Anda di halaman 1dari 18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dukungan keluarga
. Pengertian
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatanikatan

kebersamaan

mengidentifikasikan

dan

diri

ikatan

mereka

emosional

sebagai

bagian

dan
dari

yang
keluarga

(Friedman, 1998). Keluarga adalah kumpulan dua atau lebih individu


yang berbagi tempat tinggal atau berdekatan satu dengan lainnya;
memiliki ikatan emosi; terlibat dalam posisi sosial; peran dan tugastugas yang saling berhubungan; serta adanya rasa saling menyayangi
dan memiliki (Murray & Zentner, 1997 dan Friedman, 1998 dalam
Allender & Spradley, 2001).
Menurut Effendy (1998) dukungan dari keluarga merupakan salah
satu aspek yang sangat fundamental dari kesuksesan coping dan
penyembuhan dari penyakit.
Menurut Efeendy (1998), ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan
keluarga sebagai berikut :
a. Fungsi biologis :
a. Meneruskan keturunan
b. Memelihara dan membesarkan anak
c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
d. Memelihara dan merawat anggota keluarga
. Fungsi Psikologis :
a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman
b. Memberikan perhatian di antara anggota keluarga
c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga

d. Memberikan identitas keluarga


. Fungsi sosialisasi :
a. Membina sosialisasi pada anak
b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak
c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
. Fungsi ekonomi :
a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di
masa yang akan datang (pendidikan, jaminan hari tua, kesehatan
keluarga dan sebagainya)
. Fungsi pendidikan :
a. Menyekolahkan
anak
untuk

memberikan

pengetahuan,

ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat


dan minat yang dimilikinya
b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa
c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
.

Sumber Dukungan Keluarga


Dukungan keluarga dapat berupa dukungan keluarga internal,
seperti dukungan dari suami/istri, atau dukungan dari saudara
kandung atau dukungan keluarga eksternal bagi keluarga inti (dalam
jaringan kerja sosial keluarga). Sebuah jaringan sosial keluarga secara
sederhana adalah jaringan kerja sosial keluarga itu sendiri (Friedman,
1998).

Anggota keluarga merupakan orang-rang yang penting dalam


memberikan dukungan instrumental, emosional, dan kebersamaan
dalam menghadapi berbagai peristiwa menekan dalam kehidupan
(Carr, 2001).
.

Bentuk Dukungan Keluarga


Menurut Arlija (2006) membagi dukungan keluarga ke dalam beberapa

bentuk, yaitu :
a. Dukungan instrumental
Bentuk dukungan ini merupakan penyediaan materi yang dapat
memberikan

pertolongan

langsung

seperti

pemberian

uang,

pemberian barang, makanan serta pelayanan. Bentuk ini dapat


mengurangi stres karena individu dapat langsung memecahkan
masalahnya

yang

behubungan

dengan

materi

Dukungan

instrumental sangat diperlukan terutama dalam mengatasi masalah


yang dianggap dapat dikontrol
b. Dukungan informasional
Bentuk dukungan ini melibatkan pemberiaan informasi, saran atau
umpan balik tentang situasi dan kondisi individu. Jenis informasi
seperti ini dapat menolong individu untuk mengenali dan mengatasi
masalah dengan mudah
Suatu studi oleh Argyle dan Funhen (2009) menyatakan stress yang
dialami

individu

dapat

dikurangi

bila

individu

mendapatkan

pertolongan untuk memecahkan masalahnya. Pertolongan ini dapat


berupa informasi tentang cara mengatasi masalah.
c. Dukungan emosional

Bentuk dukungan ini membuat individu memiliki perasaan nyaman,


yakin, diperdulikan dan dicintai oleh keluarga sehingga individu
dapat menghadapi masalah dengan baik. Dukungan ini sangat
penting dalam menghadapi keadaan yang dianggap tidak dapat
dikontrol
d. Dukungan pengharapan
Dukungan pengharapan meliputi pertolongan pada individu untuk
memahami kejadian stres lebih baik dan juga sumber stres serta
strategi koping yang dapat digunakan dalam menghadapi stresor.
Dukungan sosial keluarga dapat membantu meningkatkan strategi
koping individu dengan menyarankan strategi-strategi alternatif
yang

