Anda di halaman 1dari 19

Makalah

Kepribadian Muhamadiyah

Mata kuliah kemuhammadiyahan II

disusun oleh,

Susiyanti V. Singmalua.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH KALABAHI
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut Tuhan,Kami haturkan puji syukur atas kehadiratNya


yang telah melimpahkan rahmatnya, kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Makalah ini telah kami susun
dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan maksimal. Kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini, terlebih kepada bapak Sutikno, M.Pd.I selaku dosen pengampu mata
kuliah Kemuhammadiyahan II.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasa dari makalah ini. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki hasil makalah kami. Akhir kata kami berharap semoga
makalah kepribadian Muhammadiyah yang di dalamnya terdapat sejarah
kepribadian Muhammadiyah,materi hakikat Muhammadiyah, dasar amal usaha
Muhammadiyah, pedoman amal usaha dan perjuangan Muhammadiyah, serta sifat
Muhammadiyah dapat memberikan manfaat kepada pembaca.

Kalabahi,17 Januari 2023

Susiyanti V. Singmalua
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Rumusan Masalah dan Permasalahan......................................................................
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Kepribadian Muhammadiyah.....................................................................
B. Kepribadian Muhammadiyah..................................................................................
C. Hakikat Muhammadiyah.........................................................................................
D. Dasar Amal Usaha Muhammadiyah........................................................................
E. Pedoman Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah.........................................
F. Sifat Muhammadiyah..............................................................................................

BAB III PENUTUP


A. Simpulan..................................................................................................................
B. Saran........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam bukan hanya tempat
berkumpul dan tanpa tujuan yang jelas. Muhammadiyah merupakan suatu
gerakan agama yang di dalamnya terkandung sistem keyakinan (belief
system), pengetahuan (knowledge), organisasi (organization), dan praktik-
praktik aktivitas (practices activity) yang mengarah pada tujuan (goal) yang
dicita-citakan.

Adapun cita-cita Muhammadiyah adalah terciptanya masyarakat Islam


yang sebenar-benarnya. Sedangkan ideologi Muhammadiyah yaitu sebuah
gerakan dengan sistem dan teori Islam pada seluruh aspek kehidupan manusia
untuk tajdīd (pembaharuan) sehingga selalu memiliki agenda berkemajuan
(Iṣlāh). Ideologi gerakan Muhammadiyah ini tersusun menjadi sebuah
pemikiran yang tercantum dalam Muqaddimah Anggaran Dasar
Muhammadiyah, Kepribadian Muhammadiyah, Matan Keyakinan dan Cita-
cita Hidup Muhammadiyah, Khittah Muhammadiyah dan pemikiran-
pemikiran formal lainnya.

Namun kenyataan di lapangan mengatakan bahwa tidak semua warga


Muhammadiyah memahami dan mengamalkan ideologi Muhammadiyah. Hal
tersebut dikarenakan bahwa banyak dari golongan umat Islam masih bersifat
taqlid dan kurangnya kesadaran umat Islam untuk kembali pada ajaran Islam
yang bersumber pada Al-Qur’an dan Hadits.

Berdasarakan permasalahan yang sering dijumpai, maka dapat ditarik


kesimpulan bahwa upaya penyelesaian permasalahan tersebut dapat dilalui
dengan pengupasan materi kepribadian Muhammadiyah secara tuntas.
Berikut ini akan dikupas materi tentang kepribadian Muhammadiyah sebagai
upaya penyelesaian masalah yang tengah terjadi di tengah masyarakat dan
kembali pada ajaran Al-qur’an dan hadits yang terselimuti oleh cita-cita
Muhammadiyah.
B. Rumusan Masalah dan Permasalahan
Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan pada latar belakang,
penulis merumuskan masalah pada kepribadian Muhammadiyah sebagai
berikut:
1. Bagaiamana sejarah kepribadian Muhammadiyah?
2. Apa itu kepribadian Muhammadiyah?
3. Apa yang dimaksud dengan hakikat Muhammadiyah?
4. Apa dasar amal usaha Muhammadiyah?
5. Apa pedoman amal usaha dan bagaimana perjuangan Muhammadiyah?
6. Apa saja sifat Muhammadiyah?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah dan permasalahan yang ada, penulis
memiliki tujuan penulisan makalah agar mampu untuk:
1. Mengetahui sejarah kepribadian Muhammadiyah.
2. Memahami kepribadian Muhammadiyah.
3. Memahami hakikat Muhammadiyah.
4. Mengetahui dasar amal usaha Muhammadiyah.
5. Memahami pedoman amal usaha dan perjuangan Muhammadiyah.
6. Mengetahui sifat Muhammadiyah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Kepribadian Muhammadiyah


