Anda di halaman 1dari 50

1

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah swt, yang telah


senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita sehingga penulis
telah dapat menyelesaikan makalah yg berjudul “TEKNIK PEMBERIAN OBAT
SECARA REKTAL”
Shalawat beriring salam kita sanjung sajikan kepangkuan Nabi
Muhammad saw beserta keluarga dan sahabatnya, berkat perjuangan beliaulah
kita dapat merasakan betapa bermakna nya hidup dari alam yang penuh
kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini .
Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan makalah dengan baik.aOleh
karena itu, dengan hati yang tulus penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yg sebesar-besarnya kepada Ibu dosen pengasuh mata kuliah
Farmakologi.
Akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan.aOleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis
menerima kritik dan saran yg bersifat membangun dari semua pihak untuk
kesempurnaan nya.aPenulis hanya dapat berdo’a semoga Allah swt memberikan
balasan yang berlipat ganda. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.

Sukabumi, Mei 2017

Penulis

BAB I

1
2

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Obat merupakan sebuah substansi yang di berikan kepada manusia atau
binatang sebagai perawatan dan pengobata, bahkan sebgai pencegahan terhadap
gangguan kesehatan.
Rectum Merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui
anus atau rektum, dengan tujuan memberikan efek lokal dan sistemik. Tindakan
pengobatan ini disebut pemberian obat suppositoria yang bertujuan untuk
mendapatkan efek terapi obat,menjadikan lunak pada daerah feses dan
merangsang buang air besar
Akan tetapi kita sebagai orang yang kerap kali harus minum obat juga harus
mengetahui akan beberapa  hal  yang berkaitan dengan konsumsi beberapa obat
yang benar dan tepat agar obat itu bisa berefek pada penyembuhan penyakit bukan
malah efek sebaliknya. Memperburuk atau  memperparah penyakit yang
dialami  oleh pasien.
Obat yang tepat dan sesuai dengan dosis adalah salah satu tanggung jawab
penting bagi seorang perawat. Terutama bila dilakukan perawatan dan proses
penyembuhan yang dilakukan di tempat pelayanan kesehatan seperti hal nya
rumah sakit dan puskesmas. Meskipun obat bermanfaat bila digunakan sesuai
dengan dosis serat aturan paki , namun bukan berarti tanpa reaksi yang
merugikan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pemberian obat secara rekyal atau via anus ?
2.  Bagaimana  cara dan teknik pemberian obat rektal ?
1.3 Tujuan
Tujuan pemberian obat adalah memberikan obat sesuai dengan dosis dan
cara  pemakaian yang benar  agar obat bisa memberikan efek penyembuhan
terhadap sesuatu penyakit atau keluhan yaang dirasakan seseorang, maka ada
beberapa yang harus diperhatikan dalam pemberian obat.

BAB II

2
3

ISI

2.1 Pengertian pemberian obat secara rekyal atau via anus

Pemberian obat rektal adalah obat yang cara pemberiannya melalui dubur
atau anus. Maksudnya adalah mempercepat kerja obat serta bersifat lokal dan
sistematik. Biasanya adalah obat pencahar atau obat agar bisa buang air besar.
Biasanya dalam lingkup rumah sakit pada pasien yang akan operasi besar ataupun
sudah lama tidak bisa buang air besar. Dan pemberian obat yang benar juga
harus  diperhatikan.

Dengan tujuan memberikan efek lokal dan sistemik. Tindakan pengobatan


ini disebut pemberian obat suppositoria yang bertujuan untuk mendapatkan efek
terapi obat, menjadikan lunak pada daerah feses dan merangsang buang air besar.
Contoh pemberian obat yang memiliki efek lokal seperti obat dulcolac supositoria
yang berfungsi secara lokal untuk meningkatkan defekasi dan contoh efek
sistemik pada obat aminofilin suppositoria dengan berfungsi mendilatasi bronkus.

Pemberian obat supositoria ini diberikan tepat pada dnding rektal yang
melewati sfingter ani interna. Kontra indikasi pada pasien yang mengalami
pembedahan rektal.

3
4

2.2 Persiapan alat


Adapun yang
menjadi alat-alat
teknik pemberian
secara rektal adalah
sebagai berikut :
a. Supositoria rectal.

b. Jeli pelumas.

c. Sarung tangan.

4
5

d. Tissue.

3.3 Prosedur kerja


1. Cek kembali order pengobatan, mengenai jenis pengobatan, waktu, jumlah dan
dosis
2. Siapkan klien
(1) Identifikasikan klien dengan tepat dan tanyakan namanya.
(2) Jaga privasi, dan mintalah klien untuk berkemih terlebih dahulu.
(3) Atur posisi klien berbaring supinasi dengan kaki fleksi dan pinggul supinasi
eksternal.
(4) Tutup dengan selimut mandi dan ekspose hanya pada area perineal saja.

5
6

3. Pakai sarung tangan


d. Buka supositoria dari kemasannya dan beri pelumas pada ujung bulatnya
dengan jelly. Beri pelumas sarung tangan pada jari telunjuk dari tangan dominan
anda.
4. Minta klien untuk menarik nafas dalam melalui mulut dan untuk merelakkan
sfingter ani
5. Regangkan bokong klien dengan tangan non dominan, dengan jari telunjuk
masukkan supositoria ke dalam anus, melalui sfingter ani dan mengenai dinding
rectal 10 cm pada orang dewasa dan 5 cm pada bayi dan anak – anak.
6. Tarik jari anda dan bersihkan area kanal klien.
7. Anjurkan klien untuk tetap berbaring terlentang atau miring selama 5 menit.
8. Bila supositoria mengandung laksatif atau pelunak feses, letakkan tombol
pemanggil dalam jangkauan klien sehingga ia dapat mencari bantuan untuk
mengambil pispot atau ke kamar mandi.
9. Lepaskan sarung tangan, buang ditempat semestinya.
10. Cuci tangan.
11. Kaji respon klien.
12. Dokumentasikan semua tindaka
3.4 Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian obat secara Rektal

1.      Pemberian obat melalui rectal adalah maksudnya pemberian obat melalui dubur
(rektal).
2.      Bentuknya suppositoria dan clysma (obat pompa).
3.      Baik sekali untuk obat yang dirusak oleh asam lambung.
4.      Diberikan untuk mencapai takaran yang cepat dan tepat.
5.      Efek sistemiknya lebih cepat dan lebih besar bila dibandingkan dengan peroral,
berhubung pembuluh-pembuluh darah pertama. Misalnya adalah : pada
pengobatan asma (amecain suppositoria) , pada bayi (stesolid rectal, dalam
pengobatan kejang akut)
6.      Tetapi bentuk suppositoria dan clysma sering digunakan untuk efek lokal
misalnya untuk wasir dan laxativ.

6
7

Pemberian obat melalui rektal dapat dioleskan pada permukaan rektal


berupa salep dan hanya mempunyai efek lokal.

7
8

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pemberian obat rektal adalah obat yang cara pemberiannya melalui dubur atau
anus. Maksudnya adalah mempercepat kerja obat serta bersifat lokal dan
sistematik. Biasanya adalah obat pencahar atau obat agar bia buang air besar.
Biasanya dalam lingkup rumah sakit pada pasien yang akan operasi besar ataupun
sudah lama tidak bisa buang air besar. Dan pemberian obat yang benar juga
harus  diperhatikan.
Pemberian obat secara topikal atau lokal adalah obat yang cara pemberiannya
bersifat lokal misalnya, tetes mata, salep, tetes telinga, dan lain-lain.

8
9

Lampiran

Golongan Obat Bebas


1. Paracetamol / Acetamithopen

1) Dosis
Masing-masing sediaan paracetamol diberikan dengan dosis berikut :

tablet 500 mg :

 Dewasa atau anak > 12 tahun : 3 – 4 x sehari 1 tablet.


 Anak 5 – 12 tahun : 3 – 4 x sehari ½ tablet.

syrup 120 mg/5 ml :

 Anak < 1 tahun : 3-4 x sehari 2.5 ml sirup.


 Anak 1-3 tahun : 3-4 x sehari 2.5 ml sirup.
 Anak 3-6 tahun : 3-4 x sehari 5 ml sirup.
 Anak 6-12 tahun : 3-4 x sehari 5-10 ml sirup.
 Di atas 12 tahun : 3-4 x sehari 15-20 ml sirup.

syrup 160 mg/5 ml :

 Anak 3 tahun : 3-4 x sehari 5 ml sirup.


