Anda di halaman 1dari 21

BAB I PENDAHULUAN A.

LATAR BELAKANG PERUMUSAN KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH Kepribadian muhammadiyah merupakan salah satu dari beberapa rumusan resmi persyarikatan yang di sahkan oleh muktamar muhammadiyah ke 35 pada tahun 1962 di Jakarta atau sering di sebut dengan muktamar setengah abad. Perumusan kepribadian muhammadiyah sesungguhnya tidak dapat dilepaskan dari keterkaitannya dengan kondisi dan situasi Negara pada sekitar tahun 1962. Sebagaimana telah dimaklumi secara luas bahwa dengan di mulainya peristiwa Dekrit Presiden 5 juli 1959 negara Indonesia memasuki Negara yang baru di kenal dengan zaman demokrasi terpimpin atau lebih pada terkenal dengan sebutan zaman Nasakom atau pemerintahan nasakom.zaman demokrasi pemimpin adalah periode spemerintahan di mulai sejak Dekrit Presiden untuk kembali ke UUD 1945 pada tanggal 5 juli 1959 sehingga terbitnya surat perintah 11 maret 1966 (supersemar). Pada periode ini Presiden Soekarno selaku Kepala Pemerintah membentuk Kabinet atau Dewan menteri dengan menjadikan kekuatan politik yang keluar sebagai pemenang Pemilihan Umum tahun 1955 kecuali Masyumi sebagai pilar utamanya. Ketiga Partai politik yang duduk dalam Kabinet tersebut adalah Partai Nasional Indonesia (PNI) mewakili unsur Nasionalis (Kebangsaan), Nahdatul Ulama (NU) mewakili unsur Agama, dan Partai Komunis Indonesia (PKI) mewakili unsur Komunis. Kebijakan Presiden mendudukan ketiga usnur diatas hakikatnya adalah dalam rangka merealisasi obsesi dan gagasan lama yang sudah dikonsepkan di sekitar tahun 1920-1927.Secara realitas obyektif dan jujur harus diakui bahwa waktu itu kekuatan ideologis politis bangsa Indonesia terkelompok dalam tiga kekuatan, yaitu kelompok Kebangsaan atau Nasionalis, kelompok Islam dan kelompok Komunis. Bung Karno berkeyakinan bahwa untuk menghadapi dan mengenyahkan kaum penjajah, kaum imperalis, dan kolonialis Belanda adalah dengan cara menggalang dan mempersatukan ketiga kekuatan bangsa Indonesia seperti diatas. Katakata Bung Karno yang menggagas persatuan seperti itu dirumuskan dengan kalimat samen bundelling van allleen krachter, seluruh kekuatan harus diikat dalam satu ikatan kokoh. Gagasan Bung Karno seperti itu kemudian dengan sembutan NASIKOM (Nasionalis, Islam, dan Komunis).

Ketika Indonesia memasuki zaman merdeka obsesi tersebut masih tergiang-ngiang dibenak Bung Karno, dan mencita-citakan adanya persatuan dari seluruh kekuatan bangsa Indonesia untuk membanguun negara. Namun gagasan seperti itu sejak tahun 1945 hingga tahun 1959 tidak pernah diwujudkan akibat selama kurun tersebut Negara tidak pernah bisa diwujudkan akibat selama kurun terebut Negara Republik Indonesia menerapkan sistem parlementer, dimana presiden tidak mempunyai peran sama sekali untuk menentukan warna dan kebijakan pemerintahan. Sistem parlementer memberikan kewenangan kepada kabinet (dewan menteri) yang dipimpin oleh perdana menteri untuk menentukan kebijakan pemerintahan. Ditengah-tengah kegalauan seperti ini Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada tahun 1961 menyelenggarakan kursus Pimpinan Muhammadiyah Seluruh Indonesia yang berlangsung di Yogyakarta. Diantara penceramah yang tampil dalam kursus tersebut adalah KH. Fakih Usman, seorang tokoh Pimpinan Pusat Muhammadiyah sekaligus tokoh Masyumi. KH. Fakih Usman dalam susunan Pimpinan Pusat Masyumi termasuk anggota DPP Masyumi sejak tahun 1945-1960. Bahkan Fakih Usman sejak tahun 1956-1960 menduduki wakil ketua DPP Masyumi. Adapun makalah yang disampaikan kepada peserta khusus berjudul Apakah Muhammadiyah Itu Dalam makalah ini Fakih Usman menguraikan secara tepat tentang jati diri Muhammadiyah yang sebenarnya, menguraikan tentang hakikat apa dan siapa Muhammadiyah itu. Pidato KH. Fakih Usman yang sangat sarat isinya tersebut ternyata mengubah beberapa tokoh anggota PP. Muhammadiyah, yang akhirnya ditanggapi secara positif oleh Perserikatan yang dibuktikan dengan dibentuk Team perumus KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH yang terdiri dari Prof. Dr. Hamka, KH. Wardan Diponingrat, H. Djarnawi Hadikusumo, HM. Djindar Tamimy, H.M. Saleh Ibrahim, serta KH. Fakih Usman. Hasil rumusan materi Kepribadian Muhammadiyah dibahas dalam siding tanwir Muhammadiyah pada tanggal 25 s.d. 28 Agustus 1962. Setelah melewati pengolahan kembali, akhirnya materi Kepribadian Muhammadiyah dijadikan salah satu materi pokok Muktamar Muhammadiyah ke 35 yang berlangsung pada tanggal 14 s.d. 18 November 1962 di Jakarta. Diskusi dan debat yang cukup menegangkan di dalam Muktamar menyertai dibahasnya materi Kepribadian Muhammadiyah. Sesudah dicapi kata sepakat bulat Muktamar menerima dan mensahkan Matan Kepribadian Muhammadiyah sebagai perumusan resmi perserikatan.

BAB II PEMBAHASAN A. Penjelasan Tentang Kepribadian Muhammadiyah Pokok bahasan pertama yang di tegaskan dalam kepribadian muhammadiyah adalah berupa sebuah pertanyaan apakah muhammadiyah itu? Hal seperti ini tidak lain di maksudkan untuk mengungkapkan tentang jati diri muhammadiyah yang sebenarbenarnya. Justru oleh karena itu maka sebenarnya hal tersebut di atas dapat juga diganti dengan rumusan hakikat Muhammadiyah. Sesunggunyalah bahwa sebenarnya intisari dari kepribadian muhammadiyah itu sendiri terletak pada pokok bahasan yang pertama ini. Dikatakan sebagai intinya karena memang rumusan kepribadian Muhammadiyah itu sendiri bermula diilhami oleh pidato dari KH.Fakih Usman di depan khusus pimpinan muhammadiyah seluruh Indonesia yang berlangsung pada tahun 1961 di kota Yogyakarta yang berjudul apakah muhammadiyah itu? dari isi pidato itulah kemudian menstimulasi dan memotivasi tokoh-tokoh muhammadiyah untuk merumuskan lebih rinci dalam rangka mendeskripsikan jati diri persyarikatan Muhammadiyah. Dan dari inti pidato itu kemudian di jadikan pokok pada judul pertama dari empak pokok bahasan yang tersimpul dalam kepribadian muhammadiyah. B. Hakikat Muhammadiyah Dalam pokok bahasan apakah Muhammadiyah itu pertama-tama yang di tegaskan adalah bahwa: Muhammadiyah adalah suatu persyarikatan yang merupakan gerakan islam .pada pertanyaan yang singkat ini terkandung dua pengertian yang sangat padat yaitu muhammadiyah sebagai suatu persyarikatan, suatu organisasi, suatu perkumpulan, atau suatu jamiyah dan muhammadiyah sebagai gerakan islam. 1. Muhammadiyah sebagai suatu persyarikatan. Bagi muhammadiyah fungsi organisasi tidak lebih dari sebuah alat (tool) perjuangan semata-mata yaitu alat perjuangan untuk dan demi tegaknya kemuliaan dan kejayaan islam secara hakiki (izzul-islam wa al-muslimin). Dengan pernyataan ini pula muhammadiyah ingin menegaskan kepada dunia luar, atau kepada siapapun yang karena kekurangannya pengertian kepada apa dan siapa muhammadiyah yang sebenar-benarnya bahwa muhammadiyah bukan

sama sekali merupakan sebuah mazhab, firqah ataupun sekte tersendiri dalam islam. Kalupun akan di kait-kaitkan dengan maalah firqah maka secara tegas dengan di dukung oleh bukti-bukti yng objektif rasional baik di dalam amaliyah ubudiyah ataupun amaliyah Itiqadiyahnya muhammadiyah adalah termasuk golongan salafiyah serta termasuk dalam aliran (firqah) ahlus-sunah wal jamaah. 2. Muhammadiyah sebagai gerakan islam Apabila dalam penegasan pertama muhammadiyah sebagai suatu persyarikatan di dalamnya tercermin wajah muhammadiyah dari dimensi luar atau dimensi lahiriahnya, maka pada penegasan yang kedua ini tercermin pada wajah muhammadiyah dari dimensi ruhaniyah atau dimensi internal. Kedua dimensi ini sebenarnya sudah tidak bias di pisah-pisahkan, bahkan hakikatnya merupakan suatu kesatuan yang utuh dan integral. keduanya semakna dengan pengrtian antara wadah dan isi, jiwa dan raga, antara bule dan morfe. Kedua di mensi ini merupakan siuatu substansi yang menggambarkan wajah muhammadiyah secara utuh. Muhammadiyah yang di bangun oleh KHA.Dahlan pda tanggal 8 dzulhijjah 1330 H bertetapan dengan tanggal 18 november 1912 M merupakan buah dan hasil kongkrit dari taddabur KHA.Dahlan terhadap Al-Quran yaitu suatu telaah yang mendalam, intensif dan kritis terhadap ayat-ayat yang sedang di kajinya. Dimulai dari memahami arti dari setiap kata arti keseluruhan ayat di kajinya juga sebabsebab ayat di turunkan (asbabun nuzul) di pertanyakan apakah maksud yang terkandung dalam ayat itu, pesan apakah yang dapat dan harus di perbuat dengan ayat tersebut. Sikap ini pula yang di lakukan KHA.Dahlan ketika menyimak ayat ali imran ayat 104 yang kemudian akhirnya membuahkan berdirinya persyarikatan muhammadiyah dengan mengemban misi utama menyebarluaskan dan mendakwahkan risalah islamiyah di tengan-tengah masyarakat bangsa Indonesia. Dengan memmahami motivasi yang menjadi pendorong utama berdirinya muhammadiyah seperti di atas maka sudah pada tempatnyalah kalau kemudian muhammadiyah menyatakan diri dan sekaligus menyandang ciri yang khas sebagai gerakan islam (Islamic movement) yaitu suatu gerakan yang muncul Karena motivasi islam, bergerak semata mata karena di ilhami oleh aspirasi islam dan dalam keseluruhan gerakan nya adalah dalam rangka mengaktualisasikan ajran islam yang bersumber pada ajaran AL-quran dan Aa-