didasarkan

pada

pengalaman

sebelumnya

dan

dengan

mengajak orang-orang berfokus pada aspek-aspek yang lebih positif


dari situasi tersebut. Individu diarahkan kepada orang yang sama
yang pernah mengalami situasi yang sama untuk mendapatkan
nasihat dan bantuan. Individu dibandingkan dengan orang lain yang
mengalami hal yang lebih buruk. Pada dukungan pengharapan
keluarga bertindak sebagai pembimbing dengan memberikan umpan
balik
e. Dukungan harga diri
Bentuk dukungan ini berupa penghargaan positif terhadap individu,
pemberian semangat, persetujuan terhadap pendapat individu,
perbandingan yang positif dengan individu lain. Bentuk dukungan ini
membantu individu dalam membangun harga diri dan kompetensi.
.

Faktor yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga

Menurut Friedman (1998), ada bukti kuat dari hasil penelitian yang
menyatakan bahwa keluarga besar dan keluarga kecil secara kualitatif
menggambarkan pengalaman-pengalaman perkembangan. Anak-anak
yang berasal dari keluarga kecil menerima lebih banyak perhatian
daripada anak-anak dari keluarga yang besar. Selain itu, dukungan
yang diberikan orangtua (khususnya ibu) juga dipengaruhi oleh usia.
Menurut Friedman (1998), ibu yang masih muda cenderung untuk lebih
tidak bisa merasakan atau mengenali kebutuhan anaknya dan juga
lebih egosentris dibandingkan ibu-ibu yang lebih tua.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga lainnya adalah
kelas sosial ekonomi orangtua. Kelas sosial ekonomi disini meliputi
tingkat pendapatan atau pekerjaan orang tua dan tingkat pendidikan.
Dalam

keluarga

kelas

menengah,

suatu

hubungan

yang

lebih

demokratis dan adil mungkin ada, sementara dalam keluarga kelas


bawah, hubungan yang ada lebih otoritas atau otokrasi. Selain itu
orang

tua

dengan

kelas

sosial

menengah

mempunyai

tingkat

dukungan, afeksi dan keterlibatan yang lebih tinggi daripada orang tua
dengan kelas sosial bawah.

Kualitas Hidup
. Pengertian
Menurut WHO (1994) kualitas hidup didefenisikan sebagai persepsi
individu sebagai laki-laki ataupun perempuan dalam hidup, ditinjau
dari konteks budaya dan sistem nilai dimana mereka tinggal, dan

hubungan dengan standar hidup, harapan, kesenangan, dan perhatian


mereka. Hal ini terangkum secara kompleks mencakup kesehatan fisik,
status psikologis, tingkat kebebasan, hubungan sosial, dan hubungan
kepada karakteristik lingkungan mereka.
Kualitas hidup dapat diartikan sebagai derajat dimana seseorang
menikmati kepuasan dalam hidupnya. Untuk mencapai kualitas hidup
maka seseorang harus dapat menjaga kesehatan tubuh, pikiran dan
jiwa. Sehingga seseorang dapat melakukan segala aktivitas tanpa ada
gangguan (Ventegodt, 2003).
Kualitas hidup merupakan persepsi individu yang dipengaruhi oleh
budaya dan nilai-nilai untuk mencapai tujuan hidup, standard dan
harapan dalam kehidupan sehari-hari (Carr, 2001)

Teori Kualitas Hidup


(Ventegodt, 2003) kualitas hidup berarti hidup yang baik, hidup yang
baik sama seperti hidup dengan kehidupan yang berkualitas tinggi.
Dalam hal ini dapat dikelompokkan dalam 3 bagian yang berpusat
pada aspek hidup yang baik yaitu :
1. Kualitas hidup subjektif yaitu suatu hidup yang baik yang dirasakan
oleh masing-masing individu yang memilikinya. Masing-masing
individu

secara

personal

mengevaluasi

menggambarkan sesuatu dan perasaan mereka

bagaimana

mereka

2. Kualitas hidup eksistensial yaitu seberapa baik hidup seseorang


merupakan level yang berhak untuk dihormati dan dimana individu
dapat hidup dalam keharmonisan
3. Kualitas objektif yaitu bagaimana hidup seseorang dirasakan oleh
dunia

luar.

seseorang

Kualitas
untuk

objektif

beradaptasi

dinyatakan
pana

dalam

nilai-nilai

kemampuan
budaya

dan

menyatakan tentang kehidupannya.


Ketiga aspek kualitas hidup ini keseluruhan dikelompokkan dengan
pernyataan yang relevan pada kualitas hidup yang dapat ditempatkan
dalam suatu rentang spekrtum dari subjektif ke objektif, elemen
eksistensial berada diantarannya yang merupakan teori kualitas hidup
meliputi kesejahteraan, kepuasan hidup, kebahagiaan, makna dalam
hidup dan pemenuhan kebutuhan, biologis dan mencapai potensial
hidup.
a. Kesejahteraan
Kesejahteraan berhubungan dengan bagaimana sesuatu berfungsi
dalam suatu dunia objektif dan dengan faktor eksternal hidup. Ketika
kita membicarakan tentang perasaan baik maka kesejahteraan
merupakan pemenuhan kebutuhan dan realisasi diri
b. Kepuasan hidup
Menjadi puas berarti merasakan bahwa hidup yang seharusnya,
ketika pengharapan-pengharapan, kebutuhan dan gairah hidup
diperoleh disekitarnya maka seseorang puas. Kepuasan adalah
pernyataan mental yaitu keadaan yang kognitif
c. Kebahagiaan

Ini merupakan perasaan yang spesial yang berharga dan sangat


diinginkan tetapi sulit diperoleh. Tidak banyak orang percaya bahwa
kebahagiaan diperoleh dari adaptasi terhadap budaya seseorang,
kebahagiaan diasosiasikan dengan dimensi-dimensi non rasional
seperti cinta, ikatan erat dengan sifat dasar tetapi bukan dengan
uang
d. Makna dalam hidup
Makna dalam hidup merupakan suatu konsep yang sangat penting
dan jarang digunakan. Pencarian makna hidup melibatkan suatu
penerimaan dari ketidakberartian dan kesangatberartian dari hidup
e. Pemenuhan kebutuhan
Kebutuhan dihubungkan dengan kualitas hidup dimana ketika
kebutuhan seseorang terpenuhi maka kualitas hidupnya tinggi.
Kebutuhan merupakan suatu ekspresi sifat dasar kita yang pada
umumnya dimiliki oleh makhluk hidup
f. Mencapai potensial hidup
Teori pencapaian potensial hidup merupakan suatu teori dari
hubungan antara sifat dasarnya/titik permulaan biologis. Ini tidak
mengurangi kekhususan dari makhluk hidup tetapi hanya tingkat
dimana pertukaran informasi yang bermakna dalam sistem hidup
dari sel ke organisme sosial
g. Gambaran biologis kualitas hidup
Gambaran biologis kualitas hidup yaitu sistem informasi biologis dan
tingkat keseimbangan eksistensial dilihat dari segi kesehatan fisik.

Kesehatan fisik mencerminkan tingkat sistem informasi biologi


seperti sel-sel dalam tubuh membutuhkan informasi yang tepat
untuk berfungsi secara benar dalam menjaga kesehatan dan
keseimbangan tubuh. Kesadaran kita dan pengalaman hidup juga
terkondisi secara biologis. Pengalaman dimana hidup bermakna atau
tidak, dapat dilihat sebagai kondisi dari sistem informasi biologis.

