Anda di halaman 1dari 7

Review Buku

Memahami Ideologi Muhammadiyah

Karya DR.H.Haedar Nashir,M.Si.

Oleh : Nyi Ayu Dzihan Nabilah

“Dilahirkan di Bandung, 28 Februari 1958, kesehariannya bekerja sebagai Dosen


di FISIPOL UMY. Mantan Sekretaris PP Muhammadiyah periode 2000-2005
ini, menamatkan pendidikan dasar di Bandung, kemudian hijrah ke Yogyakarta untuk
memperoleh gelar S1 di STPMD / APMD Yogyakarta. Gelar S2 dan S3 diperoleh di Fisipol
UGM pada bidang Sosiologi. Menjadi anggota Muhammadiyah sejak tahun 1983 dengan
nomor anggota 545549”. (http://www.muhammadiyah.or.id/id/content-209-det-dr-h-haedar-
nashir-msi.html, diakses tanggal 11 Maret 2019).

DR.H.Haedar Nashir,M.Si. adalah Doktor Sosiologi tamatan Universitas Gadjah


Mada, lulus Cum Laude. Buku Islam Syariat merupakan hasil disertasinya, yang dicetak
ulang tahun 2007 dan 2013. Buku lain telah diterbitkan seperti Ibrah Kehidupan (2013),
Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Agama dan Kebudayaan (2013), Muhammadiyah
Gerakan Pembaharuan (2010) dan lain-lain sekitar 15 buku.

Dalam Muhammadiyah diberi amanat sebagai Ketu Pimpinan Pusat Muhammadiyah


dua periode (2005-2010 dan 2010-2015), sebelumnya Sekretaris PP Muhammadiyah periode
2000-2005. Pernah menjadi ketua Badan Pendidikan Kader (1995-2000). “Penulis buku
"Muhammadiyah Gerakan Pembaruan" (2010) ini pernah menjadi Ketua PP Ikatan Pelajar
Muhammadiyah periode 1983-1986 dan Ketua Dep. Kader PP Pemuda Muhammadiyah
periode 1985-1990. Sekarang, menjabat sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat
Muhammadiyah periode 2015-2020”. (http://www.muhammadiyah.or.id/id/content-209-det-
dr-h-haedar-nashir-msi.html, diakses tanggal 11 Maret 2019).

Pendidikan agamanya diperoleh dari Pondok Pesantren Cintawana Tasikmalaya


Jawa Barat, selain dari ayahnya Ajengan (Kyai) H.Badaruddin. “Bersama Istrinya Dra. Hj.
Siti Noordjanah Djohantini, M.M., M.Si., yang juga Ketua Umum PP 'Aisyiyah 2015-2020
menjalankan amanah Muktamar Muhammadiyah ke 47 di Makassar”.
(http://www.muhammadiyah.or.id/id/content-209-det-dr-h-haedar-nashir-msi.html, diakses
tanggal 11 Maret 2019). Mereka dikaruniai dua putri-putra dr.Hilma Nadhifa Mujahidah dan
Nuha Aulia Rahman,S.Ked. Tugas akademiknya di Universitas Yogyakarta, serta mengajar
dan membimbing mahasiswa pascasarjana di Perguruan Tinggi lain.

Sejak Muhammadiyah didirikan, sampai sekarang masih banyak kalangan yang


salah pemahaman tentang Muhammadiyah. Masyarakat sering mengaitkan Muhammadiyah
dengan islam padahal Islam tidak tepat untuk diperbandingkan dengan Muhammadiyah
karena Muhammadiyah adalah sebuah organisasi pergerakan yang memang bukan ajaran
agama namun tetap menjadi sebuah gerakan Islam yang memiliki tujuan untuk mewujudkan
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Kesalahpahaman itu terjadi karena kurangnya
pemahaman masyarakat tentang Ideologi yang ada pada Muhammadiyah. Bahkan aktivis-
aktivis, kader, ataupun orang yang bernaung di amal usaha Muhammadiyah pun masih
banyak yang belum paham tentang Ideologi Muhammadiyah.

Karena masalah tersebut maka DR.H.Haedar Nashir,M.Si menulis dan melengkapi


buku lain yang telah ada, dengan harapan aktivis, kader, ataupun orang yang bernaung di
amal usaha Muhammadiyah memiliki pegangan dan pemahaman untuk menjadi acuan serta
mampu memasyarakatkannya sesuai landasan Muhammadiyah yaitu Dakwah Amar Makruf
Nahi Munkar guna mewujudkan misi utama Muhammadiyah yaitu “menegakkan dan
menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujudnya Masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya , karena pada dasarnya Muhammadiyah adalah sebuah organisasi pergerakan Islam.
Menurut saya buku ini disusun secara kompleks dimana penulis mengupas tuntas tentang
ideologi Muhammadiyah yang telah dikembangkan dari buku-buku sebelumnya. Semuanya
disusun secara terstruktur dari bab awal hingga akhir.

Dari penjabaran buku Memamhami Ideologi Muhammadiyah ini dapat dilihat bahwa
saat ini masih banyak kader-kader dan aktivis Muhammadiyah yang belum paham tentang
apa itu Muhammadiyah sendiri terkhusus ideologi yang dipakai oleh Muhammadiyah. Di
dalam buku ini akan dikupas lebih dalam mengenai Ideologi Muhammadiyah agar kader-
kader mampu memahami secara utuh dan menyeluruh.

Pada daftar isi buku Memahami Ideologi Muhammadiyah ini berisi 10 pokok
pembahasan yaitu :

1. Perkembangan Ideologi
2. Ideologi Muhammadiyah
3. Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah dan Penjelasannya
4. Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah dan Pedoman
memahaminya
5. Kepribadian Muhammadiyah dan Penjelasannya
6. Khittah Muhammadiyah
7. Kristalisasi Ideologi
8. Revitalisasi Ideologi
9. Pernyataan Pikiran Muhammadiyah Abad Kedua
10. Penutup

Pada bab pertama berisi tentang tentang Perkembangan Ideologi Muhammadiyah.


Penulis menyatakan pada abad 21 perkembangan hidup umat manusia semakin menunjukkan
kecenderungan yang luar biasa dalam berbagai aspek. Sekitar abad Kedua berkembangnya
berbagai ideologi seperti liberalisme, kapitalisme, dan globalisme yang makin meluas hingga
abad 21 ini. Seperti itu pula kehidupan umat Islam dimana model gerakan Islam tumbuh
kembang dihampir setiap negeri Muslim, yang kemudian menyebar ke berbagai penjuru
dunia dan dapat diperkirakan bahwa Islam akan berkembang pesat di masa yang akan
mendatang.

Muhammadiyah dihadapkan pada masalah dalam kehidupan umat, maka


pemahaman dan penguatan Ideologi Muhammadiyah sangat penting. Muhammadiyah
memiliki kekuatan,kelemahan dalam perkembangangannya. Dalam perkembangannya pula
Muhammadiyah tidak lepas dari dinamika baru lahirnya gerakan Islam yang memiliki
beragam Ideologis yang secara umum penulis membahas tiga golongan besar yaitu
Neorevivalisme, Neomodernisme dan Neotradisionalisme islam.

Terdapat pula penguatan ideologi dimana anggota, kader, dan pimpinan


Muhammadiyah harus berkomitmen dalam mengemban misi dakwah. Demi mencapai cita-
cita tersebut maka Muhammadiyah selalu menghasilkan pemikiran-pemikiran yang disebut
dengan pemikiran ideologis serta merumuskan gerakan Revitalisasi Ideologi Muhammadiyah
yang membuat Muhammadiyah bertahan hingga satu abad lebih walaupun ada beberapa
masalah yang seringkali muncul.

Pada bab kedua berisi tentang Ideologi Muhammadiyah. Muhammadiyah yang


selama ini sering disebut sebagai gerakan Islam modern dan reformis atau saat ini dikalangan
Muhammadiyah disebut sebagai Islam berkemajuan. Masalah disini banyak kesalahpahaman
yang terjadi diantaranya ialah islam selalu dipertentangkan dengan Muhammadiyah.
Pandangan tentang ini mencerminkan seseorang tidak memahami hakikat dari
Muhammadiyah itu sendiri.

Ideologi Muhammadiyah berada dalam dua pemikirian yaitu Muqaddimah Anggaran


Dasar Muhammadiyah (1946) dan Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup
Muhammadiyah(1969) serta aspek strateginya terdat dalam Khittah Muhammadiyah Tahun
1956, 1971, 1978, 2002. Pada abad kedua Muktamar ke-46 (2010) menghasilkan pemikiran-
pemikirann baru yang salah satu isinya ialah mendeklarasikan Islam yang berkemajuaan dan
menerapkan strategi Gerakan Pencerahan.

