PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Latar belakang yang mewarnai dilahirkanya Kepribadian Muhammadiyah adalah
masuknya
pemikiran
dan
cara-cara
politik
dalam
mengelola
dan
menggerakan
III.
Tujuan
1. Bagaimana sejarah dirumuskannya kepribadian Muhamaadyah?
2. Bagaimana penjelasan mengenai kepribadian Muhammadyah?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Dirumuskannya Kepribadian Muhammadiyah
B. Kepribadian Muhammadiyah
Kepribadian Muhammadiyah adalah rumusan yang menggambarkan hakekat
Muhammadiyah, serta apa yang menjadi dasar dan pedoman amal usaha dan perjuangan
Muhammadiyah, serta sifat-sifat yang dimilikinya.
Kepribadian Muhammadiyah bukanlah hal (sesuatu) yang baru, Kepribadian
Muhammadiyah adalah sesuatu yang menyatu dalam diri Muhammadiyah yang merupakan
karakter / watak Muhammadiyah yang menjadi ciri Muhammadiyah.
Kepribadian Muhammadiyah adalah rumusan hasil penggalian dari filosofi, pokokpokok pikiran, prinsip dasar perjuangan, metode perjuangan, tindakan dan gerak langkah
KHA Dahlan; para murid-muridnya dan aktifis Muhammadiyah pada waktu awal.. Dengan
demikian, dalam rumusan itu berbagai hal yang tidak sesuai dengan gagasan, cita-cita
perjuangan Muhammadiyah dan keteladanan KHA Dahlan dan para muridnya telah
dibersihkan. Ringkasnya rumusan itu telah dibersihkan dari hal-hal yang tidak sesuai dengan
ajaran dan keteladanan Nabi Muhammad SAW
Sesungguhnya kepribadian Muhammadiyah itu merupakan ungkapan dari kepribadian
yang memang sudah ada pada Muhammadiyah sejak lama berdiri. KH. Faqih Usman pada
saat itu hanyalah mengkonstantir -meng-idhar-kan apa yang telah ada; jadi bukan merupakan
hal-hal yang baru dalam Muhammadiyah. Adapun mereka yang menganggap bahwa
Kepribadian Muhammadiyah sebagai perkara yang baru, hanyalah karena mereka mendapati
Muhammmadiyah sudah tidak dalam keadaan yang sebenarnya.
K.H. Faqih Usman sebagai seorang yang telah sejak lama berkecimpung dalam
Muhammadiyah, sudah benar-benar memahami apa sesungguhnya sifat-sifat khusus (ciri-ciri
khas) Muhammadiyah itu. Karena itu kepada mereka yang berlaku tidak sewajarnya dalam
Muhammadiyah, beliaupun dapat memahami dengan jelas.
Yang benar-benar dirasakan oleh KH Faqih Usman ialah bahwa Muhammadiyah
adalah Gerakan Islam, berdasar Islam, menuju terwujudnya masayarakat utama, adil dan
makmur yang diridhai Allah Subhanahu wataala, bukan dengan jalan politik, bukan dengan
jalan
ketatanegaraan,
melainkan
tanpa
memperdilikan bagamana struktur politik yang manguasainya; sejak zaman Belanda, zaman
militerisme Jepang, dan samapai zaman kemerdekaan Republik Indonesia.
Muhammadiyah tidak buta politik, tidak takut politik, tetapi Muhammadiyah bukan
organisasi politik. Muhammadiyah tidak mencampuri soal-soal politik , tetapi apabila soalsoal politik masuk dalam Muhammadiyah, ataupun soal-soal politik mendesak-desak urusan
Agama Islam, maka Muhammadiyah akan bertindak menurut kemampuan, cara dan irama
Muhammadiyah sendiri.
