Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Latarbelakang yang mewarnai dilahirkanya Kepribadian Muhammadiyah adalah masuknya
pemikiran dan cara-cara politik dalam mengelola dan menggerakan Muhammadiyah setelah
Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia) dibubarkan dan orang-orang Muhammadiyah
yang berkecimpung di Partai Politik Islam tersebut kembali ke Muhammadiyah.
Muhammadiyah sebagai organisasi dan gerakan sosial keagamaan didirikan oleh KH. Ahmad
Dahlan (1868-1923) pada awal abad kedua puluh, tepatnya pada 8 Dzulhijjah 1330 H,
bersesuaian dengan tanggal 18 Nopember 1912. Pendirian organisasi ini, antara lain,
dipengaruhi oleh gerakan tajdîd (reformasi, pembaruan pemikiran Islam) yang digelorakan
oleh Muhammad ibn ‘Abd al-Wahhab (1703-1792) di Arab Saudi, Muhammad ‘Abduh
(1849-1905), Muhammad Rasyîd Ridhâ (1865-1935) di Mesir, dan lain-lain. Masing-masing
tokoh tersebut memiliki corak pemikiran yang khas, berbeda satu dengan yang lain. Jika
Muhammad ibn ‘Abd al-Wahhâb menekankan pemurnian akidah, sehingga gerakannya lebih
bersifat puritan (purifikasi), maka Muhammad ‘Abduh lebih menekankan pemanfaatan
budaya modern dan menempuh jalur pendidikan, dan karena itu, gerakannya lebih bersifat
modernis dan populis. Sementara itu, Rasyîd Ridhâ menekankan pentingnya keterikatan pada
teks-teks al-Qurân dalam kerangka pemahaman Islam, yang dikenal dengan al-Rujû’ ilâ al-
Qur’ân wa al-Sunnah (kembali kepada al-Qur’an dan al-Sunnah). Oleh karena itu, gerakannya
lebih bersifat skriptualis (tekstual), yang kelak menjadi akar fundamentalisme (al-ushûliyyah)
di Timur Tengah (Syafiq A. Mughni, 1998).

B. Tujuan.
1. Untuk mengetahui Pengertian dan fungsi Kepribadian Muhammadiyah
2. Apakah Muhammadiyah itu?
3. Dasar dan amal usaha Muhammadiyah.
4. Pedoman amal usaha dan perjuang Muhammadiyah.
5. Sifat-sifat Muhammadiyah.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Kepribadian Muhammadiyah
Kepribadian Muhammadiyah adalah rumusan yang menggambarkan hakekat
Muhammadiyah, serta apa yang menjadi dasar dan pedoman amal usaha dan perjuangan
Muhammadiyah, serta sifat-sifat yang dimilikinya.
Fungsi Kepribadian Muhammadiyah
Kepribadian Muhammadiyah berfungsi sebagai Landasan, Pedoman, dan Pegangan bagi
gerak Muhammadiyah menuju cita-cita terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya.
Kepribadian Muhammadiyah itu mengandung empat pokok pikiran :
1. Apakah Muhammadiyah itu?
2. Dasar dan amal usaha Muhammadiyah.
3. Pedoman amal usaha dan perjuang Muhammadiyah.
4. Sifat-sifat Muhammadiyah.

Sejarah dirumuskannya “kepribadian muhammadiyah”