 Anak 4-5 tahun : 3-4 x sehari 7.5 ml sirup.
 Anak 6 tahun : 3-4 x sehari 10 ml sirup.

syrup 250 mg/5 ml :

 Anak 6-12 tahun : 3-4 x sehari 5 ml sirup.

9
10

 Anak di atas 12 tahun : 3-4 x sehari 10 ml sirup.

Drops (obat tetes) :

 Anak < 1 tahun : 3-4 x sehari 0.6 ml drops.


 Anak 1-2 tahun : 3-4 x sehari 0.6-1.2 ml drops.
 Anak 3-6 tahun : 3-4 x sehari 1.2 ml drops.
 Anak 6-12 tahun : 3-4 x sehari 2.4 ml drops.

chewable tablet (tablet kunyah) (120mg/tablet)::

 dosis anak usia 6-12 tahun : 3-4 x sehari 2-4 tablet.


 dosis anak usia 2-5 tahun : 3-4 x sehari 1-2 tablet.

Rectal atau suppository :

 dosis dewasa : 3-4 x sehari 0.5-1 gram, maksimal 4 gram/hari.


 dosis anak usia 7-12 tahun : 3-4 x sehari 250 mg, maksimal 1 gram/hari.
 dosis anak usia 1-6 tahun : 3-4 x sehari 125 mg, maksimal 750 mg/hari.
 dosis anak usia kurang dari 1 tahun : 3-4 x sehari 60 mg.

infusion :

 Dosis dewasa dan anak dengan berat badan lebih dari 50 kg : 1 gram
diberikan secara infus intravena selama 15 menit. Obat diberikan hingga 4
x sehari. Dosis maksimal 4 gram.
 Dosis dewasa dan anak dengan berat badan 30-50 kg : 15 mg/kg BB
diberikan secara infus intravena selama 15 menit. Obat diberikan hingga 4
x sehari. Dosis maksimal 60 mg/kg BB/hari.
 Obat diberikan dengan interval waktu minimal 4 jam.

Catatan :

 Bila perlu obat diberikan setiap 4 jam atau menurut petunjuk dokter.

10
11

 Pemberian tidak lebih dari 5 x sehari.

Dosis lazim paracetamol

 Dosis lazim dewasa untuk penurun panas dan atau meredakan nyeri

 Injeksi intavena : 1000 mg setiap 6 jam atau 650 mg setiap 4 jam (dosis
maksimum 4000 mg/hari, 1000 mg/ 1 x pemberian).
 Oral atau rectal (melalui dubur) : 325-650 mg setiap 4-6 jam.

 Dosis lazim bayi dan anak < 12 tahun untuk penurun panas dan meredakan
nyeri

 Oral : 10-15 mg / kg BB / dosis, diberikan setiap 4-6 jam sesuai


kebutuhan.
 Melalui dubur : 10-20 mg / kg BB / dosis, diberikan setiap 4-6 jam sesuai
kebutuhan.
 Injeksi intavena untuk anak usia < 2 tahun : 7.5-15 mg / kg BB/ dosis
diberikan setiap 6 jam. Dosis maksimum : 60 mg / kg BB / hari.
 Injeksi intravena untuk anak usia 2-12 tahun : 15 mg / kg Bb setiap 6 jam.
Dosis maksimum : 75 mg / kg BB / hari (tidak melebihi 3750 mg / hari).

 Dosis lazim anak > 12 tahun untuk penurun panas dan meredakan nyeri

 Oral atau melalui dubur : 325-650 mg setiap 4-6 jam. Dosis maksimum :
4000 mg / hari.
 Injeksi intravena untuk anak dengan berat badan < 50 kg : 15 mg / kg BB
setiap 6 jam. Dosis maksimum : 750 mg/sekali pemberian atau 3750
mg/hari.
 Injeksi intravena untuk anak dengan berat badan ≥ 50 kg : 650 mg setiap 4
jam. Dosis maksimum 1000 mg/sekali pemberian atau 4000 mg/hari.

11
12

2) Kegunaan
digunakan sebagai obat penurun panas (antipiretik) dan dapat digunakan
sebagi obat penghilang rasa nyeri (analgesik).
3) Efeksamping
1. Efek samping ringan terjadi pada saluran pencernaan seperti mual dan
muntah. Pada penggunaan dosis yang lebih tinggi dapat pula menyebabkan
risiko pendarahan lambung.
2. Jika terjadi overdosis maka akan terjadi kerusakan organ hati dan ginjal
dalam tubuh.
3. Mengurangi kadar sel darah putih dan trombosit dalam darah.
4. Pada penderita asma terutama anak-anak dapat meningkatkan risiko asma
semakin parah.
5. Dapat menyebabkan hipotensi atau tekanan darah rendah.
6. Muncul gejala alergi seperti adanya pembengkakan, susah bernapas, dan
ruam pada tubuh.
7. Reaksi hipersensitivitas meski sangat jarang namun dapat menyebabkan syok
anafilaksis yang berakibat fatal.
8. Pada ibu hamil dapat menimbulkan asma dan dan peningkatan ADHD pada
calon anak.
4) Kontra Indikasi
Obat parasetamol tidak boleh digunakan pada orang dengan kondisi sebagai
berikut:
1. Alergi parasetamol atau acetaminophen.
2. Gangguan fungsi hati dan penyakit hati.
3. Gangguan Fungsi Ginjal Serius.
4. Shock.
5. Overdosis Acetaminophen.
6. Gizi Buruk.

5) Peringatan dan perhatian

12
13

1. Harap waspada bagi penderita gangguan ginjal, gangguan hati, malnutrisi,


dehidrasi, dan orang yang sering mengonsumsi minuman keras (alkohol).
2. Paracetamol diketahui ikut keluar bersama air susu ibu (ASI) meskipun
dalam jumlah yang kecil. Obat ini adalah pilihan pertama sebagai pereda
nyeri dan menurunkan panas bagi ibu menyusui, namun jika ragu
berkonsultasilah dengan dokter jika ingin menggunakan paracetamol saat
menyusui.
3. Minimal konsumsi 500mg paracetamol tiap empat hingga enam jam bagi
orang dewasa dan sesuaikan dosis yang tepat bagi anak-anak. Obat ini bias
diminum sebelum atau sesudah makan.
4. Untuk orang dewasa, jangan mengonsumsi lebih dari 4 gram per 24 jam,
jangan mengonsumsi paracetamol melebihi dosis yang di tentukan, terlalu
banyak mengonsusmi obat ini bias merusak organ hati.
5. Untuk anak-anak, pastikan dosis diberikan sesuai dengan umur. Jika ragu,
hubungi dokter.
6. Apabila melewatkan waktu mengonsumsi paracetamol, jangan minum dua
dosis sekaligus untuk bermaksud menggantikannya.
7. Bagi yang mengalami overdosis, segera bawa ke IGD dan bawa bungkus
paracetamol yang dikomnsumsi untuk diperlihatkan ke dokter.
8. Obat ini harus digunakan secara hati-hari pada pasien yang mempunyai
penyakit asma.
9. Meskipun efeknya terhadap perdarahan lambung relative kecil lebih kecil
dapi pada obat-obat golongan NSAID, ada baiknya obat ini dimakan setelah
makan.
10. Pemakaian obat ini harus dihentikan jika tanda-tanda awal reaksi alergi
seperti ruam, gatal, sakit tenggorokan, demam, arthralgia, pucat, atau tanda-
tanda lainnya muncul, karena jika terjadi bias berakibat patal.

13
14

Obat warung/ nama dagang

14
15

2. Aspirin/ Asetosal /Asam Asetilsalisilat

1) Dosis
dosis aspirin untuk pasien dewasa antara lain:
 Bagi penderita nyeri dan demam dosis yang dianjurkan adalah 320-500 mg
yang diberikan sebanyak 3- 4x/ hari.
 Bagi penderita radang tulang dan sendi dosis yang dianjurkan adalah 1000
mg yang diberikan sebanyak 3 kali sehari.
 Bagi penderita serangan jantung dosis yang dianjurkan adalah 160-320 mg
yang diberikan sebanyak 1x/ sehari (pada saat serangan) dan 80 mg yang
diberikan sebanyak 1 kali sehari (sebagai rumatan).
 Bagi penderita penyakit stroke dosis yang dianjurkan adalah 160 -320 mg
yang diberikan sebanyak 1x/ sehari (dalam waktu 48 jam setelah serangan)
dan 80 mg yang diberikan sebanyak 1 kali sehari (sebagai rumatan).
Dosis aspirin pada pasien anak – anak:
 Bagi penderita penyakit Kawasaki dosis yang dianjurkan adalah 20 -25
mg/Kg berat badan yang diberikan sebanyak 4x/hari selama 14 hari (pada
saat demam) dan 3 -6 mg/Kg berat badan yang diberikan sebanyak 1 kali
sehari (sebagai rumatan).
 Dosis obat yang merupakan ambang batas terjadinya keracunan adalah 200
mg/Kgaberatabadan.

