Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH

Nama Kelompok 6:

1. Anwar Nama Sabon (105731124221)


2. Nur Salma (105731125821)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2022

i
KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebagai
pencipta atas segala kehidupan yang senantiasa memberikan rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul ”KEPRIBADIAN
MUHAMMADIYAH”

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak guna perbaikan dan kelengkapan penyusunan
makalah ini.

Dalam kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
terlibat dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah senantiasa membalas
dengan kebaikan yang berlipat ganda. Harapan kami semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL.......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang........................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................1
............................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................

A. Sejarah Perumusan Kepribadian Muhammadiyah.......................................2


B. Isi Kepribadian Muhammadiyah..................................................................4
BAB III PENUTUP .................................................................................................

A. Kesimpulan..................................................................................................6
B. Saran.............................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................7

iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tonggak berdirinya Muhammadiyah awalnya dimulai dari
pembacaan kritis terhadap realitas di sekitar. Banyaknya ketidakadilan dan
kebodohan serta pudarnya pemahaman terhadap Islam menggugah KH.
Ahmad Dahlan untuk mengupayakan purifikasi dalam mempertahankan
ortodoksi ajaran Islam dan berorientasi pada gerakan moral, dakwah, dan
social. Hal ini ditunjukkan misi “amar ma‟ruf nahi munkar” dan selalu
berlandaskan pada Al-Qur‟an dan As-Sunnah.
Di wilayah sosial, Muhammadiyah telah banyak berperan dalam
kesejahteraan dan pengentasan kemiskinan. Terbukti dengan didirikannya
Rumah Sakit, sedangkan dalam konteks pembangunan pendidikan bangsa,
Muhammadiyah mampu menunjukkan komitmennya sejak awal melalui
pendidikan. Gerakan pendidikan yang dilakukan Muhammadiyah ialah
wujud komitmen Muhammadiyah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
dan memberikan pencerahan mental kepada bangsa Indonesia.
Secara leksikal, „kepribadian‟ berasal dari kata „pribadi‟ yang
berarti manusia sebagai perseorangan. „Kepribadian‟ (dengan imbuhan
kean) berarti sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang atau suatu
bangsa yang membedakan dirinya dengan orang lain atau bangsa lain.
Dengan demikian, yang dimaksud dengan Kepribadian Muhammadiyah
adalah rumusan yang menggambarkan hakikat Muhammadiyah, serta apa
yang menjadi dasar dan pedoman amal usaha dan perjuangannya, serta
sifat-sifat yang dimilikinya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perumusan kepribadian Muhammadiyah?
2. Bagaimana isi kepribadian Muhammadiyah?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah perumusan kepribadian Muhammadiyah
2. Untuk mengetahui isi kepribadian Muhammadiyah

1
BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Perumusan Kepribadian Muhammadiyah


Kepribadian Muhammadiyah adalah salah satu dan beberapa rumusan
resmi dan doktrin ideologi persyarikatan Muhammadiyah yang disahkan
pada Muktamar ke-35 di Jakarta pada tahun 1962. Rumusan Kepribadian
Muhammadiyah ini lahir didasari oleh situasi sosial politik tanah air yang
tidak menentu. Sebagaimana diketahui bahwa keluarnya Dekrit Presiden 5
Juli 1959 merupakan akibat dan jalan buntu yang ditemui konstituante
dalam merumuskan dasar negara republik Indonesia. lsi pokok dekrit itu
adalah kembali ke UUD 1945, dan Indonesia memasuki zaman baru yang
dikenal dengan Demokrasi Terpimpin. Zaman Demokrasi Terpimpin
dimulai sejak munculnya Dekrit Presiden hingga terbitnya Surat Perintah
11 Maret 1966 (Supersemar). Pada periode ini, Presiden Sukarno
membentuk Kabinet atau Dewan Menteri dan tiga kekuatan besar sebagai
pemenang Pemilu tahun 1955, yaitu unsur nasionalis, agama dan komunis
(Nasakom). Kelicikan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang mewakili
unsur komunis telah menggeser pelaksanaan Demokrasi Terpimpin dan
yang semestinya. Pada situasi ini, muncul banyak penyimpangan dalam
pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945, seperti adanya kebijakan tentang
Presiden seumur hidup, dan Pancasila Puncak dan penyimpangan yang
terjadi adalah terpusatnya seluruh kekuasaan di tangan presiden. Semua
kekuatan sosial politik yang secara terang-terangan menentang konsep
tersebut dibubarkan atau dipaksa untuk membubarkan diri. Hal ini juga
menimpa Partai Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia) dan PSI
(Partai Sosialis Indonesia). Sikap kedua partai tersebut membuat Presiden
Sukarno sangat kecewa dan marah besar. Lebih-Iebih ketika Masyumi dan
PSI menolak ajakan untuk masuk dalam kabinet yang akan dibentuknya.
Penolakan kedua partai tersebut didasarkan pada alasan mereka untuk
tidak mungkin bersanding dalam satu kabinet dengan PKI. Keadaan ini
diperparah Iagi dengan adanya beberapa pimpinan Masyumi yang terlibat
dalam pemberontakan yang dilakukan PRRI (Pemerintahan Revolusioner
Republik Indonesia). Melihat posisi partai Masyumi sangat negatif di
mata presiden, maka PKI akhirnya melakukan manuver politik dengan
membujuk Presiden Sukarno agar segera membubarkan partai-partai yang
menentang kebijakannya. Usaha yang dilakukan PKI berhasil dengan
keluarnya Surat Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 200 tahun 1960
yang intinya meminta pimpinan Masyumi untuk membubarkan partai atau

2
Masyumi dibubarkan. Dengan keluarnya Keppres, akhirnya pada 13
September 1960 Pimpinan Pusat Masyumi secara resmi menyatakan
membubarkan diri, termasuk bagian-bagian, cabang-cabang dan ranting-
rantingnya di seluruh Indonesia. Karena telah membubarkan diri,
Masyumi tidak dapat dinyatakan sebagai parlai terlarang.
Dalam partai tersebut sejatinya terdapat banyak tokoh Muhammadiyah
yang berperan serta sebagai anggota pimpinan Masyumi dalam berbagai
tingkatan, diantaranya: Ki Bagus Hadikusumo, K.H. Faqih Usman, Prof.
Dr. Hamka, Prof. Abdul Kahar Muzakir, Mr. Kasman Singodimedjo, H.M.
Yunus Anies, K.H. R. Hadjid, dan AR. Fachrudin. Karena banyak tokoh
persyarikatan yang aktif di Masyumi maka masyarakat umum pun sulit
membedakan secara tegas antara keduanya (Muhammadiyah dengan
Masyumi). Pandangan masyarakat yang demikian itu sejatinya sengaja
ditumbuhkan oleh PKI. Bahkan ketika Masyumi telah membubarkan diri,
PKI pun memanfaatkan momen itu dengan mengeluarkan opini bahwa
Muhammadiyah identik dengan Masyumi, sehingga Muhammadiyah juga
harus dibubarkan.
Setelah Masyumi membubarkan diri, warga Muhammadiyah yang
semula aktif di partai politik Islam yang memiliki pengaruh luar biasa
dalam sejarah itu kemudian aktif kembali ke dalam persyarikatan. Hanya
saja, pola perjuangan di partai politik masih terbawa ke dalam
Muhammadiyah. Hal inilah yang kemudian dikhawatirkan akan dapat
merusak tradisi organisasi dan semangat perjuangan Muhammadiyah
sebagai gerakan Islam. Tradisi organisasi dan tujuan serta strategi
perjuangan persyarikatan tentu sangat berbeda dengan partai politik, tidak
terkecuali Masyumi.
Kondisi yang demikian itu telah menginspirasi K.H. Faqih Usman
untuk menulis sebuah matan pengajian yang diberi judul: apakah
Muhammadiyah itu? Matan yang mengulas tentang jati diri
Muhammadiyah itu disampaikan K.H. Faqih Usman pada Pelatihan Kader
di Madrasah Mu‟allimin Muhammadiyah Yogyakarta tahun 1961. Ulasan
materi tersebut rupanya mendapatkan tanggapan positif dan para peserta,
dan secara khusus Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pimpinan Pusat
Muhammadiyah kemudian mendiskusikannya bersama Pimpinan Wilayah
Muhammadiyah Jawa Timur (H.M. Saleh Ibrahim), Jawa Tengah (R.
Darsono), dan Jawa Barat (H. Adang Affandi). Rumusan hasil diskusi para
pimpinan itu kemudian disampaikan pada Sidang Tanwir menjelang
Muktamar ke-35 di Jakarta, dan disahkan pada Muktamar ke-35 tahun
1962. Muktamar ke-35 ini dikenal juga dengan Muktamar Setengah Abad
Muhammadiyah.

3
Tujuan perumusan Kepribadian Muhammadiyah adalah sebagai landasan
tajdid dan landasan ideologi Muhammadiyah, serta menjadi landasan
pedoman, pegangan gerak, dan perjuangan Muhammadiyah

