Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

“KEPATUHAN MINUM OBAT”

Disusun Oleh:
AYU KOMALASARI 89221005

PROGRAM PROFESI NERS


UNIVERSITAS ADHIRAJASA RESWARA SANJAYA
2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KEPATUHAN MINUM OBAT

Pokok Bahasan : Kepatuhan Minum Obat


Sub Pokok Bahasan :
1. Pengertian kepatuhan
2. Jenis-jenis kepatuhan
3. Manfaat kepatuhan minum obat
4. Prinsip benar pemberian obat
5. Dampak tidak patuh minum obat
6. Cara meningkatkan kepatuhan minum obat
Sasaran : Pasien dan Keluarga Tn.A
Hari/Tanggal : Jumat, 12 Mei 2023
Jam : 10.00 s/d selesai
Waktu : 20 menit
Tempat : Rumah Tn.A
Penyuluh : Mahasiswa Profesi Ners Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya
A. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit diharapkan pasien dan keluarga mampu
memahami dan mengerti tentang pentingnya kepatuhan minum obat.

B. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 20 menit diharapkan pasien dan keluarga
dapat :
1. Menjelaskan tentang pengertian kepatuhan
2. Menyebutkan jenis-jenis kepatuhan
3. Menyebutkan manfaat kepatuhan minum obat
4. Menyebutkan prinsip pemberian obat
5. Menyebutkan dampak tidak patuh minum obat
6. Menyebutkan cara meningkatkan kepatuhan minum obat
C. Materi Pembelajaran (Terlampir)
1. Pengertian kepatuhan
2. Jenis-jenis kepatuhan
3. Manfaat kepatuhan minum obat
4. Prinsip benar pemberian obat
5. Dampak tidak patuh minum obat
6. Cara meningkatkan kepatuhan minum obat

D. Kegiatan Penyuluhan
No Uraian Kegiatan Metode Media Waktu
1. Pembukaan a. Ceramah leaflet 2 menit
a. Memberi salam.
b. Memperkenalkan diri.
c. Menjelaskan tujuan.
d. Kontrak waktu
2. Apersepsi: a. Apersepsi - 5 menit
a. Menggali pengetahuan
pasien dan keluarga
mengenai kepatuhan
minum obat
b. Menggali pengetahuan
pasien dan keluarga
mengenai manfaat
kepatuhan minum obat
c. Menggali pengetahuan
pasien dan keluarga
mengenai dampak
tidak patuh minum
obat
3. a. Menjelaskan Pengertian a. Ceramah leaflet 10 menit
kepatuhan b. Tanya Jawab
b. Menjelaskan Jenis-jenis
kepatuhan
c. Menjelaskan manfaat
kepatuhan minum obat
d. Menjelaskan Prinsip
benar pemberian obat
e. Menjelaskan dampak
tidak patuh minum obat
f. Menjelaskan cara
meningkatkan kepatuhan
minum obat

4. Penutup a. Ceramah leaflet 3 menit


a. Tanya jawab
b. Salam penutup

E. Evaluasi
1. Evaluasi terstruktur
a. Adanya koordinasi antara pemateri,peserta penyuluhan dan panitia
penyelenggara selama acara penyuluhan berlangsung.
b. Persiapan acara penyuluhan telah dilakukan dengan baik, misalnya dalam
penyiapan materi dan media.
2. Evakuasi proses
a. Peserta aktif mendengarkan dan menyimak acara penyuluhan
b. Peserta aktif bertanya topik yang di bahas pada sesi tanya jawab
c. Peserta mampu merespon pertanyaan yang diberikan oleh pemateri.
3. Evaluasi hasil
Peserta mampu menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan dengan benar
melalui pertanyaan lisan.
Lampiran

MATERI PENYULUHAN

1. PENGERTIAN KEPATUHAN

Kepatuhan merupakan tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan dan

perilaku yang disarankan dokter atau yang lainnya. Kepatuhan adalah suatu bentuk

perilaku yang timbul akibat adanya interaksi antara petugas kesehatan dan pasien

sehingga mengerti rencana dengan segala konsekuensinya dan menyetujui rencana

tersebut sera melaksanakannya (Kemenkes RI, 2011)

Kepatuhan dalam pengobatan menurut Slamet (2019) merupakan tingkat

ketaatan pasien melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh

dokter atau orang lain yang diberikan dalam bentuk terapi apapun yang ditentukan,

baik diet, latihan, pengobatan atau menepati janji pertemuan dengan dokter.