15
16

2) Kegunaan
1. Sebagai analgetik, anti inflamasi dan antipiretik pada sakit kepala, pusing,
nyeri otot, nyeri sendi dan demam.
2. Mengurangi risiko kematian dan serangan ulang pada penderita dengan
riwayat serangan jantung (infark miokardiak) dan nyeri dada (angina
pektoris).
3. Mengurangi risiko serangan ulang pada gangguan suplai darah sementara ke
otak (TIA) atau stroke akibat pembekuan darah

3) Efek Samping
1. Gangguan pencernaan seperti mual, muntah, iritasi dan perdarahan lambung
dan usus, kenaikan asam lambung dan tukak peptik.
2. Reaksi alergi yang biasanya ditandai dengan gatal, kemerahan, bengkak dan
kesulitan bernapas.
3. Gangguan darah seperti perdarahan, trombositopenia, anemia hemolitik dan
gangguan pembekuan darah.
4. Gangguan jantung dan hati.
4) Kontraindikasi
1. Mempunyai riwayat alergi terhadap aspirin atau komponen salisilat.
2. Mempunyai riwayat asma.
3. Mempunyai riwayat sakit maag dan tukak lambung.
4. Mempunyai kelainan perdarahan.
5. Mempunyai gangguan fungsi hati.
6. Mempunyai gangguan fungsi ginjal mempunyai gagal jantung ibu hamil
danamenyusui.
5) Peringatan dan Perhatian
1. Penggunaan aspirin sebagai pengencer darah harus berdasarkan resep dokter
dan dikonsumsi sesuai aturan dan anjuran dokter atau apoteker.
2. Selama mengkonsumsi aspirin jangan menggunakan obat lain tanpa
sepengetahuan dokter atau apoteker. Hal ini dikarenakan ada beberapa obat
yang bila digunakan secara bersamaan dapat meningkatkan risiko efek

16
17

samping misalnya antikoagulan (anti pembekuan darah), kortikosteroid,


sulfonilurea dan metrotreksat.
3. Diminum setelah makan untuk menghindari efek gangguan pencernaan.
4. Untuk sediaan bentuk tablet selaput enterik diminum dengan cara langsung
ditelan, jangan dikunyah atau dihancurkan.
5. Hati-hati penggunaannya pada pasien dengan anemia, gangguan saluran
pencernaan, riwayat tukak peptik, penyakit hati, hipoprothrombinemia
(defisiensi protrombin), ganguan ginjal, defisiensi vitamin K dan pengguna
alkohol karena dapat meningkatkan risiko perdarahan.
6. Jika mengalami efek samping yang parah dan berkepanjangan hentikan
penggunaan dan segera hubungi dokter atau apoteker.
7. Aspirin tidak direkomendasikan untuk ibu hamil oleh karena itu sampaikan
kepada dokter atau apoteker jika Anda sedang atau memiliki rencana hamil.
8. Obat ini dapat masuk ke dalam ASI, sehingga pada ibu menyusui harus
memperhatikan manfaat dan risiko dari penggunaan aspirin.

Obat warung/ nama dagang

17
18

3. Vitamin C/ Asam Askobat

1) Dosis
1kali sehari 1 kapsul.
2) Kegunaan
1. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh, terutama saat tubuh mengalami flu,
infeksi, luka, masa kehamilan dan menyusui.
2. Efektif untuk membantu penyerapan zat besi, mencegah kelainan akibat
defisiensi vitamin c seperti : pendarahan gusi dan sariawan serta membantu
pembekuan darah.
3. Bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan vitamin c lebih banyak, seperti
: perokok, mereka yang sering meminum minuman keras dan olahragawan
serta mereka yang berkerja dalam lingkungan yang stress.
4. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh, terutama saat tubuh mengalami flu,
infeksi, luka, masa kehamilan dan menyusui.
5. Efektif untuk membantu penyerapan zat besi, mencegah kelainan akibat
defisiensi vitamin c seperti : pendarahan gusi dan sariawan serta membantu
pembekuan darah.
6. Bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan vitamin c lebih banyak, seperti
: perokok, mereka yang sering meminum minuman keras dan olahragawan
serta mereka yang berkerja dalam lingkungan yang stress.

18
19

3) Efek Samping penggunaan vitamin c berlebih


1. Diare.
2. Mual.
3. Gagal ginjal.
4. Kelelahan.
5. Keram perut.
6. Batu ginjal.
7. Hambatan dalam pengobatan kanker.
4) Kontra Indikasi
Tidak ada kontra indikasi pada vitamin c
5) Peringatan
dalam mengonsumsi vitamin c harus sesuai yang di butuhkan terutama pada
ibu yang sedang hamil dan menyusui.

Obat warung/merek dagang

19
20

4. Antasida Doen

1) Dosis
 Dewasa: 3 – 4 kali per hari 1-2 tablet atau 1-2 sendok suspensi (sirup)
 Anak-anak 6 – 12 tahun: 3-4 kali sehari 1/2-1 tablet atau 1/2-1 sdt suspensi.
Waktuaminum:
Satu jam sebelum makan atau dua jam setelah makan dan sebelum tidur.
Berhenti jika gejala sembuh.
2) Kegunaan
Antasida Doen merupakan salah satu Obat yang dikenal sebagai obat
penetral asam lambung. Obat ini dapat membantu meringankan berbagai
gejala-gejala maag yang timbul. Mulai dari rasa panas pada bagian perut kiri
atas, kembung, munculnya rasa perih pada uluh hati hingga mual-mual. Obat
maag yang mengandung aluminium dan magnesium ini mampu bekerja
dengan cepat dalam menetralkan asam pada lambung.
3) Efek Samping
 Magnesium yang terkandung didalam antasida dapat menyebabkan diare.

20
21

 Aluminium yang terkandung didalam antasida dapat menyebabkan sembelit.


Namun, dapat diminimalisir dengan cara meminum banyak cairan.
 Aluminium yang terkandung pun juga dapat mengikat fosfat didalam usus
yangmana dapat merendahkan kadar fosfat tubuh terutama jika obat ini
dikonsumsi dalam dosis besar dan jangka waktu yang lama. Sehingga dapat
menyebabkan berkurangnya nafsu makan, kelelahan, dan lemah otot.
 Dapat beresiko terjadinya gangguan pada ginjal
 Dapat menimbulkan dehidrasi
4) Kontra Indikasi
Penderita yang hipersensitif terhadap Alluminium dan Magnesium
5) Peringatan
 Jangan diberikan pada penderita gangguan fungsi ginjal yang berat, karena
dapat menimbulkan hipermagnesia ( peningkatan kadar magnesium dalam
darah ).
 Tidak dianjurkan digunakan terus menerus lebih dari 2 minggu kecuali atas
petunjuk dokter.
 Bila sedang menggunakan obat tukak lambung lain seperti simetidin atau
antibiotika tetrasiklin, harap diberikan dengan selang waktu 1-2 jam.
 Tidak dianjurkan diberikan pada anak umur dibawah 6 tahun, kecuali atas
petunjuk dokter, karena biasanya kurang jelas penyebabnya.
 Hati-hati pemberian pada penderita diet rendah fosfor karena pada
pemakaian lama dapat mengurangi kadar fosfor dalam darah.
Obat Warung/Merek Dagang

21
22

5. Oralite

1) Dosis

Berikut dosis penggunaan oralit berdasarkan usia yang diminum pada tiga jam
pertama :

 Usia dibawah 1 tahun = 300 ml atau 1,5 gelas


 Usia 1 – 5 tahun = 600 ml atau 3 gelas
 Usia 6 – 12 tahun = 1,21 atau 6 gelas
 Usia diatas 12 tahun – Dewasa = 2,41 atau 12 gelas

Berikut penggunaan oralit berdasarkan usia yang diminum setelah BAB atau
muntah :

