Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Latar belakang yang mewarnai dilahirkanya Kepribadian Muhammadiyah adalah
masuknya

pemikiran

dan

cara-cara

politik

dalam

mengelola

dan

menggerakan

Muhammadiyah setelah Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia) dibubarkan dan


orang-orang Muhammadiyah yang berkecimpung di Partai Politik Islam tersebut kembali ke
Muhammadiyah.
Muhammadiyah sebagai organisasi dan gerakan sosial keagamaan didirikan oleh KH.
Ahmad Dahlan (1868-1923) pada awal abad kedua puluh, tepatnya pada 8 Dzulhijjah 1330
H, bersesuaian dengan tanggal 18 Nopember 1912. Pendirian organisasi ini, antara lain,
dipengaruhi oleh gerakan tajdd (reformasi, pembaruan pemikiran Islam) yang digelorakan
oleh Muhammad ibn Abd al-Wahhab (1703-1792) di Arab Saudi, Muhammad Abduh
(1849-1905), Muhammad Rasyd Ridh (1865-1935) di Mesir, dan lain-lain. Masing-masing
tokoh tersebut memiliki corak pemikiran yang khas, berbeda satu dengan yang lain. Jika
Muhammad ibn Abd al-Wahhb menekankan pemurnian akidah, sehingga gerakannya lebih
bersifat puritan (purifikasi), maka Muhammad Abduh lebih menekankan pemanfaatan
budaya modern dan menempuh jalur pendidikan, dan karena itu, gerakannya lebih bersifat
modernis dan populis. Sementara itu, Rasyd Ridh menekankan pentingnya keterikatan pada
teks-teks al-Qurn dalam kerangka pemahaman Islam, yang dikenal dengan al-Ruj il alQurn wa al-Sunnah (kembali kepada al-Quran dan al-Sunnah). Oleh karena itu,
gerakannya lebih bersifat skriptualis (tekstual), yang kelak menjadi akar fundamentalisme
(al-ushliyyah) di Timur Tengah (Syafiq A. Mughni, 1998).
II. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah dirumuskannya kepribadian Muhamaadyah?
2. Bagaimana penjelasan mengenai kepribadian Muhammadyah?
3. Bagaimana fungsi dan hakekat Muhammadyah?
4. Bagaimanakah sifat-sifat kepribadian Muhammadyah?

III.

Tujuan
1. Bagaimana sejarah dirumuskannya kepribadian Muhamaadyah?
2. Bagaimana penjelasan mengenai kepribadian Muhammadyah?

3. Bagaimana fungsi dan hakekat Muhammadyah?


4. Bagaimanakah sifat-sifat kepribadian Muhammadyah?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Dirumuskannya Kepribadian Muhammadiyah

Kepribadian Muhammadiyah ini timbul pada waktu Muhammadiyah dipimpin oleh


Bapak Kolonel H.M. Yunus Anis, ialah pada periode 1959-1962.
Kepribadian Muhammadiyah ini semula berasal dari uraian Bapak H. Faqih Usman,
sewaktu beliau memberikan uraian dalam suatu latihan yang diadakan Madrasah Muallimin
Muhammadiyah Yogyakarta. Pada saat itu almarhum KH. Faqih Usman menjelaskan bahasan
yang berjudul: Apa sih Muhammadiyah itu?
Kemudian oleh Pimpinan Pusat dimusyawarahkan bersama-sama Pimpinan
Muhammadiyah Wilayah Jawa Timur (HM. Saleh Ibrahim), Jawa Tengah (R. Darsono), dan
Jawa Barat (H. Adang Afandi). Sesudah itu disempurnakan oleh suatu Tim yang antara lain,
terdiri dari: KH. Moh.Wardan, Prof. KH. Farid Maruf, M. Djarnawi Hadikusuma, M.
Djindar Tamimy; kemudian turut membahas pula Prof.H. Kasman Singodimejo SH. di
samping pembawa prakarsa sendiri KH. Faqih Usman.
Setelah urusan itu sudah agak sempurna, maka diketengahkan dalam Sidang Tanwir
menjelang Muktamar ke 35 di Jakarta (Muktamar Setengah Abad). Dan di Muktamar ke-35
itulah Kepribadian Muhammadiyah disahkan setelah mengalami usul-usul penyempurnaan.
Dengan demikian maka rumusan Kepribadian Muhammadiyah ini adalah merupakan hasil
yang telah disempurnakan dalam Muktamar ke-35 setengah abad -pada tahun 1962, akhir
periode pimpinan HM. Yunus Anis.