“Kepribadian Muhammadiyah” ini timbulnya pada waktu Muhammadiyah dipimpin oleh


Bpk. Kolonel H.M. Junus Anis, ialah periode 1959 – 1962.“Kepribadian Muhammadiyah” ini
semula berasal dari uraian Bpk. K.H. Faqih Usman, sewaktu beliau memberikan uraian dalam
suatu latihan yang diadakan oleh PP. Muhammadiyah di Madrasah Mu’allimin
Muhammadiyah Yogyakarta. Pada saat itu almarhum K.H. Faqih Usman menjelaskan “Apa
sih Muhammadiyah itu?”
Kemudian oleh PP di musyawarahkan bersama-sama pimpinan Muhammadiyah Jawa Timur
(H. M. Saleh Ibrahim), Jawa Tengah (R. Darsono) dan Jawa Barat (H. Adang Afandi).
Sesudah itu disempurnakan oleh suatu team yang antara lain terdiri dari; K.R. Muh. Wardan;
Prof. KH. Farid Ma’ruf; M. Djarnawi Hadikusuma; M. Djindar Tamimy; kemudian terus
membahas pula Prof. H. Kasman Singodimejo, SH. disamping pembawa prakarsa sendiri
Bapak KH. Faqih Usman. Setelah rumusan itu sudah agak sempurna, maka diketengahkan
dalam sidang Tanwir menjelang Muktamar ke-35 itulah “Kepribadian Muhammadiyah”
mendapatkan pengesahan setelah mengalami usulan-usulan penyempurnaan.
Dengan demikian maka rumusan “Kepribadian Muhammadiyah” yang sekarang ini adalah
merupakan hasil yang telah disempurnakan dalam Muktamar setengah abad ke-35 pada tahun
1962, akhir periode pimpinan H. M. Junus Anis.
Apakah kepribadian muhammadiyah itu?
Sesungguhnya Kepribadian Muhammadiyah itu merupakan ungkapan dari kepribadian yang
memang sudah ada pada Muhammadiyah sejak lama berdiri. KH. Faqih Usman pada saat itu
hanyalah mengkosntantir, mengidharkan apa yang telah ada. Jadi bukan merupakan hal-hal
yang baru dalam Muhammadiyah. Adapun mereka yang menganggap bahwa Kepribadian
Muhammadiyah sebagai perkara baru, hanyalah karena mereka mendapati Muhammadiyah
dalam keadaan yang tidak sebenarnya.
KH. Faqih Usman sebagai seorang yang telah sejak lama berkecimpung dalam
muhammadiyah, sudah memahami benar apa seseungguhnya sifat-sifat khusus/ciri-ciri khas
dari Muhammadiyah itu. Karena itu, kepada mereka yang tidak berlaku sewajarnya dalam
muhammadiyah, beliaupun dapat memahami dengan jelas.
Yang dirasakan benar oleh almarhum bahwa Muhammadiyah itu sebagai Gerakan Islam
berdasar Islam, menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya bukan dengan
jalan politik, bukan dengan jalan ketatanegaraan, melainkan dengan melalui pembentukan
masyarakat, tanpa memperdulikan bagaimana struktur politik yang menguasainya. Zaman
penjajahan Belanda, zaman militerisme Jepang, dan sampai dengan zaman kemerdekaan
Republik Indonesia. Muhammadiyah tidak buta politik, Muhammadiyah tidak takut politik.
Tapi Muhammadiyah bukan partai politik. Muhammadiyah tidak mencapuri soal-soal politik;
tetapi apabila soal-soal politik memasuki Muhammadiyah, ataupun soal-soal politik itu
mendesak-desak urusan agama Islam maka terpaksalah Muhammadiyah bertindak menurut
kemampuanya dan menurut irama dan nada Muhammadiyah.
Sejak partai politik Islam Masyumi dibubarkan oleh Presiden Sukarno, maka warga-warga
Muhammadiyah yang selam ini berjuang didalam medan politik praktis, merekapun masuk
kembali dalam Muhammadiyah. Merekapun berjuang dan beramal dalam Muhammadiyah
dengan masih membawa cara dan lagu-lagu berpolitik cara partai. Oleh almarhum KH. Faqih
Usman dan PP Muhammadiyah pada saat itu, cara-cara yang demikian dirasakan sebagai
cara-cara yang dapat merusak nada dan lagu Muhammadiyah. Muhammadiyah telah
mempunyai cara perjuangan yang khas Muhammadiyah bukan bergerak untuk
Muhammadiyah sebagai golongan, Muhammadiyah bergerak dan berjuang untuk tegaknya
Islam, untuk kemenangan kalimah Allah untuk terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya. Hanya saja Islam yang digerakkan oleh Muhammdiyah adalah Islam yang sadajah,
Islam yang lugu/apa adanya, Islam yang menurut al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah saw. dan
menjalankan dengan menggunakan akal pikiran yang sesuai dengan ruh Islam.
Dengan demikian, diperlukan untuk dipahamkan kepada para warga Muhammadiyah, apakah
sebenarnya Muhammadiyah, dan bagaimana cara membawa/ menyebar luaskannya.
Menyebarkan faham Muhammadiyah itu pada hakikatnya menyebarkan Islam yang sebenar-
benarnya dan karena itu cara-caranya perlu mengikuti bagaimana Rasulullah saw.
menyebarluaskan Islam pada mula-mula pertumbuhannya.

Memahami “Kepribadian Muhammadiyah”


Memahami Kepribadian Muhammadiyah berarti:
1. Memahamai apa sebenarnya Muhammadiyah
2. Karena Muhammadiyah ini sebagai organisasi, sebagai suatu persyarikatan yang
berasaskan Islam maka perlu pula difahami Islam yang bagaimanakah yang hendak
ditegakkan dan dijunjung tinggi itu, mengingat telah banyaknya kekaburan-kekaburan dalam
Islam di Indonseia ini. Dan ini pulalah yang hendak dipergunakan mendasari atau menjiwai
segala amal usaha Muhammadiyah sebagai organisasi.
3. Kemudian dengan sifat-sifat yang kita contoh atau kita ambil dari bagaimana sejarah
da’wah Rasulullah yang mula-mula dilaksanakan, itu pulalah yang kita jadikan sifat-sifat
gerak da’wah Muhammadiyah, dengan kita sesuaikan pada keadaan dan kenyataan-kenyataan
yang kita hadapi.

Kepada Siapa Kepribadian Muhammadiyah Ini Kita Pimpinkan/ Berikan?


Seperti diatas telah kita uraikan, bahwa kepribadian ini pada dasarnya adalah memberikan
pengertian dan kesadaran kepada warga kita, agar mereka itu tahu tugas kewajibannya, tahu
sandaran atau dasar-dasar beramal usahanya, juga tahu sifat-sifat atau bentuk/nada-nada
bagaimana mereka para warga pada saat melaksanakan tugas kewajibannya.

Lalu Bagaimana Cara Memberikan Atau Menuntunkan?


Tidak ada cara lain memberikan atau menuntunkan kepribadian Muhammadiyah ini kecuali
harus dengan teori dan praktek penamaan, pengertian dan pelaksanaan-pelaksanaan.
1. Penandasan atau pendalaman pengertian da’wah/ bertabligh.
2. Menggembirakan dan memantapkan tugas berda’wah. Tidak merasa minderwaardig
(rendah diri) dalam menjalankan da’wah walaupun dengan tidak memandang rendah dan
busuk kepada saudara-saudara kita yang bertugas dalam lapangan lainya (politik, ekonomi,
seni-budaya dan lain-lain).
3. Kemudian kepada mereka para warga hendaklah ditugaskan dengan tentu-tentu, bukan
hanya dengan sukarela. Bila diperlukan dengan cara-cara yang mengikat seperti dengan
perjanjian, dengan bai’at dan lain-lain.
4. Sesuai dengan masa sekarang, perlu dengan musyawarah sekarang yang sifatnya
mengevaluasi tugas-tugas itu.
5. Sesuai dengan suasana sekarang, perlu pula dengan formalitas-formalitas yang menarik
yang tidak melanggar hukum-hukum agama dan juga dengan memberikan bantuan logistik.
6. Pimpinan Cabang/Ranting bersama-sama anggota-anggotanya memusyawarahkan sasaran-
sasaran yang dituju, bahan-bahan yang dibawakan petugas-petugas dibagi menurut
kemampuan dan sasaran-sasarannya.
7. Pada musyawarah evaluasi, sekalian dapat ditambahkan bahan-bahan atau bekal yang
diberikan kepada warga yang sebagai muballighin/muballighat.