 Usia dibawah 1 tahun = 100 ml atau 0,5 gelas (setengah gelas)

22
23

 Usia 1 – 5 tahun = 200 ml atau 1 gelas


 Usia 5 – 12 tahun = 300 ml atau 1,5 gelas
 Usia diatas 12 tahun – Dewasa = 400 ml atau 2 gelas

2) Kegunaan
 Mengurangi gejala diare
 Mengganti cairan yang hilang bersama feses atau muntah yang berlebih
 Menjaga keseimbangan kadar elektrolit didalam tubuh
 Mencegah dan mengantisipasi induksi diare osmosis karena mengandung
hypo – osmolar
 Dapat mengantisipasi asidosis karena mengandung basa atau alkalinising
agent
 Meningkatkan absorpsi air dan elektrolit

3) Efek Samping
Cara penggunaan oralit yang tidak sesuai aturan dan dengan dosis yang
berlebihan akan menimbulkan resiko bagi kesehatan tubuh. Keseimbangan
cairan elektrolit yang seharusnya terjaga justru dapat memicu gangguan
kesehatan bagi kinerja organ lain didalam tubuh. Reaksi yang timbul akibat
kesalahan tersebut yakni :

 Kadar natrium yang berlebihan didalam tubuh akan mengganggu


keseimbangan elektrolit
 Dehidrasi Hipernatraemia atau peningkatan osmolalitas plasma dimana
tubuh mengalami kelebihan kadar sodium.
 Gejala mual, muntah dan kram perut akibat tertelannya larutan hipertonik
atau sejumlah besar natrium klorida
 Hilangnya bikarbonat dengan efek pengasaman karena penggunaan garam
klorida yang berlebihan
 Hiperkalemia akibat meminum cairan oralit yang terlalu pekat
 Penggunaan oralit yang berlebihan dapat menyebabkan edema kelopak
mata

23
24

4) Kontra Indikasi
Obstruksi atau perforasi usus

5) Peringatan dan Perhatian


Pengemudi kendaraan bermotor dan operator mesin berat jangan minum obat
ini sewaktu menjalan kan tugas.

Obat Warung/Merek Dagang

6. Bisacodyl
1) Dosis

 Untuk mengatasi konstipasi/sembelit :

Tablet : dewasa, 5-10 mg pada malam hari. Jika perlu bisa dinaikkan menjadi 15-
20 mg. anak usia < 10 tahun, 1 x sehari 5 mg.

24
25

Suppositoria : dewasa, 1 x sehari 10 mg, diberikan pada pagi hari. Anak < 10
tahun, 1 x sehari 5 mg.

 Untuk pengosongan usus sebelum prosedur radiologi dan bedah :

Tablet 10 mg diberikan sebelum tidur malam selama 2 hari sebelum prosedur.


Jika diperlukan bisa ditambahkan suppositoria 10 mg, 1 jam sebelum prosedur.
Dosis anak bisa diberikan setengah dosis dewasa.

2) Kegunaan
Kegunaan bisacodyl adalah untuk mengatasi sembelit atau konstipasi, dan
untuk mengosongkan perut sebelum prosedur operasi, colonoscopy,
endoscopy, x-ray, atau prosedur pada usus lainnya.

3) Efek Samping
 Efek samping yang sering terjadi akibat pemakaian obat ini adalah terjadinya
gangguan pada saluran pencernaan seperti rasa tidak nyaman atau kram perut.
 Pada penggunaan jangka panjang, obat ini dapat menyebabkan diare dan efek
samping yang terkait diare seperti hipokalemia. Namun pada kondisi tertentu,
penggunaan obat ini untuk dalam jangka panjang kadang dilakukan, tetapi
harus di bawah pengawasan dokter atau ahli terkait.
 Sediaan tablet sering menyebabkan efek samping berupa  gripping,
sedangkan sediaan suppositoria bisa menyebabkan iritasi lokal, terutama pada
pasien yang peka terhadap polyethylene glycol (PEG).

4) Kontra Indikasi
 Jangan digunakan untuk penderita yang mengalami reaksi
hipersensitivitas/alergi terhadap  bisacodyl.

25
26

 Hindarkan juga pemakaian obat ini pada bedah perut akut, penderita obstruksi
usus, obstruksi ileus, perforasi usus, toksik kolitis, toksik megakolon,
inflammatory bowel disease akut, apendisitis, dan dehidrasi berat.

5) Peringatan dan Perhatian

 Penggunaan obat-obat pencahar termasuk bisacodyl pada anak-anak


sebaiknya dihindari, kecuali telah diresepkan oleh dokter yang mengetahui
dengan pasti kondisi anak tersebut. Perlu diketahui bahwa, frekuensi buang
air besar yang jarang sangat biasa pada bayi. Hal ini karena bayi masih
mengkonsumsi jenis makanan dengan sedikit variasi (misalnya, hanya susu
saja) atau kurangnya asupan cairan dan makanan berserat. Jika peningkatan
pemberian cairan dan makanan berserat tidak memberikan hasil
memuaskan, obat pencahar osmotik seperti laktulosa atau obat pencahar
pembentuk massa tinja seperti metilselulosa bisa dipilih.
 Untuk mendapatkan efek obat yang cepat, gunakan obat ini saat perut
kosong.
 Tidak ada data bisacodyl diekskresikan ke dalam air susu ibu (ASI).

Merek Dagang/Obat Warung

26
27

Golongan Obat Terbatas


1. Theophylline

1) Dosis

Dosis Dewasa Biasa untuk Asma – Akut:

 Dosis awal: 5 mg / kg dosis awal (pasien tidak menerima Theophylline


atau aminofilin).

Dosis pemeliharaan:

 Untuk orang dewasa sehat yang tidak merokok: 10 mg / kg / hari. Jangan


melebihi 900 mg / hari.
 Untuk Perokok Dewasa Sehat: 16 mg / kg / hari.
 Pasien dengan gagal jantung bawaan atau cor pulmonale: 5 mg / kg / hari.
Jangan melebihi 400 mg / hari.

Dosis Dewasa Biasa untuk Asma – Pemeliharaan:

 Dosis awal: 5 mg / kg muatan dosis (pasien tidak menerima Theophylline


atau aminofilin).

Dosis pemeliharaan:

27
28

 Untuk orang dewasa sehat yang tidak merokok: 10 mg / kg / hari. Jangan


melebihi 900 mg / hari.
 Untuk Perokok Dewasa Sehat: 16 mg / kg / hari.
 Pasien dengan gagal jantung bawaan atau cor pulmonale: 5 mg / kg / hari.
Jangan melebihi 400 mg / hari.

Dosis Orang Tua Biasa untuk Asma – Akut:

 Dosis awal: 5 mg / kg dosis awal (pasien tidak menerima Theophylline


atau aminofilin).
 Untuk Orang Dewasa Sehat, bukan perokok: 10 mg / kg / hari. Jangan
melebihi 900 mg / hari
 Pasien dengan gagal jantung bawaan, cor pulmonale, dan / atau gangguan
fungsi hati: 5 mg / kg / hari. Jangan melebihi 400 mg / hari

Dosis Orang Tua Biasa untuk Asma – Pemeliharaan:

 Dosis awal: 5 mg / kg muatan dosis (pasien tidak menerima Theophylline


atau aminofilin).
 Untuk Orang Dewasa Sehat, bukan perokok: 10 mg / kg / hari. Jangan
melebihi 900 mg / hari
 Pasien dengan gagal jantung bawaan, cor pulmonale, dan / atau gangguan
fungsi hati: 5 mg / kg / hari. Jangan melebihi 400 mg / hari.

dosis Theophylline untuk anak-anak

Dosis awal:

Jika Theophylline tidak diberikan dalam 24 jam: 5 mg / kg dosis awal


untuk mencapai konsentrasi serum sekitar 10 mcg / mL; dosis awal harus
diberikan menggunakan produk oral yang dapat diserap dengan cepat bukan
produk berkelanjutan).

28
29

Jika Theophylline telah diberikan dalam 24 jam: 2,5 mg / kg Theophylline


dapat diberikan dalam keadaan darurat ketika konsentrasi serum tidak tersedia.
Dosis awal yang dimodifikasi (mg / kg) dapat dihitung (ketika tingkat serum
diketahui) oleh: [konsentrasi darah yang diinginkan – konsentrasi darah diukur]
dibagi 2 (untuk setiap 1 mg / kg Theophylline yang diberikan, tingkat darah akan
naik sekitar 2 mcg / mL).