Sejak partai politik Islam Masyumi dibubarkan oleh presiden Sukarno, maka warga
Muhammadiyah yang selama ini berjuang dalam medan politik praktis, mereka masuk
kembali dalam Muhammadiyah. Namun karena sudah terbiasa dengan perjuangan cara
politik, maka dalam mereka berjuang dana beramal dalam Muhammadiyah pun masih
membawa cara dana nada politik cara partai.
Oleh K.H. Faqih Usman dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada saat itu, cara-cara
demikian dirasakan sebagai cara yang dapat merusak nada dan irama Muhammadiyah.
Muhammadiyah telah mempunyai cara perjuangan yang khas. Muhammadiyah bergerak
bukan untuk Muhammadiyah sebagai golongan.
Muhammadiyah bergerak dan berjuang untuk tegaknya Islam, untuk kemenangan
kalimah Allah, untuk terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah
Subhanahu wataala. Hanya saja Islam yang digerakkan oleh Muhammadiyah adalah Islam
yang sajadah, Islam yang lugas (apa adanya), Islam yang menurut Al-Quran dan Sunnah
Rasulullah SAW; dana menjalankannya dengan menggunakan akal pikirannya yang sesuai
dengan ruh Islam.
Secara leksikal, kepribadian berasal dari kata pribadi yang berarti manusia sebagai
perseorangan. Kepribadian (dengan imbuhan ke-an) berarti sifat hakiki yang tercermin pada
sikap seseorang atau suatu bangsa yang membedakan dirinya dengan orang lain atau bangsa
lain.
Dengan demikian, yang dimaksud dengan kepribadian Muhammadiyah ialah rumusan
yang menggambarkan hakekat Muhammadiyah, serta apa yang menjadi dasar dan pedoman
amal usaha dan perjuangannya, serta sifat-sifat yang dimilikinya. Narasi berikut ini
menjelaskan kepribadian Muhammadiyah yang diharapkan dapat menjadi munthalaq ,
pedoman dan pijakan utama dalam merumuskan kepribadian seorang muballigh
Muhammadiyah, termasuk Muballigh di kalangan mahasiswa.
Muhammadiyah adalah sebagai Gerakan Islam dan Dakwah Amar Maruf Nahi
Munkar, beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Quran dan Sunnah. Secara fungsional
Muhammadiyah merupakan alat untuk berjuang dan mencapai cita-cita mulia, terwujudnya
masyarakat utama, adil, makmur yang diridhoi Allah s.w.t. untuk melaksanakan fungsi dan
misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi, sebagaimana firman Allah
s.w.t. :
Sebuah negeri yang indah, bersih, suci dan makmur di bawah perlindungan Rabb Yang
Maha Pengampun. (Saba : 15)
Untuk mencapai tujuan itulah Muhammadiyah didirikan dengan bersendikan dua
pilar gerakan utama; amar maruf dan nahi munkar,berdasarkan :
Adakanlah dari kamu sekalian, golongan yang mengajak kepada keIslaman, menyuruh
kepada kebaikan dan mencegah daripada keburukan. Mereka itulah golongan yang
beruntung berbahagia. (Alu Imran : 104)
Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah dan taat kepada Allah s.w.t.
2.
3.
4.
5.
6.
Dengan prinsip-prinsip dasar tersebut maka, apapun yang diusahakan termasuk caracara atau sistem perjuangannya, Muhammadiyah berpedoman : Berpegang teguh akan
ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak membangun di segala bidang dan lapangan dengan
menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridlai Allah.
Pedoman Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah
Dengan memperhatikan dasar prinsip di atas, maka apapun yang diusahakan dan
bagaimanapun cara perjuangan Muhammadiyah untuk mencapai tujuan tunggalnya harus
berpedoman:
Berpegang teguh akan ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak membangun di
segala bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang
diridlai Allah SWT
yang ditegakkan dan dijunjung tinggi ini, mengingat telah banyak kekaburan dalam
Islam di Indonesia. Hal ini juga dipergunakan untuk mendasari atau menjiwai segala
amal usaha Muhammadiyah sebagai organsisasi.
