Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH KONSEP PEMBERIAN OBAT

Fika Pratiwi S.ST M.Tr. Keb

Disusun oleh :

Putri Susilo Wardani (1219245)

AKADEMI KEBIDANAN NYAI AHMAD DAHLAN

YOGYAKARTA

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat tuhan yang maha esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Konsep Pemberian Obat” guna memenuhi tugas. Saya menyadari dalam penulisan
makalah ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak yang tulus membantu dan
memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Saya
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena
itu, kami mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang membangun dari
berbagai pihak.Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan
dunia pendidikan.

Yogyakarta, 1 April 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................. i

KATA PENGANTAR.............................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1

A. Latar Belakang.................................................................... 4

B. Rumusan Masalah............................................................... 4

C. Tujuan ................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN........................................................................... 5

1. Teknik pemberian obat....................................................... 5

2. Pemberian obat melalui kulit........................ ................ 8


3. Pemberian obat melalui mata......................................... 8
4. Pemberian obat melalui epidural..................................... 10
5. Pemberian obat melalui terapi panas dingin...................... 13
6. Pemberian obat melalui.................................................. 15
BAB III PENUTUP................................................................................... 21

A Kesimpulan.......................................................................... 21

B Saran..................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Obat adalah senyawa atau campuran senyawa untuk mengurangi gejala atau
menyembuhkan penyakit.Obat adalah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang di
maksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangi,
menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit,luka atau kelainan badaniah
dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau
bagian badan manusia .

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja teknik pemberian obat?
2. Bagaimana teknik pemberian obat melalui kulit?
3. Bagaimana teknik pemberian obat melalui mata ?
4. Bagaimana teknik pemberian obat melalui epidural?
5. Bagaimana teknik pemberian obat melalui terapi panas dingin?
6. Bagaimana teknik pemberian obat melalui zid bath/kompres ?
7. Bagaimana teknik pemberian obat melalui manajemen nyeri ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui teknik teknik dalam pemberian obat kepada pasien.
2. Untuk mengetahui teknik pemberian obat melalui kulit
3. Untuk mengetahui teknik pemberian obat melalui mata
4. Untuk mengetahui teknik pemberian obat melalui epidural
5. Untuk mengetahui teknik pemberian obat melalui terapi panas dingin
6. Untuk mengetahui teknik pemberian obat melalui zid bath/kompres
7. Untuk mengetahui teknik pemberian obat melalui manajemen nyeri

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teknik Pemberian Obat


Teknik Pemberian Obat secara:
1. Oral : yaitu pemberian obat yang dilakukan melalui mulut. Pemberian obat
ini yang paling umum dilakukan. Tujuannya untuk mencegah, mengobati, mengurangi
rasa sakit sesuai dengan jenis obat yang akan di berikan.
Keuntungan : Praktis ,aman, dan ekonomis
Kelemahan : jika tidak efektif pengguna sering muntah muntah, diare,
kurang disukai jika rasanya pahit , iritasi pada saluran
pencernaan

Cara pemberian obat :


1.Cuci tangan
2. jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Baca obat, dengan berprinsip tepat obat, tepat pasien, tepat dosis, tepat wkatu , dan
tepat tempat
4. Bantu untuk meminumkannya
5. Catat perubahan, reaksi terhadap pemberian, dan evaluasi respon terhadap obat
dengan mencatat hasil dari pemberian obat.
6. Cuci tangan

2. Sublingual : Yaitu pemberian obat yang cara pemberiannya diletakkan dibawah


lidah. Tujuannya agar efek yang ditimbulkan lebih cepat bereaksi karena pembuluh
darah di bawah lidah merupakan pusat dari sakit.
Kelebihan : Efek obat akan terasa lebih cepat dan kerusakan obat pada
saluran cerna dan metabolisme di dinding usus dan hati dapat
dihindari.
Kekurangan : Absorbsi tidak adekuat, kepatuhan pasien kurang,
membutuhkan kontrol agar pasien tidak menelan

3. Parentral : yaitu cara pemberian obat tanpa melalui mulut tetapi langsung ke
pembuluh darah.

5
Keuntungan : Efek timbul lebih cepat dan teratur, dapat diberikan pada
penderita yang tidak kooperatif, tidak sadar, atau muntah-muntah , sangat
berguna dalam keadaan darurat.
Kekurangan : Menimbulkan rasa nyeri, tidak ekonomis, membutuhkan tenaga
medis.