Dosis pemeliharaan:

kurang dari 42 hari: 4 mg / kg / hari secara oral.42 hari sampai 181 hari:
10 mg / kg / hari secara oral. dosis alternatif: [(0,2 x umur dalam minggu) + 5] x
kg = 24 jam dosis oral dalam miligram.6 bulan, kurang dari 12 bulan: 12 sampai
18 mg / kg / hari. Dosis alternatif: [(0,2 x umur dalam minggu) + 5] x kg = 24 jam
dosis oral dalam miligram.

1 tahun sampai 8 tahun: 20-24 mg / kg / hari.

9 tahun sampai 11 tahun: 16 mg / kg / hari.

12 tahun sampai 15 tahun: 13 mg / kg / hari.

16 tahun atau lebih: 10 mg / kg / hari. Jangan melebihi 900 mg / hari.

2) Kegunaan
Theophylline adalah obat dengan fungsi untuk mengobati dan mencegah
napas pendek dan kesulitan bernapas yang disebabkan oleh penyakit paru-paru
yang sedang berlangsung (misalnya, asma, emfisema, bronkitis kronis).
Theophylline termasuk dalam kelas obat yang dikenal sebagai xanthines.

3) Efek Samping

 Muntah parah dan menerus;


 Detak jantung yang cepat atau tidak rata;
 Kejang ;
 Kebingungan, tremor atau gemetar;

29
30

 Mual dan muntah, sakit kepala parah, denyut jantung cepat;


 Kalium rendah (kebingungan, denyut jantung tidak merata, haus yang
ekstrim, peningkatan buang air kecil, ketidaknyamanan pada kaki,
kelemahan otot atau perasaan lemas); atau
 Gula darah tinggi ( rasa haus meningkat, buang air kecil meningkat,
kelaparan, mulut kering, bau napas, mengantuk, kulit kering, penglihatan
kabur, penurunan berat badan)

Efek samping yang tidak begitu serius mungkin termasuk:

 Sakit perut, diare;


 Sakit kepala;
 Berkeringat;
 Masalah tidur (insomnia); atau
 Merasa gelisah, gugup, atau mudah marah

4) Kontra Indikasi
Infrak miokardial yang baru saja terjadi.
5) Perhatian
 Bagi wanita hamil atau sedang merencanakan kehamilan atau menyusui,
tanyakan pada dokter sebelum mengonsumsi obat ini.
 Harap berhati-hati dalam mengonsumsi obat ini bagi penderita penyakit
jantung, gangguan hati, hipotiroidisme, hipertensi, ulkus lambung,
epilepsi, dan porfiria.
 Anda sebaiknya membatasi konsumsi minuman keras, kafein, dan rokok
saat mengonsumsi obat ini untuk menurunkan risiko efek samping yang
terjadi dan mengganggu jumlah teofilin yang diserap oleh tubuh.
 Jika Anda mengalami gejala seperti demam atau flu, beri tahu dokter
secepatnya karena dosis yang Anda terima perlu disesuaikan.
 Obat ini lebih sensitif jika dikonsumsi oleh orang usia lanjut dan juga
anak-anak, dengan efek samping seperti detak jantung yang cepat atau
tidak beraturan. Perhatikan efek samping dan kadar obat dalam darah.
 Obat ini bisa berinteraksi dengan obat-obatan lain, pastikan untuk
menanyakan pada dokter atau apoteker sebelum Anda mengonsumsi obat
lain bersamaan dengan teofilin.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter atau pergi ke
rumah sakit terdekat. Obat ini bisa sangat beracun apabila terjadi
overdosis.

Obat warung yang mengandung Theophiline

30
31

2. Dimenhydrinate

1. Dosis

 Dosis dimenhydrinate untuk mabuk perjalanan

 50 sampai 100 mg, oral, IM atau IV, setiap 4 sampai 6 jam, sampai
maksimum 400 mg dalam 24 jam. Dosis pertama harus diminum 30
sampai 60 menit sebelum aktivitas dimulai.

Dosis dimenhydrinate untuk mabuk perjalanan pada anak

 2-6 tahun: 12,5-25 mg oral setiap 6 sampai 8 jam, sampai maksimum 75 mg


dalam 24 jam.
 6-12 tahun: 25 sampai 50 mg oral setiap 6-8 jam, sampai maksimum 150 mg
dalam 24 jam.
 12 tahun ke atas: 25 sampai 100 mg oral 30 sampai 60 menit sebelum aktivitas
dimulai, maka 25 sampai 100 mg setiap 4 sampai 6 jam, untuk maksimum 400 mg
dalam 24 jam.

Dosis pertama harus dimulai 30 sampai 60 menit sebelum aktivitas dimulai.

31
32

1. Kegunaan
Dimenhydrinate adalah obat antihistamin untuk mencegah dan mengobati
mual, muntah, dan pusing yang disebabkan oleh mabuk perjalanan.
2. Efek Samping
Efek samping dimenhydrinate yang sering terjadi antara lain adalah
mengantuk, sakit kepala, penglihatan kabur, tinnitus, kekeringan pada mulut
dan saluran pernapasan, terganggunya koordinasi, palpitasi, pusing, hipotensi.
3. Kontra Indikasi
-
4. Peringatan
 Wanita hamil atau menyusui dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter
sebelum menggunakan dimenhydrinate.
 Jika mengalami kantuk setelah mengonsumsi obat ini, jangan mengemudi
atau mengoperasikan alat berat.
 Harap berhati-hati bagi yang menderita asma, bronkitis kronis, emfisema,
gangguan jantung, gangguan pencernaan, hipertiroidisme, sulit buang air
kecil akibat pembengkakan prostat, glaukoma, serta kejang.
 Selama mengonsumsi dimenhydrinate, beri tahu dokter sebelum menjalani
penanganan medis apa pun.
 Hindari konsumsi minuman keras selama menggunakan dimenhydrinate.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera hubungi dokter.

Merek dagang

3. Dextromethropan

1. Dosis

32
33

Dekstrometorfan (DXM atau DM) adalah obat dari
kelas morphinan dengan sedatif, disosiatif, dan stimulan (pada dosis
tinggi). Untuk batuk jangka panjang dan juga batuk yang
mengeluarkan dahak tidak dianjurkan untuk menggunakan obat ini.
2. Kegunaan
Dextromethorphan adalah obat dengan fungsi untuk sementara
menyembuhkan batuk tidak berdahak karena infeksi saluran udara tertentu
(misalnya sinusitis, pilek biasa).

3. Efek Samping

Cari pertolongan darurat jika Anda mengalami tanda-tanda reaksi


alergi: gatal-gatal, kesulitan bernafas, pembengkakan wajah, bibir,
lidah, atau tenggorokan.

4. Kontra Indikasi
Karena Dekstrometorfan dapat memicu pelepasan histamin, anak-anak
atopik, yang sangat rentan terhadap reaksi alergi, harus diberikan
Dekstrometorfan jika hanya benar-benar diperlukan, dan juga di bawah
pengawasan ketat dari para profesional kesehatan.

5. Peringatan
 Bagi wanita hamil dan menyusui, sesuaikan dengan anjuran dokter.
 Tanyakan dosis dextromethorphan untuk anak-anak kepada dokter atau
baca informasi pada kemasan dengan seksama.
 Hubungi dokter jika gejala Anda tidak kunjung reda setelah mengonsumsi
dextromethorphan selama satu minggu.
 Harap berhati-hati jika menderita asma atau gangguan pernapasan lain,
gangguan hati, serta diabetes.
 Jika mengonsumsi obat ini, sebaiknya tidak mengemudi atau
mengoperasikan alat berat karena obat ini bisa menyebabkan rasa kantuk.
 Sebaiknya tidak dikonsumsi bersamaan dengan obat batuk, pilek, atau flu
lain untuk menghindari overdosis.

33
34

 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.

Merek dagang

4. Chlorpheniramini Maleas

1) Dosis

34
35

Dewasa: 3 – 4 kali sehari 0.5 – 1 tablet.


Anak-anak 6 – 12 tahun: 0.5 dosis dewasa.
Anak-anak 1 – 6 tahun: 0.25 dosis dewasa.

Per oral: 4 mg tiap 4-6 jam; maksimal 24 mg/hari.

