagian sadar otak sementara disetel keluar sebagai orang
yang berfokus pada relaksasi dan melepaskan pikiran yang mengganggu.
Hipnotis untuk menjadi efektif dalam mengurangi nyeri kanker. penelitian
terkini telah menunjukkan efektivitas untuk nyeri yang berkaitan dengan luka
bakar, kanker, dan rheumatoid arthritis dan pengurangan kecemasan yang terkait
dengan operasi.
5. Kompres Hangat / Dingin
19
Kompres panas adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu
dengan menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian
tubuh yang memerlukan. Tindakan ini selain untuk melancarkan sirkulasi darah
juga untuk menghilangkan rasa sakit, merangsang peristaltic usus, pengeluaran
getah radang menjadi lancer, serta memberikan ketenangan dan kesenangan pada
klien. Pemberian kompres dilakukan pada radang persendian, kekejangan otot,
perut kembung, dan kedinginan.
Tujuan diberikan kompres dingin adalah menghilangkan rasa nyeri akibat
odema atau truma, mencegah kongesti kepala, memperlambat denyutan jantung,
mempersempit pembuluh darah dan mengurangi arus darah local.
6. Massage
Massage adalah tindakan penekanan oleh tangan pada jaringan lunak,
biasanya otot tendon atau ligamen, tanpa menyebabkan pergeseran atau
perubahan posisi sendi guna menurunkan nyeri, menghasilkan relaksasi, dan/atau
meningkatkan sirkulasi. Gerakan-gerakan dasar meliputi, gerakan memutar yang
dilakukan oleh telapak tangan, gerakan menekan dan mendorong kedepan dan
kebelakang menggunakan tenaga, menepuk- nepuk, memotong-motong,
meremas-remas, dan gerakan meliuk-liuk. Setiap gerakan gerakan menghasilkan
tekanan, arah, kecepatan, posisi tangan dan gerakan yang berbeda-beda untuk
menghasilkan efek yang di inginkan pada jaringan yang dibawahnya. Salah satu
metode yang sangat efektif dalam menanggulanginya adalah dengan massage
yang merupakan salah satu metode nonfarmakologi yang dilakukan untuk
mengurangi nyeri persalinan.
20
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Teknik pemberian obat melalui oral, subligual, Parentral, inhalasi, vagina
dan rektum. Juga dapat melalui kuit, mata, epidural, terapi panas dingin,
3.2 SARAN
Kita harus mengetahui teknik pemberian obat dan cara pemberian obat
terhadap pasien serta mengetahui kelebihan dan kekurangan obat tersebut.
21
DAFTAR PUSTAKA
22