B. Kepribadian Muhammadiyah
Kepribadian Muhammadiyah adalah rumusan yang menggambarkan hakekat
Muhammadiyah, serta apa yang menjadi dasar dan pedoman amal usaha dan perjuangan
Muhammadiyah, serta sifat-sifat yang dimilikinya.
Kepribadian Muhammadiyah bukanlah hal (sesuatu) yang baru, Kepribadian
Muhammadiyah adalah sesuatu yang menyatu dalam diri Muhammadiyah yang merupakan
karakter / watak Muhammadiyah yang menjadi ciri Muhammadiyah.
Kepribadian Muhammadiyah adalah rumusan hasil penggalian dari filosofi, pokokpokok pikiran, prinsip dasar perjuangan, metode perjuangan, tindakan dan gerak langkah
KHA Dahlan; para murid-muridnya dan aktifis Muhammadiyah pada waktu awal.. Dengan
demikian, dalam rumusan itu berbagai hal yang tidak sesuai dengan gagasan, cita-cita
perjuangan Muhammadiyah dan keteladanan KHA Dahlan dan para muridnya telah

dibersihkan. Ringkasnya rumusan itu telah dibersihkan dari hal-hal yang tidak sesuai dengan
ajaran dan keteladanan Nabi Muhammad SAW
Sesungguhnya kepribadian Muhammadiyah itu merupakan ungkapan dari kepribadian
yang memang sudah ada pada Muhammadiyah sejak lama berdiri. KH. Faqih Usman pada
saat itu hanyalah mengkonstantir -meng-idhar-kan apa yang telah ada; jadi bukan merupakan
hal-hal yang baru dalam Muhammadiyah. Adapun mereka yang menganggap bahwa
Kepribadian Muhammadiyah sebagai perkara yang baru, hanyalah karena mereka mendapati
Muhammmadiyah sudah tidak dalam keadaan yang sebenarnya.
K.H. Faqih Usman sebagai seorang yang telah sejak lama berkecimpung dalam
Muhammadiyah, sudah benar-benar memahami apa sesungguhnya sifat-sifat khusus (ciri-ciri
khas) Muhammadiyah itu. Karena itu kepada mereka yang berlaku tidak sewajarnya dalam
Muhammadiyah, beliaupun dapat memahami dengan jelas.
Yang benar-benar dirasakan oleh KH Faqih Usman ialah bahwa Muhammadiyah
adalah Gerakan Islam, berdasar Islam, menuju terwujudnya masayarakat utama, adil dan
makmur yang diridhai Allah Subhanahu wataala, bukan dengan jalan politik, bukan dengan
jalan

ketatanegaraan,

melainkan

dengan melalui pembentukan masyarakat,

tanpa

memperdilikan bagamana struktur politik yang manguasainya; sejak zaman Belanda, zaman
militerisme Jepang, dan samapai zaman kemerdekaan Republik Indonesia.
Muhammadiyah tidak buta politik, tidak takut politik, tetapi Muhammadiyah bukan
organisasi politik. Muhammadiyah tidak mencampuri soal-soal politik , tetapi apabila soalsoal politik masuk dalam Muhammadiyah, ataupun soal-soal politik mendesak-desak urusan
Agama Islam, maka Muhammadiyah akan bertindak menurut kemampuan, cara dan irama
Muhammadiyah sendiri.
Sejak partai politik Islam Masyumi dibubarkan oleh presiden Sukarno, maka warga
Muhammadiyah yang selama ini berjuang dalam medan politik praktis, mereka masuk
kembali dalam Muhammadiyah. Namun karena sudah terbiasa dengan perjuangan cara
politik, maka dalam mereka berjuang dana beramal dalam Muhammadiyah pun masih
membawa cara dana nada politik cara partai.
Oleh K.H. Faqih Usman dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada saat itu, cara-cara
demikian dirasakan sebagai cara yang dapat merusak nada dan irama Muhammadiyah.
Muhammadiyah telah mempunyai cara perjuangan yang khas. Muhammadiyah bergerak
bukan untuk Muhammadiyah sebagai golongan.
Muhammadiyah bergerak dan berjuang untuk tegaknya Islam, untuk kemenangan
kalimah Allah, untuk terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah

Subhanahu wataala. Hanya saja Islam yang digerakkan oleh Muhammadiyah adalah Islam
yang sajadah, Islam yang lugas (apa adanya), Islam yang menurut Al-Quran dan Sunnah
Rasulullah SAW; dana menjalankannya dengan menggunakan akal pikirannya yang sesuai
dengan ruh Islam.
Secara leksikal, kepribadian berasal dari kata pribadi yang berarti manusia sebagai
perseorangan. Kepribadian (dengan imbuhan ke-an) berarti sifat hakiki yang tercermin pada
sikap seseorang atau suatu bangsa yang membedakan dirinya dengan orang lain atau bangsa
lain.
Dengan demikian, yang dimaksud dengan kepribadian Muhammadiyah ialah rumusan
yang menggambarkan hakekat Muhammadiyah, serta apa yang menjadi dasar dan pedoman
amal usaha dan perjuangannya, serta sifat-sifat yang dimilikinya. Narasi berikut ini
menjelaskan kepribadian Muhammadiyah yang diharapkan dapat menjadi munthalaq ,
pedoman dan pijakan utama dalam merumuskan kepribadian seorang muballigh
Muhammadiyah, termasuk Muballigh di kalangan mahasiswa.
Muhammadiyah adalah sebagai Gerakan Islam dan Dakwah Amar Maruf Nahi
Munkar, beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Quran dan Sunnah. Secara fungsional
Muhammadiyah merupakan alat untuk berjuang dan mencapai cita-cita mulia, terwujudnya
masyarakat utama, adil, makmur yang diridhoi Allah s.w.t. untuk melaksanakan fungsi dan
misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi, sebagaimana firman Allah
s.w.t. :


Sebuah negeri yang indah, bersih, suci dan makmur di bawah perlindungan Rabb Yang
Maha Pengampun. (Saba : 15)
Untuk mencapai tujuan itulah Muhammadiyah didirikan dengan bersendikan dua
pilar gerakan utama; amar maruf dan nahi munkar,berdasarkan :


Adakanlah dari kamu sekalian, golongan yang mengajak kepada keIslaman, menyuruh
kepada kebaikan dan mencegah daripada keburukan. Mereka itulah golongan yang
beruntung berbahagia. (Alu Imran : 104)

Dalam perjuangan melaksanakan usahanya menuju terwujudnya masyarakat Islam


yang sebenar-benarnya, Muhammadiyah merumuskan prinsip-prinsip dasar segala gerak dan
amal usaha yang tersimpul dalam Muqaddimah Anggaran Dasar berikut ini :
1.

Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah dan taat kepada Allah s.w.t.

2.

Hidup manusia bermasyarakat.

3.

Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam dengan keyakinan bahwa ajaran Islam


itu satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk
kebahagiaan dunia akhirat.

4.

Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat adalah


kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan ikhsan kepada kemanusiaan.

5.

Ittiba kepada langkah perjuangan Nabi Muhammad saw.

6.

Melancarkan amal usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi.

Dengan prinsip-prinsip dasar tersebut maka, apapun yang diusahakan termasuk caracara atau sistem perjuangannya, Muhammadiyah berpedoman : Berpegang teguh akan
ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak membangun di segala bidang dan lapangan dengan
menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridlai Allah.
Pedoman Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah
Dengan memperhatikan dasar prinsip di atas, maka apapun yang diusahakan dan
bagaimanapun cara perjuangan Muhammadiyah untuk mencapai tujuan tunggalnya harus
berpedoman:
Berpegang teguh akan ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak membangun di
segala bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang
diridlai Allah SWT

Memahami Kepribadian Muhammadiyah


Memahami Kepribadian Muhammadiyah berarti :
1. Memahami apa sebenarnya Muhammadiyah.
2. Karena Muhammadiyah ini sebagai organisasi, sebagai suatu persyarikatan yang
beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Quran dan Sunnah, maka perlu dipahami Islam

yang ditegakkan dan dijunjung tinggi ini, mengingat telah banyak kekaburan dalam
Islam di Indonesia. Hal ini juga dipergunakan untuk mendasari atau menjiwai segala
amal usaha Muhammadiyah sebagai organsisasi.
3. Kemudian dengan sifat-sifat dan cara-cara yang dicontoh atau diambil dari sejarah awal
mula dakwah Rasulullah, menjadi sifat gerak dakwah Muhammadiyah, disesuaikan
dengan keadaan dan kenyataan yang dihadapi.