2. JENIS-JENIS KEPATUHAN
Kepatuhan terhadap pengobatan adalah sejauh upaya dan perilaku seorang

individu menunjukkan kesesuaian dengan peraturan dan kesesuaian yang diberikan

oleh profesional kesehatan untuk menunjang kesembuhannya. Menurut Cranner

(2007), jenis-jenis kepatuhan diantaranya :

1) Kepatuhan Total (Total Complience)


Pada keadaan ini penderita tidak hanya berobat secara teratur sesuai batas
waktu yang ditetapkan melainkan juga patuh memakai.
2) Kepatuhan Tidak Total (Non Complience)
Penderita yang putus obat atau tidak menggunakan obat sama sekali.
3. MANFAAT KEPATUHAN MINUM OBAT
Ada beberapa manfaat kepatuhan minum obat :
a. Membantu istirahat
b. Membantu mengendalikan emosi
c. Membantu mengendalikan prilaku
d. Membantu proses pikir (konsentrasi)
e. Membantu pasien dalam berinteraksi dengan orang lain
4. PRINSIP 10 BENAR PEMBERIAN OBAT
1. Benar Pasien
Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa (papan

identitas ditempat tidur, gelang identitas) atau ditanyakan langsung kepada

pasien atau keluarganya. Jika pasien tidak sanggup merespon secara verbal,

respon non verbal dapat dipakai, misalnya pasien mengangguk. Jika pasien

tidak sanggup mengidentifikasi diri akibat gangguan mental atau kesadaran,

harus dicari cara idrntifikasi yang lain seperti menanyakan langsung kepada

keluarganya. Pda pasien bayi harus di identifikasi gelang identitasnya.

2. Benar Obat
Benar obat memiliki nama dagang dan nama generic. Setiap obat

dengan nama dagang yang kita asing (baru kita dengar namanya) harus

diperiksa nama generiknya, bila perlu hubungi apoteker untuk menanyakan

nama generiknya atau kandungan obat. Sebelum memberi obat kepada pasien

label pada btol atau kemasannya harus diperiksa tiga kali. Pertama saat

membaca permintaan obat botolnya diambil dari rak obat, kedua label botol

dibandingkan dengan obat yang diminta, ketiga saat dikembalikan ke rak obat.

Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus

dikembalikan ke bagian farmasi. Jika pasien meraguka obatnya, perawat harus


memeriksanya lagi. Saat memberi obat perawat harus ingat untuk apa obat itu

diberikan. Ini membantu mengingat nama obat dan kerjanya.

3. Benar Dosis
Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu,

perawat harus berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau apoteker

sebelum dilanjutkan ke pasien. Jika pasien meragukan dosis nya perawat

harus memeriksanya kembali. Ada beberapa obat baik ampul maupun tablet

memiliki dosis yang berbeda tiap ampul atau tabletnya.

4. Benar Cara/Rute
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Factor yang

menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien,

kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat

kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan peroral, sublingual, parenteral,

topical, rectal, inhalasi.