Istilah “Kepribadian Muhammadiyah” timbul pada waktu
Muhammadiyah dipimpin oleh Bapak Kolonel H.M. Yunus Anis pada
periode 1959 – 1962. “Kepribadian Muhammadiyah” ini semula berasal dari
uraian Bapak H. Fiqih Usman, sewaktu beliau memberikan uraian dalam satu
latihan yang diadakan Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta.
Pada saat itu almarhum KH. Fiqih Usman menjelaskan bahasan yang berjudul
“Apa Sih Muhammadiyah Itu?”.

Kemudian oleh pimpinan pusat dimusyawarahkan bersama pimpinan


Muhammadiyah Wilayah Jawa Timur (HM. Saleh Ibrahim), Jawa Tengah (R.
Darsono), dan Jawa Barat (H. Adang Afandi). Sesudah itu disempurnakan
oleh satu tim yang antara lain, terdiri dari : KH. Moh. Wardan, Prof. KH.
Farid Ma’ruf, M. Djarnawi Hadikusuma, M. Djindar Tammimy. Kemudian
turut membahas pula Prof. H. Kasman Singodimejo SH, disamping pembawa
prakarsa sendiri KH. Fiqih Usman (Nashir, 2018: 84).

Setelah mendapat perbaikan seperlunya, hasil kerja tim tersebut


dibawa ke Muktamar Muhammadiyah Setengah Abad (Muktamar Ke-35) di
Jakarta. Muktamar dapat menerima rumusan materi “Kepribadian
Muhammadiyah” tersebut dengan ketentuan perlu penyempurnaan oleh PP
Muhammadiyah. Sejak saat itu rumusan resmi dan sah menjadi “Kepribadian
Muhammadiyah”.

Materi “kepribadian Muhmmadiyah” saat itu memang sudah sangat


mendesak untuk segera dirumuskan, sebab Muhammadiyah yang semakin
besar perlu adanya kejelasan tentang apa dan bagaimana sesungguhnya
Muhammadiyah itu. Sehingga para pimpinan dan anggota–anggota
Muhammadiyah yang tersebar di seluruh Indonesia mempunyai pegangan
secara konkrit.
Alasan lain yang mendasarkan disusunnya materi “Kepribadian
Muhammadiyah” adalah situasi tanah air ketika itu yang menyebutkan bahwa
situasi politik negara sekitar tahun 1962 makin panas. Dekrit “kembali ke
UUD 1945” dikeluarkan oleh Bung Karno tahun 1959. Paham Nasakom
dipaksakan dan Pancasila yang terdiri dari 5 sila diperas–peras hingga tinggal
satu sila, yaitu gotong royong.

Keberadaan Nasakom mengakibatkan PKI (Partai Komunis Indonesia)


yang menjadi salah satu golongan pendukung Nasakom menghirup udara
segar untuk tumbuh makin kokoh posisinya. Sebaliknya golongan yang anti
Nasakom seperti Masyumi dan PSI dihancurkan. Bahkan organisasi-
organisasi yang dikenal dekat dengan Masyumi seperti Muhammadiyah dan
lain–lain tidak luput dari incaran PKI untuk pada suatu saat tiba gilirannya
dibantai.

Berdasarkan adanya situasi yang demikian inilah, dirasakan sangat


perlu Muhammadiyah segera menjelaskan tentang siapa sesungguhnya
Muhammadiyah. Ilustrasi tentang apa dan siapa Muhammadiyah secara total
diuraikan dalam materi “Kepribadian Muhammadiyah” (Khozin dan
Syaukani, 2000: 155-156).