Komponen Kualitas Hidup


(Kurtus, 2005) menyebutkan kualitas hidup dapat dibagi dalam 3
bagian yaitu kesehatan, kepemilikan (hubungan individu dengan
lingkungan) dan harapan (prestasi dan aspirasi individu).
a. Kesehatan
Kesehatan dalam kualitas hidup dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu
secara fisik, psikologis dan spiritual. Secara fisik yang terdiri dari
kesehatan fisik, personal higiene, nutrisi, olah raga, pakaian dan
penampilan fisik secara umum. Secara psikologis yang terdiri dari
kesehatan dan penyesuaian psikologis, kesadaran, perasaan, harga
diri, konsep diri dan kontrol diri. Secara spiritual terdiri dari nilai-nilai
pribadi, standar-standar pribadi dan kepercayaan spiritual
b. Kepemilikan
Kepemilikan (hubungan individu dengan lingkungannya) dalam
kualitas hidup di bagi menjadi 2 bagian yaitu secara fisik dan sosial.
Secara

fisik

terdiri

dari

rumah,

tempat

kerja/sekolah,

tetangga/lingkungan dan masyarakat. Secara sosial dekat dengan


orang lain, keluarga, teman/rekan kerga, lingkungan dan masyarakat

c. Harapan
Merupakan keinginan dan harapan yang akan dicapai sebagai
perwujudan dari individu seperti terpenuhinya nilai (prestasi dan
aspirasi individu) sehinggaa individu tersebut merasa berharga atau
dihargai

di

dalam

lingkungan

keluarga

maupun

masyarakat

sekitarnya melalui suatu tindakan nyata yang bermanfaat dari hasi


karyanya.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup


Avis (2005) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
kualitas hidup dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertaman adalah
sosio demografi yaitu jenis kelamin, umur, suku/etnik, pendidikan,
pekerjaan dan status perkawianan. Kedua adalah medik yaitu lama
menjalani terapi, stadium penyakit, dan penatalaksanaan medis yang
dijalani.

TB Paru
1. Definisi
Tuberculosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis (TBC). Meskipun dapat menyerang hampir semua organ tubuh, namun
bakteri TBC lebih sering menyerang organ paru (80-85%) (Depkes, 2008).

Tubekulosis yang menyerang paru disebut tuberculosis paru dan yang menyerang
selain paru disebut tuberculosis ekstra paru. Tuberculosis paru dengan pemeriksaan dahak
menunjukkan BTA (Basil Tahan Asam) positif, dikategorikan sebagai tuberculosis paru
menular (Depkes, 2005).
Penyakit TB paru merupakan penyakit menahun, bahkan dapat seumur hidup. Setelah
seseorang terinfeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis, hampir 90% penderita secara
klinis tidak sakit, hanya didapatkan test tuberkulin positif dan 10% akan sakit. Penderita
yang sakit bila tanpa pengobatan, setelah 5 tahun, 50% penderita TB paru akan mati, 25%
sehat dengan pertahanan tubuh yang baik dan 25% menjadi kronik dan infeksius (Jusuf,
2010). Namun ODHA (orang dengan HIV/AIDS) dengan TB paru aktif yang tidak
diobati lebih mungkin meninggal dalam waktu yang lebih singkat (Green, 2006).

2. Bakteri Tuberculosis Paru (TB Paru)


Bakteri TB paru yang disebut Micobacterium tuberculosis dapat dikenali karena
berbentuk batang berukuran panjang 1-4 mikron dan tebal 0,3-0,6 mikron, tahan terhadap
pewarnaan yang asam, sehingga dikenal sebagai bakteri tahan asam (BTA). Sebagian
besar bakteri terdiri dari asam lemak dan lipid, yang membuat lebih tahan asam. Bisa
bertahan hidup bertahun-tahun. Sifat lain adalah bersifat aerob, lebih menyukai jaringan
kaya oksigen (Achmadi, 2008). Bila dijumpai BTA atau Mycobacterium tuberculosis
dalam dahak orang yang sering batuk-batuk, maka orang tersebut di diagnosis sebagai
penderita TB paru aktif dan memiliki potensi yang sangat berbahaya (Achmadi, 2011).
Secara khas bakteri berbentuk granula dalam paru menimbulkan nekrosis atau
kerusakan jaringan. Bakteri Mycobacterium tuberculosis akan cepat mati dengan sinar

matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat gelap dan lembab.
Dalam jaringan tubuh dapat dormant, tertidur lama selama bertahun-tahun (Achmadi,
2008).