a. Oral adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak
dipakai, karena ekonomis paling aman dan nyaman. Obat dapat juga di
absorpsi melalui rongga mulut (sublingual atau bukal) seperti tablet
ISDN.
b. Parenteral berasal dari Bahasa yunani para berarti disamping entero
berarti usus, jadi parenteral berarti diluar usus, atau tidak melalui saluran
cerna, yaitu melalui vena (perset atau perinfus) .
c. Topikal yaitu pemberian obat melalui kulit atau membrane mukosa.
Misalnya salep,lation, crem, spray, tetes mata.
d. Rektal merupakan rute obat yang diberikan berupa enema atau
suppositoria yang akan mencair pada suhu tubuh. Pemberian rektal
dilakukan untuk memperoleh efek local seperti konstipasi (dulcolax
sup,hemorid, anusol), pasien yang tidak sadar atau kejang (stesolid).
Pemberian obat perrektal memiliki efek yang lebih cepat dibandingkan
pemberian obat dalam bentuk oral, namun sayangnya tidak semua obat
disediakan dalam bentuk suppositoria.
e. Inhalasi yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan. Saluran nafas
memiliki epitel untuk absorpsi yang sangat luas, dengan demikian
berguna .
5. Benar waktu
Ini sangat penting khususnya bagi obat yang efektifitasnya tergantung

untuk mencapai atau mempertahankan kadar darah yang sangat memadai. Jika

obat harus di minum sebelum makan, untuk memperoleh kadar yang

diperlukan, harus diberi waktu 1 jam sebekum makan. Ingat dalam pemberian

antibiotic yang tidak boleh diberikan bersama susu karena susu dapat

mengikat sebagian besar obat itu sebelum dapat diserap. Ada obat yang harus

di minum setelah makan, untuk menghindari iritasi yang berlebihan pada

lambung misalnya asam mefenamat.

6. Benar pengkajian

Sebelum pemberian obat, perawat harus selalu memeriksa tanda tanda vital.

7. Benar dokumentasi

Setelah obat itu diberikan kita harus mendokumentasikan dosis, rute,

waktu oleh siapa obat itu diberikan, dan jika pasien menolak pemberian obat

maka harus didokumentasikan juga alasan pasien menolak pemberian obat.

8. Benar pendidikan kesehatan perihal medikasi klien


Perawat memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan pendidikan

kesehatan khususnya yang berkaitan dengan obat kepada pasien, keluarga

pasien, dan masyarakat luas diantaranya mengenai perubahan-perubahan yang


diperlukan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari selama di rumah sakit,

interaksi obat dengan obat dan obat dengan makanan efek samping dan reaksi

yang merugikan dari obat, hasil yang diharapkan setelah pemberian obat,

alasan terapi obat dan kesehatan yang menyeluruh, penggunaan obat yang

baik dan benar, dsb.

9. Benar evaluasi
Setelah pemberian obat, perwat selalu memantau atau memeriksa efek

kerja obat tersebut.

10. Benar evaluasi klien untuk menolak


Perawat harus memberikan informed consent dalam pemberian obat

dan klien memiliki hak untuk menolak pemberian obat tersebut.

5. DAMPAK TIDAK MINUM OBAT


Salah satu dampak yang dapat timbul akibat tidak minum obat secara teratur

pada pasien yaitu kekambuhan. Kekambuhan adalah suatu keadaan dimana timbulnya

kembali suatu penyakit yang sudah sembuh dan disebabkan oleh berbagai macam

factor penyebab.

6. CARA MENINGKATKAN KEPATUHAN MINUM OBAT


Adapun beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan mnum
obat menurut Cranner (2007) sebagai berikut :
1. Berikan informasi kepada pasien dan keluarga akan manfaat dan pentingnya
pengobatan
2. Berikan keyakinan kepada pasien akan efektifitas obat dalam penyembuhan
3. Berikan informasi resiko ketidakpatuhan
4. Adanya dukungan dari pihak keluarga, teman, dan orang-orang sekitarnya
untuk selalu mengingatkan pasien agar teratur minum obat demi keberhasilan
pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA

Aziz Alimu Hidayat. 2004. Kebutuhan Dasar Manusia. EGC. Jakarta


Kemenkes Kesehatan RI, 2011. Rencana Strategi Kementrian Kesehatan
2011-2014.Jakarta
Maramis. 2009. Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga
Slamet. 2007. Pengantar Psikologi Klinis. Jakarta : UI Press
Stuart. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai