Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH AIK

“KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH”
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kajian Seni dan Budaya
Dosen Pengampu :
Muhammad Muhson, S.Sos, M.Pd.I.

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
1. Tarisa Cindy F. : 202210430311022
2. Eka Dia F. : 202210430311023
3. Bashirudin Brian M.: 202210430311025
4. Fenni Amelia W. : 202210430311038

PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

OKTOBER 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah kelompok kami yang berjudul
“Kepribadian Muhammadiyah” dapat kami selesaikan dengan baik dan tepat
waktu.

Pada kesempatan kali ini,tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada
bapak Muhammad Muhson, S.Sos, M.Pd.I, selaku dosen pengampu pada mata
kuliah Kemuhammdiyah yang telah memberikan tugas tersebut kepada
kami.Kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang turut berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,baik
dari segi sistematika maupun isinya. Oleh karena itu,kami memerlukan kritik dan
saran yang membangun guna menyempurnakan makalah selanjutnya yang akan
kami buat. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.

Malang, 22 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
Latar Belakang.....................................................................................................1
Rumusan Masalah................................................................................................1
Tujuan...................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
Kepribadian Muhammadiyah...............................................................................5
Meneladani Tokoh-Tokoh Dibalik Perumusan Kepribadian Muhammadiyah....6
Implementasi 10 Kepribadian Muhammadiyah Dalam Kehidupan Masyarakat. 7
BAB III PENUTUP...............................................................................................10
Kesimpulan.........................................................................................................10
Saran...................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kepribadian Muhammadiyah adalah rumusan yang menggambaran atau
menguraikan tentang jati diri hakekat Muhammadiyah, serta apa yang menjadi
dasar dan pedoman amal usaha dan perjuangan Muhammadiyah, serta sifat-sifat
yang dimilikinya. Kepribadian Muhammadiyah ini berfungsi sebagai landsan,
pedoman, dan pegangan bagi gerak Muhammadiyah menuju cita-cita terwujudnya
masyarakat Islalm yang sebenar-benarnya.

Kepribadian Muhammadiyah ini timbulnya pada waktu Muhammadiyah


dipimpin oleh Bapak Kolonel H.M. Yunus Anis ialah periode 1959-1962.
Kepribadian Muhammadiyah ini berasal dari uraian Bapak K.H Fakih Usman,
sewaktu beliau memberikan uraian dalam suatu latihan yang di adakan oleh PP
Muhammadiyah di Madrasah Mu’allimiin Muhammadiyah Yogyakarta. Pada saat
itu almarhum K.H Fakih Usman menjelaskan “Apa sih Muhammadiyah itu?”

Kemudian oleh PP di musyawarahkan bersama-sama Pimpinan


Muhammadiyah wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Sesudah itu
di sempurnakan oleh sebuah tim yang terdiri dari: K.H. Fakih Usman, K.H. Farid
Ma’ruf, K.R. Moh Wardan, M. Jarnawi Hadikusuma, M. Djindar Tamimy, Prof.
H. Kasman Singodimejo SH. Setelah rumusan itu agak sempurna, maka
diketengahkan dalam Sidang Tanwir menjelang Mu’tamar ke 35 di Jakarta
(Mu’tamar stengah Abad). Dan di Mu’tamar itu lah “Kepribadian
Muhammadiyah” mendapat pengesahan setelah mengalami usul-usul
penyempurnaan. Dengan demikian “Kepribadian Muhammadiyah”yang sekarang
ini adalah merupakan hasil yang disempurnakan dalam Mu’tamar pada tahun
1962 akhir periode pimpinan H.M. Yunus Anis. Oleh karena itu makalah ini akan
membahas tentang Kepribadian Muhammadiyah

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi kepribadian muhammadiyah?
2. Apa hal yang melatar belakangi lahirnya kepribadian muhammadiyah?
3. Apa saja kepribadian muhammadiyah?
4. Siapa saja tokoh-tokoh yang merumuskan kepribadian muhammadiyah?
5. Apa implementasi dari kepribadian muhammadiyah?