Sejarah Lahirnya Kepribadian Muhammadiyah


Muhammadiyah adalah persyarikatan yang merupakan Gerakan Islam. Maksud gerakanya
ialah Dakwah Islam dan Amar Ma’ruf nahi Munkar yang ditujukan kepada dua bidang:
perseorangan dan masyarakat . Dakwah dan Amar Ma’ruf nahi Munkar pada bidang pertama
terbagi kepada dua golongan: Kepada yang telah Islam bersifat pembaharuan (tajdid), yaitu
mengembalikan kepada ajaran Islam yang asli dan murni; dan yang kedua kepada yang belum
Islam, bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk agama Islam.
Adapun da’wah Islam dan Amar Ma’ruf nahi Munkar bidang kedua, ialah kepada masyarakat,
bersifat kebaikan dan bimbingan serta peringatan. Kesemuanya itu dilaksanakan dengan dasar
taqwa dan mengharap keridlaan Allah semata-mata.
Dengan melaksanakan dakwah Islam dan amar ma’ruf nahi munkar dengan caranya masing-
masing yang sesuai, Muhammadiyah menggerakkan masyarakat menuju tujuannya, ialah
“Terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”.
Pemikiran baku tentang “ Kepribadian Muhammadiyah “ merupakan hasil keputusan
Muktamar ke 35 (Muktamar setengah Abad) tahun 1962 di jakarta. Konsep awalnya berasal
dari ceramah KH Faqih Usman pada masa kepemimpinan PP Muhammadiyah pereode 1959-
1962 di bawah Ketua HM Yunus Anis. Ceramah itu berjudul “ Apa sih Muhammadiyah itu?”
yang kemudian ditindak lanjudi tim perumus , untuk selanjudnya dibahas di Tanwir pada
tanggal 25-28 Agustus 1962 dan akhirnya diputuskan di Muktamar ke 35 itu.

Apakah muhammadiyah itu?


Muhammadiyah adalah suatu persyarikatan yang merupakan “Gerakan Islam”. Maksud
geraknya ialah, “Da’wah Islam & amar ma’ruf nahi munkar” yang ditujukan kepada dua
bidang: perseorangan dan masyarakat. Da’wah dan amar ma’ruf nahi munkar pada bidang
yang pertama terbagi kepada dua golongan: kepada yang telah Islam bersifat pembaharuan
(tajdid), yaitu mengembalikan kepada ajaran-ajaran Islam yang asli murni; dan yang kedua
kepada yang belum Islam bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk agama Islam. Adapun
da’wah dan amar ma’ruf nahi munkar yang kedua, ialah kepada masyarakat, bersifat
perbaikan, bimbingan dan peringatan. Kesemuanya itu dilaksanakan bersama dengan
bermusyawarah atas dasar taqwa dan mengharap keridlaan Allah semata.
Dengan melaksanakan da’wah dan amar ma’ruf nahi munkar dengan caranya masing-masing
yang sesuai, Muhammadiyah menggerakkan masyarakat menuju tujuannya, ialah
“terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”..

Dasar Dan Amal Usaha Muhammadiyah


Dalam perjuangan melaksanakan usahanya menuju tujuan terwujudnya masyarakat Islam
yang sebenar-benarnya, dimana kesejahteraan, kebaikan dan kebahagiaan luas-merata,
Muhammadiyah mendasarkan segala gerak dan amal usahanya atas prinsip-prinsip yang
tersimpul dalam Muqaddimah Anggaran Dasar, yaitu:
1. Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah, dan taat kepada Allah.
2. Hidup manusia bermasyarakat.
3. Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam dengan berkeyakinan bahwa ajaran Islam itu satu-
satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia akhirat.
4. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat adalah kewajiban
sebagai ibadah kepada Allah dan ikhsan kepada kemanusiaan.
5. Ittiba’ kepada langkah dan perjuangan Nabi Muhammad SAW.
6. Melancarkan amal usaha dan perjuangannya dengan ketertiban organisasi

Pedoman Amal Usaha Dan Perjuangan Muhammadiyah


Menilik dasar prinsip tersebut di atas, maka apapun yang diusahakan dan bagaimanapun cara
perjuangan Muhammadiyah untuk mencapai tujuan tunggalnya harus berpedoman “
Berpegang teguh akan ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak membangun disegenap bidang
dan lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridhai Allah.”

Sifat Muhammadiyah
Menilik: (a) Apakah Muhammadiyah itu, (b) Dasar amal usaha Muhammadiyah dan (c)
Pedoman amal usaha dan perjuangan Muhammadiyah, maka Muhammadiyah memiliki dan
wajib memelihara sifat-sifatnya, terutama yang terjalin di bawah ini:
1. Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan.
2. Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah.
3. Lapang dada, luas pandangan, dengan memegang teguh ajaran Islam.
4. Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan.
5. Mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan, serta dasar dan falsafah negara
yang sah.
6. Amar ma’ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik.
7. Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud ishlah dan pembangunan, sesuai
dengan ajaran Islam.
8. Kerjasama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan
mengamalkan agama Islam serta membela kepentingannya.
9. Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara dan
membangun Negara untuk mencapai masyarakat adil dan makmur yang diridlai Allah SWT.
10. Bersifat adil serta kolektif ke dalam dan keluar dengan bijaksana.
BAB III
PENUTUP
Demikian yang penulis sampaikan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
makalah ini.

Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah
di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada
khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan di atas maka dapat disimpulkan beberapa haldiantaranya
sebagai berikut ::
1. Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah, dan taat kepada Allah.
2. Hidup manusia bermasyarakat.
3. Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam dengan berkeyakinan bahwa ajaran Islam itu satu-
satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia akhirat.
4. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat adalah kewajiban
sebagai ibadah kepada Allah dan ikhsan kepada kemanusiaan.
5. Ittiba’ kepada langkah dan perjuangan Nabi Muhammad SAW.
6. Melancarkan amal usaha dan perjuangannya dengan ketertiban organisasi

B.Saran
Penulis berharap semoga makalah ini dapat menjadi salah satu referensi untuk mengetahui
tentang Kepribadian Muhammadiyah.

DAFTAR PUSTAKA
– khusnulurifah. kepribadian-muhammadiyah.
– http://ragelsaputra.blogspot.com/2012/06/kepribadian-muhammadiyah.html
– http://batang.muhammadiyah.or.id/content-77-sdet-kepribadian-muhammadiyah.html
– http://programbrsjhk2011umj.blogspot.com/2011/11/kepribadian-muhammadiyah-agus-
tri.html
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Pendahuluan

Tonggak berdirinya Muhammadiyah awalnya dimulai dari pembacaan kritis terhadap realitas
di sekitar. Banyaknya ketidakadilan dan kebodohan serta pudarnya pemahaman terhadap
Islam menggugah KH. Ahmad Dahlan untuk mengupayakan purifikasi dalam
mempertahankan ortodoksi ajaran Islam dan berorientasi pada gerakan moral, dakwah, dan
social. Hal ini ditunjukkan misi “amar ma’ruf nahi munkar” dan selalu berlandaskan pada Al-
Qur’an dan As-Sunnah.

Di wilayah sosial, Muhammadiyah telah banyak berperan dalam kesejahteraan dan


pengentasan kemiskinan. Terbukti dengan didirikannya Rumah Sakit, sedangkan dalam
konteks pembangunan pendidikan bangsa, Muhammadiyah mampu menunjukkan
komitmennya sejak awal melalui pendidikan. Gerakan pendidikan yang dilakukan
Muhammadiyah ialah wujud komitmen Muhammadiyah untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa dan memberikan pencerahan mental kepada bangsa Indonesia.
Secara leksikal, ‘kepribadian’ berasal dari kata ‘pribadi’ yang berarti manusia sebagai
perseorangan. ‘Kepribadian’ (dengan imbuhan ke-an) berarti sifat hakiki yang tercermin pada
sikap seseorang atau suatu bangsa yang membedakan dirinya dengan orang lain atau bangsa
lain.

Dengan demikian, yang dimaksud dengan Kepribadian Muhammadiyah adalah rumusan yang
menggambarkan hakikat Muhammadiyah, serta apa yang menjadi dasar dan pedoman amal
usaha dan perjuangannya, serta sifat-sifat yang dimilikinya.

Sejarah perumusan Kepribadian Muhammadiyah

Kepribadian Muhammadiyah adalah sebuah rumusan yang menguraikan tentang jati diri, apa
dan siapa Muhammadiyah. Kemudian dituangkan dalam bentuk teks yang dikenal sebagai
Matan Kepribadian Muhammadiyah. Adapun sejarah pembentukannya dijabarkan sebagai
berikut.

Kepribadian Muhammadiyah merupakan salah satu dari beberapa rumusan resmi


persyarikatan yang disahkan oleh Muktamar Muhammadiyah ke-35 tahun 1962 di Jakarta,
atau sering disebut dengan Muktamar setengah abad.

Gagasan untuk merumuskan Kepribadian Muhammadiyah yaitu pada masa kepemimpinan


H.M Yunus Anis (1959-1960). Perumusan tersebut sesungguhnya tidak dapat dilepaskan dari
keterkaitan dengan kondisi dan situasi Negara pada sekitar tahun 1962. Sebagaimana telah
dimaklumi bersama bahwa sejak Dekrit 5 Juli 1959 hingga 11 Maret 1966 negara Indonesia
memasuki jaman baru yang dikenal dengan jaman Demokrasi Terpimpin atau disebut juga
jaman Nasakom.

Satu hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa sejak Presiden Soekarno mendengungkan untuk
menerapkan Demokrasi Terpimpin dalam sistem kenegaraan, partai Masyumi dan Partai
Sosialis Indonesia (PSI) yang paling lantang menentangnya. Keduanya menentang karena
beralasan bahwa Demokrasi Terpimpin akan dijadikan alat oleh Soekarno untuk memusatkan
kekuasaan di tangannya. Sikap kedua partai tersebut membuat Soekarno kecewa dan marah.
Kemarahan Sokarno dimanfaatkan oleh PKI dengan membujuk Soekarno untuk
membubarkan partai tersebut yang berujung dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Presiden
nomor 200 tahun 1960 yang intinya pemerintah membubarkan partai Masyumi secara
menyeluruh.

Masyumi adalah partai Islam yang lahir di Jogjakarta di Madrasah Mu’alimin


Muhammadiyah, hasil dari kongres Umat Islam pada tanggal 7-8 November 1945. Masyumi
dianggap sebagai satu-satunya partai politik bagi umat Islam. Andil Muhammadiyah dalam
pendirian Masyumi cukup besar, di antara tokoh-tokoh Muhammadiyah yang memimpin
Masyumi antara lain Ki Bagus Hadikusumo, KH. Fakih Usman, Prof. Kahar Muzakir, Prof.
Hamka, HA. Malik Ahmad, dan sebagainya.