sunah as-Sunnah as-Shahihah. Tegasnya bagi muhammadiyah islam adalah satusatunya sumber motivasi dan sumber inspirasi bagi seluruh gerakan dan aktifitasnya. Gerakan muhammadiyah adalah gerakan yang bersifat oto-aktif dan self propelling growth tanpa menggantungkan sama sekali kekuatan dari luar ataupun bantuan dari pihak lain. Dan sesuai dengan hakikat yang di sandang muhammadiyah diatas maka: 1. Selaku persyarikatan muhammadiyah harus terus berjuang untuk merentangkan jaringan organisasi baik secara vertical dan horizontal. Bersamaan dengan langkah yang bersifat ekstensifikasi organisasi seperti itu harus di ikuti juga langkah-langkah yang bersifat ekstensifikasi yang berupa peningkatan kualutas organisasi maupun mekaismenya.
2. Selaku gerakan muhammadiyah yang harus terus berjuang untuk

menyebarluaskan

ide-idenya

di

tengah-tengah

masyarakat

bangsa

Indonesia. Penyebaran ide-ide muhammadiyah tidak mesti harus di wadahi oleh formalitas organisasi atau di beri label organisasi.dalam hal ini harus di fahami bahwa sebenarnya ide-ide atau gagasan-gagasan muhammadiyah justru jauh lebih besar dari pada organisasi muhammadiyah sendiri. C. Fungsi Kepribadian Muhammadiyah Kepribadian muhammadiyah berfungsi sebagai landasan, pedoman dan pegangan bagi gerakan muhammadiyah menuju cita-cita terwujudnya masyarakat utama adil makmur yang di ridlai Alloh SWT. D. Matan (Teks) Kepribadian Muhammadiyah 1. Apakah muhammadiyah itu? Muhammadiyah adalah persyarikatan yang merupakan gerakan islam. Maksud gerakannya adalah dawah islam amar-maruf nahi munkar yang di tujukan dalam dua bidang perseorangan dan masyarakat. Dakwah dan amar-makruf nahi munkar pada bidang yang pertama terbagi menjadi dua golongan, kepada yang islam bersifat pembaharuan (tajdid) yaitu mengenbalikan kepada ajaran-ajaran agama islam yang asli murni.yang kedua kepada ajaran-ajaraan agama islam yang asli murni. Yang kedua kepada yang belum islam, bersifat paerbaikan dan bimbingan serta peringatan.

Kesemuanya itu di laksanakan bersama dengan bermusyawarah atas dasar taqwa dan mengharap keridlaan Alloh semata-mata. Dengan melaksanakan dakwah amar makruf nahi munkar dengan caranya masingmasing yang sesuai, muhammadiyah menggerakan masyarakat menuju tujuannya ialah terwujudnya masyarakat islam yang sebar-benarnya. 2. Dasar amal usaha muhammadiyah Dalam perjuangan melaksanakan usaha menuju tujuan terwujudnya masyarakat islam yang sebenar-benarnya di mana kesejahteraan, kebaikan dan kebahagiaan luas merata muhammadiyah mendasarkan segala gerak dan amal usahanya atas prinsip-prinsip yang tersimpul dalam Muqaddimah Anggarang Dasar, yaitu : a. Hidup manusia harus berdasarkan tauhid, ibadah dan taat kepada Alloh b. Hidup manusia bermasyarakat. c. Mematuhi ajaran-ajaran agama islam dengan keyakinan bahwa ajaran islam dengan keyakinan bahwa ajaran islam itu satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.
d. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam dalam masyarakat adalah

kewajiban sebagai ibadah kepada Alloh dan ihsan kepada manusia. e. Ittiba kepada langkah perjuangan nabi Muhammad saw. f. Melancarkan usaha-usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi. 3. Pedoman amal usaha dan perjuangan muhammadiyah Menilik dasar prinsip tersebut di atas maka apapun yang di usahakan dan bagaimana cara perjuangan muhammadiyah untuk mencapai tujuan tunggalnya harus berpedoman:berpegang teguh akan ajaran Alloh dan Rasulnya, bergerak membangun di segenap bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang di ridhai Alloh. 4. Sifat muhammadiyah 1. Perdamaian sessama manusia dan perdamaian rakyat adalah tujuan dari perjuangan dan amal usaha muhammadiyah. Perdamaian berarti sling harga- menghargai, hormat-menghormati, bantu-membantu tidak saling mencela dan saling mendengki tidak saling memahamkan kehendak bersikap toleran satu sama lain meskipun faham dan pendirian berlainan. Oleh karena itu muhammadiyah tidak boleh mencela dan mendengki golongan lain dan harus tabah dan sabar menghadapi

celaan dan kedengkian dengan tidak mengabaikan hak membela diri di mana perlu harus di lakukan secara baik tanpa di pengaruhi oleh dendam kusumat.
2. Muhammadiyah di tempat manapun juga dan dalam keadaan bagaimanapun tidak

boleh memencilkan diri mengisolasi dirinya dari keramaian perkembangan masyarakat. Bahkan selanjutnya harus mengentengahkan diri serta memberikan jasa-jasa baiknya sambil memperluas hubungan dengan organisasi lain dan menonsolidasi dirinya sebagai organisasi yang mantap. 3. Sering orang-orang muhmmadiyah bersifat keagamaan dalam usahanya dalam memprbanyak kawan dan bersikap lapang dada, melainkan kemuhammadiyahannya. Di anggapnya muhammadiyah itu hanya sebuah rumah istirahat sedang amal dan perjuangannya di lakukan di luar. 4. Selaku gerakan agama muhammadiyah bersifat keagamaan dalam segala tindakannya sehingga mencerminkan wujud yang ideal. Lahir dari ajaran islam yang murni. Muhammadiyah mengutamakan obyeknya kepada masyarakat karena itu bersifat kemasyarakatan dalam sifat ini kelihatan dengan jelas bahwa muhammadiyah bukan partai politik dan bukan pula sekedar organisasi soaial tetapi suatu gerakan islam yang akan merealisasikan ajaran islam itu benar-benar bermanfaat bagi pembangun Negara material dan mental spiritual.
5. Selaku organisasi yang anggotanya dan pemimpinnya terdiri dari manusia-manusia