3. Sumber dan Cara Penularan Penyakit TB Paru


Sumber penularan penyakit TB paru adalah penderita yang pemeriksaan dahaknya di
bawah mikroskop ditemukan adanya bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang di sebut
dengan BTA (basil tahan asam). Makin tinggi derajat hasil pemeriksaan dahak, makin
menular penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahaknya negatif maka penderita
tersebut dianggap tidak menular. Namun tidak semua penderita TB paru akan ditemukan

bakteri Mycobacterium tuberculosis pada pemeriksaan, tergantung dari jumlah bakteri


yang ada (Aditama, 2006).
Penderita dapat menyebarkan bakteri ke udara dalam bentuk percikan dahak, yang
dalam istilah kedokteran disebut droplet nuclei. Sekali batuk dapat menghasilkan 3000
percikan dahak. Melalui udara yang tercemar oleh Mycobacterium tuberculosis yang
dilepaskan/ dikeluarkan oleh penderita TB paru saat batuk. Bakteri akan masuk ke dalam
paru-paru dan berkumpul hingga berkembang menjadi banyak terutama pada orang yang
memiliki daya tahan tubuh rendah. Sementara, bagi yang mempunyai daya tahan tubuh
baik, maka penyakit TB paru tidak akan terjadi. Tetapi bakteri akan tetap ada di dalam
paru dalam keadaan tidur, namun jika setelah bertahun-tahun daya tahan tubuh
menurun maka bakteri yang tidur akan bangun dan menimbulkan penyakit. Salah
satu contoh ekstrim keadaan ini adalah infeksi HIV yang akan menurunkan daya tahan

tubuh secara drastis sehingga TB paru muncul. Seseorang dengan HIV positif 30 kali
lebih mudah menderita TB paru dibandingkan orang normal (Aditama, 2006).
Pada umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana droplet (percikan dahak) ada
dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah droplet, sementara cahaya
dan sinar matahari langsung dapat membunuh bakteri. Droplet dapat bertahan beberapa
jam dalam kondisi gelap dan lembab. Orang dapat terinfeksi jika droplet tersebut terhirup
kedalam saluran pernapasan. Jadi penularan TB paru tidak terjadi melalui perlengkapan
makan, baju, dan perlengkapan tidur (Depkes, 2005).
Daya penularan dari seseorang penderita TB paru ditentukan oleh banyaknya bakteri
yang dikeluarkan dari parunya. Faktor yang memungkinkan seseorang terpapar bakteri
TB paru ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara dan lama menghirup udara
tersebut. Risiko tertular tergantung dari tingkat terpapar dengan droplet dan kerentanan
terhadap penularan (Depkes, 2008).
Bakteri Mycobacterium tuberculosis sangat sensitif terhadap cahaya matahari. Cahaya
matahari berperan besar dalam membunuh bakteri di lingkungan, dan kemungkinan
penularan di bawah terik matahari sangat kecil karena bahaya penularan terbesar terdapat
pada perumahan-perumahan yang padat penghuni dengan ventilasi yang kurang baik
serta cahaya matahari tidak dapat masuk kedalam rumah (Achmadi, 2008).

4. Penularan Penyakit TB Paru di Dunia


Pada tahun 1993, Badan Kesehatan Dunia WHO (World Health Organization)
menyatakan TB paru sebagai kegawatdaruratan global (Global Health Emergency)

dengan perkiraan sepertiga penduduk dunia terinfeksi oleh bakteri Mycobacterium


tuberculosis (Depkes, 2010).
WHO memperkirakan bahwa pada tahun 2006 terdapat 9,24 juta penderita TB paru
diseluruh dunia, pada tahun 2007 jumlah penderita naik menjadi 9,27 juta jiwa. Dan
hingga tahun 2009 angka penderita TB paru menjadi 9,4 juta jiwa. Dari jumlah tersebut,
1,8 juta jiwa meninggal (600.000 diantaranya adalah perempuan) naik dari angka
kematian pada tahun 2007 yang berjumlah 1,77 jiwa. Setiap harinya terdapat 4.930 orang
meninggal disebakan oleh TB paru (Depkes, 2010).