Di tengah-tengah kegalauan setelah dibubarkannya Masyumi, pimpinan pusat


Muhammadiyah menyelenggarakan kursus Pimpinan Pusat Muhammadiyah se-Indonesia
yang berlangsung di Yogyakarta pada bulan Ramadhan 1381 H (1961 M). Di antara
penceramah adalah KH. Fakih Usman. Beliau menyampaikan ceramahnya dengan judul
“Apakah Muhammadiyah itu?”. Dalam makalahnya diuraikan dengan tepat tentang jati diri
Muhammadiyah yang sebenarnya, menguraikan tentang hakikat apa dan siapa
Muhammadiyah yang sesungguhnya.

Respon atas ceramah KH. Fakih Usman tersebut, dibentuklah Tim Perumus “KEPRIBADIAN
MUHAMMADIYAH” yang terdiri dari Prof. Dr. Hamka, KH. Wardan Diponingrat, H.
Djarnawi Hadikusuma, HM. Djindar Tamimy, HM. Saleh Ibrahim, serta KH. Fakih Usman
(selaku narasumber).

1. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas yaitu:

1. Apa Muhammadiyah itu ?


2. Apa Kepribadian Muhammadiyah itu?

BAB II

PEMBAHASAN MATERI

1. Fungsi kepribadian Muhammadiyah


Penyusunan rumusan Kepribadian Muhammadiyah memiliki tujuan dan fungsi sebagai
landasan, pedoman, dan pegangan setiap gerak langkah Muhammadiyah menuju cita-cita
terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Sebagai landasan dan pedoman, maka Kepribadian Muhammadiyah memiliki fungsi lebih
luas dalam setiap pribadi Muhammadiyah. Setiap amal dan aktivitas warga Muhammadiyah,
baik secara individu maupun organisasi perlu didasarkan pada rumusan Kepribadian
Muhammadiyah tersebut.

1. Isi Kepribadian Muhammadiyah

Matan atau teks Kepribadian Muhammadiyah dihasilkan dalam Muktamar Muhammadiyah


ke-35 di Jakarta atau yang dikenal dengan Muktamar setengah abad. Isi dari “Matan
Kepribadian Muhammadiyah” ini harus diketahui dan dipahami oleh setiap anggota
persyarikatan Muhammadiyah. Adapun isi lengkapnya sebagai berikut :

Matan (teks) Kepribadian Muhammadiyah

1. Apakah Muhammadiyah Itu ?

Muhammadiyah adalah suatu persyarikatan merupakan “Gerakan Islam”. Maksudnya dakwah


Islam amar ma’ruf nahi munkar yang ditujukan kepada dua hal yaitu perseorangan dan
masyarakat.

Dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar pada bidang yang pertama atau perseorangan terbagi
menjadi 2 yaitu :

1. Kepada yang telah Islam bersifat Tajdid (Pembaruan). Artinya mengembalikan kepada
ajaran Islam yang murni.
2. Kepada yang belum Islam bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk agama Islam.
3. Dasar Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah

Dalam perjuangan melaksanakan usahanya menuju tujuan terwujudnya masyarakat utama,


adil, dan makmur yang diridhoi Allah SWT dimana kesejahteraan, kebaikan, dan kebahagiaan
luas merata, Muhammadiyah mendasarkan segala gerak dan amal usahanya atas prinsip-
prinsip dalam muqadimah anggaran dasarnya, yaitu :
1. Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah, dan taat kepada Allah SWT.
2. Hidup manusia harus bermanfaat.
3. Mematuhi ajaran-ajaran agama islam.
4. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat.
5. Ittiba’ kepada langkah perjuangan langkah nabi Muhammad SAW.
6. Melancarkan amal usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi.

3. Pedoman Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah

Dengan memperhatikan dasar prinsip diatas, maka Muhammadiyah berpedoman : “Berpegang


teguh akan ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak membangun di segala bidang dan lapangan
dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridhoi Allah SWT”. Artinya, setiap
usaha dan aktivitas dalam Muhammadiyah perlu didasarkan pada niat untuk beribadah kepada
Allah SWT. Kemudian niat itu dikuatkan dengan merujuk kepada ajaran Allah agar setiap
usaha yang dilakukan mendapatkan ridho Allah SWT.

4. Sifat Muhammadiyah

Muhammadiyah memiliki sifat-sifat yang merupakan nilai-nilai dasar untuk melakukan


gerakan. Untuk itu, setiap warga Muhammadiyah wajib memelihara sifat-sifatnya
sebagaimana hasil Muktamar Muhammadiyah ke-35 di Jakarta tahun 1962. Adapun sifat-sifat
Muhammadiyah sebagai berikut :

1. Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan.


2. Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah
3.
4. Lapang dada, luas pandangan dengan memegang teguh ajaran Islam.
5. Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan.
6. Mengingahkan segala hukum, undang-undang, peraturan serta dasar Negara yang sah.
7. Amar ma’ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang
baik.
8. Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud ishlah dan pembangunan
sesuai dengan ajaran Islam.
9. Kerjasama dengan golongan agama Islam manapun dalam usaha menyiarkan dan
mengamalkan agama Islam.
10. Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain, sebagai pemelihara
dan membangun Negara.
11. Bersifat adil serta korektif ke dalam dan ke luar dengan bijaksana.

1. Penjelasan Kepribadian Muhammadiyah


2. Apakah Muhammadiyah Itu ?

Pokok pembahasan pertama yang ditegaskan dalam kepribadian Muhammadiyah adalah


berupa pertanyaan “Apakah Muhammadiyah Itu ?”. Pertanyaan itu sesungguhnya untuk
mengungkapkan tentang hakikat apa dan siapa Muhammadiyah itu, atau mengungkapkan
tentang jati diri Muhammadiyah yang sebenar-benarnya. Oleh karena itu, pertanyaan apakah
Muhammadiyah itu dapat diganti dengan “Hakikat Muhammadiyah”

 Hakikat kepribadian Muhammadiyah

Hakikat kepribadian Muhammadiyah adalah wajah dan wijhahnya persyarikatan


Muhammadiyah.