yang sadar sebagai warga Negara hokum muhammadiyah memandang segala hukum undang-undang, peraturan-peraturan Negara sebagai suatu kenyataan yang berkekuatan hukum maka muhammadiyah mengindahkan kesemuanya itu. 6. Muhammadiyah berjuang untuk perdamaian, suka damai, memperbanyak kawan, lapang dada luas bandangan sangat mengindah kan hukum dan undang-undang. 7. Aktif dalam perkembangn masyarakat dengan masud ishlah dan perkembangan sesuai dengan ajaran islam. 8. Kerjasama dengn golongan isklam manapun juga dalam usaha mnyiarkan dan mengamalkan agama islam secara membela kepentingnnya.
9. Membantu pemerintah serta kerja sama dengan golongan lain dalam memelihara

dan membangun Negara untuk mencapai masyarakat yang adil,makmur, sentosa yang di rridlai Alloh. 10. Bersifat adil korektif kedalam dan keluar dengan bijaksana. E. Kontekstualisasi Kepribadian Muhammadiyah

Dalam matan / teks kepribadian muhammadiyah dinyatakan bahwa masuk gerah (muhammadiyah) yaitu dakwah islam, amarmaruf nahi munkar. Penegasan seperti ini jelas mengharapkan komitmen muhammadiyah ada pada Ali Imran ayat 104 suatu alat yang menjadi faktor utama yang melatar belakangi berdirinya persyarikatan muhammadiyah. 1) Pengertian dahwah islam Dilihat dari bahasa (etimologi) dakwah adalah berasal dari kata daa,yadu,dawatan berarti seruan, ajakan, atau panggilan. Sedang dilihat dari istilah (terminologi) berarti panyampaian islam kepada manusia baik secara lisan tulisan ataupun lukisan. Dalam mendeskripsikan pengertian dakwah ada beberapa batasan atau definisi sebagai berikut : 1.Segala aktivitas dan usaha untuk mengobah satu situasi tertentu kea rah situasi lain yang lebh baik, sesuai dengan ajaran islam. 2.Usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia dan seluruh umat konsepsi islam tentang pandangan dan tujuan hidup di dunia ini, yang meliputi amar makrur dan nabi munkar, dengan berbagai media dan cara yang di perbolehkan akhlak dan membimbing mengamalkanya dalam perikehidupan perorangan perikehidupan berumah tangga (usrah), perikehidupan masyarakat, dan perikehidupan bernegara. 3.Mengajak dan menyeru manusia atau masyarakat kepada ajaran islam, dengan memberikan pengertian dan kesadaran akan kebenaran dan ajaranajaran islam sehingga manusia/masyarakat dapat menginsyafi akan kebaikan kelebihan dan keutamaan islam bagi pembentukan pribadi yang uatama dan bagi mengatur ketertiban hidup bermasyarakat dalam segala aspek kegidupan seperti bidang iktihad,ibadah,akhlak,kebudayaan,pendidikan-pengajaran,ilmu pengetahuaan,social,ekonomi, juga dalam bidang kenegaraan/politik dan sebagainya. Tujuan Dakwah Islam. Menurut Abul Ala Al-Maududi tujuan dakwah islamiyah secara proporsional meliputi tiga sasaran yaitu:

a.Agar supaya umat manusia menyembah kepada Alloh tidak mempersyarikatkan-Nya dengan sesuatu dan tidak akan menyembah Tuhan selain kepada Alloh semata-mata. b.Agar supaya manusia bersedia menerima islam sebagai agamanya, memurnikan keyakinannya, hanya mengakui Alloh sebagai Tuhannya membersihkan jiwanya dari penyakit nifaq dan selalu menjaga amal perbuatannya agar tidak bertentangan dengan ajaran agama yang dianutnya. c.Dakwah islamiyah di tunjukan untuk mengubah system pemerintahan yang dzalim ke pemerintahan islam (maududi, petunjuk untuk juru dakwah:9-10) 2) Pengertian amar makruf Arti amar makuf adalah memerintahkan kebaikan /kebajikan Abul Ala almaududdi menguraikan secara rinci tentang istilah maruf dan munkar. Makruf atau jamaknya makru:fa:t berasal kata a-ra-fa, yang artinya ia mengenal. Arti semula kata makruf ialah sesuatu yang di kenal atau yang di ketahui. Dari artiyang di ketahui kemudian berubah menjadi yang baik karena sejak semula hati nurani manusia telah mengenal terhadap hal atau sifat tertentu bahwa hal atau sifat tersebut adalah baik oleh karena itu semua hal atau sifat tersebut adalah baik oleh karena itu semua hal atau sifat yang di kenal sebagai suatu kebaikan oleh hati nurani manusia di namakan marufat(Maududdi:32-36). Syariat islam membagi marufat dalam tiga kategori, yaitu : Fardlu yaitu mendapat pahala bila dikerjakan dan mendapatkan hukuman jika di tinggalkan. Sunah yaitu yang mendapat pahala jika di kerjakan dan tidak mendapatkan hukuman bila di tinggalkan. Mubah yaitu yang tidak berpahala jika di kerjakan dan tida mendapatkan hukuman bila di tinggalkan. Sementara itu At-Tabari dalam jamial-bayan fi tawilaya:til Quran III,hal 391 menjelaskan pengertian makruf sebagai berikut: Asal istilah makruf adalah segala sesuatu yang di kenal (baik) untuk dikerjakan, indah(jamil) dan di anggap baik (mustabsan), bukan dianggap buruk oleh ahli iman kepada Alloh. Sedang

