Anda di halaman 1dari 7

Nama : Atika Octavia Dewi

NIM : 1530211005

Prodi : Kimia semester 3

Mat.Kul : Al-Islam dan Kemuhammadiyahan 3

KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH

Kepribadian Muhammadiyah adalah sebuah rumusan yang menguraikan tentang jati


diri, apa dan siapa Muhammadiyah. Kemudian dituangkan dalam bentuk teks yang dikenal
sebagai Matan Kepribadian Muhammadiyah. Adapun sejarah pembentukannya dijabarkan
sebagai berikut.

Kepribadian Muhammadiyah merupakan salah satu dari beberapa rumusan resmi


persyarikatan yang disahkan oleh Muktamar Muhammadiyah ke-35 tahun 1962 di Jakarta,
atau sering disebut dengan Muktamar setengah abad.

Gagasan untuk merumuskan Kepribadian Muhammadiyah yaitu pada masa


kepemimpinan H.M Yunus Anis (1959-1960). Perumusan tersebut sesungguhnya tidak dapat
dilepaskan dari keterkaitan dengan kondisi dan situasi Negara pada sekitar tahun 1962.
Sebagaimana telah dimaklumi bersama bahwa sejak Dekrit 5 Juli 1959 hingga 11 Maret 1966
negara Indonesia memasuki jaman baru yang dikenal dengan jaman Demokrasi Terpimpin
atau disebut juga jaman Nasakom.

Satu hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa sejak Presiden Soekarno mendengungkan
untuk menerapkan Demokrasi Terpimpin dalam sistem kenegaraan, partai Masyumi dan
Partai Sosialis Indonesia (PSI) yang paling lantang menentangnya. Keduanya menentang
karena beralasan bahwa Demokrasi Terpimpin akan dijadikan alat oleh Soekarno untuk
memusatkan kekuasaan di tangannya. Sikap kedua partai tersebut membuat Soekarno kecewa
dan marah. Kemarahan Sokarno dimanfaatkan oleh PKI dengan membujuk Soekarno untuk
membubarkan partai tersebut yang berujung dengan dikeluarkannya Surat Keputusan
Presiden nomor 200 tahun 1960 yang intinya pemerintah membubarkan partai Masyumi
secara menyeluruh.

Masyumi adalah partai Islam yang lahir di Jogjakarta di Madrasah Mu’alimin


Muhammadiyah, hasil dari kongres Umat Islam pada tanggal 7-8 November 1945. Masyumi
dianggap sebagai satu-satunya partai politik bagi umat Islam. Andil Muhammadiyah dalam
pendirian Masyumi cukup besar, di antara tokoh-tokoh Muhammadiyah yang memimpin
Masyumi antara lain Ki Bagus Hadikusumo, KH. Fakih Usman, Prof. Kahar Muzakir, Prof.
Hamka, HA. Malik Ahmad, dan sebagainya.

Di tengah-tengah kegalauan setelah dibubarkannya Masyumi, pimpinan pusat


Muhammadiyah menyelenggarakan kursus Pimpinan Pusat Muhammadiyah se-Indonesia
yang berlangsung di Yogyakarta pada bulan Ramadhan 1381 H (1961 M). Di antara
penceramah adalah KH. Fakih Usman. Beliau menyampaikan ceramahnya dengan judul
“Apakah Muhammadiyah itu?”. Dalam makalahnya diuraikan dengan tepat tentang jati diri
Muhammadiyah yang sebenarnya, menguraikan tentang hakikat apa dan siapa
Muhammadiyah yang sesungguhnya.

Respon atas ceramah KH. Fakih Usman tersebut, dibentuklah Tim Perumus
“KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH” yang terdiri dari Prof. Dr. Hamka, KH. Wardan
Diponingrat, H. Djarnawi Hadikusuma, HM. Djindar Tamimy, HM. Saleh Ibrahim, serta KH.
Fakih Usman (selaku narasumber).

1.Hakekat Muhammadiyah

Sesungguhnya kperibadian itu merupakan ungkapan darikeperibadian yang


memang sudah ada pada muhammadiyah sejak lama berdiri. Kh.Fakih Usman pada saat itu
hanyalah mengkonstatir mengidherkan yang telah ada.Jadi, bukan merupakan hal baru dalam
muhammadiyah.