Cara pemberian obat:


1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Gunakan sarung tangan
4. Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa
5. Oleskan ujung pada obat suppositoria dengan pelicin
6. Regangkan glutea dengan tangan kiri, kemudian masukkan suppositoria dengan
perlahan melalui anus , sfingter anal internal melalui dinding rektal 10 cm pada
orang dewasa , 5 cm pada bayi atau anak.
7. Setelah selesai tarik jari tangan dan bersihan sekitar anal dengan tisu
8. Anjurkan pasien agar tetap berbaring terlentang atau miring selam kurang lebih 5
menit.
9. Setelah selesai lepaskan sarung tangan ke dalam bengkok
10. Cuci tangan
11. Catat obat, jumlah dosis, dan cara pemberian

4. Intracutan : yaitu cara pemberian obat dengan memasukkan obat kedalam


jaringan kulit. Pemberian obat melalui jaringan intrakutan ini dilakukan di bawah
dermis atau epidermis, secara umum dilakukan pada daerah lengan tangan bagian
ventral.
5.
6. Vagina : yaitu cara pemberian obat dengan memasukkan obat melalui vagina.
Tujuannya untuk mengobati saluran vagina atau serviks. Obat ini tersedia dalam
bentuk krim dan suppositoria yang digunakan untuk mengobati infeksi lokal.
Kelebihan : obat cepat bereaksi dan efek yang ditimbulkan bersifat lokal

Kekurangan : dapat membangkitkan rasa malu,kesulitan dalam melakukan


prosedur terhadap wanita lansia, dan setiap rabas yang keluar
memungkinkan berbau busuk
Cara pemberian obat :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

6
3. Gunakan sarung tangan
4. Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa
5. Bersihkan sekitar kelaminan dengan kapas sublimat
6. Anjurkan pasien tidur dengan posisi dorsal recumbent
7. Apabila jenis obat suppositoria maka berikan pelumas pada obat
8. Regangkan labia minora dengan tangan kiri dan masukkan obat sepanjang dinding
kanal vaginal posterior sampai 7,5-10 cm
9. Setelah obat masuk, bersihkan daerah sekitar orifisium dan labia dengan tisu
10. Anjurkan untuk tetap dalam posisi kurang lebih 10 menit agar obat bereaksi.
11. Lepaskan sarung tangan
12. Cuci tangan
13. Catat identitas, waktu, obat, dosisi/jumlah, dan cara pemberian

7. Rectum : yaitu cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui anus
atau rectum. Tujuan memberikan efek lokal dan sistemik.. Tindakan pengobatan ini
disebut pemberian obat suppositoria yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi
obat, menjadikan lunak pada daerah feses dan merangsang buang air besar.
Kelebihan : dapat dipakai jika pasien tidak bisa per oral, pilihan terbaik
pada anak-anak
Kekurangan : absorbsi tidak adekuat, banyak pasien tidak nyaman/risih per-
rektal

Cara pemberian obat:


1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Gunakan sarung tangan.
4. Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa.
5. Oleskan ujung pada obat suppositoria dengan pelicin.
6. Regangkan glutea dengan tangan kiri, kemudian masukkan suppositoria dengan
perlahan melalui anus, sfingter anal interna dan mengenai dinding rektal kurang
lebih 10 cm pada orang dewasa, 5 cm pada bayi atau anak.
7. Setelah selesai tarik jari tangan dan bersihkan daerah sekitar anal dengan tisu.
8. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring telentang atau miring selama kurang lebih
5 menit.
9. Setelah selesai lepaskan sarung tangan ke dalam bengkok.
10. Cuci tangan.
11. Catat obat, jumlah dosis, dan cara pemberian.

7
1. PEMBERIAN OBAT MELALUI KULIT
A. Pengertian Pemberian obat melalui kulit adalah cara memberikan obat pada kulit dengan
mengoleskan yang bertujuan mempertahankan hidrasi, melindungi permukaan kulit,
mengurangi iritasi kulit, atau mengatasi infeksi. Pemberian obat kulit dapat bermacam-
macam seperti krim, losion, aerosol, dan sprei.

B. Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan untuk memberikan obat pada kulit adalah sebagai
berikut:
1. Obat dalam tempatnya (seperti losion, krim, aerosol, sprei).
2. Pinset anatomis.
3. Kain kasa.
4. Kertas tisu.
5. Balutan.
6. Pengalas.
7. Air sabun, air hangat.
8. Sarung tangan.

C. Prosedur Kerja Prosedur kerja pemberian obat melalui kulit adalah sebagai berikut:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Pasang pengalas di bawah daerah yang akan dilakukan tindakan.
4. Gunakan sarung tangan.
5. Bersihkan daerah yang akan di beri obat dengan air hangat (apabila terdapat kulit
mengeras) dan gunakan pinset anatomis.
6. Berikan obat sesuai dengan indikasi dan cara pemakaian seperti mengoleskan,
mengompres.
7. Kalau perlu tutup dengan kain kasa atau balutan pada daerah diobati.
8. Cuci tangan.

2. Pemberian Obat pada Mata

8
Cara memberikan obat pada mata dengan tetes mata atau salep mata obat tetes mata.
Masalah yang berhubungan dengan usia termasuk penglihatan yang buruk, tremor tangan dan
kesulitan dalam memegang atau menggunakan botol obat, mempengaruhi kemudahan lansia
menggunakan obat mata secara mandiri. Perawat atau bidan memberi penjelasan kepada klien
dan anggota keluarga tentang teknik yang digunakan dalam pemberian obat mata.
Menganjurkan untuk memperlihatkan klien setiap langkah prosedur pemberian obat tetes
mata untuk meningkatkan kepatuhan klien.
Obat mata dapat digolongkan menjadi:
a.       Obat mata golongan antiseptik dan antiinfeksi
b.      Obat mata golongan kortikosteroid
c.       Obat mata lainnya

Tujuan pemberian obat pada mata diantaranya:


·         digunakan untuk persiapan pemeriksaan struktur internal mata dengan cara mendilatasi
pupil, untuk pengukuran refraksi lensa dengan cara melemahkan otot lensa,
·         digunakan untuk menghilangkan iritasi mata.
·         Obat mata golongan antiseptik dan antiinfeksi digunakan pada gangguan mata karena
adanya infeksi oleh mikroba, masuknya benda asing ke dalam kornea mata atau kornea mata
yang luka/ ulkus.
·         Obat mata kortikosteroid digunakan untuk radang atau alergi mata atau juga bengkak
yang bisa disebabkan oleh alergi itu sendiri atau oleh virus. Karena infeksi mata oleh virus itu
resisten terhadap pengobatan biasanya digunakan obat mata golongan kortikosteroid untuk
menghilangkan gejalanya saja. Kalaupun dengan antiseptik hal itu menghindari infksi
sekunder.
·         Gabungan antiseptik dengan kortikosteroid digunakan untuk masalah mata yang
disebabkan oleh mikroba dan dengan keluhan bengkak/ radang juga gatal atau alergi.
·         Digunakan untuk keluhan mata karena habis operasi.

Prinsip pemberian obat mata


1.      Kornea mata banyak disuplai serabut nyeri sehingga menjadi sangat sensitif terhadap
apapun yang diberikan ke kornea. Oleh karena itu, perawat atau bidan menghindari obat mata
apapun secara langsung ke kornea.

9
2.      Resiko penularan infeksi dari satu mata ke mata lain sangatlah tinggi. Perawat atau
bidan menghindari menyentuh kelopak mata atau struktur mata yang lain dengan alat tetes
mata atau tube salep.
3.      Perawat atau bidan menggunakan obat mata hana untuk mata yang terinfeksi.

Persiapan Alat dan Bahan


Alat dan Bahan:
1. Obat dalam tempatnya dengan penetes steril atau berupa salep.
2. Pipet.
3. Pinset anatomi dalam tempatnya.
4. Korentang dalam tempatnya.
5. Plestier.
6. Kain kasa.
7. Kertas tisu.
8. Balutan.
9. Sarung tangan.
10. Air hangat/kapas pelembab.
a.       tetes atau salep mata
1.      botol obat dengan tetes mata steril atau tube salep.
2.      Patch dan plester mata (bila perlu).
3.      Kartu, format, atau huruf cetak nama obat.
4.      Bola kapas atau tisu.
5.      Wadah cuci berisi air hangat atau lap.
6.      Sarung tangan sekali pakai.
b.      cakram intraokuler
1.      cakram obat.
2.      Kartu, format, atau huruf cetak nama obat.
3.      Sarung tangan sekali pakai.