C. Fungsi Dan Hakikat Kepribadian Muhammadiyah


Fungsi Kepribadian Muhammadiyah adalah untuk menjadi landasan, pedoman
dan pegangan para pemimpin, aktifis dan anggota Muhammadiyah dalam menjalankan roda
organisasi, gerakan dan amal usaha agar tidak terombang-ambing oleh pengaruh luar dan
tetap istiqomah kepada cita-cita dan perjuangan Muhammadiyah serta cara memperjuangkan
cita-citanya. Artinya tidak terpengaruh oleh paham-paham agama lain, ideologi-ideologi lain,
aliran-aliran agama lain, isme-isme, gerakan-gerakan politik, gaya hidup, kebudayaan dan
peradaban non muslim serta cara berpikir non muslim (seprti cara berpikir Barat, sekuler,
liberal dsb).
Perkembangan masyarakat Indonesia, baik yang disebabkan oleh daya dinamik dari
dalam ataupun karena persentuhan dengan kebudayaan dari luar, telah menyebabkan
perubahan tertentu. Perubahan itu menyangkut seluruh segi kehidupan masyarakat,
diantaranya bidang sosial, ekonomi, politik dan kebudayaan, yang menyangkut perubahan
strukturil dan perubahan pada sikap serta tingkah laku dalam hubungan antar manusia.
Muhammadiyah sebagai gerakan, dalam mengikuti perkembangan dan perubahan itu,
senantiasa mempunyai kepentingan untuk melaksanakan amar ma'ruf nahi-mungkar, serta
menyelenggarakan gerakan dan amal usaha yang sesuai dengan lapangan yang dipilihnya
ialah masyarakat, sebagai usaha Muhammadiyah untuk mencapai tujuannya: "menegakkan
dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil dan makmur
yang diridlai Allah SWT.
Dalam melaksanakan usaha tersebut, Muhammadiyah berjalan diatas prinsip
gerakannya, seperti yang dimaksud di dalam Matan Keyakinan Cita-cita Hidup
Muhammadiyah.
Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah itu senantiasa menjadi landasan
gerakan Muhammadiyah, juga bagi gerakan dan amal usaha dan hubungannya dengan

kehidupan masyarakat dan ketatanegaraan, serta dalam bekerjasama dengan golongan Islam
lainnya.
Hakikat Kepribadian Muhammadiyah adalah wajah dan wijhah-nya persyarikatan
Muhammadiyah. Wajah tersebut mencerminkan tiga predikat yang melekat kuat sebagai Asy
Syakhsiyah atau jati dirinya secara utuh. 3 predikat yang dimaksud adalah Muhammadiyah
sebagai Gerakan Islam, Dakwah dan Tajdid.
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam didasarkan pada segi asas (aqidah) perjuangan
Muhammadiyah. Muhammadiyah menjadikan Dinul Islam sebagai subyek (sumber nilai) dan
sumber obyek (sumber konsep) perjuangannya. Sebagai sumber subyek ialah bahwa semua
kegiatan dan amal usaha Muhammadiyah selalu digerakkan dengan dinul ruhul Islam.
Sebagai sumber obyek ialah semua kegiatan dan amal usaha Muhammadiyah untuk
menegakkan dan menjunjung tinggi agama Allah SWT. Sebagai sumber nilai dan konsep
dinul Islam tidak bisa dipisahkan dari perjuangan Muhammadiyah. Islam telah menjadi
Sibghah yang mendasari, menjiwai dan mewarnai gerakan Muhammadiyah.
Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah dapat dilihat dakwahnya ditujukan kepada
kegiatan dan amal usahanya. Semua dilaksanakan sebagai Dakwah Islamiyah amar maruf
nahi munkar.
Muhammadiyah sebagai gerakan Tajdid adalah sifat dakwahnya ditujukan kepada
umat Islam. Tajdid yaitu mengembalikan pemahaman dan pengamalan umat terhadap Dinul
Islam secara murni yang meliputi benar dan tepat sesuai Al Quran dan Sunnah Rasulullah
SAW. Dalam bidang amaliyah tajdid dilakukan bersifat modernisasi. Mengaktualisasikan
ajaran Islam sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat sehingga Dinul Islam
menjadi Rahmatan Lil Alamin.

D. Sifat Sifat Kepribadian Muhammadiyah


Maka muhammadiyah dalam kehidupanya memiliki sifat sifat sebagai berikut :
1. "Beramal dan Berjuang Untuk Perdamaian dan Kesejahteraan".
Dengan sifat ini, Muhammadiyah tidak boleh mencela dan mendengki golongan lain.