Wajah tersebut mencerminkan 3 predikat yang melekat kuat sebagai asy-syaksiyah atau jati
dirinya secara utuh. 3 predikat yang dimaksud adalah Muhammadiyah sebagai gerakan Islam,
dakwah, dan tajdid.

 Muhammadiyah sebagai gerakan Islam

Muhammadiyah sebagai gerakan Islam didasarkan pada segi asas (aqidah) perjuangan
Muhammadiyah. Muhammadiyah menjadikan dinul Islam sebagai subjek (sumber nilai) dan
sumber objek (sumber konsep) perjuangannya. Sebagai sumber subjek ialah bahwa semua
kegiatan dan amal usaha Muhammadiyah selalu digerakkan oleh ruh Al-Islam. Sebagai
sumber objek ialah semua kegiatan dan amal usaha Muhammadiyah dimaksudkan untuk
“menegakkan dan menjunjung tinggi agama Allah SWT”. Sebagai sumber nilai dan konsep
dinul islam tidak bisa dipisahkan dari perjuangan Muhammadiyah. Islam telah menjadi
“sibghah” yang mendasari, menjiwai, dan mewarnai gerakan Muhammadiyah.

Tidak diragukan bahwa eksistensi dan esensi Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, bukan
gerakan social-kemasyarakatan semata. Gerakan kemasyarakatannya hanyalah bagian atau
fungsi tranformasi dari gerakan Islam. Kondisi sosio-historis berdirinya Muhammadiyah tidak
lain karena diilhami, dimotivasi, dan disemangati oleh ajaran-ajaran al-Qur’an. Motif
gerakannya tidak lain kecuali semata-mata untuk merealisasikan prinsip-prinsip ajaran islam
dalam kehidupan nyata.

Gerakannya hendak berusaha menampilkan wajah islam dalam dinamika hidup, yang dapat
dihayati, dirasakan, dan dinikmati oleh manusia sebagai rahmatan lil ‘alamin.

 Muhammadiyah Sebagai Gerakan Dakwah

Ciri kedua dari gerakan Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan dakwah Islam , amar makruf
nahi munkar. Ciri yang kedua ini telah muncul sejak dari kelahirannya dan tetap melekat tak
terpisahkan dalam jati diri Muhammadiyah. Hal ini diakui oleh beberapa pihak yang
menyatakan bahwa Muhammadiyah terlihat sebagai pergerakan dakwah yang menekankan
pengajaran serta pendalaman nilai-nilai dan memiliki kepedulian yang sangat besar terhadap
penetrasi misi Kristen di Indonesia.

Secara istilah (terminologi) berarti penyampaian Islam kepada manusia, baik secara
lisan,tulisan ,ataupun lukisan. Sedangkan secara istilah, setidaknya ada beberapa batasan atau
definisi sebagai berikut:

1. Segala Aktivitas dan usaha untuk mengubah satu situasi tertentu kearah lain yang
lebih baik, sesuai dengan ajaran islam.
2. Usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia dan seluruh
umat konsepsi islam tentang pandangan dan tujuan hidup di dunia ini, yang meliputi
amar ma’ruf dan nahi munkar, dengan berbagai media dan cara yang baik dan
membimbing mengamalkannya dalam perikehidupan perorangan , keluarga (usrah),
masyarakat dan bernegara.
3. Mengajak dan menyeru manuasia atau masyarakat kepada ajaran islam, dengan
memberikan pengertian dan kesadaran akan kebenaran ajaran-ajaran islam sehingga
manusia atau masyarakat dapat menginsafi akan kebaikan, kelebihan , dan keutamaan
islam bagi pembentukan pribadi yang utama, dan bagi mengatur ketertiban hidup
bermasyarakat, dalam segala aspek kehidupan, seperti bidang ‘iktiqad , ibadah, akhlak,
kebudayaan , pendidikanm-pengajaran, ilmu pengetahuan, social, ekonomi, juga
dalam bidang kenegaraan-politik dan sebagainya.

Tujuan dakwah islamiyah secara proposional meliputi tiga sasaran , yaitu :


1. Agar umat manusia menyembah kepada Allah , tidak menyekutukan-Nya dengan
sesuatu, dan tidak akan menyembah tuhan selain Allah semata-mata.
2. Agar umat manusia bersedia menerima islam sebagai agamanya, memurniakan
keyakinannya, hanya mengakui Allah sebagai tuhannya, membersihkan jiwanya dari
penyakit nifaq (kemunafikan) dan selalu menjaga amal perbuatannya agar tidak
bertentangan dengan ajaran agama yang dianutnya.
3. Dakwah ditujukan untuk merubah system pemerintahan yang zalim ke pemerintahan
islam.

Objek yang dijadikan sasaran dakwah (mad’u) Muhammadiyah ada dua macam, yaitu:

1. Orang yang belum islam (umat dakwah)

Dakwah kepada orang yang belum islam adalah ajakan, seruan , dan panggilan yang sifatnya
menggembirakan dan menyenangkan (tabsyir). Caranya adalah dengan tidak ada paksaan
masuk itu sendiri.

2. Orang yang sudah Islam (umat ijabi)

Sifat dakwah yang dilakukan kepada orang yang sudah islam bukan lagi bersifat ajakan untuk
menerima islam sebagai agamanya, tetapi bersifat tajdid dalam arti pemurnian (purifikasi( dan
dapat juga berarti pembaruan (reformasi).