B. Kepribadian Muhammadiyah
Sesungguhnya kepribadian Muhammadiyah merupakan ungkapan dari
kepribadian yang memang sudah ada pada Muhammadiyah sejak lama
berdiri. KH. Faqih Usman pada saat itu hanyalah mengkonstantir/meng-idhar-
kan apa yang telah ada. Sehingga dapat dikatakan bahwa adanya kepribadian
Muhammadiyah bukan merupakan hal-hal yang baru dalam Muhammadiyah.
Adapun mereka yang menganggap bahwa kepribadian Muhammadiyah
sebagai perkara yang baru, maka mereka hanyalah mendapati
Muhammadiyah sudah tidak dalam keadaan yang sebenarnya (Nashir, 2018:
84).
K.H. Faqih Usman sebagai seorang yang telah sejak lama
berkecimpung dalam Muhammadiyah, maka beliau dikatakan sudah benar-
benar memahami apa sesungguhnya sifat-sifat khusus (ciri-ciri khas)
Muhammadiyah itu. Karena itu kepada mereka yang berlaku tidak sewajarnya
dalam Muhammadiyah, beliaupun dapat memahami dengan jelas (Nashir,
2018: 84).

Hal yang benar-benar dirasakan oleh almarhum ialah bahwa


Muhammadiyah adalah Gerakan Islam, berdasar Islam, menuju terwujudnya
masayarakat Islam yang sebenar-benarnya, bukan dengan jalan politik, bukan
dengan jalan ketatanegaraan, melainkan dengan melalui pembentukan
masyarakat tanpa memperdulikan bagaimana struktur politik yang
manguasainya (Nashir, 2018: 84).

Muhammadiyah tidak buta politik, tidak takut politik, tetapi


Muhammadiyah bukan organisasi politik. Muhammadiyah tidak mencampuri
soal-soal politik, tetapi apabila soal-soal politik masuk dalam Muhammadiyah
ataupun soal-soal politik mendesak-desak urusan Agama Islam, maka
Muhammadiyah akan bertindak menurut kemampuan, cara dan irama
Muhammadiyah sendiri (Nashir, 2018: 84-85).

Sejak partai politik Islam Masyumi dibubarkan oleh presiden Sukarno,


maka warga Muhammadiyah yang selama ini berjuang dalam medan politik
praktis, mereka masuk kembali dalam Muhammadiyah. Namun karena sudah
terbiasa dengan perjuangan cara politik, maka dalam mereka berjuang dan
beramal dalam Muhammadiyah pun masih membawa cara dan nada politik
partai. Oleh sebab itu, almarhum K.H. Faqih Usman dan Pimpinan Pusat
Muhammadiyah menyatakan bahwa cara-cara demikian dirasakan sebagai
cara yang dapat merusak nada dan irama Muhammadiyah (Nashir, 2018: 85). 

Muhammadiyah telah mempunyai cara perjuangan yang khas.


Muhammadiyah bergerak bukan untuk “Muhammadiyah” sebagai golongan.
Muhammadiyah bergerak dan berjuang untuk tegaknya Islam, untuk
kemenangan kalimah Allah, untuk terwujudnya masyarakat utama, adil dan
makmur yang diridhai Allah SWT. Hanya saja Islam yang digerakkan oleh
Muhammadiyah adalah Islam yang sajadah, Islam yang lugas (apa adanya),
Islam yang menurut Al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW, dan
menjalankannya dengan menggunakan akal pikiran yang sesuai dengan ruh
Islam) (Nashir, 2018: 85). 

C. Hakikat Muhammadiyah
Muhammadiyah adalah persyarikatan yang merupakan gerakan islam.
Maksud gerakan dalam Muhammadiyah ialah dakwah islam dan amar
makruf nahi munkar yang ditunjukkan kepada dua bidang: perorangan dan
masyarakat (Nashir, 2018: 81).

Dakwah amar makruf nahi mungkar pada bidang yang pertama


terbagi pada dua golongan:
a. Kepada yang telah islam bersifat pembaharuan (tajdid), yaitu
mengembalikan kepada ajaran-ajaran islam yang asli murni.
b. Kepada yang belum islam, bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk
agama islam (Nashir, 2018: 81).

Adapun dakwah amar makruf nahi mungkar yang kedua ialah kepada
masyarakat, bersifat perbaikan dan bimbingan serta peringatan. Kesemuanya
itu dilaksanakan bersama dengan bermusyawarah atas dasar takwa dan
mengharap keridhoan Allah semata (Nashir, 2018: 81).