taat kepada Alloh. Sedang taat kepada Alloh disebut makruf oleh karena taat kepada Alloh ini oleh ahli imam di anggap sebagai hal yang di ketahui (baik) pengerjaannya dan mereka tidak membencinya. Sedang Muhammad Thahir ibnu Ashur dalam Tafsir wal Tanwir III, hal 40 menyatakan bahwa : makruf adalah segala sesuatu yang di ketahui (kebaikannya). Istilah ini merupakan najaz(metaphoric) kepada hal-hal yang bias di terima dan di ridhai. Sebab, segala sesuatu yang di ketahui (kebaikannya) menjadi biasa bisa di terima menurut pertimbangan akal dan ketentuan syariah (dengan kata lain) makruf adalah kebenaran dan kebaikan /kemaslahatan (asshalah). Sebab hal ini bias di terima dalam keadaan neral.(Azizy) reintrepretasi dan sosialisasi konsep Amarmrufnahi munkar dalam pemikiran Muhammadiyah :22-23. 3) Pengertian Nahi munkar Arti dari nahi munkar ialah mencegah kemungkaran atau apa saja yang di ingkari dan ditolak oleh islam. Munkar atau jamaknya munka:ra:t artinya sesuatu yang di ingkari atau sesuatu yang di tolak. Dari arti semula yang ditolak atau yang diingkari kemudian berubah menjadi yang jahat, yang buruk, karena sejak semula hati nurani manusia telah menolak dan mengingkarinya karena kejahatankejahatannya. Oleh karena itu kemudian semua hal atau sifat yang di ingkari oleh hati hati nurani umat manusia di namakan munkara:t sebagaimana halnya konsep makruf, menurut Azizy konsep munkar juga meliputi konsep keagamaan dan konsep akal yang tidak lepas dari kenyataan di dunia. Oleh karena itu kerusakan lingkungan, manipulasi,korupsi,polusi,pencemaran,lebih lebih kedzaliman, dan semacamnya juga masuk dalam pengertian munkar, atau masuk dalam konsep batil,fasad. Ada beberapa ayat Al-Quran yang secara tegas melarang kerusakan di bumi. Dan hal-hal yang sekitarnya merugikan rakyat banyak bias masuk dalam pengertian mungkar. Lebih lagi kezaliman jelas sekali kemungkarannya Syariat islam membagi munkarat menjadi dua kategori yaitu: Haram yakni segala sesuatu yang mutlak dilarang dan mendapat hukuman bila di kerjakan dan mendapatkan pahala bila di tinggalkan.

Makruh yakni segala sesuatu yang tidak hanya di senangi saja tiada mendapatkan hukuman bila di lakukan dan mendapatkan pahala jika di tinggalkan. Dari pengertian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa perasaan tentang baik dan jahat itu adalah inheren dalam watak manusia sendiri. Sebab itulah maka dalam terminology Al-Quran yang baik itu namanya al-makruf (sesuatu yang sudah di ketahui) dan yang jahat itu di beri nama al-munkar (sesuatu yang diingkari, yang ditolak) dengan kata lain perkataan al-marufat itu di kenal sebagai sesuatu yang baik digemari oleh setiap manusia. Sasaran Gerakan Muhammadiyah Dalam matan kepribadian Muhammadiyah dinyatakan bahwa maksud gerakannya ialah dakwah islam amal makruf nahi munkar yang di tunjukan kepada dua bidang : perseorangan dan masyarakat. Dari penegasanini jelas bahwa sasaran gerak dakwah islam yang dilaksanakan oleh muhammadiyah terbagi menjadi dua yaitu : a.Perseorangan yang terbagi pula dalam dua kelompok, yaitu : - Orang yang sudah islam(umat ija:bah) - Orang yang belum islam (umat dakwah) b.Masyarakat Terhadap ketiga kategori ini sifat dakwah yang di gerakan muhammadiyah berbeda-beda di sesuaikan karakter, situasi kondisi masing-masing. 1. Sifat dakwah terhadap orang yang sudah islam (umat ijabah) Sifat dakwah yang di tujukan kepada orang yang sudah islam bukan lagi bersifat ajakan untuk menerima islam sebagai keyakinan hidupnya, akan tetapi bersifat tajdid dalam arti pemurnian. Artinya bahwa tadjid yang di kenakan pada golongan ini bersifat menata kembali amal keagamaan mereka sedemikian bersih dan murninya sebagaimana yang di ajarkan oleh Alloh dan Rasul-Nya. Tajdid atau pemurnian terhadap amal beragamaan umat ijabah meliputi bidangbidang: a. Akidah

Akidah yaitu ajaran yang berhubungan dengan kepercayaan keyakinan hidup secara etimologis mkna aqidah adalah ikatan (bundelan-jiwa) sedangkan secara terminologis berarti kepercayaan, keyakinan,cread atau credo. Dalam ajaran islam ajaran yang bersangkut paut dengan masalah aqidah atau iman meliputi 6 prinsip yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Iman kepada Alloh SWT Iman kepada hari akhir Iman kepada malaikat-malaikat-Nya Iman kepada Rasul-rasul-Nya Iman kepada kitab-kitab-Nya Iman kepada Qadla dan Taqdir-Nya

Terhadap keenam prinsip di atas harus di usahakan sungguh-sungguh agar terhindar dari berbagai ajaran atau keyakinan yang berasal dari luar islam, termasuk didalamnya bahkan yang paling utama adalah murninya keimanan terhadap Alloh SWT. Dalam matan keyakinan dan cita-cita Hidup Muhammadiyah terlaksananya disebutkan aqidah islam bahwa yang Muhammadiyah murni,bersih,dari bekerja untuk gejala-gejala

kemusyrikan,bidah dan khufarat. Dari isi matan tersebut dapat di pahami bahwa tekanan tajdid yang perlu mendapatkan perhatian yang cukup serius adalah dalam bidang ajaran tauhid. Dan sesungguhnya lah bahwa ketiga bentuk penyakit bagaimana yang di tegaskan dalam matan tersebut yaitu syirik,bidah,dan khurafat,sebagian besar memang mengarah dan mengancam kepada ketauhidan seseorang. Sementara itu pula masalah tauhid dalam ajaran islam menjadi landasan yang paling mendasar yang menjadi satu-satu nya penentu yang akan menentukan diterima atau tidaknya amal perbuatan manusia di hadappan Alloh SWT. Terhadap orang yang telah menerima islam wajib baginya di luruskan, di bersihkan dan di murnikan ketauhidan mereka dari berbagai penyakit seperti berikut : a. Syirik Syirik di liahat dari bahasa adalah menyukutukan atau mensyarikatkan. Sedang dari segi istilah yang di maksud dengan syirik adalah menyukutukan Allohdengan yang lainnya baik menyukutukan dari bentuk yang dzat,sifat,wujud ataupun dari segi perbuatannya.

Menurut DR yusuf Qardhawi yang di maksud dengan syirik adalah membuat dan menjadikan sekutu bagi Alloh dalam melakukan sesuatu perbuatan yang seharusnya perbuatan itu di tunjukan kepada Alloh semata(hak Alloh). Menjadikan tuhan lain-lain bersama Alloh. Dia menyembahnya, menaatinya, meminta pertolongan kepadanya mencintai dan atau melakukan perbuatan-perbuatan lain seperti itu yang tidak boleh di lakukan kecuali kepada Alloh SWT (al-maududi,ibid,.:60-61). Kewajiban seorang hamba terhadap Tuhan yang pertama dan yang paling utama ialah mentauhidkan Alloh semurni-murninya. Apabila mentauhidkan Alloh adalah merupakan hak Alloh atas hambahambaNya yang berarti bahwa mentauhidkan Alloh adalah merupakan kewajiban mutlak bagi hamba yang harus di tempuhnya dalam keseluruhan hidup maka sebaliknya menyekutukan Alloh, merupakan suatu yang di larang atau diharamkan termasuk suatu dosa yang paling besar. Dalam uraian di muka telah di jelaskan bahwa menyekutukan Alloh dengan sesuatu yang dapat berupa Dzaat(substansi),wujud.sifan apapun perbuatan. 1. Menyukutukan Alloh dari segi dzat Menyukutan Alloh dari segi dzat (subtansi) dapat berupa mempersekutukan sesuatu selain Alloh dengan keyakikan bahwa sesuatu tersebut dzat Alloh. Mempersekutukan semacam ini umpama kepercayaan trinitas yaitu kepercayaan yang berkeyakinan bahwa Alloh dan alMasih atau Alloh dan Anak-Nya atau Alloh dengan kalimat-Nya, kedua-duanya azaly (eternal) atau preexistence artinya wujudnya tidak dipengaruhi oleh zaman. Dalam enclyclopedi or religion di katakana bahwa tuhan itu satu dalam jauhar (being,subtance) kekuasaan dan keagungan Nya akan tetapi sejak zaman azali tersebut dalam tiga pribadi (opnum person hypostasis) yang sederajat dan sempurna yang mempunyai urutan-urutan nama yang sesuai yaitu bapa(father),anak (kalimat son-world-logos) dan ruhul kudus(A.hanafi pengantar Theologi Islam :38) 2. Menyukutukan Alloh dari segi wujud

Bentuk mempersekutukan Alloh dari segi ini berupa di samping menyembah kepada Alloh, menyembah wujud selain-Nya, seperti menyembah kepada berhala,pohon-pohon yang di anggap keramat kubur yang di keramatkan,makhluk-makhluk halus dan sebagainya. (S.Az-Zumar/39:3) 3. Menyukutukan Alloh dari segi sifat Kategori termasuk perbutan syirik bagi orang yang sentiasa memperturutkan bisikan hawa nafsunya. Di taatinya semua ajakan hawa nafsu bagaikan seseorang yang selalu menaati segala perintahperintah Tuhan. Sikap seperti ini tergambar dalam Al-Quran secara jelas jelas sekali dalam surat furqan/25:43. Termasuk juga menyukutukan Alloh dari segi sifat adalah perilaku pamer (riyadan sumah) dihadapan orang lain dengan motif agar dirinya di puji dan di kagumi sekalipun dalam pengertian syirik kecil (asy-syirkul-asgar) dalam sebuah hadist di riwayatkan bahwa Rasululloh saw pernah menyatakan :bahwa Alloh telah berfirman kemuliaan itu adalah pakaian-Ku, dan keluhuran itu adalah selimut-Ku. Barang siapamerebut dari-Ku dari salah satu dari kedua sifat tersebut sungguh akan menyiksanya.(HR.Muslim) Yusuf Qardhawi memperinci berbagai macam ragam syirik kecil (asyirkul asghar) sebagai berikut : - Bersumpah dengan selain Alloh Diantara as-syirku al-asghar ialah bersumpah dengan selain Alloh SWT seperti bersumpah dengan nama nabi, malikat, kabah kepada seorang wali,seseorang pembesar, tanah air, nenek moyang atau dengan yang lain dari mkhluk-mkhluk Alloh. Semua itu termasuk syirik. Nabi menyatakan : barang siapa yang bersumpah dengan selain nama Alloh maka dia telah kufur atau syirik (HR. Tirmizi dan di hasankan). - Memakai kalung atau benang penangkal bala Mengalungkan benang, tembaga atau logam lainnya pada leher tangan atau perut dengan maksud untuk menolak bala maka perbuatan semacam ini adalah syirik.