3. PEMBERIAN OBAT EPIDURAL

A.    Pengertian Epidural


Epidural merupakan suntikan yang menggunakan obat bius lokal (berasal dari kokain)
dan disuntikkan ke dalam ruang-ruang epidural yang melindungi sumsum tulang
belakang. Pada epidural konvensional klien akan mati rasa baik saraf sensorik maupun

10
motoriknya. Dalam lima sampai sepuluh tahun terakhir, epidural telah dikembangkan dengan
konsentrasi obat bius yang (bius local), dan dengan kombinasi anestesi lokal serta opiat (obat
yang mirip dengan morfin dan meperidin) pembunuh rasa sakit untuk mengurangi blok
motor, dan untuk menghasilkan apa yang disebut epidural "berjalan". 
B.      Indikasi Blok Epidural
1.      Pereda nyeri atas permintaan ibu
2.      Bermanfaat saat terdapat kecenderungan persalinan dengan bantuan alat:
a.       Malposisi
b.      Malpresentasi
c.       Kehamilan kembar
d.      Persalinan lama
3.      Hipertensi
4.      Persalinan praterm

C.      Cara Pembiusan


Pembiusan dilakukan oleh seorang ahli anestesi setelah klien mulai merasakan
terjadinya kontraksi. Sebelumnya, klien akan disuntik melalui vena (intravena) dengan
larutan khusus sebanyak 1-2 liter untuk membantu keseimbangan cairan dalam tubuh.
Pemberian larutan ini akan terus berlangsung hingga proses persalinan selesai. Selanjutnya,
klien disuruh untuk berbaring miring sambil menekuk/melengkungkan tubuh sedemikian
rupa, sehingga ruas-ruas tulang belakang klien terbuka lebar. Caranya, pertemukan dagu
dengan dada, serta dengkul klien dengan perut. Kemuklienn, obat bius akan dimasukkan
menggunakan jarum suntik melalui suatu celah pada ruas tulang belakang untuk mencapai
bagian yang disebut epidural. Bagian ini ada pada jalur sistem saraf pusat tulang belakang.
Epidural terasa seperti es cair yang menimbulkan mati rasa pada perut klien, bawah dan kaki,
dan mematikan saraf-saraf yang membawa sinyal rasa sakit dari rahim klien.

D.      Prosedur
Teknik ini dimodifikasi bila diberikasn sebagai CSE atau bial pemberiannya
menggunakan infus kontinu.
1.      Dapat persetujuan tindakan dari ibu
2.      Anjuran ibu untuk berkemih
3.      Panggil dokter anestesi
4.      Siapkan alat:

11
-          Perlengkapan alat untuk intravena
-          Monitor CTG
-          Troli balutan
-          Skort dan sarung tangan steril
-          Paket balutan steril, dengan linea berlubang (duk) dan kasa
-          Losion antiseptic, biasanya klorheksidin dalam alcohol isopropyl
70%
-          Paket epidural, bias any aberisi jarum touby, spuit, slang
(kateter)dan filter
-          Obat anastesi local untuk kulit dan epidural, seperti lignokain dan
bupivaksin
-          Spuit dan jarum steril
-          Plester
-          Balutan plastic untuk kulit
5.      Pasang infus intravena, berikan cairan dosis pembebananuntuk mencegah
hipotensi (sesuai permintaan dokter anestesi)
6.      Posisikan ibu, untuk melengkungkan spina sehingga akses diantara
vertebra dapat diperoleh:
-          Miring kekiri dengan lutut ditekuk dan dagu ke dada , tetapi
punggung ibu sangat dekat dengan tepi tempat tidur atau
-          Duduk ditepi tempat tidur dengan kedua kaki ditopang kursi,
lengan bersandar diatas meja tempat tidur
7.      Bantu dokter anestesi memakai sarung tangan dan skort dan membuat
daerah aseptic yang benar: tuangkan lotion, buka jarum dan spuit, pegang
ampulanastetik local untuk diisap isinya, dll.
8.      Anjurkan ibu untuk tetap diam pada posisinya pada saat epidural dipasang
oleh dokter anestesi. Selama aktivitas berlangsung dibagian punggung ibu,
berikut ini adalah dukungan dan bantuan yang diperlukan:
-          Punggung ibu dibersihkan , linen berlubang dibentangkan
ditempatnya dan anastetik local diinsersikan kedalam kulit
-          Jarum touby diinsersikan pada saat ibu bebas kontraksi dan sangat
tenang