Ideologi Modernis-reformis yang ditampilkan Muhammadiyah sedikit berbeda


dengan arus modernism Islam atau gerakan kebangkitan Islam yang lebih cenderung kepada
ideology salafiyah. Muhammadiyah dalam pandangan Azyumardi Azra, kendati secara
teologis atau ideologis memiliki akar pada Salafisme atau Salafiyah, tetapi watak atau
sifatnya tengahan atau moderat yang disebutnya sebagai bercorak Salafiyah Wasithiyyah
(Republika, 13 Oktober 2005). Dari berbagai pemikiran ini sikap reformisme modernisme
pada Muhammadiyah berorientasi sebagai Islam yang berkemajuan dimana sikap ini semakin
lebih terasa dengan adanya pemikiran resmi yang ada pada Muhammadiyah.

Ideologi berkemajuan tampak sekali dalam kandungan subtansi pandangan


keagamaan sebagaimana temaktub dalam pernyataan pemikiran Muhammadiyah abad kedua
tahun 2010. Inspirasi kelahiran Muhammadiyah berasal dari Al-Qur’an surat Ali Imran 104
dan 110 telah melahirkan karakter Islam yang berkemajuan untuk menghadapkan Islam
dengan perkembangan zaman.

Dan yang terakhir pada bab Ideologi Muhammadiyah adalah Kristalisasi


Muhammadiyah yang disimpulkan hal hal sebagai berikut :

1. Muhammadiyah sebagai ideology


2. Ideologi Muhammadiyah ialah Ideologi Islam
3. Islam bagi Muhammadiyah merupakan identitas gerakan
4. Ideologi Muhammadiyah berkarakter “reformis modernis” dan “Islam yang
berkemajuan”
5. Cita-cita Muhammadiyah ialah mewujudkan “Masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya”
6. Ideologi Muhammadiyah mengandung Khittah Perjuangan
7. Muhammadiyah dan keindonesiaan
8. Muhammadiyah bergerak dengan sistem organisasi

Pada bab ketiga berisi tentang Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah. Pada
bab ini membahas masalah pokok-pokok pikiran Muhamamdiyah. Muqaddimah Anggaran
Dasar Muhammadiyah ini pertama kali dicetuskan oleh Ki Bagus Hadikusuma pada tahun
1945 dan disahkan tahun 1951. Disini penulis menjelaskan secara terperinci tentang tujuh
pokok pikiran yang terdapat dalam Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah.

Pada bab keempat membahas tentang Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup
Muhammadiyah (MKCH). Konsep ini pertama kali diputuskan pada Tanwir Muhammadiyah
di Ponorogo tahun 1969. Dalam MKCH membagi 5 poin yang dijadikan 3 kelompok yaitu:

1. Mengandung pokok-pokok persoalan yang bersifat ideologis


2. Mengandung persoalan mengenai faham Agama menurut Muhammadiyah
3. Mengandung persoalan mengenai fungsi dan misi Muhammadiyah dalam
masyarakat Negara Indonesia

Pada bab kelima mambahas tentang Kepribadian Muhammadiyah. Bab ini diawali
dengan sebuah pertanyaan “Apa itu Muhammadiyah?” Yang awalnya dilontarkan oleh K.H
Fakih Usman. Pertanyaan itulah yang menjadi sejarah munculnya Kepribadian
Muhammadiyah. Pada saat itu banyak dari pimpinan dan anggota Muhammadiyah aktif di
partai politik, sehingga cara mereka mengurus politik dibawa ke Muhammadiyah yang
menjadi pertentangan besar dikarenakan tidak sesuai dengan misi dakwah Muhammadiyah
yaitu “Gerakan Islam dan Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar”.

Pada bab keenam membahas tentang Khittah Muhammadiyah. Khittah mengandung


Garis Strategi Perjuangan yang merupakan aspek atau unsur dari Ideologi Muhammadiyah.
Muhammadiyah yang memiliki ideologi berkemajuan lebih memilih strategi dakwah non
politik demi mencapai terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Sebelumnya
beberapa Pimpinan dan anggota dari Muhammadiyah memang pernah tergabung dalam Partai
Politik namun hanya berlangsung sementara dan tidak terikat. Pilihan dakwah non politik
bukan berarti berpaham sekuler, namun pahamnya politik adalah aspek dari Mu’amalah-
Duniawiyah.