1
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami definisi kepribadian
muhammadiyah.
2. Mahasiswa mengetahui latar belakang kepribadian muhammadiyah.
3. Mahasiswa mampu menyebutkan kepribadian muhammadiyah.
4. Mahasiswa mampu menyebutkan dan mengetahui tokoh-tokoh perumusan
kepribadian muhammadiyah.
5. Mahasiswa mampu menyebutkan implementasi kepribadian
muhammadiyah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kepribadian Muhammadiyah

Kepribadian Muhammadiyah adalah rumusan yang menggambarkan


hakekat Muhammadiyah, serta apa yang menjadi dasar dan pedoman amal usaha
dan perjuangan Muhammadiyah, serta sifat-sifat yang dimiliki sebagai pribadi
karakter setiap warga Muhammadiyah. Oleh karena itu setiap warga
Muhammadiyah perlu memahami dan menjadikan rumusan dalam kepribadian
Muhammadiyah sebagai sumber nilai dan konsep dalam Gerakan di
Muhammadiyah. Pengelolaan di setiap amal usaha perlu didasarkan pada nilai
yang tercermin dalam rumusan Kepribadian Muhammadiyah.

Sesungguhnya kepribadian Muhammadiyah itu merupakan ungkapan dari


kepribadian yang memang sudah ada pada Muhammadiyah sejak lama berdiri.
KH Faqih Usman pada saat itu hanyalah memperjelas apa yang telah ada. Jadi
bukan merupakan hal-hal yang baru dalam Muhammadiyah. KH Faqih Usman
sebagai seorang yang telah lama berkecimpung dalam Muhammadiyah sudah
benar-benar memahami apa sesungguhnya sifat-sifat khusus (ciri khas)
Muhammadiyah itu. Sehingga bisa dibedakan antara orang yang berkepribadian
Muhammadiyah dengan mereka yang tidak sewajarnya dalam Muhammadiyah.

Menurut KH Faqih Usman Muhammadiyah adalah Gerakan Islam,


berdasarkan Islam menuju terwujudnya masyarakat utama, adil dan Makmur yang
diridhoi Allah SWT. Bukan dengan jalan politik, bukan dengan jalan
ketatanegaraan, melainkan melalui pembentukan masyarakat, tanpa
memperdulikan bagaimana struktur politik yang menguasainya. Sejak zaman
Belanda, zaman militerisme Jepang dan sampai zaman Kemerdekaan Republik
Indonesia.

Muhammadiyah tidak buta politik, tidak takut politik, tetapi


Muhammadiyah bukan organisasi politik. Muhammadiyah tidak mencampuri
soal-soal politik, tetapi apabila soal-soal politik mendesak-desak urusan agama
Islam, maka Muhammadiyah akan bertindak menurut kemampuan, cara dan irama
Muhammadiyah sendiri.

Sejak partai politik Islam Masyumi dibubarkan oleh Presiden Soekarno,


maka warga Muhammadiyah yang selama ini berjuang dalam medan politik
praktis, mereka masuk Kembali dalam Muhammadiyah. Namun karena sudah
terbiasa dengan perjuangan cara politik, mereka dalam berjuang dan beramal
dalam Muhammadiyah juga masih membawa cara dan nada politik partai.

3
Oleh karena itu menurut KH Faqih Usman dan Pimpinan Pusat
Muhammadiyah pada saat itu, cara-cara demikian dirasakan sebagai cara yang
dapat merusak nilai dasar perjuangan Muhammadiyah. Dengan demikian perlu
difahamkan kepada warga Muhammadiyah, apakah Muhammadiyah itu
sebenarnya dan bagaimana cara menyebarluaskannya. Menyebarkan faham
Muhammadiyah itu pada hakekatnya menyebarluaskan Islam yang sebenar-
benarnya. Oleh karena itu kita perlu mengikuti cara-cara Rasulullah SAW
menyebarkan Islam pada awal pertumbuhannya.

2.2 Latar Belakang Lahirnya Kepribadian Muhammadiyah

Konsep kepribadian Muhammadiyah timbul pada waktu Muhammadiyah


dipimpin oleh H.M. Yunus Anis pada periode 1959-1962. Kepribadian
Muhammadiyah dirumuskan setelah adanya pidato dari KH Faqih Usman didepan
peserta kursus Pimpinan Muhammadiyah seluruh Indonesia pada tahun 1961
dengan judul “APAKAH MUHAMMADIYAH ITU?”.

Pidato tersebut menggugah para tokoh Muhammadiyah lainnya untuk


menengok ke dalam tubuhnya sendiri. Ternyata rangsangan dari pidato tersebut
mendapatkan tanggapan yang positif dari persyarikatan yang dibuktikan dengan
dibentuknya tim perumus materi KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH yang
anggotanya terdiri dari KH. Faqih Usman, KH Farid Ma’ruf, KH. Wardan
Diponingrat, DR. HAMKA, H. Djarnawi Hadikusumo, M. Djindar Tamimy dan
M. Saleh Ibrahim.

Hasil rumusan Kepribadian Muhammadiyah tersebut selanjutnya disahkan


oleh Sidang Tanwir yang diadakan pada tanggal 25-28 Agustus 1962. Setelah
melewati pengolahan Kembali, akhirnya dibawa kedalam Muktamar ke-35 di
Jakarta (Muktamar Setengah Abad). Dan pada Muktamar ke-35 itulah konsep
“Kepribadian Muhammadiyah” disahkan setelah disempurnakan Kembali oleh PP
Muhammadiyah.

Adapun hal ihwal yang mendorong segera dirumuskan kepribadian


Muhammadiyah antara lain :

1. Situasi Politik Negara dan Masyarakat di Sekitar 1962

Setelah Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 negara


Indonesia memasuki zaman baru yang dikenal dengan zaman Demokrasi
Terpimpin atau disebut sebagai zaman NASAKOM (Nasionalis, Agama dan
Komunis). Isi pokok dari Dekrit tersebut adalah “Kembali kepada UUD 1945”,
ternyata dalam prakteknya Tindakan pemerintahan ini tidak mencerminkan jiwa
Pancasila serta tidak bertindak konsisten dalam melaksanakan UUD 1945.

4
Penyelewengan terhadap konstitusi semakin bertambah hebat dan muncul
ditengah-tengah masyarakat bangsa Indonesia. Pancasila diperas menjadi gotong
royong, terjadi pemusatan kekuatan di tangan Presiden dan lain sebagainya.
Semua kekuatan social politik bangsa Indonesia yang telah membuktikan diri
loyal dan setia dalam perjuangan menegakkan negara Republik Indonesia, karena
tidak menyetujui politik yang dijalankan pemerintah maka dibubarkan atau
dipaksa membubarkan diri, seperti yang dialami PSI dan Masyumi.

Dibalik kejadian tersebut sesungguhnya ada permainan politik dibelakang


layer justru sangat menentukan. Kekuatan politik itu tidak lain adalah PKI. Maka
dapat diterka kemana arah yang akan ditempuh Soekarno, antara lain lewat tangan
pemerintah PKI secara terselubung membunuh lawan-lawan tangguhnya seperti
Masyumi dan PSI.

Bahkan organisasi-organisasi yang berdekatan dengan Masyumi semacam


Muhammadiyah, HMI, PII dan lainnya tidak luput dari incaran PKI untuk suatu
saat tiba gilirannya digulung. Dikarenakan adanya situasi semacam itu,
Muhammadiyah merasa berkepentingan untuk menjelaskan secara resmi tentang
siapakah sesungguhnya Muhammadiyah diuraikan dengan ringkas namun
mencakup dalam materi “Kepribadian Muhammadiyah”.

2. Perlu Pegangan Yang Jelas Bagi Pimpinan dan Anggota

Untuk melancarkan amal usahanya seperti pandangan, cita-cita serta cara yang
ditempuh dalam hidup seperti tersebut diatas, maka sangat penting
Muhammadiyah memiliki pegangan yang pasti untuk masa kini dan seterusnya,
baik bagi anggota dan pimpinannya. Menghadapi persoalan yang cukup berat
pada Muktamar ke-32 tahun 1962, maka dirumuskan “Kepribadian
Muhammadiyah”.

2.3 Kepribadian Muhammadiyah

Muhammadiyah memiliki kepribadian yang merupakan nilai-nilai dasar untuk


melakukan Gerakan. Untuk itu setiap warga Muhammadiyah wajib memelihara
kepribadian Muhammadiyah, terutama yang tersebut dibawah ini :

1. Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan


2. Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah
3. Lapang dada, luas pandangan dengan memegang teguh ajaran Islam
4. Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan
5. Mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan serta dasar dan
falsafah negara yang sah
6. Amar Ma’ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh
teladan yang baik