5. Gejala Penyakit TB Paru


Menurut Crofton (2002), gejala yang dirasakan oleh penderita TB paru dapat
digambarkan sebagai berikut :

Permulaan Sakit
Pertumbuhan TB paru sangat menahun sifatnya, tidak berangsur-angsur memburuk
secara teratur, tetapi terjadi secara melompat-lompat. Serangan pertama menyerupai
influenzae akan segera mereda dan keadaan akan pulih kembali. Berbulan-bulan
kemudian akan timbul kembali serangan influenzae. Tergantung dari daya tahan
tubuh, jumlah dan virulensi basil, serangan kedua bisa terjadi setelah 3 bulan, 6 bulan,
9 bulan dan seterusnya. Dikatakan sebagai multiplikasi 3 bulan. Serangan kedua akan
bertahan lebih lama dari yang pertama sebelum orang sakit sembuh kembali. Pada
serangan ketiga serangan sakit akan lebih lama dibandingkan serangan kedua.
Sebaliknya masa tidak sakit menjadi lebih pendek dari masa antara serangan

pertama dan kedua. Seterusnya masa aktif influenzae makin lama makin panjang,
sedangkan masa bebas influenzae makin pendek. Salah satu keluhan pertama
penderita TB paru adalah sering mendapatkan serangan influenzae. Setiap kali
mendapat serangan dengan suhu bisa mencapai 40C-41C.
.

Malaise
Peradangan ini bersifat sangat kronik akan di ikuti tanda-tanda malaise: anoreksia,
badan makin kurus, sakit kepala, badan terasa pegal-pegal, demam subfebril yang
diikuti oleh berkeringat malam dan sebagainya.

Batuk
Mycobacterium tuberculosis mulai berkembang biak dalam jaringan paru. Selama
bronkus belum terlibat dalam proses penyakit, orang sakit tidak akan batuk. Batuk
pertama terjadi karena iritasi bronkus, dan selanjutnya batuk diperlukan untuk
membuang produk-produk ekskresi dari peradangan keluar.

Batuk Darah (hemoptoe)


Batuk darah akan terjadi bila ada pembuluh darah yang terkena dan kemudian pecah.
Tergantung dari besarnya pembuluh darah yang pecah maka akan terjadi batuk darah
ringan, sedang, atau berat tergantung dari berbagai faktor. Satu hal yang harus diingat
adalah tidak semua batuk darah dengan disertai gambaran lesi di paru secara radiologis
adalah TB paru. Batuk darah juga terjadi pada berbagai penyakit paru lain seperti
penyakit yang namanya bronkiektesi, kanker paru dan lain-lain.

.
.
.
.

Sakit/ Nyeri Dada


Keringat Malam
Demam
Sesak Nafas, dll.

Tidak semua penderita TB paru punya semua gejala diatas, kadang-kadang hanya satu
atau 2 gejala saja. Berat ringannya masing-masing gejala juga sangat bervariasi
(Aditama, 2006).
Gejala-gejala tersebut diatas di jumpai pula pada penyakit paru selain TB paru. Oleh
karena itu setiap orang yang datang ke Unit Pelayanan Kesehatan (UPK) dengan
gejala tersebut diatas, harus di anggap suspek tuberculosis atau tersangka penderita
TB paru dan perlu dilakukan pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung
(Aditama, 2002).