B. Isi Kepribadian Muhammadiyah


Matan atau kandungan isi Kepribadian Muhammadiyah terdiri empat
pokok bagian yang berisi:
a. Apakah Muhammadiyah Itu?
Muhammadiyah adalah persyarikatan yang merupakan Gerakan
Islam. Maksud gerakanya ialah Dakwah Islam dan Amar Ma‟ruf nahi
Munkar yang ditujukan kepada dua bidang: perseorangan dan
masyarakat . Dakwah dan Amar Ma‟ruf nahi Munkar pada bidang
pertama terbagi kepada dua golongan: Kepada yang telah Islam bersifat
pembaharuan (tajdid), yaitu mengembalikan kepada ajaran Islam yang asli
dan murni; dan yang kedua kepada yang belum Islam, bersifat seruan dan
ajakan untuk memeluk agama Islam.
Adapun da‟wah Islam dan Amar Ma‟ruf nahi Munkar bidang
kedua, ialah kepada masyarakat, bersifat kebaikan dan bimbingan serta
peringatan. Kesemuanya itu dilaksanakan dengan dasar taqwa dan
mengharap keridlaan Allah semata-mata.
Dengan melaksanakan dakwah Islam dan amar ma‟ruf nahi
munkar dengan caranya masing-masing yang sesuai, Muhammadiyah
menggerakkan masyarakat menuju tujuannya, ialah “Terwujudnya
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”.
b. Dasar dan amal usaha Muhammdiyah
Dalam perjuangan melaksanakan usahanya menuju tujuan terwujudnya
masyarakat Islam yang sebenarbenarnya, dimana kesejahteraan, kebaikan
dan kebahagiaan luas-merata, Muhammadiyah mendasarkan segala gerak
dan amal usahanya atas prinsip-prinsip yang tersimpul dalam
Muqaddimah Anggaran Dasar, yaitu:
1. Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah, dan taat kepada
Allah.
2. Hidup manusia bermasyarakat.
3. Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam dengan berkeyakinan bahwa
ajaran Islam itu satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban
bersama untuk kebahagiaan dunia akhirat.
4. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam
masyarakat adalah kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan
ikhsan kepada kemanusiaan.
5. Ittiba‟ kepada langkah dan perjuangan Nabi Muhammad SAW.

4
6. Melancarkan amal usaha dan perjuangannya dengan ketertiban
organisasi.
c. Pedoman amal usaha dan perjuangan Muhammadiyah
Menilik dasar prinsip tersebut di atas, maka apapun yang diusahakan dan
bagaimanapun cara perjuangan Muhammadiyah untuk mencapai tujuan
tunggalnya, harus berpedoman: “Berpegang teguh akan ajaran Allah dan
Rasul-Nya, bergerak membangun di segenap bidang dan lapangan dengan
menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridlai Allah”.
d. Sifat Muhammadiyah
1. Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan.
2. Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah.
3. Lapang dada, luas pandangan, dengan memegang teguh ajaran
Islam.
4. Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan.
5. Mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan, serta
dasar dan falsafah negara yang sah.
6. Amar ma‟ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi
contoh teladan yang baik.
7. Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud ishlah dan
pembangunan, sesuai dengan ajaran Islam.
8. Kerjasama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha
menyiarkan dan mengamalkan agama Islam serta membela
kepentingannya.
9. Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain
dalam memelihara dan membangun Negara untuk mencapai
masyarakat adil dan makmur yang diridlai Allah SWT.
10. Bersifat adil serta kolektif ke dalam dan keluar dengan bijaksana.

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kepribadian Muhammadiyah merupakan penegesan diri bahwa
Muhammdiyah berdakwah bukan melalui partai poltik, bukan pula jalan
ketatanegaraan melainkan dengan pembentukan masyarakat tanpa
memperdulikan struktur politik yang menguasi sejak jaman Belanda,
Jepang sampai kemerdekaan sekarang ini,
Muhammadiyah hadir dengan kepribadiannya yaitu gerakan islam,
dakwah amar ma‟ruf nahi munkar, dan gerakan tadjid. Inilah yang
menjadi kepribadian Muhammadiyah. Dengan melaksanakan Dakwah
Islam dan
Amar Ma‟ruf Nahi Munkar dengan cara masing-masing yang sesuai,
Muhammadiyah menggerakan masyarakat menuju tujuannya yaitu:
“Terwujudnya Masyarakat Islam Yang Sebenar-benarnya”.

B. Saran
Kami sangat berterima kasih atas dorongan dan masukan pembaca.
Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masi jauh dari kata
sempurna dan terlebihnya memiliki banyak kekurangan. Maka dari tu
penulis mengaharapkan pembaca dapat memberikan pendapat, kritikan
atau sarannya demi kemajuan makalah selanjutnya yang ingin di capai
penulis.

6
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/40762353/MAKALAH_KEPRIBADIA
N_MUHAMMADIYAH
https://www.judin.my.id//06/2021/latar-belakang-
perumusanhttps://www.judin.my.id/06/2021/latar-belakang-perumusan-
kepribadian-muhammadiyah.html?m=1kepribadian-muhammadiyah.html?
m=1

7
Hasil diskusi :

Penanya1: Nurlinda klp 2


Yg jawab: Nur Salma

Penanya 2 : Nursam klp 7


Yg jawab: Anwar Nama Sabon

Penanya 3 : Andi Rezki A.P klp 7


Yg jawab : Anwar Nama Sabon

Penanya 4 : Nur Sintia Ismail klp 10


Yg jawab : Nur Salma

Penanya 5 : Nurul Kurnia klp 10


Yg jawab : Nur Salma

Penanya 6 : Sueni Jultianti Mardin klp 12


Yg jawab : Nur Salma

Penanya 7 : Nur Asrin klp 4


Yg jawab : Nur Salma

Anda mungkin juga menyukai