5
7. Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud islah dan
pembangunan, sesuai dengan ajaran Islam
8. Kerjasama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan
dan mengamalkan ajaran Islam serta membela kepentingannya
9. Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan Islam dalam
memelihara dan membangun negara untuk mencapai masyarakat adil dan
Makmur yang diridhoi Allah SWT
10. Bersifat adil dan korektif ke dalam dan ke luar dengan bijaksana

2.4 Meneladani Tokoh-Tokoh Dibalik Perumusan Kepribadian


Muhammadiyah

Perumusan kepribadian Muhammadiyah tidak hanya dipengaruhi oleh satu


tokoh, tetapi melibatkan beberapa tokoh yang memiliki peran penting dalam
perjalanan organisasi ini. Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang
didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada tahun 1912 di Yogyakarta, Indonesia.
Berikut adalah beberapa tokoh yang berperan dalam perumusan kepribadian
Muhammadiyah:

1. KH Ahmad Dahlan: Beliau adalah pendiri Muhammadiyah dan


merupakan tokoh utama dalam perumusan visi, misi, dan tujuan organisasi
ini. Ia adalah pemimpin spiritual dan pemikir utama di balik pendirian
Muhammadiyah, yang bertujuan untuk memodernisasi dan memperbaiki
umat Islam Indonesia melalui pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan
sosial.
2. KH Muhammad Ridwan: Beliau adalah salah satu tokoh penting dalam
pengembangan Muhammadiyah, terutama dalam bidang pendidikan. KH
Muhammad Ridwan adalah tokoh yang ikut memperkuat sistem
pendidikan Muhammadiyah dan berperan dalam pembentukan sekolah-
sekolah Muhammadiyah di berbagai daerah.
3. KH Ibrahim: Ia adalah salah satu tokoh yang turut aktif dalam
pengembangan Muhammadiyah, terutama dalam bidang dakwah dan
pengembangan kegiatan sosial. Beliau merupakan salah satu pemimpin
yang mendukung perjuangan Muhammadiyah dalam memajukan
pendidikan dan kesejahteraan umat Islam.
4. Haji Agus Salim: Meskipun tidak merupakan salah satu pendiri
Muhammadiyah, Haji Agus Salim adalah seorang pemimpin
Muhammadiyah yang berperan dalam urusan luar negeri dan hubungan
dengan negara-negara Islam lainnya. Beliau adalah salah satu tokoh
penting dalam diplomasi dan perjuangan politik Muhammadiyah.
5. KH Hasyim Asy'ari: Beliau adalah tokoh yang pada awalnya mendukung
Muhammadiyah tetapi kemudian memisahkan diri dan mendirikan
Nahdlatul Ulama (NU). Meskipun NU adalah organisasi terpisah,

6
kepribadian Muhammadiyah dan NU sangat memengaruhi perjalanan
Islam di Indonesia.

Dengan mengenang peran tokoh-tokoh di atas dan nilai-nilai yang mereka


wakili, Muhammadiyah berkembang menjadi salah satu organisasi Islam terbesar
dan paling berpengaruh di Indonesia. Muhammadiyah berfokus pada pendidikan,
pemberdayaan sosial, dan dakwah yang moderat, dan ini telah membentuk
kepribadian organisasi yang kuat dalam melayani masyarakat Muslim Indonesia.

2.5 Implementasi 10 Kepribadian Muhammadiyah Dalam Kehidupan


Masyarakat

Kepribadian Muhammadiyah, yang mendasari visi dan tujuan organisasi ini,


mencakup prinsip-prinsip Islam yang mengedepankan kebaikan, pembinaan
karakter, dan pelayanan kepada masyarakat. Hal itu ditegaskan Ketua Umum
Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir, berikut adalah implementasi 10
kepribadian Muhammadiyah dalam kehidupan bermasyarakat:

Pertama, Muhammadiyah beramal dan berjuang untuk perdamaian dan


kesejahteraan. Jadi Muhammadiyah ini kemanapun harus membawa damai dan
menciptakan damai. Juga kesejahteraan, membawa masyarakat sejahtera. Yaitu
masyarakat dapat menikmati hidupnya, mendapatkan ma’isyah rizki yang baik
tapi juga membawa kemanfaatan. Jadi dimana-mana warga Muhammadiyah juga
harus peduli pada peningkatan kesejahteraan.