 Muhammadiyah sebagai gerakan Tajdid

Ciri ketiga yang melekat pada persyarikatan Muhammadiyah adalah sebagai gerakan tajdid
atau gerakan reformasi. Menurut paham Muhammadiyah, Tajdid mempunyai dua pengertian.
Pertama, mengandung pengertian purifikasi dan reformasi ; yaitu, pembaruan dalam
pemahaman dan pengalaman ajaran islam kearah keaslian dan kemurniaannya sesuai dengan
al-Qur’an dan al-Sunnah al-Maqbulah. Dalam pengertian pertama ini diterapkan pada bidang
akidah dan ibadah mahdah. Kedua, mengandung pengertian modernisasi atau dinamisasi
(pengembangan) dalam pemahaman dan pengalaman ajaran islam sejalan dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan masyarakat. Pengertian kedua diterapkan
pada masalah mu’amalah duniawiyah.
Tajdid dalam pengertian ini sangat diperlukan, terutama setelah memasuki era globalisasi,
karena pada era ini bangsa-bangsa di dunia mengalami hubungan antarbudaya yang sangat
kompleks.

Sebagai gerakan tajdid, Muhammadiyah telah melahirkan berbagai prestasi yang


mengagumkan. Diantaranya adalah:

1. Membersihkan Islam dari pengaruh dan kebiasaan yang bukan islam


2. Reformulasi doktrin Islam dengan pandangan alam pikiran modern
3. Reformulasi ajaran Islam dan pendidikan Islam
4. Mempertahankan islam dari pengaruh dan serangan orang diluar Islam.
5. Dasar Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah

Dalam perjuangan melaksanakan usaha menuju tujuan terwujudnya masyarakat utama, adil
dan makmur yang diridlai Allah SWT di mana kemakmuran dan kesejahteraan, kebaikan dan
kebahagiaan luas merata, persyarikatan Muhammadiyah mendasarkan segala langkah, gerak
dan amal usaha diatas prinsip-prinsip yang tersimpul dalam Muqaddimah Anggaran Dasar
Muhammadiyah.

1. Hidup manusia harus berdasarkan tauhid, ibadah, dan taat kepada Allah semata-mata
2. Hidup Manusia Bermasyarakat
3. Menegakkan ajaran islam dengan keyakinan bahwa ajaran islam adalah satu-satunya
landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.
4. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam dalam masyarakat adalah wajib,
sebagai ibadah kepada Allah dan berbuat Ihsan dan Islah kepada kemanusiaan.
5. Ittiba’ kepada langkah perjuangan Nabi Muhammad SAW
6. Melancarkan amal usaha dan perjuangannya dengan ketertiban organisasi.
7. Pedoman Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah

Dari segi taktik perjuangan sering orang berpendirian bahwa tidak mengapa kita bertindak
menyalahi peraturan bahkan tidak mengapa bertindak sesuai dengan ajaran islam, asal dengan
maksud untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Kadang-kadang sampai orang berpendapat
bahwa tiada celanya berbuat sesuatu yang menyeleweng dari hokum agama, asal hanya untuk
siasat belaka. Dalam Muhammadiyah hal ini tidak boleh terjadi. Hukum dan ajaran agama
islam wajib dipegang teguh dan di junjung tinggi. Tujuan yang baik harus dicapai dengan cara
yang baik pula. Cita-cita yang diridhoi Allah harus dicapai dengan cara serta usaha yang
diridhoi Allah SWT. Muhammadiyah berjuang tidak sekedar mencari berhasilnya tujuan
semata-mata, tetapi disamping itu juga dengan maksud beribadah, berbakti kepada Allah dan
berjasa kepada kemanusiaan. Muhammadiyah berjuang dengan keyakinan bahwa
kemenangan ada di tangan Allah, dan tiu akan di anugerahkan kepada siapa yang bersungguh-
sungguh berjuang dengan cara yang adil dan jujur.

4. Sifat Muhammadiyah

a.“Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan”. Dengan sifat ini
Muhammadiyah tidak boleh mencela dan mendengki golongan lain. Sebaliknya
Muhammadiyah harus tabah menghadapi celaan dan kedengkian golongan lain tanpa
mengabaikan hak untuk membela diri kalau perlu dan itu pun harus dilakukan secara baik
tanpa dipengaruhi perasaan aneh .

1. “Memperbanyak kawan dari mengamalkan Ukhuwah Islamiyah”. Setiap warga


Muhammadiyah- siapapun orangnya- termasuk para pemimpin dan da’inya harus
memegang teguh sifat ini. Dalam Rangka untuk “memperbanyak kawan dan
mengamalkan Ukhuwah Islamiyah”, Inilah pada umumnya ceramah atau kegiatan
dakwah lainnya yang dilancarkan oleh dai-da’I Muhammadiyah memakai gaya “sejuk
penuh senyum’ bukan dakwah yang agitatif menebar kebencian ke sana ke mari.
2. “Lapang Dada, Luas Pandang dengan Memegang Teguh Ajaran Islam” Lapang dada
atau toleransi adalah satu keharusan bagi siapapun yang hidup dalam masyarakat,
apalagi hidup dalam masyarakat yang majemuk seperti masyarakat Indonesia.

Namun dalam berlapang dada kita tidak boleh kehilangan identitas sebagai warga
Muhammadiyah yang harus tetap memegang teguh ajaran islam. Dengan demikian, bebas
tetapi tetap terkendali.