Pengendalian, Pencegahan dan Pengobatan TB Paru


Pengendalian TB paru yang terbaik adalah mencegah agar tidak terjadi penularan
maupun infeksi. Pencegahan TB paru pada dasarnya adalah mencegah penularan bakteri
dari penderita yang terinfeksi dan menghilangkan atau mengurangi faktor risiko yang
menyebabkan terjadinya penularan (Crofton, 2002).
Tindakan mencegah terjadinya penularan dilakukan dengan berbagai cara, yang utama
adalah memberikan obat anti tuberculosis yang benar dan cukup, serta dipakai dengan
patuh sesuai ketentuan penggunaan obat. Pencegahan dilakukan dengan cara mengurangi
atau menghilangkan faktor risiko yang pada dasarnya adalah mengupayakan kesehatan
lingkungan dan perilaku, antara lain dengan pengaturan rumah agar memperoleh cahaya
matahari, mengurangi kepadatan anggota keluarga, mengatur kepadatan penduduk,
menghindari meludah sembarangan, batuk sembarangan, mengkonsumsi makanan yang
bergizi yang baik dan seimbang. Dengan demikian salah satu upaya pencegahan adalah
dengan penyuluhan (Jusuf, 2010).

Menurut Depkes (2003), selain penyuluhan, pengobatan juga merupakan suatu hal
yang penting dalam upaya pengendalian penyakit TB paru. Tujuan pengobatan TB paru
adalah untuk menyembuhkan penderita, mencegah kematian, mencegah kekambuhan,
dan menurunkan tingkat penularan. Salah satu komponen dalam DOTS adalah panduan
pengobatan panduan OAT jangka pendek dengan pengawasan langsung dan untuk
menjamin keteraturan pengobatan diperlukan seorang Pengawas Menelan Obat (PMO)
dan pemberian panduan OAT didasarkan klasifikasi TBC.
Menurut Hudoyo (2008), mengobati penderita dengan TB paru cukup mudah, karena
penyebab TB paru sudah jelas yaitu, bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini
dapat di matikan dengan kombinasi beberapa obat yang sudah jelas manfaatnya. Sesuai
dengan sifat bakteri Mycobacterium tuberculosis, untuk memperoleh efektifitas
pengobatan, maka prinsip-prinsip yang dipakai adalah :
.

Obat harus di berikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis obat (Isoniasid,
Rifampisin, Pirasinamid, Streptomisin dan Etambutol) dalam jumlah cukup dan dosis
tepat selama 6-8 bulan, supaya semua bakteri (termasuk bakteri persisten) dapat di

bunuh. Hal ini untuk mencegah timbulnya kekebalan terhadap OAT.


Untuk menjamin kepatuhan penderita dalam menelan obat, pengobatan dilakukan
dengan pengawasan langsung (DOT= Directly Observed Treatment) oleh seorang
Pengawas Menelan Obat (PMO).