Kedua, Muhammadiyah ini organisasi yang memperbanyak kawan dan


mengamalkan ukhuwah islamiyah. Jadi satu musuh saja sudah sesak dunia ini.
“Maka jangan senang punya banyak musuh. Biarpun berbeda paham di internal
umat islam, di kubu bangsa, kita harus tetap mengamalkan ukhuwah islamiyah
dan meminimalisasi lawan, inilah kepribadian Muhammadiyah,”.

Ketiga, Muhammadiyah termasuk para pimpinan, kader, anggota itu harus


tetap lapang dada. Lapang dada yang dimaksud itu lapang hati. Jika ada yang
mencerca jangan emosi, kalau ada yang menanamkan hal yang tidak baik kita
harus memberi teladan. Luas pandangan dengan tetap memegang teguh ajaran
islam. Artinya lapang hati dan luas pandangan harus tetap dalam koridor islam,
tetapi pemahaman keislamannya juga harus diperluas.

Keempat, Muhammadiyah ini organisasi agama yang bersifat keagamaan dan


kemasyarakatan. “Ada cerita tentang kepribadian Muhammadiyah kenapa ’62
lahir, karena saat itu Muhammadiyah beririsan dengan partai politik Masyumi.
Lalu setelah Masyumi dibubarkan ada persoalan dimana Muhammadiyah ini ikut
terbawa konflik politik dan orang-orang yang ada di parpol saat itu kembali ke
Muhammadiyah dengan cara politik dan mengurus Muhammadiyah dengan cara
parpol. Maka lahirlah kepribadian ini untuk menegaskan bahwa kita ini bersifat

7
keagamaan dan kemasyarakatan, tetapi kita menghargai perjuangan politik.
supaya kita tetap jadi partisan, misalkan besok pemilu 2024, boleh ada
kecenderungan memilih dan memang harus memilih, yang berdasarkan
kemaslahatan umum dan menjaga kedaulatan,” papar Haedar.

Kelima, mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan, serta dasar


dan falsafah negara yang sah. Jadi Muhammadiyah tidak boleh anti hukum,
apalagi sampai alergi terhadap falsafah. “Kalau ada peraturan dsb yang kita
pandang ada yang tidak sejalan dengan kepentingan umat, rakyat, bangsa, kita
beri masukan dan koreksi agar ketentuan itu sejalan. Bahkan dalam Pancasila kita
sudah punya konsep darul ‘ahdi wa syahadah, jadi jangan terbawa arus,” kata
Haedar.

Keenam, amar ma’ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi
contoh teladan yang baik. Amar ma’ruf nahi munkar itu jangan tersirat sendiri-
sendiri. Amar ma’ruf nahi munkar itu bentuk dari dakwah.

Ketujuh, aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud Islam. Maka


kita harus ishlah menciptakan perdamaian dan pembangunan islam. Itulah
karakter Muhammadiyah.

Kedelapan, kerja sama dengan golongan islam manapun dan juga usaha
menyiarkan dan mengamalkan Islam serta membela kepentingannya. Jadi kita
harus berukhuwah islamiyah. Memang kita ada perbedaan mazhab, pandangan,
jangan sampai kita bermusuhan. Namun kita juga berharap orang lain terhadap
kita juga bertasamuh. “Misalnya perbedaan puasa, Idulfitri, Iduladha, jangan
sampai perbedaan itu membuat ramai dan bertengkar. Untuk itu Muhammadiyah
mengusulkan kalender hijriyah Internasional agar hari itu pasti,” pesannya.

Kesembilan, membantu pemerintah serta bekerja sama dengan golongan lain


dalam memelihara dan membangun negara untuk mencapai masyarakat adil
makmur yang diridhoi Allah. Jadi jika kita ikut terlibat dalam pembangunan
negara itu memang kepribadian Muhammadiyah sejak zaman KH. Ahmad Dahlan
bahkan. “Jadi semisal pemilu yang dipilih tidak jadi, kita harus konstitusional,
harus kita hormati dan sebagai PP Muhammadiyah harus tetap berkomunikasi
membantu dengan pemerintah dan bekerja sama dengan golongan lain. Tentu kita
tetap kritik, memberi masukan, Muhammadiyah kan punya prinsip itu,”
terangnya.