Mendasarkan pada pelaksanaan dakwah dan amar makruf nahi


mungkar dengan caranya masing-masing yang sesuai. Muhammadiyah
menggerakkan masyarakat menuju tujuannya, ialah: terwujudnya masyarakat
islam yang sebenar-benarnya (Nashir, 2018: 81).

Sejalan dengan pendapat di atas, terdapat pendapat lain yang


mengemukakan bahwa Muhammadiyah adalah persyarikatan gerakan islam.
Sebagai suatu gerakan, Muhammadiyah selalu bergerak maju dengan
mengemban dua misi :
1. Menyebarluaskan cita-cita Muhammadiyah ke seluruh masyarakat
Indonesia.
2. Menyebarluaskan organisasi Muhammadiyah ke seluruh wilayah
nusantara.

Maksud gerak Muhammadiyah adalah dakwah islam, amar makruf


nahi mungkar yang meliputi 2 bidang :
1. Bidang Perorangan Terdiri dari Dua Kelompok:
a. Orang yang Telah Memeluk Agama Islam
Kepada orang yang telah memeluk agama Islam, sifat dakwah
yang dilancarkan oleh Muhammadiyah yaitu pembaruan sebagai usaha
untuk pemurnian agama islam yang telah mereka anut, sehingga
keislaman mereka benar – benar murni sebagaimana disebutkan dalam
Al-Quran dan Al-Hadis Al-Shahih. Adapun pemurnian ini meliputi
aqidah, ibadah, dan akhlak.

b. Kepada Kelompok Orang yang Belum Memeluk Agama Islam


Sifat dakwah yang dilakukan oleh Muhammadiyah adalah
Seruan dan ajakan disertai dengan berbagai alasan dan penjelasan yang
penuh kebijaksanaan, sehingga atas kemauan sendiri menyadari bahwa
satu-satunya jalan keselamatan hidup baik di dunia maupun di akhirat
ialah dengan memeluk agama islam.

2. Bidang Masyarakat
Dakwah yang dilakukan oleh Muhammadiyah kepada masyarakat
(bukan perseorangan) ialah berupa bimbingan, perbaikan, dan pengertian,
semata-mata untuk kemaslahatan masyarakat itu sendiri. Lebih dari itu,
Muhammadiyah juga meyakinkan kepada masyarakat bahwa kemaslahatan
mereka hanya akan dapat dicapai apabila mereka melaksanakan petunjuk-
petunjuk Allah sebagai pedoman dalam segala segi kehidupan (Khozin dan
Syaukani, 2000: 160 -161).
D. Dasar Amal Usaha Muhammadiyah
Perjuangan dalam Muhammadiyah ialah melaksanakan usaha menuju
tujuan terwujudnya masyarakat islam yang sebenar-benarnya, dimana
kesejahteraan, kebaikan, dan kebahagiaan luas merata. Muhammadiyah
mendasarkan segala gerak dan amal usahanya atas prinsip-prinsip yang
tersimpul dalam muqadimah anggaran dasar, yaitu:
a. Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah, dan taat kepada Allah.
b. Hidup manusia bermasyarakat.
c. Mematuhi ajaran-ajaran agama islam dengan berkeyakinan bahwa ajaran
islam merupakan satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban
bersama untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.
d. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat
adalah kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan ikhsan kepada
kemanusiaan.
e. Ittiba’ kepada langkah dan perjuangan Nabi Muhammad SAW.
f. Melancarkan amal usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi
(Nashir, 2018: 82).

Mendasarkan pada prinsip-prinsip dasar tersebut, maka apapun yang


diusahakan termasuk cara-cara atau sistem perjuangannya, Muhammadiyah
berpedoman pada “Berpegang teguh akan ajaran Allah dan Rasul-Nya,
bergerak membangun di segala bidang dan lapangan dengan menggunakan
cara serta menempuh jalan yang diridhai Allah SWT.”