1. ‘Bersifat Keagamaan dan Kemasyarakatan”, Sifat ini merupakan sifat Muhammadiyah


sejak lahir , yang tidak mungkin terlepas dari jiwa dan raga Muhammadiyah, karena
Muhammadiyah sejak lahir mengemban misi agama, sedang agama diturunkan oleh
Allah melalui para Nabi-Nya untuk masyarakat, yakni untuk memperbaiki masyarakat.
Masyarakat “lahan” bagi segala aktivitas perjuangan Muhammadiyah.
2. “Mengindahkan segala Hukum, Undang-undang serta dan falsafah Negara yang sah”
Muhammadiyah sebagai satu organisasi mempunyai sejumlah anggota.
3. ”Amar Ma’ruf Nahi Munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan
yang baik” Salah satu kewajiban tiap muslim ialah beramar ma’ruf dan bernahi
munkar, yakni menyuruh berbuat baik dan mencegah kemungkaran. Tanda adanya
amar ma’ruf dan nahi munkar kebaikan tidak akan dapat ditegakkan, dan kejahatan
tidak akan diberantas.
4. “Aktif dalam Perkembangan Masyarakat dengan maksud Ishlah dan pembangunan
sesuai dengan ajaran Islam” kapan pun dan dimanapun Muhammadiyah memang
harus selalu aktif dalam perkembangan masyarakat, sebab tanpa begitu,
Muhammadiyah akan kehilangan peran dan ketinggalan sejarah, Muhammadiyah
adalah kekuatan ishlah dan pembangunan sesuai dengan ajaran Islam.
5. “Kerjasama dengan golongan lain mana pun, dalam usaha menyiarkan dan
mengamalkan Ajaran Islam serta membela kepentingannya” Menyiarkan Islam,
mengamalkan dan mengamalkan dan membela kepentingan islam, bukan hanya tugas
Muhammadiyah perlu menjalin kerjasama dengan semua golongan umat islam. Tanpa
Kerjasama ini, tidak mudah kita melaksanakan tugas yang berat ini.
6. “Membantu Pemerintah serta kerjasama dengan golongan lain dalam memelihara
Negara dan membangunnya, untuk mencapai Masyarakat yang adil dan Makmur yang
Diridhoi” . Adalah suatu keharusan dijalinnya kerjasama di antara semua unsure
pemilik Negara, untuk membangun Negara dan bangsa menuju tercapainya
masyarakat yang adil dan makmur yg di ridhoi Allah.
7. “Bersifat adil serta korektif ke dalam dan keluar, dengan bijaksana” dengan sifat
tersebut , Muhammadiyah tidak senang melihat sesuatu yang tidak semestinya, dan
ingin mengubahnya dengan yang lebih tepat dan lebih baik, meskipun mengenai
dirinya sendiri.

Jadi Muhammdiyah tidak tinggal diam saja dan taqlid. Tetapi koreksi pada diri sendiri dan
keluar ini tidak boleh dilakukan dengan sembarangan, melainkan harus dengan adil dan
bijaksana.

1. Kepada Siapa Kepribadian Muhammadiyah kita Pimpinkan/ Berikan

Seperti telah kita uraikan diatas, bahwa kepribadian Muhammadiyah ini pada dasarnya adalah
memberikan pengertian dan kesadaran kepada warga kita , agar mereka itu tahu tugas
kewajibannya, tahu sandaran atau dasar-dasar beramal-usahanya , juga tahu sifat-sifat atau
bentuk/ irama bagaimana mereka bertindak /bersikap pada saat melaksanakan kewajibannya.
1. Cara Memberikan atau Menentukan

Tidak ada cara lain dalam memberikan atau menentukan Kepribadian Muhammadiyah ini,
Kecuali harus dengan teori dan praktik penanaman, pengertian dan pelaksanaan.

1. Penandaan atau pendalaman pengertian tentang da’wah dan bertabligh.

2. Menggembirakan dan memantapkan tugas berda’wah. Tidak merasa rendah diri dalam
menjalankan da’wah , namun tidak memandang rendah kepada yang bertugas dalam
lapangan lainya (politik, ekonomi, seni-budaya, dan lain-lain)
3. Keadaan mereka –pra warga –hendaklah ditugaskan dengan tugas yang tentu-tentu,
bukan dengan hanya sukarela. Bila perlu dilakukan dengan suatu ikatan, misalnya
dengan perjanjian dengan bai’at dan lain-lain.
4. Sesuai dengan masa itu, perlu dilakukan dengan musyawarah yang sifatnya
mengevaluasi tugas-tugas itu.

5. Sesuai dengan suasana sekarang , perlu pula dilakukan dengan formalitas yang
menarik, yang tidak melanggar hukum-hukum agama dan juga dengan memberikan
bantuan logistik.
6. Pimpinan Cabang, Ranting Bersama-sama dengan aggota-anggotanya
memusyawarahkan sasaran-sasaran yang di tuju, bahan-bahan yang perlu di bawakan
dan membagi petugas-petugas sesuai dengan kemampuan dan sasarannya.
7. Pada Musyawarah yang melakukan evaluasi , sekaligus dapat di tambahkan bahan-
bahan atau bekal yang di perlukan, yang akan di bagikan kepada warga selaku
muballigh dan muballighot.

BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN

Muhammadiyah hadir dengan kepribadiannya yaitu gerakan Islam, dakwah amar ma’ruf nahi
munkar, dan gerakan tajdid. Inilah yang menjadi kepribadian Muhammadiyah.

Dengan melaksanakan Dakwah Islam dan Amar Ma’ruf Nahi Munkar dengan caranya
masing-masing yang sesuai, Muhammadiyah menggerakkan masyarakat menuju tujuannya,
yaitu:
“Terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”.

Bagaimanapun cara perjuangan Muhammadiyah untuk mencapai tujuan tunggalnya, harus


berpedoman: “Berpegang teguh akan ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak membangun di
segenap bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridhai
Allah”

1. SARAN

Setelah membaca makalah karya tulis ilmiah ini diharapkan para pembaca agar dapat
memahami bagaimana Kepribadian Muhammadiyah itu. Selain itu diharapkan pembaca
dapat menerapkan ilmu yang didapat dalam makalah ini dalam penulisan karya ilmiah
ataupun sejenisnya.

DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen Agama Islam FAI UMM . editor syaiful amin .2012. Al Islam
Kemuhammadiyahann III . Edisi Revisi. Malang : UMM Press

penyusun by: Kelompok IV – Fariez M.Latief, M.Rijalurrahman (me) , Nur Sahih Mahir, dan
Ilham Setya Irawan.

Anda mungkin juga menyukai