3. Kemudian dengan sifat-sifat dan cara-cara yang dicontoh atau diambil dari sejarah awal
mula dakwah Rasulullah, menjadi sifat gerak dakwah Muhammadiyah, disesuaikan
dengan keadaan dan kenyataan yang dihadapi.
kehidupan masyarakat dan ketatanegaraan, serta dalam bekerjasama dengan golongan Islam
lainnya.
Hakikat Kepribadian Muhammadiyah adalah wajah dan wijhah-nya persyarikatan
Muhammadiyah. Wajah tersebut mencerminkan tiga predikat yang melekat kuat sebagai Asy
Syakhsiyah atau jati dirinya secara utuh. 3 predikat yang dimaksud adalah Muhammadiyah
sebagai Gerakan Islam, Dakwah dan Tajdid.
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam didasarkan pada segi asas (aqidah) perjuangan
Muhammadiyah. Muhammadiyah menjadikan Dinul Islam sebagai subyek (sumber nilai) dan
sumber obyek (sumber konsep) perjuangannya. Sebagai sumber subyek ialah bahwa semua
kegiatan dan amal usaha Muhammadiyah selalu digerakkan dengan dinul ruhul Islam.
Sebagai sumber obyek ialah semua kegiatan dan amal usaha Muhammadiyah untuk
menegakkan dan menjunjung tinggi agama Allah SWT. Sebagai sumber nilai dan konsep
dinul Islam tidak bisa dipisahkan dari perjuangan Muhammadiyah. Islam telah menjadi
Sibghah yang mendasari, menjiwai dan mewarnai gerakan Muhammadiyah.
Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah dapat dilihat dakwahnya ditujukan kepada
kegiatan dan amal usahanya. Semua dilaksanakan sebagai Dakwah Islamiyah amar maruf
nahi munkar.
Muhammadiyah sebagai gerakan Tajdid adalah sifat dakwahnya ditujukan kepada
umat Islam. Tajdid yaitu mengembalikan pemahaman dan pengamalan umat terhadap Dinul
Islam secara murni yang meliputi benar dan tepat sesuai Al Quran dan Sunnah Rasulullah
SAW. Dalam bidang amaliyah tajdid dilakukan bersifat modernisasi. Mengaktualisasikan
ajaran Islam sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat sehingga Dinul Islam
menjadi Rahmatan Lil Alamin.
Sebaliknya, Muhammadiyah harus tabah menghadapi celaan dan kedengkian golongan lain
tanpa mengabaikan hak untuk membela diri kalau perlu, dan itu pun harus dilakukan secara
baik tanpa dipengaruhi perasaan aneh.
2."Memperbanyak Kawan dari Mengamalkan Ukhuwah lslamiyah"
Setiap warga Muhammadiyah, siapa pun orangnya, termasuk para pemimpin dan
da'inya, harus memegang teguh sifat ini. Dalam rangka untuk "Memperbanyak Kawan dan
Mengamalkan Ukhuwah Islamiyah". Inilah, pada umumnya ceramah atau kegiatan dakwah
lainnya yang dilancarkan oleh dai-da'i Muhammadiyah memakai gaya "sejuk penuh senyum",
bukan dakwah yang agitatif menebar kebencian ke sana ke mari.
Di kalangan Muhammadiyah di Surakarta terkenal semboyan "Jiniwit Katut". Jiniwit
artinya dijiwit (dicubit), tetapi justru lama-lama orang yang njiwit akan katut atau terpiat oleh
Muhammadiyah yang selalu bertingkah simpatik kepada siapa pun. Dan tampaknya sifat
inilah salah satu rahasia, mengapa Muhammadiyah terus berkembang makin mengakar dalam
masyarakat.
3. "Lapang Dada, Luas Pandangdan Dengan Memegang Teguh Ajaran Islam"
Lapang dada atau toleransi adalah satu keharusan bagi siapapun yang hidup dalam
masyarakat, apalagi hidup dalam masyarakat yang majemuk seperti masyarakat Indonesia.