E. Pedoman Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah


Segi taktik perjuangan manusia, sering dijumpai manusia yang
berpendirian bahwa tidak mengapa kita bertindak menyalahi peraturan
bahkan tidak mengapa kita bertindak yang tidak sesuai dengan ajaran islam,
asal dengan maksud untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Terkadang
manusia sampai berpendapat bahwa tiada celanya berbuat sesuatu yang
menyeleweng dari hukum agama, asal hanya untuk siasat belaka.
Ada peribahasa yang mengatakan bahwa “het doel heilight de
middelen”, dengan maksud: tidak apa-apa manusia melakukan cara-cara yang
kurang baik asalkan untuk mencapai tujuan yang baik. Dunia Muhammadiyah
mengatakan bahwa hal ini seperti tidak boleh terjadi. Hukum dan ajaran
agama Islam wajib dipegang teguh dan dijunjung tinggi. Tujuan yang baik
harus dicapai dengan jalan serta cara yang baik pula. Cita-cita yang diridhoi
Allah harus dicapai dengan cara serta usaha yang baik pula.

Sejalan dengan ajaran Muhammadiyah, Rasullah pernah bersabda


yang mengatakan bahwa: “man amara bil ma’ruf falyakun amruhu
bana’ruf”. Ayat tersebut memiliki makna bahwa “siapa menyuruh berbuat
baik hendaklah dengan cara yang baik pula”. Hal tersebut dikarenakan
bahwa orang Muhammadiyah berjuang tidak sekedar mencari berhasilnya
tujuan saja, tetapi juga dengan maksud beribadah, berbakti kepada Allah
dan berjasa kepada kemanusiaan. Muhammadiyah berjuang dengan
keyakinan bahwa kemenangan ada ditangan Allah, dan itu akan di
anugerahkan kepada siapa yang bersungguh – sungguh berjuang dengan
cara yang diridhoi Allah atau dengan cara yang adil dan jujur.

Menilik dasar prinsip tersebut di atas, maka apapun yang


diusahakan dan bagaimanapun cara perjuangan Muhammadiyah untuk
mencapai tujuan tunggalnya harus berpedoman pada “Berpegang teguh
akan ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak membangun disegenap bidang
dan lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang
diridlai Allah (Khozin dan Syaukani , 2000 : 158).

Hukum dan ajaran Islam wajib dipegang teguh dan dijunjung


tinggi. Tujuan yang baik harus dicapai dengan cara yang baik pula. Cita-
cta yang diridhoi Allah harus dicapai dengan cara serta usaha yang diridhai
Allah pula. Hal ini sesuai dengan sabda Rosulullah yang mengatakan
bahwa “barangsiapa menyuruh berbuat baik hendaklah dengan cara yang
baik pula”.
F. Sifat Muhammadiyah
Memperhatikan uraian di atas tentang sejarah kepribadian
Muhammadiyah, kepribadian Muhammadiyah, hakikat Muhammadiyah,
dasar dan amal usaha muhammadiyah, dan pedoman amal usaha serta
perjuangan muhammadiyah, maka muhammadiyah memiliki dan wajib
memelihara sifat-sifatnya, terutama yang terjalin dibawah ini:
a. Beramal dan Berjuang untuk Perdamaian serta Kesejahteraan.
Berdasarkan sifat ini, Muhammadiyah tidak boleh mencela dan
mendengki golongan lain. Sebaliknya, Muhammadiyah harus tabah
menghadapi celaan dan kedengkian golongan lain tanpa mengabaikan
hak untuk membela diri jika perlu, dan itu pun harus dilakukan secara
baik tanpa dipengaruhi perasaan aneh.

b. Memperbanyak Kawan dan Mengamalkan Ukhuwah Islamiyah.


Setiap warga Muhammadiyah, siapa pun orangnya, termasuk
para pemimpin dan da'inya harus memegang teguh sifat ini. Sebagai
upaya untuk "Memperbanyak Kawan dan Mengamalkan Ukhuwah
Islamiyah” inilah. Pada umumnya ceramah atau kegiatan dakwah lainnya
yang dilancarkan oleh dai-da'i Muhammadiyah memakai gaya "sejuk
penuh senyum", bukan dakwah yang agitatif menebar kebencian kesana
kemari.