ANAK
 di bawah 1 tahun tidak dianjurkan;
 1-2 tahun 1 mg 2 kali sehari;
 2-5 tahun 1 mg tiap 4-6 jam, maksimal 6 mg/hari;
 6-12 tahun 2 mg tiap 4-6 jam, maksimal 12 mg/hari.

2) Kegunaan
Chlorpheniramine yang juga dikenal sebagai chlorfenamin, adalah obat
yang berfungsi mengurangi gejala seperti kemerahan, gatal, mata berair,
bersin, hidung gatal atau tenggorokan gatal, dan hidung meler yang
disebabkan oleh alergi, demam, dan flu biasa. Chlorpheniramine termasuk
dalam kelas obat yang disebut antihistamin.
3) Efek Samping
 Kantuk
 mulut kering, hidung, dan tenggorokan
 mual
 muntah
 kehilangan selera makan
 sembelit
 sakit kepala
 peningkatan pada sesak dada

4) Kontraindikasi
Menghilangkan gejala flu yang disertai dengan demam, sakit kepala,
hidung tersumbat, dan bersin-bersin.
5) Peringatan dan Perhatian
 beri tahu dokter dan apoteker jika Anda alergi terhadap chlorphenamine,
obat lain, atau salah satu bahan dalam produk chlorphenamine yang akan
Anda gunakan. Periksa label obat untuk daftar bahan
 beri tahu dokter dan apoteker tentang obat resep dan obat non resep,
vitamin, suplemen gizi, dan produk herbal yang Anda gunakan atau yang
akan Anda gunakan. Pastikan untuk menyebutkan hal berikut: obat lain
untuk pilek, demam, atau obat alergi; obat untuk kecemasan, depresi, atau
kejang; relaksan otot; obat narkotika untuk nyeri; obat penenang; obat
tidur; dan obat penenang

35
36

 beri tahu dokter Anda jika Anda memiliki atau pernah menderita asma,
emfisema, bronkitis kronis, atau jenis lain dari penyakit paru-paru;
glaukoma (suatu kondisi dimana peningkatan tekanan dalam mata dapat
menyebabkan hilangnya penglihatan secara bertahap); bisul; diabetes;
kesulitan buang air kecil (karena pembesaran kelenjar prostat); penyakit
jantung; tekanan darah tinggi; kejang; atau kelenjar tiroid yang terlalu aktif
 beri tahu dokter Anda jika Anda sedang hamil, berencana untuk hamil,
atau menyusui. Jika Anda hamil sewaktu menggunakan chlorphenamine,
hubungi dokter Anda
 jika Anda menjalani operasi, termasuk operasi gigi, beritahu dokter atau
dokter gigi tentang penggunaan chlorphenamine
 Anda harus tahu bahwa obat ini dapat membuat Anda mengantuk. Jangan
mengendarai mobil atau mengoperasikan mesin sampai Anda tahu
bagaimana obat ini berpengaruh terhadap Anda
 mintalah petunjuk dari dokter Anda tentang bagaimana penggunaan
alkohol yang aman saat Anda menggunakan chlorphenamine. Alkohol
dapat membuat efek samping dari chlorphenamine semakin buruk
merek dagang

5. Ibuprofen

36
37

1) Dosis

Bagaimana dosis Ibuprofen untuk orang dewasa?

 Dosis ibuprofen untuk dewasa pengidap nyeri haid: 200-400 mg secara oral setiap


4-6 jam sesuai kebutuhan.
 Dosis ibuprofen untuk dewasa pengidap osteoarthritis: 400-800 mg secara oral
setiap 6-8 jam sesuai kebutuhan.
 Dosis ibuprofen untuk dewasa pengidap rheumatoid arthritis: dosis awal: 400-800
mg secara oral setiap 6-8 jam sesuai kebutuhan.
 Dosis ibuprofen untuk dewasa pengidap nyeri: Oral: Nyeri ringan hingga
sedang:200-400 mg secara oral setiap 4-6 jam sesuai kebutuhan. Dosis lebih dari
400 mg tidak terbukti memiliki efikasi lebih besar. Lewat infus: (pasien harus
terhidrasi dengan baik sebelum pemberian Ibuprofen IV) Nyeri: 400-800 mg
secara intravena selama 30 menit setiap 6 jam sesuai kebutuhan.
 Dosis ibuprofen untuk dewasa pengidap demam: Oral: 200-400 mg secara oral
setiap 4-6 jam sesuai kebutuhan. Lewat infus: (pasien harus terhidrasi dengan baik
sebelum pemberian Ibuprofen IV) Demam: Awal: 400 mg secara intravena selama
30 menitRumatan: 400 mg setiap 4-6 jam atau 100-200 mg setiap 4 jam sesuai
kebutuhan.

Bagaimana dosis Ibuprofen untuk anak-anak?

 Dosis ibuprofen untuk anak pengidap demam: Lebih dari 6 bulan hingga 12


tahun:5 mg/kg/dosis untuk suhu kurang dari39.2 derajat C secara oral setiap 6-8
jam sesuai kebutuhan.10 mg/kg/dosis untuk suhu 39.2 derajat C secara oral setiap
6-8 jam sesuai kebutuhan.
 Dosis ibuprofen untuk anak pengidap nyeri: Bayi dan Anak: 4-10 mg/kg secara
oral setiap 6-8 jam sesuai kebutuhan.Dosis maksimal harian yang dianjurkan yaitu
40 mg/kg.
 Dosis ibuprofen untuk anak pengidap rheumatoid arthritis: 6 bulan hingga 12
tahun:Normal: 30-40 mg/kg/hari dalam 3-4 dosis terbagi; mulai dari dosis
terendah dan titrasi; pasien dengan penyakit lebih ringan dapat diobati dengan 20
mg/kg/hari;
 Dosis ibuprofen untuk anak pengidap cystic fibrosis: Oral: Kronik (lebih dari 4
tahun) 2 kali sehari disesuaikan untuk mempertahankan konsentrasi serum 50-100
mcg/mL berkaitan dengan perlambatan perkembangan penyakit pada pasien anak
dengan penyakit paru ringan.
 Dosis ibuprofen untuk anak pengidap Patent Ductus Arteriosus: Ibuprofen
lysine:usia kehamilan ≤32 minggu, BB lahir: 500-1500 g:Dosis awal: 10 mg/kg,
diikuti dengan 2 dosis 5 mg/kg setelah 24 dan 48 jam

2) Kegunaan
Ibuprofen adalah obat dengan fungsi untuk meredakan nyeri berbagai
kondisi seperti sakit kepala, sakit gigi, nyeri haid, nyeri otot, atau arthritis.

37
38

Obat ini juga digunakan untuk menurunkan demam dan meredakan nyeri
ringan dan sakit akibat pilek atau flu. Ibuprofen adalah golongan
nonsteroidal anti-inflammatory drug (NSAID). Obat ini bekerja dengan
menghalangi produksi substansi alami tubuh yang menyebabkan
peradangan. Manfaatnya adalah membantu mengurangi bengkak, nyeri,
atau demam.
3) Efek Samping

4) Nyeri dada, lemas, sesak, bicara melantur, masalah penglihatan atau hilang
keseimbangan
5) Feses berwarna hitam, berdarah, atau memiliki tekstur cair dan lengket,
batuk darah atau muntah seperti kopi
6) Bengkak atau berat badan naik drastis
7) Sulit atau jarang buang air kecil
8) Mual, nyeri perut atas, gatal, tidak napsu makan, urin gelap, BAB dempul,
sakit kuning (kulit atau mata menguning)
9) Demam, sakit tenggorokan, dan sakit kepala dengan lepuhan, mengelupas,
dan ruam kulit merah
10) Memar, kesemutan berat, baal, nyeri, lemah otot; atau
11) Sakit kepala berat, kaku leher, menggigil, peningkatan sensitivitas pada
cahaya, dan/atau kejang (konvulsi)

12) Kontraindikasi

Kontraindikasi absolut atau orang yang tidak dapat menggunakan


ibuprofen adalah orang yang alergi terhadap obat anti-inflamasi non–
steroid (AINS) seperti aspirin. Kontraindikasi relatif antara lain gangguan
perdarahan, luka pada lambung/usus 12 jari, sariawan, penyakit lupus,
kolitis ulseratif, dan wanita hamil trimester 3 (karena dapat menyebabkan
penutupan prematur pembuluh darah jantung). Orang yang mengalami
asma, radang mukosa hidung, atau biduran jika menggunakan aspirin atau
obat AINS lain sebaiknya tidak menggunakan ibuprofen. Hindari
penggunaan pada penderita gangguan hati berat dan gangguan ginjal. 