12
-          Digunakan spuit epidural (menginjeksikan udara untuk mengkaji
adanya tahanan) untuk memastikan bahwa jarum touby berada
ditempat yang benar
-          Kateter dimasukan ketempat tersebut dan jarum touby dicabut.
9.      Semprotkan kulit plastic disekitar daerah tusukan dan fiksasi kateter
dengan plester, bila anastetik telah siap, fiksasi filter ditempat yang mudah
dijsngksu, sering kali dibahu ibu
10.  Berikan sedikit dosis uji: dosis pertama diberiksn jika dokter anestesi
merasa yakin bahwa katetersudah diinsersikan dengan benar
11.  Bantu ibu keposisi yang sesuai dengan permintaan dokter anestesi selama
20 menit pertama setelah pemberian (sering kali semi-rekumber)
12.  Kaji dan catat tekanan darah dan nadi setiap 5 menit selama 20 menit
berikutnya
13.  Obsetrvasi kondisi ibu termasuk tingkat nyeri, kehangatan, keamanan,
infus intravena, warna dan tanda-tanda mual
14.  Panggil dokter anestesi bila ada tanda dan gejala yang membutuhkan
perhatian (hipotensi dapat diatasi dengan peningkatan kecepatan tetesan
infus, tetapi dokter anestesi tetap harus dipanggil)
15.  Bereskan alat dengan benar
16.  Pantau kondisi janin, catat epidural pada gambaran CTG
17.  Bila dalam 20 menit semua hasil observasi kondisi ibu dalam keadaan
normal dan tingkat analgesia telah tercapai, posisikan kembali ibu sesuai
keinginannya
18.  Lanjutkan perawatan persalinan, termasuk perawatan kandung kemih dan
tungkai kebas, dan buat catatan yang benar
19.  Setelah 2-8 jam lakukan observasi adanya tanda-tanda kekambuhan,
berikan top-up sebelum ibu merasa tidak nyaman

4. Terapi Panas Dingin

Pengertian Terapi Panas


Terapi panas merupakan terapi dengan menggunakan panas. Sedangkan kompres
adalah salah satu metode fisik yang digunakan untuk menurunkan suhu tubuh bila anak

13
demam yang sudah dikenal sejak zaman dulu. Kompres panas membantu meredakan sakit
yang berhubungan dengan radang sendi dan otot kaku dengan mengurangi ketegangan dan
melancarkan aliran darah. 4
a.      Tujuan Terapi Panas
Terapi Panas pada tubuh bertujuan untuk meningkatkan perbaikan dan pemulihan
jaringan. Bentuk kompres termal biasanya bergantung pada tujuannya. Kompres panas akan
menghangatkan menghangatkan area tubuh tersebut. Kompres panas menghasilkan
perubahan fisiologis suhu jaringan, ukuran pembuluh darah, tekanan darah kapiler, area
permukaan kapiler untuk pertukaran cairan dan elektrolit, dan metabolisme jaringan. Durasi
kompres juga memengaruhi respons . 4
b.      Jenis
Kompres panas pada tubuh berbentuk:
1.      Kering
Kompres panas kering dapat digunakan secara lokal, untuk konduksi panas, dengan
menggunakan botol air panas, bantalan pemanas elektrik, bantalan akuatermia, atau kemasan
pemanas disposabel.
2.      Basah.
Kompres panas basah dapat diberikan melalui konduksi, dengan cara kompres kasa, kemasan
pemanas, berendam, atau mandi.
c.       Keuntungan dan Kerugian
A.    Keuntungan
1.      Memenuhi kebutuhan rasa nyaman pada klien
2.      Mudah dan Praktis
3.      Memberikan rasa hangat
4.      Mengurangi dan membebaskan rasa nyeri

B. Kerugian
1.     Pada 24 jam pertama setelah cedera traumatik.
2.     Peradarahan aktif.
3.     Edema noninflamasi.
4.     Tumor ganas terlokalisasi.
5.     Gangguan kulit yang menyebabkan kemerahan atau lepuh.

d.      Alat dan Bahan

14
         Kom berisi air hangat sesuai kebutuhan (40-46c)
         Bak seteril berisi dua buah kasa beberapa potong dengan ukuran yang sesuai
         Kasa perban atau kain segitiga
         Pengalas
         Sarung tangan bersih di tempatnya
         Bengkok dua buah (satu kosong, satu berisi larutan Lysol 3%)
         Waslap 4 buah/tergantung kebutuhan
         Pinset anatomi 2 buah
         Korentang

5. Teknik Pemberian Obat Melalui Zid Bath ( Kompres )

A.  Pengertian Zid Bath ( Kompres )


Pemeriksaan suhu merupakan salah satu pemeriksaan yang digunakan untuk
menilai kondisi metabolisme dalam tubuh, dimana tubuh menghasilkan panas secara
kimiawi melalui metabolisme darah.