Garis perjuangan dakwah non politik praktis tersebut secara konsisten di pegang
oleh Muhammadiyah sejak kelahirannya hingga di rumuskannya Khittah Palembang 1956,
Khittah Ponorogo 1969, Khittah Ujung Pandang 1971, Khittah Surabaya 1978, dan Khittah
Denpasar 2002.

Pada bab ketujuh membahas tentang Kristalisasi Ideologi Muhammadiyah.


Kristalisasi Ideologi Muhammadiyah dirumuskan pada Tanwir di Bandung tanggal 1 s.d 4
Sya’ban 1433 M yang berisi pokok-pokok pikiran Ideologis Muhammadiyah dan diharapkan
dapat menjadikan anggota, kader, dan pimpinan di lingkungan Muhammadiyah dapat
membedakan antara Ideologi Muhammadiyah dengan Ideologi lain sekaligus mampu
mengaktualisasikan serta memasyarakatkannya.

Pada bab kedelapan membahas tentang Revitalisasi Ideologi Muhammadiyah.


Menurut Muhammadiyah Ideologinya benar-benar harus dipahami dan dilaksanakan oleh
seluruh anggotanya.Revitalisasi Ideologi Muhammadiyah ini dirumuskan pada Tanwir tahun
2007 di Yogyakarta. Keputusan Tanwir ini lengkap dan menyeluruh dimana terdapat 2
keputusan yaitu bersifat kebijakan berupa langkah-langkah organisatoris dalam titel
Revitalisasi Ideologi dan Revitalisasi sebagai Konsolidasi keyakinan dan cita-cita hidup
Muhamamdiyah.

Pada bab sembilan membahas tentang Pernyataan Pikiran Muhammadiyah Abad


Kedua yang dirumuskan pada Muktamar ke-46 di Yogyakarta. Dalam Pernyataan Pikiran
Muhammadiyah Abad Kedua mengemukakan tentang Refleksi Perjuangan selama satu abad
ini serta bagaimana sikap Muhammadiyah dalam menghadapi abad kedua. Selanjutnya
langsung di lanjutkan dengan bab penutup dimana pada bab ini hanya menjelaskan
kesimpulan dari keseluruhan isi buku.

Secara keseluruhan buku ini sudang sangat baik karena telah menjelaskan secara
terstruktur mengenai Ideologi Muhammadiyah. Buku ini telah memaparkan dengan jelas
upaya apa saja yang harus dilakukan Muhammadiyah dalam menghadapi situasi dimana
banyak berkembangnya Ideologi-ideologi lain. Penulis mengemukakan setiap bab secara
terperinci serta mengemas tulisan yang mudah untuk dipahami. Walaupun buku ini tidak
terlepas dari sebuah kekurangan seperti adanya typo. Menurut saya kontribusi buku ini dapat
menjadi sebuah pembelajaran untuk anggota, kader, dan pimpinan di lingkungan
Muhammadiyah agar lebih memahami Ideologi Muhammadiyah itu sendiri. Buku ini
dihadirkan untuk berbagi wawasan yang mampu meneguhkan dan mencerahkan setiap
anggota, kader, dan pimpinan di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah yang ingin tetap
cerdas dan istiqomah dalam pergerakan Muhammadiyah.
Kesimpulan

Buku dengan judul “Memahami Ideologi Muhammadiyah” ini terdiri dari 260
halaman. Buku ini mengupas tuntas tentang Ideologi Muhammadiyah. Ideologi
Muhammadiyah adalah sistem paham yang mengandung keyakinan cita-cita dan strategi
perjuangan untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Buku ini terdiri dari sepuluh bab yang masing-masing bab dijelaskan secara
terperinci. Setiap buku pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu pula buku yang saya
review ini, terdapat kelebihan dan kekurangan. Semoga review ini bisa menjadi pembelajaran
untuk pembaca seperti saya dan pembaca lainnya. Tetapi untuk keseluruhan isi buku ini
bagus dan mudah untuk dipahami bagi siapapun yang ingin mengetahui lebih dalam tentang
Ideologi Muhammadiyah.

Anda mungkin juga menyukai