Kalangan Muhammadiyah di Surakarta terkenal semboyan


"Jiniwit Katut". Jiniwit artinya dijiwit (dicubit), tetapi justru lama-lama
orang yang njiwit akan katut atau terpikat oleh Muhammadiyah yang
selalu bertingkah simpatik kepada siapa pun. Sehingga sifat inilah yang
merupakan salah satu rahasia mengapa Muhammadiyah terus
berkembang makin mengakar dalam masyarakat.

c. Lapang Dada, Luas Pemandangan dengan Memegang Teguh Ajaran


Islam.
Lapang dada atau toleransi adalah satu keharusan bagi siapapun
yang hidup dalam masyarakat, terlebih hidup dalam masyarakat yang
majemuk seperti masyarakat Indonesia. Tanpa adanya lapang dada,
kehidupan akan goncang. Sehingga prinsip "memperbanyak kawan"
tentu berubah menjadi "memperbanyak musuh". Namun bagaimana, pun
dalam berlapang dada, kita tidak boleh kehilangan identitas sebagai
warga Muhammadiyah yang harus tetap memegang teguh ajaran Islam.

d. Bersifat Keagamaan dan Kemasyarakatan.


Sifat "Keagamaan dan kemasyarakatan" sudah merupakan sifat
Muhammadiyh sejak lahir. Hal tersebut dikarenakan bahwa sifat ini tidak
mungkin terlepas dari jiwa dan raga Muhammadiyah. Mengapa? Sebab
Muhammadiyah sejak lahir mengemban misi agama, sedang agama
diturunkan oleh Allah melalui para Nabi-Nya juga untuk masyarakat,
yakni untuk memperbaiki masyarakat. Masyarakat adalah "lahan" bagi
segala aktivitas perjuangan Muhammadiyah.

Mendasarkan pada dua sifat ini, yakni keagamaan dan


kemasyarakatan, maka kedua hal tersebut tidak boleh berdiri sendiri-
sendiri. Harus berjalin berkelindan.Oleh sebab itu, dapat dikatakan
bahwa Muhammadiyah bukan gerakan sosial semata-mata, dan bukan
juga gerakan keagamaan semata-mata. Muhammadiyah adalah gerakan
kedua-duanya, yang meliputi keagamaan dan meliputi kemasyarakatan.

e. Mengindahkan Segala Hukum, Undang-Undang, Peraturan, dan Dasar


serta Falsafah Negara yang Sah.
Muhammadiyah sebagai satu organisasi mempunyai sejumlah
anggota. Anggota ini adalah warga negara dari suatu negara hukum.
Hukum negara mempunyai kekuatan mengikat bagi segenap warga
negaranya. Ini adalah kenyataan. Karena itu, Muhammadiyah
mengindahkan semua itu.

f. Amar Makruf Nahi Mungkar dalam Segala Lapangan serta Menjadi


Contoh Teladan yang Baik.
Salah satu kewajiban setiap muslim ialah beramar ma'ruf dan
bernahi munkar, yakni menyuruh berbuat baik dan mencegah
kemunkaran. Hal yang dimaksud kemunkaran ialah semua kejahatan
yang merusak dan menjijikkan dalam kehidupan manusia.

Tanpa adanya amar ma'ruf dan nahi munkar, tidak akan


kebaikan dapat ditegakkan dan tidak akan kejahatan dapat diberantas.
Oleh sebab itu Muhammadiyah harus sanggup menjadi suri teladan
dalam kegiatan ini, baik ke dalam tubuh sendiri ataupun ke luar, ke
tengah-tengah masyarakat ramai dengan penuh kebijaksanaan dan
pendekatan yang simpatik.

g. Aktif dalam Perkembangan Masyarakat dengan Maksud Ishlah dan


Pembangunan Sesuai dengan Ajaran Islam.
Kapan pun dan dimana pun Muhammadiyah memang harus
selalu aktif dalam perkembangan masyarakat, sebab tanpa begitu
Muhammadiyah akan kehilangan peran dan akan ketinggalan oleh
sejarah. Tetapi keaktifan Muhammadiyah dalam perkembangan
masyarakat, tidak berarti sekedar ikut arus perkembangan masyarakat,
melainkan memiliki kekuatan ishlah dan pembangunan sesuai dengan
ajaran.

h. Kerja Sama dengan Golongan Islam Manapun dalam Usaha Menyiarkan


dan Mengamalkan Agama Islam, serta Membela Kepentingannya.
Menyiarkan Islam, mengamalkan dan membela kepentingan
Islam bukan hanya tugas Muhammadiyah, tetapi juga tugas semua umat
Islam. Karena itu, Muhammadiyah perlu menjalin kerjasama dengan
semua golongan umat Islam. Tanpa kerjasama ini, tidak mudah kita
melaksanakan tugas yang berat ini.