Kompres atau Zid bath adalah bantalan dari meteri lainnya yang dilipat-lipat,
dikenakan dengan tekanan, kadang-kadang mengandung obat dan dapat bersih
ataupun kering, panas ataupun dingin. Zid Bath atau kompres dibagi menjadi 2 :
1.    Kompres Hangat
Memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan menggunakan cairan
atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang memerlukan.
Kompres hangat diberikan satu jam atau lebih.
2.    Kompres Dingin
Kompres dingin dibagi menjadi dua, yaitu kompres dingin kering (kirbat)
dan kompres dingin basah. Kompres dingin kering terdiri dari kompres es biasa,
kompres es leher, dan kompres es gantung.
B.  Mekanisme Kompres Terhadap Tubuh
1.    Kompres Dingin mempengaruhi tubuh dengan cara :
a.    Menyebabkan pengecilan pembuluh darah (Vasokonstriksi).

15
b.    Mengurangi oedema dengan mengurangi aliran darah ke area.
c.    Mematirasakan sensasi nyeri.
d.   Memperlambat proses kehidupan.
e.    Memperlambat proses inflamasi/peradangan (bengkak,kemerahan).
f.     Mengurangi rasa gatal.
2.    Kompres Panas mempengaruhi tubuh dengan cara :
a.    Memperlebar pembuluh darah (Vasodilatasi).
b.    Memberi tambahan nutrisi dan oksigen untuk sel dan membuang sampah-
sampah tubuh.
c.    Meningkatkan suplai darah ke area-area tubuh.
d.   Mempercepat penyembuhan.
e.    Dapat menyejukkan.
Derajat suhu air untuk kompres
a.    Dingin sekali dibawah 13ºC (55ºF)
b.    Dingin 10 – 18ºC (50 – 65ºF)
c.    Sejuk 18 – 26ºC (65 – 80ºF)
d.   Hangat kuku 26 – 34ºC (80 – 93ºF)
e.    Hangat 34 – 37ºC (93 – 98ºF)
f.     Panas 37 – 41ºC (98 – 105ºF)
g.    Sangat panas 41 – 46ºC (105 – 115ºF)
C.  Tujuan Pemberian Kompres
1.    Kompres panas
Pada umunya bertujuan untuk meningkatkan perbaikan dan pemulihan jaringan.
Tujuan khususnya yaitu :
a.    memperlancar sirkulasi darah.
b.    mengurangi rasa sakit.
c.    memberi rasa hangat, nyaman, dan tenang pada klien.
d.   merangsang peristatik usus.
e.    memperlancar pengeluaran eksudat.
2.    Kompres dingin
a.    menurunkan suhu tubuh.
b.    mencegah peradangan meluas.
c.    mengurangi kongesti (akumulasi abnormal atau berlebihan dari cairan tubuh).
d.   mengurangi perdarahan setempat.

