BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Latarbelakang yang mewarnai dilahirkanya Kepribadian Muhammadiyah adalah masuknya
pemikiran dan cara-cara politik dalam mengelola dan menggerakan Muhammadiyah setelah
Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia) dibubarkan dan orang-orang Muhammadiyah
yang berkecimpung di Partai Politik Islam tersebut kembali ke Muhammadiyah.
Muhammadiyah sebagai organisasi dan gerakan sosial keagamaan didirikan oleh KH. Ahmad
Dahlan (1868-1923) pada awal abad kedua puluh, tepatnya pada 8 Dzulhijjah 1330 H,
bersesuaian dengan tanggal 18 Nopember 1912. Pendirian organisasi ini, antara lain,
dipengaruhi oleh gerakan tajdîd (reformasi, pembaruan pemikiran Islam) yang digelorakan
oleh Muhammad ibn ‘Abd al-Wahhab (1703-1792) di Arab Saudi, Muhammad ‘Abduh
(1849-1905), Muhammad Rasyîd Ridhâ (1865-1935) di Mesir, dan lain-lain. Masing-masing
tokoh tersebut memiliki corak pemikiran yang khas, berbeda satu dengan yang lain. Jika
Muhammad ibn ‘Abd al-Wahhâb menekankan pemurnian akidah, sehingga gerakannya lebih
bersifat puritan (purifikasi), maka Muhammad ‘Abduh lebih menekankan pemanfaatan
budaya modern dan menempuh jalur pendidikan, dan karena itu, gerakannya lebih bersifat
modernis dan populis. Sementara itu, Rasyîd Ridhâ menekankan pentingnya keterikatan pada
teks-teks al-Qurân dalam kerangka pemahaman Islam, yang dikenal dengan al-Rujû’ ilâ al-
Qur’ân wa al-Sunnah (kembali kepada al-Qur’an dan al-Sunnah). Oleh karena itu, gerakannya
lebih bersifat skriptualis (tekstual), yang kelak menjadi akar fundamentalisme (al-ushûliyyah)
di Timur Tengah (Syafiq A. Mughni, 1998).
B. Tujuan.
1. Untuk mengetahui Pengertian dan fungsi Kepribadian Muhammadiyah
2. Apakah Muhammadiyah itu?
3. Dasar dan amal usaha Muhammadiyah.
4. Pedoman amal usaha dan perjuang Muhammadiyah.
5. Sifat-sifat Muhammadiyah.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Kepribadian Muhammadiyah
Kepribadian Muhammadiyah adalah rumusan yang menggambarkan hakekat
Muhammadiyah, serta apa yang menjadi dasar dan pedoman amal usaha dan perjuangan
Muhammadiyah, serta sifat-sifat yang dimilikinya.
Fungsi Kepribadian Muhammadiyah
Kepribadian Muhammadiyah berfungsi sebagai Landasan, Pedoman, dan Pegangan bagi
gerak Muhammadiyah menuju cita-cita terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya.
Kepribadian Muhammadiyah itu mengandung empat pokok pikiran :
1. Apakah Muhammadiyah itu?
2. Dasar dan amal usaha Muhammadiyah.
3. Pedoman amal usaha dan perjuang Muhammadiyah.
4. Sifat-sifat Muhammadiyah.
Sifat Muhammadiyah
Menilik: (a) Apakah Muhammadiyah itu, (b) Dasar amal usaha Muhammadiyah dan (c)
Pedoman amal usaha dan perjuangan Muhammadiyah, maka Muhammadiyah memiliki dan
wajib memelihara sifat-sifatnya, terutama yang terjalin di bawah ini:
1. Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan.
2. Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah.
3. Lapang dada, luas pandangan, dengan memegang teguh ajaran Islam.
4. Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan.
5. Mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan, serta dasar dan falsafah negara
yang sah.
6. Amar ma’ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik.
7. Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud ishlah dan pembangunan, sesuai
dengan ajaran Islam.
8. Kerjasama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan
mengamalkan agama Islam serta membela kepentingannya.
9. Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara dan
membangun Negara untuk mencapai masyarakat adil dan makmur yang diridlai Allah SWT.
10. Bersifat adil serta kolektif ke dalam dan keluar dengan bijaksana.
BAB III
PENUTUP
Demikian yang penulis sampaikan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah
di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada
khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan di atas maka dapat disimpulkan beberapa haldiantaranya
sebagai berikut ::
1. Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah, dan taat kepada Allah.
2. Hidup manusia bermasyarakat.
3. Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam dengan berkeyakinan bahwa ajaran Islam itu satu-
satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia akhirat.
4. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat adalah kewajiban
sebagai ibadah kepada Allah dan ikhsan kepada kemanusiaan.
5. Ittiba’ kepada langkah dan perjuangan Nabi Muhammad SAW.
6. Melancarkan amal usaha dan perjuangannya dengan ketertiban organisasi
B.Saran
Penulis berharap semoga makalah ini dapat menjadi salah satu referensi untuk mengetahui
tentang Kepribadian Muhammadiyah.
DAFTAR PUSTAKA
– khusnulurifah. kepribadian-muhammadiyah.
– http://ragelsaputra.blogspot.com/2012/06/kepribadian-muhammadiyah.html
– http://batang.muhammadiyah.or.id/content-77-sdet-kepribadian-muhammadiyah.html
– http://programbrsjhk2011umj.blogspot.com/2011/11/kepribadian-muhammadiyah-agus-
tri.html
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Pendahuluan
Tonggak berdirinya Muhammadiyah awalnya dimulai dari pembacaan kritis terhadap realitas
di sekitar. Banyaknya ketidakadilan dan kebodohan serta pudarnya pemahaman terhadap
Islam menggugah KH. Ahmad Dahlan untuk mengupayakan purifikasi dalam
mempertahankan ortodoksi ajaran Islam dan berorientasi pada gerakan moral, dakwah, dan
social. Hal ini ditunjukkan misi “amar ma’ruf nahi munkar” dan selalu berlandaskan pada Al-
Qur’an dan As-Sunnah.
Dengan demikian, yang dimaksud dengan Kepribadian Muhammadiyah adalah rumusan yang
menggambarkan hakikat Muhammadiyah, serta apa yang menjadi dasar dan pedoman amal
usaha dan perjuangannya, serta sifat-sifat yang dimilikinya.
Kepribadian Muhammadiyah adalah sebuah rumusan yang menguraikan tentang jati diri, apa
dan siapa Muhammadiyah. Kemudian dituangkan dalam bentuk teks yang dikenal sebagai
Matan Kepribadian Muhammadiyah. Adapun sejarah pembentukannya dijabarkan sebagai
berikut.
Satu hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa sejak Presiden Soekarno mendengungkan untuk
menerapkan Demokrasi Terpimpin dalam sistem kenegaraan, partai Masyumi dan Partai
Sosialis Indonesia (PSI) yang paling lantang menentangnya. Keduanya menentang karena
beralasan bahwa Demokrasi Terpimpin akan dijadikan alat oleh Soekarno untuk memusatkan
kekuasaan di tangannya. Sikap kedua partai tersebut membuat Soekarno kecewa dan marah.
Kemarahan Sokarno dimanfaatkan oleh PKI dengan membujuk Soekarno untuk
membubarkan partai tersebut yang berujung dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Presiden
nomor 200 tahun 1960 yang intinya pemerintah membubarkan partai Masyumi secara
menyeluruh.
Respon atas ceramah KH. Fakih Usman tersebut, dibentuklah Tim Perumus “KEPRIBADIAN
MUHAMMADIYAH” yang terdiri dari Prof. Dr. Hamka, KH. Wardan Diponingrat, H.
Djarnawi Hadikusuma, HM. Djindar Tamimy, HM. Saleh Ibrahim, serta KH. Fakih Usman
(selaku narasumber).
1. RUMUSAN MASALAH
BAB II
PEMBAHASAN MATERI
Sebagai landasan dan pedoman, maka Kepribadian Muhammadiyah memiliki fungsi lebih
luas dalam setiap pribadi Muhammadiyah. Setiap amal dan aktivitas warga Muhammadiyah,
baik secara individu maupun organisasi perlu didasarkan pada rumusan Kepribadian
Muhammadiyah tersebut.
Dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar pada bidang yang pertama atau perseorangan terbagi
menjadi 2 yaitu :
1. Kepada yang telah Islam bersifat Tajdid (Pembaruan). Artinya mengembalikan kepada
ajaran Islam yang murni.
2. Kepada yang belum Islam bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk agama Islam.
3. Dasar Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah
4. Sifat Muhammadiyah
Wajah tersebut mencerminkan 3 predikat yang melekat kuat sebagai asy-syaksiyah atau jati
dirinya secara utuh. 3 predikat yang dimaksud adalah Muhammadiyah sebagai gerakan Islam,
dakwah, dan tajdid.
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam didasarkan pada segi asas (aqidah) perjuangan
Muhammadiyah. Muhammadiyah menjadikan dinul Islam sebagai subjek (sumber nilai) dan
sumber objek (sumber konsep) perjuangannya. Sebagai sumber subjek ialah bahwa semua
kegiatan dan amal usaha Muhammadiyah selalu digerakkan oleh ruh Al-Islam. Sebagai
sumber objek ialah semua kegiatan dan amal usaha Muhammadiyah dimaksudkan untuk
“menegakkan dan menjunjung tinggi agama Allah SWT”. Sebagai sumber nilai dan konsep
dinul islam tidak bisa dipisahkan dari perjuangan Muhammadiyah. Islam telah menjadi
“sibghah” yang mendasari, menjiwai, dan mewarnai gerakan Muhammadiyah.
Tidak diragukan bahwa eksistensi dan esensi Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, bukan
gerakan social-kemasyarakatan semata. Gerakan kemasyarakatannya hanyalah bagian atau
fungsi tranformasi dari gerakan Islam. Kondisi sosio-historis berdirinya Muhammadiyah tidak
lain karena diilhami, dimotivasi, dan disemangati oleh ajaran-ajaran al-Qur’an. Motif
gerakannya tidak lain kecuali semata-mata untuk merealisasikan prinsip-prinsip ajaran islam
dalam kehidupan nyata.
Gerakannya hendak berusaha menampilkan wajah islam dalam dinamika hidup, yang dapat
dihayati, dirasakan, dan dinikmati oleh manusia sebagai rahmatan lil ‘alamin.
Ciri kedua dari gerakan Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan dakwah Islam , amar makruf
nahi munkar. Ciri yang kedua ini telah muncul sejak dari kelahirannya dan tetap melekat tak
terpisahkan dalam jati diri Muhammadiyah. Hal ini diakui oleh beberapa pihak yang
menyatakan bahwa Muhammadiyah terlihat sebagai pergerakan dakwah yang menekankan
pengajaran serta pendalaman nilai-nilai dan memiliki kepedulian yang sangat besar terhadap
penetrasi misi Kristen di Indonesia.
Secara istilah (terminologi) berarti penyampaian Islam kepada manusia, baik secara
lisan,tulisan ,ataupun lukisan. Sedangkan secara istilah, setidaknya ada beberapa batasan atau
definisi sebagai berikut:
1. Segala Aktivitas dan usaha untuk mengubah satu situasi tertentu kearah lain yang
lebih baik, sesuai dengan ajaran islam.
2. Usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia dan seluruh
umat konsepsi islam tentang pandangan dan tujuan hidup di dunia ini, yang meliputi
amar ma’ruf dan nahi munkar, dengan berbagai media dan cara yang baik dan
membimbing mengamalkannya dalam perikehidupan perorangan , keluarga (usrah),
masyarakat dan bernegara.
3. Mengajak dan menyeru manuasia atau masyarakat kepada ajaran islam, dengan
memberikan pengertian dan kesadaran akan kebenaran ajaran-ajaran islam sehingga
manusia atau masyarakat dapat menginsafi akan kebaikan, kelebihan , dan keutamaan
islam bagi pembentukan pribadi yang utama, dan bagi mengatur ketertiban hidup
bermasyarakat, dalam segala aspek kehidupan, seperti bidang ‘iktiqad , ibadah, akhlak,
kebudayaan , pendidikanm-pengajaran, ilmu pengetahuan, social, ekonomi, juga
dalam bidang kenegaraan-politik dan sebagainya.
Objek yang dijadikan sasaran dakwah (mad’u) Muhammadiyah ada dua macam, yaitu:
Dakwah kepada orang yang belum islam adalah ajakan, seruan , dan panggilan yang sifatnya
menggembirakan dan menyenangkan (tabsyir). Caranya adalah dengan tidak ada paksaan
masuk itu sendiri.
Sifat dakwah yang dilakukan kepada orang yang sudah islam bukan lagi bersifat ajakan untuk
menerima islam sebagai agamanya, tetapi bersifat tajdid dalam arti pemurnian (purifikasi( dan
dapat juga berarti pembaruan (reformasi).
Ciri ketiga yang melekat pada persyarikatan Muhammadiyah adalah sebagai gerakan tajdid
atau gerakan reformasi. Menurut paham Muhammadiyah, Tajdid mempunyai dua pengertian.
Pertama, mengandung pengertian purifikasi dan reformasi ; yaitu, pembaruan dalam
pemahaman dan pengalaman ajaran islam kearah keaslian dan kemurniaannya sesuai dengan
al-Qur’an dan al-Sunnah al-Maqbulah. Dalam pengertian pertama ini diterapkan pada bidang
akidah dan ibadah mahdah. Kedua, mengandung pengertian modernisasi atau dinamisasi
(pengembangan) dalam pemahaman dan pengalaman ajaran islam sejalan dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan masyarakat. Pengertian kedua diterapkan
pada masalah mu’amalah duniawiyah.
Tajdid dalam pengertian ini sangat diperlukan, terutama setelah memasuki era globalisasi,
karena pada era ini bangsa-bangsa di dunia mengalami hubungan antarbudaya yang sangat
kompleks.
Dalam perjuangan melaksanakan usaha menuju tujuan terwujudnya masyarakat utama, adil
dan makmur yang diridlai Allah SWT di mana kemakmuran dan kesejahteraan, kebaikan dan
kebahagiaan luas merata, persyarikatan Muhammadiyah mendasarkan segala langkah, gerak
dan amal usaha diatas prinsip-prinsip yang tersimpul dalam Muqaddimah Anggaran Dasar
Muhammadiyah.
1. Hidup manusia harus berdasarkan tauhid, ibadah, dan taat kepada Allah semata-mata
2. Hidup Manusia Bermasyarakat
3. Menegakkan ajaran islam dengan keyakinan bahwa ajaran islam adalah satu-satunya
landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.
4. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam dalam masyarakat adalah wajib,
sebagai ibadah kepada Allah dan berbuat Ihsan dan Islah kepada kemanusiaan.
5. Ittiba’ kepada langkah perjuangan Nabi Muhammad SAW
6. Melancarkan amal usaha dan perjuangannya dengan ketertiban organisasi.
7. Pedoman Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah
Dari segi taktik perjuangan sering orang berpendirian bahwa tidak mengapa kita bertindak
menyalahi peraturan bahkan tidak mengapa bertindak sesuai dengan ajaran islam, asal dengan
maksud untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Kadang-kadang sampai orang berpendapat
bahwa tiada celanya berbuat sesuatu yang menyeleweng dari hokum agama, asal hanya untuk
siasat belaka. Dalam Muhammadiyah hal ini tidak boleh terjadi. Hukum dan ajaran agama
islam wajib dipegang teguh dan di junjung tinggi. Tujuan yang baik harus dicapai dengan cara
yang baik pula. Cita-cita yang diridhoi Allah harus dicapai dengan cara serta usaha yang
diridhoi Allah SWT. Muhammadiyah berjuang tidak sekedar mencari berhasilnya tujuan
semata-mata, tetapi disamping itu juga dengan maksud beribadah, berbakti kepada Allah dan
berjasa kepada kemanusiaan. Muhammadiyah berjuang dengan keyakinan bahwa
kemenangan ada di tangan Allah, dan tiu akan di anugerahkan kepada siapa yang bersungguh-
sungguh berjuang dengan cara yang adil dan jujur.