Kesepuluh, bersifat adil dan korektif di dalam dan keluar dengan bijaksana.
“Muhammadiyah kan membuka ruang untuk kritik baik ke dalam bagi tubuh kita
termasuk di amal usaha kita, harus ada kritik, karena dengan kritik akan ada
perbaikan, tetapi bagi yang mengkritik juga harus dengan argumen, berdasarkan

8
data, jangan menghujat dan juga ada usaha memberi solusi. Tapi juga harus adil,
proporsional, ada tempatnya,”

Implementasi kepribadian Muhammadiyah dalam kehidupan bermasyarakat akan


membantu membangun masyarakat yang lebih baik, beradab, dan penuh toleransi.
Ini juga akan memperkuat nilai-nilai Islam yang moderat dan kemanusiaan.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Muhammadiyah tidak mencampuri soal-soal politik, tetapi apabila soal-
soal politik mendesak-desak urusan agama Islam, maka Muhammadiyah akan
bertindak menurut kemampuan, cara dan irama Muhammadiyah sendiri.Sejak
partai politik Islam Masyumi dibubarkan oleh Presiden Soekarno, maka warga
Muhammadiyah yang selama ini berjuang dalam medan politik praktis, mereka
masuk Kembali dalam Muhammadiyah.

Untuk itu setiap warga Muhammadiyah wajib memelihara kepribadian


Muhammadiyah, terutama yang tersebut dibawah ini :Beramal dan berjuang untuk
perdamaian dan kesejahteraan Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah
Islamiyah Lapang dada, luas pandangan dengan memegang teguh ajaran Islam
Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan Mengindahkan segala hukum, undang-
undang, peraturan serta dasar dan falsafah negara yang sah Amar Ma'ruf nahi
munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik Aktif
dalam perkembangan masyarakat dengan maksud islah dan pembangunan, sesuai
dengan ajaran Islam Kerjasama dengan golongan Islam manapun juga dalam
usaha menyiarkan dan mengamalkan ajaran Islam serta membela kepentingannya
Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan Islam dalam
memelihara dan membangun negara untuk mencapai masyarakat adil dan Makmur
yang diridhoi Allah SWT Bersifat adil dan korektif ke dalam dan ke luar dengan
bijaksana Meneladani Tokoh-Tokoh Dibalik Perumusan Kepribadian
Muhammadiyah Perumusan kepribadian Muhammadiyah tidak hanya dipengaruhi
oleh satu tokoh, tetapi melibatkan beberapa tokoh yang memiliki peran penting
dalam perjalanan organisasi ini.

3.2 Saran

Dengan adanya makalah ini dapat mengetahui lebih mendalam tentang


kepribadian muhammadiyah, serta penulis berharap dengan adanya makalah ini
dapat bermanfaat bagi pelajar, mahasiswa, serta semua pihak yang membaca
makalah ini. Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Maka penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak, untuk dapat menulis makalah
yang lebih baik lagi kedepannya.

10
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Syafii Maarif, Menata Ulang Posisi Muhammadiyah Sebagai Gerakan
Keagamaan dan Kemasyarakatan di Tengah Dinamika Kehidupan Bangsa,
Makalah, Disampaikan di Seminar dan Lokakarya Pra-Muktamar
Muhammadiyah Satu Abad, Kampus Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 15 Desember 2009.

Haedar Nashir. 2010. Muhammadiyah Gerakan Pembaharuan. Yogyakarta: Suara


Muhammadiyah

Lasa Hs., dkk. 2014. 100 Tokoh Muhammadiyah yang Menginspirasi.


Yogyakarta: Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah.

Muh. Mawangir, Soekarno dan Pemikirannya tentang Agama, Politik, dan


Pendidikan Islam, dalam JIA No. 1 Th. 17 Juni 2016, hlmn. 139-145.

Rozhikan. 2006. Politik Hukum Persyarikatan Muhammadiyah Kendal tentang


Reinterpretasi dan Akuntansi Zakat. Tesis. UM Surakarta.

Rozhikan. 2006. Politik Hukum Persyarikatan Muhammadiyah Kendal tentang


Reinterpretasi dan Akuntansi Zakat. Tesis. UM Surakarta

Supriyadi. (2019). Kemuhammadiyahan. Surabaya: Majelis Pendidikan Dasar dan


Menengah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur.

Susiknan Azhari. 2007. Pak Asjmuni Abdurrahman Kiprah dan Pemikirannya.


Jurnal Tarjih. edisi ke-9 Zulhijjah 1427 H/Januari 2007. hlmn. 159-175.

11

Anda mungkin juga menyukai