16
e.    mengurangi rasa sakit pada daerah setempat.
D.  Penggunaan Kompres
1.    Penggunaan Kompres Panas :
a.    Penanganan demam bukanlah dengan dikompres air dingin seperti yang biasa
dilakukan dahulu kala karena orang demam jika dikompres dingin akan lebih
demam lagi saat kompres dihentikan. b.    Untuk cedera lama/kondisi kronis,
yang mana bisa membantu membuat rileks, mengurangi tekanan pada jaringan
serta merangsang aliran darah ke daerah.
c.    Untuk pengobatan nyeri dan merelaksasi otot-otot yang tegang tetapi tidak
boleh digunakan untuk yang cedera akut atau ketika masih ada bengkak,
karena panas dapat memperparah bengkak yang sudah ada.
2.    Penggunaan Kompres Dingin
a.    Digunakan untuk cedera tiba-tiba atau yang baru terjadi/ akut. Jika cedera baru
terjadi (dalam waktu 48 jam terakhir) yang lalu timbul pembengkakan, maka
dengan kompres dingin bisa membantu meminimalkan pembengkakan di
sekitar cedera karena suhu dingin mengurangi aliran darah di daerah cidera
sehingga memperlambat metabolisme sel dan yang paling penting adalah dapat
mengurangi rasa sakit.
b.    Untuk keseleo pergelangan kaki, cedera berlebihan pada atlet atau luka
memar.
c.    Membantu mengobati luka bakar dan jerawat.
E.  Kontraindikasi Pemberian Kompres
1.    Kontraindikasi pemberian kompres panas, yaitu:
a.    Pada 24 jam pertama setelah cedera traumatik. Panas akan meningkatkan
perdarahan dan pembengkakan.
b.    Peradarahan aktif. Panas akan menyebabkan vasdilatasi dan meningkatkan
perdarahan.
c.    Edema noninflamasi. Panas meningkatkan permeabilitas kapiler dan edema.
d.   Tumor ganas terlokalisasi. Karena panas mempercepat metabolisme sel,
pertumbuhan sel, dan meningkatkan sirkulasi, panas dapat ,mempercepat
metastase (tumor sekunder).
e.    Gangguan kulit yang menyebabkan kemerahan atau lepuh. Panas dapat
membakar atau menyebabkan kerusakan kulit lebih jauh.
2.    Kontraindikasi pemberian kompres dingin, yaitu:

17
a.    Luka terbuka dengan meningkatkan kerusakan jaringan karena mengurangi
aliran ke luka terbuka.
b.    Gangguan sirkulasi.
c.    Alergi atau hipersensitivitas terhadap dingin.

6.       Teknik Pemberian Obat Melalui Manajemen Nyeri

A.  Pengertian Manajemen Nyeri


Nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman yang sangat subjektif dan hanya
orang yang mengalaminya yang dapat mengevaluasi perasaan. Secara umum, nyeri
dapat didefinisikan sebagai perasaan tidak nyaman, baik ringan maupun berat.
Intervensi kognitif untuk nyeri berfokus pada upaya memodifikasi proses pikir guna
menghilangkan nyeri. Aktifitas kognitif mendistraksi persepsi nyeri.
Manajemen nyeri cukup efektif dalam mengatasi nyeri, yakni dengan perasaan
kontrol, mengurangi perasaan tidak berdaya dan putus asa, menjadi metode pengalih
yang menenangkan, serta mengganggu siklus nyeri, ansietas, ketegangan.

Ada beberapa manajemen nyeri, yaitu :


1.    Relaksasi
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan
stress. Teknik relaksasi memberikan individu control diri ketika terjadi rasa tidak
nyaman atau nyeri, stress fisik dan emosi pada nyeri.  Teknik relaksasi dapat
digunakan saat individu dalam kondisi sehat atau sakit . Teknik relaksasi tersebut
merupakan upaya pencegahan untuk membantu tubuh segar kembali dan
beregenerasi setiap hari dan merupakan alternative terhadap alcohol, merokok,
atau makan berlebihan.
Ada tiga hal utama yang diperlukan dalam relaksasi, yaitu : posisi yang
tepat, pikiran beristirahat, lingkungan yang tenang. Teknik relaksasi terutama
efektif untuk nyeri kronik.
Ada beberapa keuntungan relaksasi, antara lain :
a.    Relaksasi akan menurunkan ansietas yang berhubungan dengan nyeri atau
stress.
b.    Menurunkan nyeri otot.
c.    Menolong individu untuk melupakan nyeri.

18
d.   Meningkatkan periode istirahat dan tidur.
e.    Meningkatkan keefektifan terapi nyeri lain.
f.     Menurunkan perasaan tak berdaya dan depresi yang timbul akibat nyeri.