13) Peringatan dan Perhatian


14) Informasikan dokter dan apoteker jika Anda alergi Ibuprofen, aspirin atau
NSAIDs lain seperti ketoprofen (Orudis KT, Actron) dan naproxen

38
39

(Aleve, Naprosyn), obat lain, atau bahan inaktif pada Ibuprofen yang Anda
berencana gunakan. Tanyakan pada apoteker atau perika label kemasan
untuk daftar kandungan inaktif
15) Informasikan dokter dan apoteker Anda obat resep dan non resep, vitamin,
suplemen gizi, dan produk herbal yang Anda gunakan atau berencana
gunakan. Pastikan menyebut obat yang ada pada daftar PERINGATAN
PENTING dan obat berikut ini: angiotensin-converting enzyme (ACE)
inhibitors seperti benazepril (Lotensin), captopril (Capoten), enalapril
(Vasotec), fosinopril (Monopril), lisinopril (Prinivil, Zestril), moexipril
(Univasc), perindopril (Aceon), quinapril (Accupril), ramipril (Altace),
dan trandolapril (Mavik); diuretik (‘pil air’); lithium (Eskalith, Lithobid);
dan methotrexate (Rheumatrex). Dokter dapat mengubah dosis atau
memonitor ketat efek samping yang timbul
16) Jangan menggunakan Ibuprofen nonresep dengan obat lain kecuali jika
dokter memberitahu Anda harus menggunakannya
17) Informasikan dokter jika Anda menderita atau pernah menderita kondisi
yang disebutkan pada daftar PERINGATAN PENTING atau asma,
khususnya jika Anda juga sering pilek atau hidung tersumbat atau polip
hidung (bengkak di dalam hidung); bengkak pada tangan, lengan, kaki,
ankle, atau kaki bagian bawah; lupus (kondisi dimana tubuh menyerang
jaringan dan organ tubuhnya sendiri, sering terjadi pada kulit, sendi, darah,
dan ginjal); atau penyakit ginjal atau hati. Jika Anda memberikan
Ibuprofen pada anak, beritahukan dokter anak jika anak tidak meminum
air atau kehilangan cairan dari muntah atau diare berulang
18) Informasikan dokter jika Anda sedang hamil, khususnya beberapa bulan
terakhir kehamilan; berencana hamil; atau sedang menyusui. Jika Anda
akan hamil dan sedang konsumsi Ibuprofen, hubungi dokter Anda
19) Jika Anda akan melakukan operasi, seperti operasi gigi, beri tahu dokter
atau dokter gigi bahwa Anda menggunakan Ibuprofen
20) Jika Anda memiliki phenylketonuria (PKU, sebuah keadaan turunan
dimana harus melakukan diet khusus untuk mencegah retardasi mental),
baca label kemasan dengan cermat. Beberapa jenis Ibuprofen dapat
diberikan pemanis aspartame, sumber phenylalanine

39
40

Merek Dagang

Obat Keras
1. Tetracyline

1. Dosis
Dosis umum mengonsumsi tetracycline adalah 250-500 mg setiap enam jam
sekali dalam jangka waktu 10-15 hari. Untuk kondisi yang berbahaya,
terkadang dosis konsumsi tetracycline bisa dilanjutkan selama 30 hari
2. Kegunaan
 Tetracycline adalah obat dengan fungsi untuk mengobati berbagai macam
infeksi, termasuk jerawat. Tetracycline tergolong sebagai antibiotik yang
bekerja menghentikan pertumbuhan bakteri.

40
41

1. Efek Samping
 Mual dan muntah.
 Kehilangan selera makan.
 Sakit kepala.
 Merasa sakit perut.

 Mengalami diare.
 Munculnya infeksi jamur yang menyebabkan gatal-gatal pada mulut atau
vagina.
 Sakit atau iritasi tenggorokan.

1. Kontraindikasi
 - Penderita yang peka terhadap obat-obatan golongan Tetrasiklin. -
penderita gangguan fungsi ginjal (pielonefritis akut dan kronis).
 Komposisi: 
Tetracycline 250 mg Kapsul 
Tiap kapsul mengandung: Tetrasiklin HCl 250 mg. 
Tetracycline 500 mg Kapsul 
Tiap kapsul mengandung: Tetrasiklin HCl 500 mg. 

Cara Kerja Obat: 


Tetrasiklin HCl termasuk golongan tetrasiklin, mempunyai spektrum luas
dan bersifat bakteriostatik, cara kerjanya dengan menghambat
pembentukan protein pada bakteri. 

1. Peringatan dan Perhatian


 Bagi wanita hamil atau sedang merencanakan kehamilan atau menyusui,
jangan mengonsumsi obat ini.
 Obat ini tidak boleh diberikan pada anak di bawah usia 12 tahun.
 Pil KB mungkin tidak akan berfungsi dengan baik apabila dikonsumsi
berbarengan dengan tetracycline.
 Harap berhati-hati dalam mengonsumsi obat ini bagi penderita gangguan
ginjal dan hati, penyakit lupus, myasthenia gravis (kelemahan otot),
porphyria, diabetes, dan pada orang lanjut usia.

41
42

 Dalam dua jam sebelum atau sesudah mengonsumsi tetracycline, jangan


mengonsumsi multivitamin, suplemen yang mengandung kalsium, zat
besi,magnesium, zinc, obat laksatif dan antasida.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.

Merek dagang

2. Asam Mefenamat

1. Dosis
 Obat ini umumnya dikonsumsi sebanyak 500 mg sebanyak tiga kali sehari.
Dosis asam mefenamat tergantung kepada tingkat keparahan rasa sakit
serta respons tubuh terhadap obat.
 Penggunaan asam mefenamat khusunya untuk manula berusia di atas 65
tahun sebaiknya dilakukan di bawah pengawasan dokter.

1. Kegunaan

42
43

Asam mefenamat merupakan salah satu jenis obat anti inflamasi non-steroid.
Obat ini berfungsi meredakan rasa sakit tingkat ringan hingga menengah, serta
mengurangi inflamasi atau peradangan.

2. Efek Samping
 Nyeri ulu hati
 Gangguan pencernaan
 Tidak nafsu makan
 Mual dan muntah
 Sakit kepala
 Mengantuk dan kelelahan

1. Kontraindikasi
 Pada penderita tukak lambung, radang usus, gangguan ginjal, asma dan
hipersensitif terhadap asam mefenamat.
 Pemakaian secara hati-hati pada penderita penyakit ginjal atau hati dan
peradangan saluran cerna.

1. Peringatan dan Perhatian


 Bagi wanita yang sedang hamil dan menyusui, sesuaikan dengan anjuran
dokter.
 Obat ini mengurangi kesuburan seseorang sehingga sebaiknya dihindari
bagi mereka yang sedang berencana untuk hamil.
 Harap waspada dengan penggunaan asam mefenamat jika berusia di atas
65 tahun.
 Dikonsumsi setelah makan atau dengan camilan.
 Jika mengonsumsi obat ini, sebaiknya tidak mengemudi atau
mengoperasikan alat berat karena obat ini bisa menyebabkan rasa kantuk.
 Harap berhati-hati jika menderita tukak lambung, inflamasi usus, asma,
anemia, edema, alergi terhadap obat anti inflamasi non-steroid (misalnya,
aspirin dan ibuprofen), gangguan hati, gangguan ginjal, penyakit jantung,
gangguan penggumpalan darah, hipertensi, epilepsi, lupus, pofiria, serta
pernah menjalani operasi jantung.

43
44

 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.

Nama Obat Dagang

3. Doxycline

1. Dosis
 Kapsul, oral (hyclate): 20mg, 100mg
 Kapsul, oral (monohydrate): 50mg, 75mg, 100mg, 150mg
 Kapsul delayed-release, oral (monohydrate): 40mg
 Kapsul delayed-release particles, oral (hyclate): 100mg
 Solution reconstituted, intravena (hyclate): 100mg
 Suspension reconstituted, oral (monohydrate): 25mg/5ml (60ml)
 Sirup, oral (calcium): 50mg/5ml
 Tablet, oral (hyclate): 20mg, 100mg
 Tablet, oral (monohydrate): 50mg, 75mg, 100mg
 Tablet delayed-release, oral (hyclate): 75mg, 100mg, 150mg, 200mg

44
45

1. Kegunaan

Doxycycline termasuk dalam golongan antibiotik tetrasiklin. Obat ini bekerja


dengan membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri penyebab infeksi.
Karena itu, antibiotik ini tidak akan efektif untuk mengobati infeksi akibat
virus seperti flu atau pilek.
2. Efek Samping
 Sakit perut dan gangguan pencernaan.
 Mual dan muntah
 Sakit kepala.
 Iritasi pada tenggorokan.