Sebaliknya, Muhammadiyah harus tabah menghadapi celaan dan kedengkian golongan lain
tanpa mengabaikan hak untuk membela diri kalau perlu, dan itu pun harus dilakukan secara
baik tanpa dipengaruhi perasaan aneh.
2."Memperbanyak Kawan dari Mengamalkan Ukhuwah lslamiyah"
Setiap warga Muhammadiyah, siapa pun orangnya, termasuk para pemimpin dan
da'inya, harus memegang teguh sifat ini. Dalam rangka untuk "Memperbanyak Kawan dan
Mengamalkan Ukhuwah Islamiyah". Inilah, pada umumnya ceramah atau kegiatan dakwah
lainnya yang dilancarkan oleh dai-da'i Muhammadiyah memakai gaya "sejuk penuh senyum",
bukan dakwah yang agitatif menebar kebencian ke sana ke mari.
Di kalangan Muhammadiyah di Surakarta terkenal semboyan "Jiniwit Katut". Jiniwit
artinya dijiwit (dicubit), tetapi justru lama-lama orang yang njiwit akan katut atau terpiat oleh
Muhammadiyah yang selalu bertingkah simpatik kepada siapa pun. Dan tampaknya sifat
inilah salah satu rahasia, mengapa Muhammadiyah terus berkembang makin mengakar dalam
masyarakat.
3. "Lapang Dada, Luas Pandangdan Dengan Memegang Teguh Ajaran Islam"
Lapang dada atau toleransi adalah satu keharusan bagi siapapun yang hidup dalam
masyarakat, apalagi hidup dalam masyarakat yang majemuk seperti masyarakat Indonesia.
Tanpa adanya lapang dada, kehidupan akan goncang. Dan prinsip "Memperbanyak Kawan"
tentu berubah menjadi "Memperbanyak Musuh". Namun bagaimana, pun dalam berlapang
dada, kita tidak boleh kehilangan identitas sebagai warga Muhammadiyah yang harus tetap
memegang teguh ajaran Islam. Dengan demikian, bebas tetapi tetap terkendali.

4. "Bersifat Keagamaan Dan Kemasyarakatan "


Sifat "Keagamaan dan kemasyarakatan" sudah merupakan sifat Muhammadiyh sejak
lahir. Karena ini sifat yang tidak mungkin terlepas dari jiwa dan raga Muhammadiyah.
Mengapa? Muhammadiyah sejak lahir mengemban misi agama, sedang agama diturunkan

oleh Allah melalui para Nabi-Nya juga untuk masyarakat, yakni untuk memperbaiki
masyarakat. Masyarakat adalah "lahan" bagi segala aktivitas perjuangan Muhammadiyah.
Dua sifat ini, yakni keagamaan dan kemasyarakatan, tidak boleh berdiri sendirisendiri. Harus berjalin berkelindan. Karena itu, Muhammadiyah bukan gerakan sosial
semata-mata, dan bukan juga gerakan keagamaan semata-mata. Muhammadiyah adalah
gerakan kedua-duanya, ya keagamaan ya kemasyarakatan.Tetapi Muhammadiyah juga bukan
gerakan politik, sebab kalau gerakan politik, tercermin dalam berbagai amal usaha yang telah
tertekuninya selama ini.
5. "Mengindahkan, segala Hukum, Undang-undang Serta dan Falsafah Negara Yang
Sah"
sebagai satu organisasi, mempunyai sejumlah anggota. Anggota ini adalah warga
negara dari suatu negara hukum. Hukum negara mempunyai kekuatan mengikat bagi segenap
warga negaranya. Ini adalah kenyataan. Karena itu, Muhammadiyah mengindahkan semua
itu.
6. "Amar Maruf Nahi Munkar Dalam Segala Lapangan Serta Menjadi Contoh Teladan
Yang Baik"
Salah satu kewajiban tiap muslim ialah beramar ma'ruf dan bernahi munkar, yakni
menyuruh berbuat baik dan mencegah kemunkaran. Yang dimaksud kemunkaran ialah semua
kejahatan yang merusak dan menjijikkan dalam kehidupan manusia. Tanpa adanya amar
ma'ruf dan nahi munkar, tidak akan kebaikan dapat ditegakkan, dan tidak akan kejahatan
dapat diberantas. Untuk itu, Muhammadiyah harus sanggup menjadi suri teladan dalam
kegiatan ini, baik ke dalam tubuh sendiri ataupun ke luar, ke tengah-tengah masyarakat
ramai, dengan penuh kebijaksanaan dan pendekatan yang simpatik.Amar ma'ruf nahi munkar,
bagaimanapun harus kita lakukan dengan cara yang baik, sebab kalau tidak begitu, adalah
Machiavellisme namanya.
7. "Aktif Dalam Perkembangan Masyarakat Dengan Maksud islah dan Pembangunan
Sesuai Dengan Ajaran Islam"
Kapan pun dan dimana pun Muhammadiyah memang harus selalu aktif dalam
perkembangan masyarakat, sebab tanpa begitu, Muhammadiyah akan kehilangan peran dan

akan ketinggalan oleh sejarah. Tetapi keaktifan Muhammadiyah dalam perkembangan


masyarakat, tidak berarti sekedar ikut arus perkembangan masyarakat, Muhammadiyah
adalah kekuatan ishlah dan pembangunan sesuai dengan ajaran.
8. "Kerjasama Dengan Golongan Lain Mana Pun, Dalam Usaha Menyiarkan Dan
Mengamalkan Ajaran Islam Serta Membela Kepentingannya"
Menyiarkan Islam, mengamalkan dan membela kepentingan Islam, bukan hanya tugas
Muhammadiyah, tetapi juga tugas semua umat Islam.
Karena itu, Muhammadiyah perlu menjalin kerjasama dengan semua golongan umat
Islam. Tanpa kerjasama ini,tidak mudah kita melaksanakan tugas yang berat ini.
9. "Membantu Pemerintah Serta Kerjasama Dengan Golongan Lain Dalam Memelihara
Negara dan Membangunnya, Untuk Mencapai Masyarakat Yang Adil dan Makmur Yang
Diridhai"
Negara Indonesia adalah memiliki semua warga negaranya, termasuk warga
Muhammadiyah. Adalah suatu keharusan dijalinnya kerjasama di antara semua unsur pemilik
negara, untuk membangun Negara dan bangsa menuju tercapainya masyarakat yang adil dan
makmur yang diridhai Allah.
Muhammadiyah kemakmuran masyarakat ini, sebab kemakmuran mempersubur iman
dan takwa, sedang kemelaratan mempersubur kriminalitas sosial dan kekufuran. Bukankah
telah disabdakan oleh Nabi kita, "kada al-faqru ayyakuna kufran" (Kekafiran itu dapat
menyebabkan kekufuran).
10. "Bersifat Adil Serta Korektif Ke Dalam dan Keluar, Dengan Bijaksana"
Dengan sifat adil dan korektif, Muhammadiyah tidak senang melihat sesuatu yang
tidak semestinya, dan ingin mengubahnya dengan yang lebih tepat dan lebih baik, meskipun
mengenai diri sendiri. Jadi Muhammadiyah tidak tinggal diam saja dan taqlid. Tetapi koreksi
pada diri sendiri dan ke luar ini tidak boleh dilakukan dengan sembarangan, melainkan harus
dengan adil dan bijaksana.

Kesalahan adalah kesalahan, sekalipun ada pada orang atau golongan lain.Bukan sifat
Muhammadiyah tetap bersikukuh membela suatu hal, padahal misalnya jelas-jelas yang
dibelanya itu salah atau tidak baik. (Kamal Pasha dkk, 1971: 58-65).

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Muhammadiyah hadir dengan kepribadiannya yaitu gerakan Islam, dakwah amar
maruf nahi munkar, dan gerakan tajdid. Inilah yang menjadi kepribadian Muhammadiyah.
Dengan melaksanakan Dakwah Islam dan Amar Ma'ruf

Nahi Munkar dengan caranya

masing-masing yang sesuai, Muhammadiyah menggerakkan masyarakat menuju tujuannya,


yaitu: "Terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya".
Bagaimanapun cara perjuangan Muhammadiyah untuk mencapai tujuan tunggalnya,
harus berpedoman: "Berpegang teguh akan ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak
membangun di segenap bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh
jalan yang diridhai Allah"

DAFTAR PUSTAKA

http://liescholisoh.blogspot.com/2012/10/kepribadian-muhammadiyah.html
http://adewarisko.blogspot.com/2011/07/kepribadian-muhammadiyah.html

Anda mungkin juga menyukai