2.    Distraksi
Teknik distraksi adalah pengalihan dari fokus perhatian terhadap nyeri ke
stimulus yang lain. Tehnik distraksi dapat mengatasi nyeri berdasarkan teori
bahwa aktivasi retikuler menghambat stimulus nyeri. jika seseorang menerima
input sensori yang berlebihan dapat menyebabkan terhambatnya impuls nyeri ke
otak (nyeri berkurang atau tidak dirasakan oleh klien),. Mengalihkan perhatian
terhadap nyeri, efektif untuk nyeri ringan sampai sedang. Distraksi visual
(melihat TV atau pertandingan bola), distraksi audio (mendengar musik),
distraksi pendengaran (mendengarkan musik, suara burung serta gemerick air),
distraksi pernafasan, distraksi intelektual (merangkai puzzle, main catur).
Jenis Tehnik Distraksi antara lain :
a.    Distraksi visual.
b.    Distraksi pendengaran.
c.    Distraksi pernafasan.
d.   Distraksi intelektual.

3.    Imajinasi Terbimbing


Imajinasi terbimbing adalah kegiatan klien membuat suatu bayangan yang
menyenangkan dan mengonsentrasikan diri pada bayangan tersebut serta
berangsur-angsur membebaskan diri dari dari perhatian terhadap nyeri.

4.    Hipnotis
Hipnotis membantu mengubah persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti
positif. Selama hipnosis, bagian sadar otak sementara disetel keluar sebagai orang
yang berfokus pada relaksasi dan melepaskan pikiran yang mengganggu.
Hipnotis untuk menjadi efektif dalam mengurangi nyeri kanker. penelitian
terkini telah menunjukkan efektivitas untuk nyeri yang berkaitan dengan luka
bakar, kanker, dan rheumatoid arthritis dan pengurangan kecemasan yang terkait
dengan operasi.
5.    Kompres Hangat / Dingin

19
Kompres panas adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu
dengan menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian
tubuh yang memerlukan. Tindakan ini selain untuk melancarkan sirkulasi darah
juga untuk menghilangkan rasa sakit, merangsang peristaltic usus, pengeluaran
getah radang menjadi lancer, serta memberikan ketenangan dan kesenangan pada
klien. Pemberian kompres dilakukan pada radang persendian, kekejangan otot,
perut kembung, dan kedinginan.
Tujuan diberikan kompres dingin adalah menghilangkan rasa nyeri akibat
odema atau truma, mencegah kongesti kepala, memperlambat denyutan jantung,
mempersempit pembuluh darah dan mengurangi arus darah local.

6.    Massage
Massage adalah tindakan penekanan oleh tangan pada jaringan lunak,
biasanya otot tendon atau ligamen, tanpa menyebabkan pergeseran atau
perubahan posisi sendi guna menurunkan nyeri, menghasilkan relaksasi, dan/atau
meningkatkan sirkulasi. Gerakan-gerakan dasar meliputi, gerakan memutar yang
dilakukan oleh telapak tangan, gerakan menekan dan mendorong kedepan dan
kebelakang menggunakan tenaga, menepuk- nepuk, memotong-motong,
meremas-remas, dan gerakan meliuk-liuk. Setiap gerakan gerakan menghasilkan
tekanan, arah, kecepatan, posisi tangan dan gerakan yang berbeda-beda untuk
menghasilkan efek yang di inginkan pada jaringan yang dibawahnya. Salah satu
metode yang sangat efektif dalam menanggulanginya adalah dengan massage
yang merupakan salah satu metode nonfarmakologi yang dilakukan untuk
mengurangi nyeri persalinan.

20
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Teknik pemberian obat melalui oral, subligual, Parentral, inhalasi, vagina

dan rektum. Juga dapat melalui kuit, mata, epidural, terapi panas dingin,

zid bath/kompres, dan manajemen nyeri. Selalu berhati-hati dalam

memberikan teknik pemberian obat dan selalu mengamati keadaan pasien,

agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.

3.2 SARAN
Kita harus mengetahui teknik pemberian obat dan cara pemberian obat
terhadap pasien serta mengetahui kelebihan dan kekurangan obat tersebut.

21
DAFTAR PUSTAKA

Eko,Nurul W. 2010. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan. Yogyakarta :


Pustaka Rihana
http://alisahana.blogspot.co.id/2012/09/terapi-panas-dingin-kdpk.html (Di akses 11
April 2016)(1 April 2020)
http://ismanefy.blogspot.co.id/2013/10/my-story-terapi-panas-dingin.html)(1 April
2020)
http://insanbudiman.blogspot.co.id/2012/05/managemen-nyeri.html (1 April 2020)
http://delimapersadani.blogspot.co.id/2014/10/teknik-pemberian-obat-melalui-zid-
bath.html )(1 April 2020)

22

Anda mungkin juga menyukai