Kerangka Teori Penelitian

Kesejahteraaan

Kepuasan
Hidup

STATUS
KUALITAS HIDUP
Kebahagiaan

Makna dalam
hidup
Pemenuhan
Kebutuhan

Peningkatam
Kesehatan
PASIEN
TB PARU

Mencapai
Potensi Hidup
Gambaran
Biologis Kualitas
hidup

Kerangka Konsep
Variabel Bebas

Variabel Terikat

Dukungan
Instrumental

Dukungan
Informasional

Dukungan
Emosional

Dukungan
Pengharapan

Dukungan
Harga Diri

Status
Kualitas Hidup
Pasien TB Paru

Anda mungkin juga menyukai

  • Prima Ferlando
    Prima Ferlando
    Dokumen4 halaman
    Prima Ferlando
    Alif Hastriananda
    Belum ada peringkat
  • Analisa Program Kia Fik Bismillah
    Analisa Program Kia Fik Bismillah
    Dokumen38 halaman
    Analisa Program Kia Fik Bismillah
    Alif Hastriananda
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen14 halaman
    Bab 3
    Alif Hastriananda
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen3 halaman
    Daftar Pustaka
    Alif Hastriananda
    Belum ada peringkat
  • Intervensi
    Intervensi
    Dokumen3 halaman
    Intervensi
    Alif Hastriananda
    Belum ada peringkat
  • Strength
    Strength
    Dokumen2 halaman
    Strength
    Alif Hastriananda
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Presjur IGD
    Jurnal Presjur IGD
    Dokumen6 halaman
    Jurnal Presjur IGD
    Alif Hastriananda
    Belum ada peringkat
  • LP CHF Kethek
    LP CHF Kethek
    Dokumen34 halaman
    LP CHF Kethek
    Alif Hastriananda
    Belum ada peringkat
  • Treadmill
    Treadmill
    Dokumen13 halaman
    Treadmill
    cacha annisa
    Belum ada peringkat
  • Patofisiologi Emboli Paru
    Patofisiologi Emboli Paru
    Dokumen7 halaman
    Patofisiologi Emboli Paru
    Alif Hastriananda
    Belum ada peringkat
  • Cover 1 Ya
    Cover 1 Ya
    Dokumen1 halaman
    Cover 1 Ya
    Alif Hastriananda
    Belum ada peringkat
  • ASKEP Cedera Kepala
    ASKEP Cedera Kepala
    Dokumen11 halaman
    ASKEP Cedera Kepala
    bayu interisti
    Belum ada peringkat
  • Form Pengkajian Manajemen
    Form Pengkajian Manajemen
    Dokumen4 halaman
    Form Pengkajian Manajemen
    endri_anna
    Belum ada peringkat
  • MAKALAH Miokarditis P.asiandi
    MAKALAH Miokarditis P.asiandi
    Dokumen12 halaman
    MAKALAH Miokarditis P.asiandi
    Alif Hastriananda
    Belum ada peringkat
  • Askep Bayi Sakit
    Askep Bayi Sakit
    Dokumen5 halaman
    Askep Bayi Sakit
    Alif Hastriananda
    Belum ada peringkat
  • Safety
    Safety
    Dokumen1 halaman
    Safety
    Alif Hastriananda
    Belum ada peringkat
  • Resume Presus
    Resume Presus
    Dokumen5 halaman
    Resume Presus
    Alif Hastriananda
    Belum ada peringkat
  • Tugas Maternitas
    Tugas Maternitas
    Dokumen26 halaman
    Tugas Maternitas
    Alif Hastriananda
    Belum ada peringkat
  • ICU-IGD Jurnal
    ICU-IGD Jurnal
    Dokumen11 halaman
    ICU-IGD Jurnal
    Alif Hastriananda
    Belum ada peringkat
  • Noc: Fluid Management
    Noc: Fluid Management
    Dokumen5 halaman
    Noc: Fluid Management
    Alif Hastriananda
    Belum ada peringkat
  • Askep BBLR
    Askep BBLR
    Dokumen7 halaman
    Askep BBLR
    Rika Setiyowati
    100% (1)
  • LP Diare
    LP Diare
    Dokumen14 halaman
    LP Diare
    Fathan Rosidi
    Belum ada peringkat
  • Teknik Pijat Kaki
    Teknik Pijat Kaki
    Dokumen5 halaman
    Teknik Pijat Kaki
    Alif Hastriananda
    Belum ada peringkat
  • Cover Jurnal
    Cover Jurnal
    Dokumen2 halaman
    Cover Jurnal
    Alif Hastriananda
    Belum ada peringkat
  • Askep Thipoid
    Askep Thipoid
    Dokumen10 halaman
    Askep Thipoid
    arifin23
    100% (3)
  • LP Bronkopneumonia
    LP Bronkopneumonia
    Dokumen13 halaman
    LP Bronkopneumonia
    Alif Hastriananda
    Belum ada peringkat
  • Lefleat ROM Agra
    Lefleat ROM Agra
    Dokumen2 halaman
    Lefleat ROM Agra
    Alif Hastriananda
    Belum ada peringkat
  • Sap Tiroid Yang D Print
    Sap Tiroid Yang D Print
    Dokumen9 halaman
    Sap Tiroid Yang D Print
    Alif Hastriananda
    Belum ada peringkat
  • Translate 3 Out 20
    Translate 3 Out 20
    Dokumen7 halaman
    Translate 3 Out 20
    Alif Hastriananda
    Belum ada peringkat
  • Dari Everand
    Belum ada peringkat
  • Dari Everand
    Belum ada peringkat