i. Membantu Pemerintah serta Bekerjasama dengan Golongan Lain dalam


Memelihara dan Membangun Negara untuk Mencapai Masyarakat yang
Adil dan Makmur yang diridhai Allah.
Negara Indonesia memiliki warga negara, dan termasuk
Muhammadiyah juga memiliki warga Muhammadiyah. Sehingga dapat
dikatakan bahwa telah menjadi suatu keharusan dijalinnya kerjasama
antara semua unsur pemilik negara untuk membangun Negara dan bangsa
menuju tercapainya masyarakat yang adil dan makmur dan diridhai
Allah.

j. Bersifat Adil serta Korektif ke dalam dan ke luar dengan Bijaksana.


Mendasarkan pada sifat adil dan korektif, Muhammadiyah tidak
senang melihat sesuatu yang tidak semestinya dan ingin mengubahnya
dengan yang lebih tepat dan lebih baik, meskipun mengenai diri sendiri.
Sehingga Muhammadiyah tidak tinggal diam saja dan taqlid.

Tetapi koreksi pada diri sendiri dan ke luar ini tidak boleh
dilakukan dengan sembarangan, melainkan harus dengan adil dan
bijaksana. Kesalahan adalah kesalahan, sekalipun ada pada orang atau
golongan lain. Bukan sifat Muhammadiyah apabila tetap bersikukuh
membela suatu hal, padahal misalnya jelas-jelas yang dibelanya salah
atau tidak baik.
BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
Muhammadiyah adalah persyarikatan yang merupakan gerakan islam.
Maksud gerakannya ialah dakwah islam dan amar makruf nahi munkar yang
ditunjukkan kepada dua bidang perorangan dan masyarakat.
Muhammadiyah memiliki dasar usaha yang terdiri dari beberapa hal
seperti berikut ini: a) Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah, dan taat
kepada Allah, hidup manusia bermasyarakat. b) Mematuhi ajaran-ajaran
agama islam dengan berkeyakinan bahwa ajaran Islam itu satu-satunya
landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia dan
akhirat. c) Menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam dalam
masyarakat adalah kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan ikhsan kepada
kemanusiaan. d) Ittiba’ kepada langkah dan perjuangan Nabi Muhammad
SAW. e) Melancarkan amal usaha dan perjuangan dengan ketertiban
organisasi.
Pedoman amal usaha muhammadiyah dan perjuanga muhammadiyah
berpegang teguh akan ajaran-ajaran Allah dan rasul-Nya, bergerak
membangun di segenap bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta
menempuh jalan yang diridhai Allah.
Muhammadiyah memiliki dan wajib memelihara sifat-sifatnya yang
meliputi beramal dan berjuang untuk perdamaian serta kesejahteraan,
memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah islamiyah, lapang dada,
luas pemandangan, dengan memegang teguh ajaran islam, bersifat keagamaan
dan kemasyarakatan, mengindahkan segala hukum, undang-undang,
peraturan, dan dasar serta falsafah negara yang sah, amar makruf nahi
mungkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik, aktif
dalam perkembangan masyarakat dengan maksud ishlah dan pembangunan
sesuai dengan ajaran islam, kerja sama dengan golongan islam manapun juga
dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan agama islam, serta membela
kepentingannya, membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan
lain dalam memelihara dan membangun negara untuk mencapai masyarakat
yang adil dan makmur yang diridhai Allah, bersifat adil serta korektif ke
dalam dan ke luar dengan bijaksana.

B. SARAN
Diharapkan agar semua pembaca dapat memahami materi tentang
“Kepribadian Muhammadiyah”. Materi tersebut sangat penting untuk
dipahami kepada pembaca agar mampu memahami makna kepribadian
Muhammadiyah dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Khozin dan Syaukani. (2000). Pembaruan Islam Konsep, Pemikiran, dan


Gerakan. Yogyakarta: UMM Press.

Nashir, H. (2018). Kuliah Kemuhammadiyahan 2. Yogyakarta: Suara


Muhammadiyah.

Anda mungkin juga menyukai