3. Kontraindikasi

 Jangan digunakan untuk pasien yang memiliki riwayat hipersensitif pada


doksisiklin (doxycycline) atau antibiotik golongan tetracycline lainnya.
 Tidak boleh digunakan dalam pengobatan pediatrik rinosinusitis bakterial
akut.
 Antibiotik golongan tetracycline tidak boleh digunakan untuk anak usia 8
tahun atau kurang dan wanita hamil.

5. Peringatan dan Perhatian

 Wanita hamil dilarang mengonsumsi doxycycline karena dapat


membahayakan janin.
 Wanita yang berencana hamil atau sedang menyusui, sebaiknya bertanya
pada dokter sebelum menggunakan doxycycline.
 Doxycycline tidak dianjurkan untuk anak-anak di bawah 12 tahun karena
dapat memengaruhi pertumbuhan tulang dan menyebabkan perubahan
warna permanen pada lapisan gigi.
 Penting bagi penderita untuk menghabiskan doxycycline sesuai resep
dokter guna memastikan bakteri penyebab infeksi musnah serta mencegah
kambuhnya infeksi.

45
46

 Jangan mengonsumsi doxycycline bersamaan dengan obat gangguan


pencernaan atau suplemen yang mengandung zat besi, magnesium,
kalsium, dan zinc.
 Saat mengonsumsi doxycycline, minumlah banyak air untuk mencegah
iritasi pada tenggorokan.
 Harap berhati-hati bagi yang menderita gangguan hati, myastenia gravis,
porfiria, lupus, sensitif terhadap cahaya matahari, alergi terhadap obat-
obatan terutama antibiotik yang sejenis, serta kecanduan minuman keras.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera hubungi dokter.

Merek Dagang

4. Tramadol

1. Dosis
Seperti halnya obat-obat analgesik, dosis harus diatur sesuai dengan beratnya
rasa sakit dan respon klinis dari penderita. 
Dosis untuk dewasa dan anak berumur di atas 14 tahun: 
Dosis tunggal: 1 kapsul. 
Dosis perhari: hingga 8 kapsul. 

46
47

Apabila sakit masih terasa, dapat ditambahkan dosis tunggal kedua 1 kapsul
TRAMADOL lagi, setalah selang waktu 30 - 60 menit. 
Pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal dan hati, perlu dilakukan
penyesuaian dosis. 
2. Kegunaan
 Tramadol adalah salah satu obat jenis obat pereda sakit yang kuat yang
digunakan untuk menangani rasa sakit tingkat sedang hingga berat,
misalnya rasa nyeri setelah operasi. Tramadol memengaruhi reaksi kimia
di otak dan sistem saraf yang pada akhirnya mengurangi sensasi rasa sakit

1. Efek Samping
 Sama seperti umumnya analgesik yang bekerja secara sentral, efek samping
yang dapat terjadi: mual, muntah, dispepsia, obstipasi, lelah, sedasi, pusing,
pruritus, berkeringat, kulit kemerahan, mulut kering dan sakit kepala. 
- Meskipun TRAMADOL berinteraksi dengan reseptor apiat sampai sekarang
terbukti insidens ketergantungan setelah penggunaan TRAMADOL, ringan. 
2. Kontraindikasi
- Keracunan akut oleh alkohol, hipnotik, analgesik atau obat-obat yang
mempengaruhi SSP lainnya. - Penderita yang mendapat pengobatan
penghambat monoamin oksidase (MAO). - Penderita yang hipersensitif
terhadap TRAMADOL.
3. Peringatan dan Perhatian
 Jangan mengonsumsi tramadol lebih dari 400 mg per 24 jam.
 Untuk di atas umur 75 tahun, dosis maksimal per 24 jam adalah 300 mg.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil atau menyusui. Tramadol
sebaiknya dihindari oleh ibu yang sedang hamil atau menyusui.
 Penggunaan tramadol oleh anak-anak perlu dilakukan di bawah
pengawasan dokter.
 Dapat diberikan untuk dosis sekali minum atau konsumsi secara teratur.
 Harap berhati-hati jika menderita gangguan ginjal, hati, prostat,
pernapasan, kelenjar adrenal, tiroid, epilepsi, hipotensi atau tekanan darah

47
48

rendah, konstipasi, peradangan usus, myastenia gravis, gangguan saluran


empedu atau baru saja mengalami cidera berat pada kepala.
 Harap waspada bagi yang tergantung pada obat-obatan atau minuman
keras.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera hubungi dokter.

Merek dagang

5. Thiamphenicol

1. Dosis
Dewasa: 250-500 mg, diminum sebanyak 3 sampai 4 kali sehari. Anak-anak:
Dosis harian 50 mg / kgBB terbagi dalam 3 sampai 4 kali sehari. bayi
prematur: Dosis harian sebanyak 25 mg / kgBB terbagi dalam 4 dosis (4 kali
sehari). bayi baru lahir kurang dari 2 minggu: Dosis harian sebanyak 25 mg /
kgBB dibagi dalam 4 dosis.
Bersumber dari: Thiamphenicol : Kegunaan, Dosis, Efek Samping - Mediskus
2. Kegunaan

48
49

 Thiamphenicol adalah obat antibiotik yang bisa digunakan


sebagai pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri-bakteri yang
sensitif. Banyak dokter yang meresepkan obat ini untuk mengobati
penyakit tipes (demam tifoid), infeksi saluran kemih, infeksi saluran cerna,
dan lain-lain. Berikut akan kita ketahui bersama kegunaan thiamphenicol,
beserta kontraindikasi, dosis, dan efek samping.
Bersumber dari: Thiamphenicol : Kegunaan, Dosis, Efek Samping -
Mediskus

1. Efek Samping
Diskrasia darah, misalnya anemia aplastik, anemia hipoplastik,
trombositopenia dan granulositopenia. Reaksi gastrointestinal, misalnya mual,
muntah, glositis, stomatitis dan diare. Reaksi hipersensitivitas, misalnya
demam, ruam, angioedema dan urtikaria. efek samping lainnya, misalnya sakit
kepala, depresi mental, optik neuritis dan sindrom Gray.
Bersumber dari: Thiamphenicol : Kegunaan, Dosis, Efek Samping - Mediskus
2. Kontraindikasi
Orang yang memiliki alergi atau hipersensitivitas terhadap thiamphenicol.
Pasien dengan gangguan hati yang berat dan gangguan ginjal. Antibiotik
ini tidak boleh digunakan untuk mencegah infeksi bakteri dan mengobati
infeksi ringan, infeksi laring dan influenza yang disebabkan oeh virus.
Bersumber dari: Thiamphenicol : Kegunaan, Dosis, Efek Samping - Mediskus
3. Peringatan dan Perhatian
Obat thiamphenicol harus digunakan hanya untuk infeksi yang disebabkan
oleh mikroorganisme yang dikenal. Pada penggunaan thiampheicol dalam
waktu yang lama harus diikuti dengan pemeriksaan darah berkala. Pada pasien
dengan gangguan ginjal mungkin memerlukan penyesuaian dosis. Lama
pengobatan tidak boleh melebihi batas waktu yang ditetapkan oleh dokter.
Thiamphenicol harus digunakan dengan hati-hati pada wanita hamil dan
menyusui karena obat ini mudah melewati plasenta dan diekskresikan dalam
ASI. Thiamphenicol harus digunakan dengan hati-hati pada bayi baru lahir
(kurang dari 2 minggu) dan bayi prematur untuk menghindari sindrom Gray.

49
50

Penggunaan Thiamphenicol untuk waktu yang lama dapat mengakibatkan


pertumbuhan mikroorganisme nonsusceptible termasuk jamur dan bakteri.
Hati-hati jika digunakan bersamaan dengan obat yang dimetabolisme oleh
enzim mikrosomal hati, misalnya dicumarol, fenitoin, tolbutamid,
fenobarbital.
Bersumber dari: Thiamphenicol : Kegunaan, Dosis, Efek Samping - Mediskus
Merek Dagang

50

Anda mungkin juga menyukai