Tanpa adanya lapang dada, kehidupan akan goncang. Dan prinsip "Memperbanyak Kawan"
tentu berubah menjadi "Memperbanyak Musuh". Namun bagaimana, pun dalam berlapang
dada, kita tidak boleh kehilangan identitas sebagai warga Muhammadiyah yang harus tetap
memegang teguh ajaran Islam. Dengan demikian, bebas tetapi tetap terkendali.
oleh Allah melalui para Nabi-Nya juga untuk masyarakat, yakni untuk memperbaiki
masyarakat. Masyarakat adalah "lahan" bagi segala aktivitas perjuangan Muhammadiyah.
Dua sifat ini, yakni keagamaan dan kemasyarakatan, tidak boleh berdiri sendirisendiri. Harus berjalin berkelindan. Karena itu, Muhammadiyah bukan gerakan sosial
semata-mata, dan bukan juga gerakan keagamaan semata-mata. Muhammadiyah adalah
gerakan kedua-duanya, ya keagamaan ya kemasyarakatan.Tetapi Muhammadiyah juga bukan
gerakan politik, sebab kalau gerakan politik, tercermin dalam berbagai amal usaha yang telah
tertekuninya selama ini.
5. "Mengindahkan, segala Hukum, Undang-undang Serta dan Falsafah Negara Yang
Sah"
sebagai satu organisasi, mempunyai sejumlah anggota. Anggota ini adalah warga
negara dari suatu negara hukum. Hukum negara mempunyai kekuatan mengikat bagi segenap
warga negaranya. Ini adalah kenyataan. Karena itu, Muhammadiyah mengindahkan semua
itu.
6. "Amar Maruf Nahi Munkar Dalam Segala Lapangan Serta Menjadi Contoh Teladan
Yang Baik"
Salah satu kewajiban tiap muslim ialah beramar ma'ruf dan bernahi munkar, yakni
menyuruh berbuat baik dan mencegah kemunkaran. Yang dimaksud kemunkaran ialah semua
kejahatan yang merusak dan menjijikkan dalam kehidupan manusia. Tanpa adanya amar
ma'ruf dan nahi munkar, tidak akan kebaikan dapat ditegakkan, dan tidak akan kejahatan
dapat diberantas. Untuk itu, Muhammadiyah harus sanggup menjadi suri teladan dalam
kegiatan ini, baik ke dalam tubuh sendiri ataupun ke luar, ke tengah-tengah masyarakat
ramai, dengan penuh kebijaksanaan dan pendekatan yang simpatik.Amar ma'ruf nahi munkar,
bagaimanapun harus kita lakukan dengan cara yang baik, sebab kalau tidak begitu, adalah
Machiavellisme namanya.
7. "Aktif Dalam Perkembangan Masyarakat Dengan Maksud islah dan Pembangunan
Sesuai Dengan Ajaran Islam"
Kapan pun dan dimana pun Muhammadiyah memang harus selalu aktif dalam
perkembangan masyarakat, sebab tanpa begitu, Muhammadiyah akan kehilangan peran dan
Kesalahan adalah kesalahan, sekalipun ada pada orang atau golongan lain.Bukan sifat
Muhammadiyah tetap bersikukuh membela suatu hal, padahal misalnya jelas-jelas yang
dibelanya itu salah atau tidak baik. (Kamal Pasha dkk, 1971: 58-65).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Muhammadiyah hadir dengan kepribadiannya yaitu gerakan Islam, dakwah amar
maruf nahi munkar, dan gerakan tajdid. Inilah yang menjadi kepribadian Muhammadiyah.
Dengan melaksanakan Dakwah Islam dan Amar Ma'ruf
DAFTAR PUSTAKA
http://liescholisoh.blogspot.com/2012/10/kepribadian-muhammadiyah.html
http://adewarisko.blogspot.com/2011/07/kepribadian-muhammadiyah.html