Dari Imran bin Husain, sesungguhnya Nabi saw pernah melihat seorang laki-laki memakai gelang di lengannya tembaga kemudian beliau bertanya : celaka kamu, apa ini ? jawab si lelaki tersebut ini adalah benda yang lemah kemudian Rasululloh bersabda: ingat sesungguhnya dia itu hanya nmanmbah kelemahan mu karena itu buanglah dia karena kalu kamu mati sedang itu dia tetap kamu pakai selamanya kamu tidak akan selamat(HR. Ahmad)

- Menggantungkan azimat Berbagai macam bentuk wujud azimat secara keseluruhan di larang oleh agama islam untuk di kenakan baik azimat tersebut di buat ari ayat-ayat Al-Quran sekalipun ataupun di buat dengan menggunakan sifat-sifat Alloh atau menggunakan nama-namaNya. Dalam sebuah riwayat di nyatakan bahwa Rasulullah bersabda barang siapa yang menggantungkan azimat maka dia telah berbuat syirik.(HR.Ahmad). - Mantera-mantera Mantera adalah mengucapkan kata-kata dan guman-guman yang di lakukan oleh orang-orang jahiliyah dengan keyakinan bahwa katakata tersebut dapat menolak kejahatan dengan bantuan jin atau mengulang-ngulang nama-nama asing atau kata-kata yang tidak di mengerti. Perbuatan semacam ini jelas bertentangan dengan ajaran tauhid. Rasulullah saw menyatakan secara tegas bahwa sesungguhnya mantera azimat dan guna-guna itu adalah perbuatan syirik(HR.Ibnu Hibban) - Sihir Sihir ialah semacam penipuan dan pengelabuhan yang di lakukan dengan cara memantera, menjampi, mengikat atau meniup sihir termasuk syirik karena mengandung makna meminta pertolongan kepada selain Alloh yaitu meminta bantuan kepada jin,syaitan atau sebangsanya.

- Peramalan Salah satu di antara macam-macam sihir adalah peramalan yaitu suatu dakwaan dari para peramalnya yang beranggapan bahwa mereka dapat mengetahui dan melihat rahasia-rahasia di massa depan berupa kejaian-kejadian yang umum atau khusus, perbintangan atau sebangsanya.

- Guna-guna Adalah semancam mantera yang khusus untuk membuat seorang jatuh hati atau jatuh cinta. - Dukun dan tenung Dukun ialah seseorang yang dapat memberitahukan tentang halhal ghaib pada masa dating atau memberitahukan apa yang tersirat di dalam naluri manusia. Sedang tukang tenung adalah nama lain bagi peramal dan dukun atau nama lain bagi orang-orang yang mengatakan bahwa dirinya dapat mengetahui hal-hal yang ghaib, baik yang akan terjadi pada masa dating atau tersembunyi di dalam hati. - Sembelihan selain untuk Alloh Menyembahkan kurban dan penyembelihan hewan yang bukan karena Alloh adalah termasuk perbuatan syirik - Berperasaan sial (tatbayyur) Tahayyur ialah berperasaan sial, atau berfirasat buruk, yang oleh karenanya menimbulkan rasa pesimis, rasa kecil hati. b. Khurafat Arti bahasa dari khufarat ialah berbagai cerita bohong. Sedang menurut arti istilah yang di maksud dengan arti khufarat adalah berbagai kepercayaan yang khayali bahwa di luar Alloh ada berbagai kekuatan ghaib yang dapat menyebankan kesalmatan seseorang dan dapat pula mendatangkan mudlarat terhadap seeorang. Kufarat adalah inheren dengan dua fham kuno yaitu faham animisme atau faham terhadap adanya kekuatan ghaib (supra natural) yang di pencarkan oleh berbagai macam roh,semisal ada kepercayaan

terhadap kekuatan yang memancar daru kubur seseorang yang di anggap keramat.sedang yang inheren dengan faham dinamisme ialah kepercayaan bahwa pada setiap benda-benda tertentu terdapat kekuatan ghaib semacam percaya kepada magisnya keris,tombak, batu akik, besi aji dan sebagainya ataupun benda-benda azimat yang di percayai dapat menangkal terhadap berbagai macam bala atau dapat membuat kebal seseorang. c. Bidah Kata biah menurut arti bahasa dapat berarti model atau sesuatu yang baru tidak di dahului oleh contoh atau sesuatu perkara yang terjadi dengan tidak ada contohnya. Sedang menurut syara yang di maksud dengan bidah ialah urusan yang baru dialami di dalam agama baik berupa aqidah(kepercayaan) berupa ibadah ataupun berupa sifat bagi ibadah yang belum pernah ada (terjadi) di masa Rasulullah. Melakukan bidah dalam segala urusan ibadah ataupun aqidah yang sangat di cela oleh agama dan di larang untuk di kerjakan b. Akhlak Tajdid dalam bidang akhlak adalah berupa mendidikkan dan menyatakan hidup yang mulia dan terpuji dan bersamaan dengan hal tersebut menuntunkan untuk melepaskan diri dari sikap kebiasaan hidup tercela dan menjijika. Dalam matan keyakinan dan cita-cita muhammadiyah dinyatakan bahwa muhamadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran Al-Quran dan sunah Rasul tidak bersendi kepada ciptaan ciptaan manusia. Nilai ini jelas bahwa nilai akhlak mulia yang di tegakkan oleh muhammadiyah adalah nilai yang bersumber kepada ajaran Al-Quran dan as-sunah yang berarti suatu ajaran nilai yang bersifat absolute, hingga oleh karenanya memiliki kewibawaan yang dapat memaksa dan mendorong dengan penuh kesadaran para pendukungnya. c. Ibadah Tajdid dalam bidang ibadah (ibadah mahdliyah) terdapat orang yang sudah islam adalah menuntunkan ibadah sebagimana yang di tuntukan oleh Rasulullah saw tanpa tambahan dan perubahan dari manusia (bidah) setra menghilangkan kebiasaan seprti taqlid atau membeo.