Mereka yang menganggap bahwa keperibadian muhammadiyahsebagai perkara yang


baru, hanyalah karena mereka mendapati muhammadiyah sudahtidak dalam keadaan yang
sebenarnya.
KH. Fakih Usman, sebagai seorang yang telah lamaberkecimpung dalam
muhamamdiyah sudah benar-benar memahami apa sesungguhnyasifat-sifat khusus
muhammadiyah itu. Karena itu kepada mereka yang tidakberlaku sewajarnya dalam
muhammadiyah, beliau pun dapat memahaminya. Yangbenar-benar dirasakan oleh almarhum
KH. Fakih Usman ialah muhammadiyah adalahgerakan. Gerakan ilam, berdasarkan islam
menuju terwujudnya masyarakat islamyang sebenar-benarnya, bukan dengan jalan politik,
bukan jalan kekesengsaraan,melaikan dengan pembentukan masyarakat, tanpa
memperdulikan bagaimana strukturpolitik yang menguasainya sejak zaman belanda, jepang
dan sampai zamankemerdekaan RI.
Muhammadiayh tidak buta politik, tidak takutberpolitik, tidak apatis dengan politik,
muhammadiayah tidak mencampurisoal-soal politik. Tetapi, apabila soal-soal politik masuk
kemuhammadiyah tidakakan tinggal diam, muhammadiyah akan menghadapi dan
menyelesaikan dengan caradan metode muhammadiyah sendiri.
Sejak partai masyumi dibubarkan oleh presiden sukarno,maka warga muhammadiyah
yang selama ini berjuang  dalam politik praktis, mereka kembali kemuhammadiyah seperti
sedia kala. Namun demikian bagi mereka yang telah biasaberjuang iswat jalur politik praktis,
maka akan mempengaruhi kinerjanya dalamberjuang dan beramal dalam kemuhammadiyah,
masih terbawa-bawa dalammuhammadiyah.
Oleh almarhum KH. Fakih Usman dan PP muhammadiyah padasaat itu, cara-cara
demikian didasarkan sebagai cara yang dapat merusak danmempengaruhi kegiatan
muhammadiya sebagai oraganisasi gerakan islam amar ma’rufnahi munkar.
Daalm berjuang muhammadiyah telah memiliki cara danmetode perjuangan yang
khas yaitu : muhammadiyah bergerak dan berjuang untuktegakan islam,  untuk tegaknya
kalimatAllah, untuk terwujudnya masyarakat islam sebenar-benarnya. Hanya saja islamyang
digerakan muhammadiyah adalah islam yang benar, islam yang sempurna, islamyang
menurut Al-Qur’an dan sunah rasul dan mejalankanya dengan menggunakan akalpikiran
yang sesuai dengan ruh islam.
Dengan demikian, perlu dipahamkan kepada para wargamuhammadiyah, apakan
muhammadiyah itu, bagaimana menyebarkan agama islam,tentunya semua itu perlu dipahami
oleh warga muhammadiyah, kita harus berittibakepada langkah dan perjuangan nabi
Muhammad SAW.

2. Dasar Dan Amal Usaha Muhammadiyah 


Dalam perjuangan melaksanakan usahanya menuju tujuan terwujudnya masyarakat
Islam yang sebenar-benarnya, dimana kesejahteraan, kebaikan dan kebahagiaan luas-merata,
Muhammadiyah mendasarkan segala gerak dan amal usahanya atas prinsip-prinsip yang
tersimpul dalam Muqaddimah Anggaran Dasar, yaitu:

1. Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah, dan taat kepada Allah.
2. Hidup manusia bermasyarakat.
3. Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam dengan berkeyakinan bahwa ajaran Islam itu satu-
satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia akhirat.
4. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat adalah kewajiban
sebagai ibadah kepada Allah dan ikhsan kepada kemanusiaan.
5. Ittiba’ kepada langkah dan perjuangan Nabi Muhammad SAW.
6. Melancarkan amal usaha dan perjuangannya dengan ketertiban organisasi

3. Pedoman Amal Usaha Dan Perjuangan Muhammadiyah

Menilik dasar prinsip tersebut di atas, maka apapun yang diusahakan dan
bagaimanapun cara perjuangan Muhammadiyah untuk mencapai tujuan tunggalnya harus
berpedoman “ Berpegang teguh akan ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak membangun
disegenap bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang
diridhai Allah.”

4. Sifat Muhammadiyah

Muhammadiyah memiliki sifat-sifat yang merupakan nilai-nilai dasar untuk


melakukan gerakan. Untuk itu, setiap warga Muhammadiyah wajib memelihara sifat-sifatnya
sebagaimana hasil Muktamar Muhammadiyah ke-35 di Jakarta tahun 1962. Adapun sifat-sifat
Muhammadiyah sebagai berikut :

1. Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan.


2. Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah.
3. Lapang dada, luas pandangan, dengan memegang teguh ajaran Islam.
4. Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan.
5. Mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan, serta dasar dan falsafah negara
yang sah.
6. Amar ma’ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik.
7. Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud ishlah dan pembangunan, sesuai
dengan ajaran Islam.
8. Kerjasama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan
mengamalkan agama Islam serta membela kepentingannya.
9. Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara dan
membangun Negara untuk mencapai masyarakat adil dan makmur yang diridlai Allah SWT.
10. Bersifat adil serta kolektif ke dalam dan keluar dengan bijaksana.
PENUTUP

Demikian yang penulis sampaikan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul tugas ini .

Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan
makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis
pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan di atas maka dapat disimpulkan beberapa


haldiantaranya sebagai berikut ::
1. Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah, dan taat kepada Allah.
2. Hidup manusia bermasyarakat.
3. Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam dengan berkeyakinan bahwa ajaran Islam itu satu-
satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia akhirat.
4. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat adalah kewajiban
sebagai ibadah kepada Allah dan ikhsan kepada kemanusiaan.
5. Ittiba’ kepada langkah dan perjuangan Nabi Muhammad SAW.
6. Melancarkan amal usaha dan perjuangannya dengan ketertiban organisasi

B. Saran

Penulis berharap semoga makalah ini dapat menjadi salah satu referensi untuk
mengetahui tentang Kepribadian Muhammadiyah.
Daftar Pustaka

- khusnulurifah. kepribadian-muhammadiyah
- https://suryaramadan.wordpress.com/2014/05/21/makalah-kepribadian-
muhammadiyah/

Anda mungkin juga menyukai