4. Sifat Muhammadiyah
a.“Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan”. Dengan sifat ini
Muhammadiyah tidak boleh mencela dan mendengki golongan lain. Sebaliknya
Muhammadiyah harus tabah menghadapi celaan dan kedengkian golongan lain tanpa
mengabaikan hak untuk membela diri kalau perlu dan itu pun harus dilakukan secara baik
tanpa dipengaruhi perasaan aneh .
Namun dalam berlapang dada kita tidak boleh kehilangan identitas sebagai warga
Muhammadiyah yang harus tetap memegang teguh ajaran islam. Dengan demikian, bebas
tetapi tetap terkendali.
Jadi Muhammdiyah tidak tinggal diam saja dan taqlid. Tetapi koreksi pada diri sendiri dan
keluar ini tidak boleh dilakukan dengan sembarangan, melainkan harus dengan adil dan
bijaksana.
Seperti telah kita uraikan diatas, bahwa kepribadian Muhammadiyah ini pada dasarnya adalah
memberikan pengertian dan kesadaran kepada warga kita , agar mereka itu tahu tugas
kewajibannya, tahu sandaran atau dasar-dasar beramal-usahanya , juga tahu sifat-sifat atau
bentuk/ irama bagaimana mereka bertindak /bersikap pada saat melaksanakan kewajibannya.
1. Cara Memberikan atau Menentukan
Tidak ada cara lain dalam memberikan atau menentukan Kepribadian Muhammadiyah ini,
Kecuali harus dengan teori dan praktik penanaman, pengertian dan pelaksanaan.
2. Menggembirakan dan memantapkan tugas berda’wah. Tidak merasa rendah diri dalam
menjalankan da’wah , namun tidak memandang rendah kepada yang bertugas dalam
lapangan lainya (politik, ekonomi, seni-budaya, dan lain-lain)
3. Keadaan mereka –pra warga –hendaklah ditugaskan dengan tugas yang tentu-tentu,
bukan dengan hanya sukarela. Bila perlu dilakukan dengan suatu ikatan, misalnya
dengan perjanjian dengan bai’at dan lain-lain.
4. Sesuai dengan masa itu, perlu dilakukan dengan musyawarah yang sifatnya
mengevaluasi tugas-tugas itu.
5. Sesuai dengan suasana sekarang , perlu pula dilakukan dengan formalitas yang
menarik, yang tidak melanggar hukum-hukum agama dan juga dengan memberikan
bantuan logistik.
6. Pimpinan Cabang, Ranting Bersama-sama dengan aggota-anggotanya
memusyawarahkan sasaran-sasaran yang di tuju, bahan-bahan yang perlu di bawakan
dan membagi petugas-petugas sesuai dengan kemampuan dan sasarannya.
7. Pada Musyawarah yang melakukan evaluasi , sekaligus dapat di tambahkan bahan-
bahan atau bekal yang di perlukan, yang akan di bagikan kepada warga selaku
muballigh dan muballighot.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Muhammadiyah hadir dengan kepribadiannya yaitu gerakan Islam, dakwah amar ma’ruf nahi
munkar, dan gerakan tajdid. Inilah yang menjadi kepribadian Muhammadiyah.
Dengan melaksanakan Dakwah Islam dan Amar Ma’ruf Nahi Munkar dengan caranya
masing-masing yang sesuai, Muhammadiyah menggerakkan masyarakat menuju tujuannya,
yaitu:
“Terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”.
1. SARAN
Setelah membaca makalah karya tulis ilmiah ini diharapkan para pembaca agar dapat
memahami bagaimana Kepribadian Muhammadiyah itu. Selain itu diharapkan pembaca
dapat menerapkan ilmu yang didapat dalam makalah ini dalam penulisan karya ilmiah
ataupun sejenisnya.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen Agama Islam FAI UMM . editor syaiful amin .2012. Al Islam
Kemuhammadiyahann III . Edisi Revisi. Malang : UMM Press
penyusun by: Kelompok IV – Fariez M.Latief, M.Rijalurrahman (me) , Nur Sahih Mahir, dan
Ilham Setya Irawan.