Istilah ibadah di lihat dari arti bahasa berarti taat dan tunduk di sertai dengan merendahkan diri pengertian ibadah menggambarkan tunduknya seseorang terhadap ketinggian dan keunggulan orang lain hingga ia turun dari derajat kebangsaan dan melepaskan kemerdekaan untuk orang tersebut dengan meninggalkan perlawanan dan pendurhakaan serta mengikutinya dengan patuh (maududi pengertian agama,ibadah dan ketuhanan yang maha esa dalam Al-Quran:111-112) sedang menurut arti istilah sebagaimana yang di rumuskan oleh majlis Tarijh di nyatakan bahwa ibadah ialah bertaqarub (mendekatkan diri kepada Alloh) dengan menaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan Nya dan mengamalkan segala yang di izinkanNya selanjutnya oleh majlis Tarjih pengertian ibadah tersebut di bagi menjadi dua yaitu : Ibadah umum atau di sebut juga dengan istilah muamalat Ibadah khusus atau sering juga di sebut dengan istilah ibadah duniawiyat yaitu segala amalan yang di izinkan Alloh. mahdlah ialah apa yang telah di tetapkan oleh Alloh perincianperinciannya tingkah laku dan cara-caranya tertentu. Pengertian ibadah yang di maksud dalam pembahasaan ini adalah ibadah dalam arti khusus atau yang sering di sebut dengan ibadah mahdliyah ibadah ini berupa tata aturan illahi yang mengatur hubungan ritual langsung antara hamba dengan tuhannya yang cara,acara, tata cara dsn upscsrsnys di tentuksn secara terperinci oleh Al-Quran dan sunnah Rasul terhadap bidang ini tertutup sama sekali dari berbagai macam ijtihad ataupun berbagai macam bidah serta dalam pengalamannya dilarang sekedar dengan sikap taqlid semata-mata.

2.

Dakwah kepada orang yang belum islam Dakwah islam kepada orang belum islam adalah merupakan ajakan seruan dan panggilan yang bersifat menggembirakan, menyenangkan atau tabsyir. Ataupun tujuan utamanya ialah agar mereka mengerti, memahami ajaran islam, dan kemudian mau menerima islam sebagai agamanya dilakukan dengan

menunjukan mahasinul islam (keindahan islam)dengan ketenangan-ketenangan dan ttingkah laku (contoh teladan) serta tanpa paksaan. Dakwah pada orang yang belum islam hendaknya lebih di kedepankan islam dari sisi yang menggembirakan, yang ringan-ringan (entng-entengan-jawa) yang dapat menimbulkan kesan bahwa sesungguhnya beragama islam itu ternyata mudah dan menggembirakan bukannya menambah beban dan tidak menimbulkan kesusahan dan kesulitan.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Kepribadian

muhammadiyah

adalah

berupa

sebuah

pertanyaan

apakah

muhammadiyah itu? Hal seperti ini tidak lain di maksudkan untuk mengungkapkan tentang jati diri muhammadiyah yang sebenar-benarnya. Justru oleh karena itu maka sebenarnya hal tersebut di atas dapat juga dig anti dengan rumusan hakikat Muhammadiyah. Sesunggunyalah bahwa sebenarnya intisari(nucleus)dari kepribadian muhammadiyah itu sendiri terletak pada pokok bahasan yang pertama ini. Di katakana sebagai intinya karena memang rumusan kepribadian Muhammadiyah itu sendiri bermula diilhami oleh pidato dari KH.Fakih Usman di depan khusus pimpinan muhammadiyah seluruh Indonesia yang berlangsung pada tahun 1961 di kota Yogyakarta yang berjudul apakah muhammadiyah itu? dari isi pidato itulah kemudian menstimulasi dan memotivasi tokohtokoh muhammadiyah untuk merumuskan lebih rinci dalam rangka mendeskripsikan jati diri persyarikatan Muhammadiyah. Dan dari inti pidato itu kemudian dijadikan pokok pada judul pertama dari empak pokok bahasan yang tersimpul dalam kepribadian muhammadiyah. B. Saran Dengan demikian Muhammadiyah meupakan suatu persyarikatan yang merupakan gerakan islam .pada pertanyaan yang singkat ini terkandung dua pengertian yang sangat padat yaitu muhammadiyah sebagai suatu persyarikatan, suatu organisasi, suatu perkumpulan, atau suatu jamiyah dan muhammadiyah sebagai gerakan islam.

DAFTAR PUSTAKA

Haedar Nashir (Ed.). 1992. Dialog Pemikiran Islam dalam Muhammadiyah. Yogyakarta. Badan Pendidikan Kader PP Muhammadiyah. Sujarwanto, dkk., (Ed.). 1990. Muhammadiyah dan Tantangan Masa Depan; Sebuah Dialog Intelektual. Yogyakarta : Tiara Wacana. KHM. Mansour, tth. 12 Tafsir Langkah Muhammadiyah. Yogyakarta : PP Muhammadiyah Majlis Tabligh. Mustafa Kamal Pasya. 2002. Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam. Yogyakarta : LPPI Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai