Anda di halaman 1dari 15

Makalah Manajemen Kemarahan

“Komponen Kemarahan”

Yulia Adhisty S.ST M.Kes

Disusun oleh :

1. Nurlianti Aisyah (1219243)

2. Putri Susilo Wardani (1219245)

AKADEMI KEBIDANAN NYAI AHMAD DAHLAN

YOGYAKARTA

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat tuhan yang maha esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Komponen Kemarahan” guna memenuhi tugas. Saya menyadari dalam penulisan
makalah ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak yang tulus membantu dan
memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Saya
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena
itu, kami mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang membangun dari
berbagai pihak.Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan
dunia pendidikan.

Yogyakarta, 5 Desember 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................... i

KATA PENGANTAR........................................................................ ii

DAFTAR ISI....................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1

A. Latar Belakang.................................................................... 1

B. Rumusan Masalah............................................................... 1

C. Tujuan ................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN..................................................................... 3

1. Pengertian kemarahan ........................................................ 3

2. Penyebab kemarahan .......................................................... 3


3. Komponen kemarahan......................................................... 7
4. Cara mengatasi kemarahan ................................................. 10
BAB III PENUTUP............................................................................. 14

A Kesimpulan.......................................................................... 14

B Saran..................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Marah merupakan fenomena yang sering dijumpai pada masyarakat
dalam ranah sosial dan komunikasi,baik bagi orang dewasa, maupun pada
anak-anak. Terkadang juga dari emosi marah ini banyak sekali kejadian-
kejadian yang tidak diinginkan oleh semua orang yang sedang mengalaminya.
Terkadang bisa juga terjadi saat emosi marah ini tidak terkendalikan oleh jiwa
atau keadaan fisik yang kurang menguntungkan. Marah ini akan lebih mudah
timbuldan sampai ada juga orang yang marah dengan melempari barang-
barang yang ada disekitarnya. Serta bisa juga sampai mengeluarkan kata-kata
yang negatif dan tindakan serta ucapan-ucapan yang negatif dan kurang sopan
yang tidak diinginkan oleh diri subyek.
Marah biasanya disebut sebagai gangguan setan yang biasanya
dilakukan pada orang-orang yang keadaan emosinya lagi labil, badan atau
keadaan fisik yang tidak mendukung sehingga sering terjadi kemarahan pada
diri seseorang. Marah menjadi bahan acuan dalam persepsi seseorang yang
merupakan sebuah implikasi jiwa seseorang yang di tampakkan pada diri
seseorang melalui perasaan yang dapat dilihat dari gejala-gejala marah itu
sendiri. Sebuah fenomena yang kerap di jumpai sebagai sebuah implikasi dari
kepribadian seseorang.Kemarahan merupakan hal yang manusiawi dialami
oleh manusia namun jika kemarahan itu terlalu berlebihan dan menimbulkan
efek yang kurang bagus untuk orang lainyang berupamoral yang tidak terarah.
Oleh karenanya bila keadaan marah ada yang mengepalkan tinju, memaki-
maki dan membentak-bentak, orang tersebut tidak mengurangi amarahnya,
namun justru akan menjadi membludak emosi marahnya. Karena stabilitas
keadaan fisik juga sangat diperlukan. Serta keadaan santai seseorang saat
mengalami kemarahan juga sangat diperlukan. Untuk itu disini peran wudhu
juga sangat penting bagi orang yang mengalami kemarahan untuk
meredamkan marahnya.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kemarahan?
2. Apa penyebab kemarahan ?
3. Apa saja komponen kemarahan?
4. Bagaimana cara mengatasi kemarahan ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kemarahan
2. Untuk mengetahui penyebab kemarahan
3. Untuk mengetahui komponen kemarahan
4. Untuk megngetahui cara mengatasi kemarahan

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kemarahan

Kemarahan adalah emosi yang sangat kuat yang dapat berasal dari
perasaan frustrasi, sakit hati, jengkel, atau kekecewaan. Ini adalah emosi
manusia normal yang dapat berkisar dari tersinggung yang ringan sampai
kemarahan yang kuat. Manajemen marah adalah suatu cara yang
dikembangkan dan dapat dipelajari untuk berdamai dengan amarah dan
bahkan mengeluarkan amarah dengan cara yang positif dan produktif.

Kemarahan bisa berbahaya atau bermanfaat, tergantung pada


bagaimana dinyatakan. Mengetahui bagaimana mengenali dan
mengekspresikan kemarahan dengan cara yang tepat dapat membantu orang
untuk mencapai tujuan, menangani keadaan darurat, dan memecahkan
masalah. Namun, masalah dapat terjadi jika orang gagal untuk mengenali dan
memahami kemarahan mereka.

2.2 Penyebab Kemarahan

Kemarahan merupakan suatu gejolak kehidupan. Jika seorang naik darah atau
berbuat kekeliruan, pekerjaan dan kegiatan mungkin terganggu,suasana kerja
yang menyebalkan. Amarah senantiasa merusak. Oleh karena itu, seseorang
perlu terlebih dahulu mengenali hal-halyang dapat menyebabkan kemarahan.

Secara garis besar sebab yang menimbulkan marah itu terdiri dari dua faktor:

1. Faktor Fisik
Manusia terdiri dari unsur jasmani dan unsur rohani. Keduanya
ini harus juga mendapat perhatian yang seimbang, disamping
memenuhi kebutuhan unsur rohani, dalam hal ini faktor fisik juga
harus mendapat porsi yang serius untuk dapat mengenali penyebab
kemarahan pada fisik yaitu antara lain:

6
a.Kelelahan yang berlebihan, misalnya orang yang terlalu lelah
karena kerja keras, akan lebih mudah marah dan mudah
tersinggung.

b.Zat-zat tertentu yang dapat menyebabkan marah. Misalnya


jika otak kurang mendapat zat asam, maka orang tersebut akan
mudah marah.

c.Hormon kelamin pun dapat mempengaruhi kemarahan


seseorang. Hal ini dapat dilihat dan dibuktikan sendiri pada
sebagian wanita yang sedang menstruasi, rasa marah
merupakan ciri khasnya yang utama.

2.Faktor Psikis

Faktor psikis yang menimbulkan marah adalah erat kaitannya


dengan kepribadian seseorang. Terutama sekali menyangkut apa yang
disebut “Self Conceptyang salah” yaitu anggapan seseorang terhadap
dirinya yang salah. Self concept yang salah manghasilkan pribadi yang
tidak seimbang. Karena seseorang akan menilai dirinya sangat
berlainan sekali dengan kenyataan yang ada. Berikut ini merupakan
beberapa sebab yang memunculkan marah:

a.Ujub (Rasa Bangga Terhadap Diri Sendiri)Rasa bangga


terhadap pendapat, status sosial, nasab(keturunan), dan harta
merupakan salah satu pangkal permusuhan yang dapat
membangkitkan kemarahan jika tidak diikat ataupun diarahkan
dengan nilai-nilai islam.

b.Perdebatan/Perselisihan perdebatan sangatlah banyak.


Diantaranya adalah munculnya rasa marah. Oleh sebab itu,
islam melarang perselisihan.

c. Senda Gurau Anda akan mendapati orang-orang yang sering


bersenda gurau terkadang melampaui batasan syar’i, baik
dengan perkataan yang tidak berfiaidah ataupun melakukan
hal-hal yang bias menyakitihati orang lain.

7
2.3 Komponen Kemarahan

Secara umum, kemarahan berisikan 3 komponen, yaitu pikiran (pemikiran


negatif), perasaan (kekecewaan, frustasi, emosi) dan tindakan (berteriak, kekerasan
fisik).

1. Pikiran (pemikiran negatif )


Pola atau cara berpikir yang lebih condong pada sisi-sisi negatif
dibanding sisi positifnya. Pola pikir ini bisa tampak dari keyakinan atau
pandangan yang terucap, cara seseorang bersikap, dan perilaku sehari-hari.
Karena sisi negatif lebih dominan, tidak heran jika cara berpikir seperti ini
dipenuhi sikap  prasangka, ketidakpercayaan, kecurigaan, dan kesangsian,
yang seringkali tanpa dasar atau tanpa nalar sama sekali.
Pola pikir negatif juga tampak dari cara seseorang memandang atau
merespon persoalan yang seringkali mengabaikan rasionalitas, logika,
fakta, atau informasi yang relevan. Meskipun begitu, rasionalitas juga bisa
terjerumus dalam kerangka pikiran yang bersifat negatif. Artinya,
seseorang secara sadar dapat memanfaatkan rasionalitas, logika, dan
kecakapan berpikirnya untuk memandang suatu persoalan secara negatif.
Penyebab dari pola pikir semacam ini adalah :
1. Konstruksi persepsi yang didasarkan pada sistem keyakinan.
2. Cara pandang (paradigma), atau cara kita memahami suatu
persoalan. Dalam diri semua orang, terkandung sesuatu yang oleh
para ahli psikologi disebut self defense mechanism, yaitu suatu
kecenderungan untuk mempertahankan diri dari apa yang kita
persepsikan sebagai sesuatu yang menyerang atau berpotensi
menghalangi tercapainya keinginan kita.

Dampak buruk dari mudahnya kita berpikir negatif adalah :

1. Sulitnya kita menerima pendapat orang lain,

2. Sulit menerima hal baru,

3. Sulit bersosialisasi,

4. Sering muncul sebagai pribadi yang kurang menarik untuk diajak


kerjasama.

8
Disarankan, untuk selalu menerapkan kebalikan dari negative thinking
yaitu dengan memikirkan segala hal yang positif. Karena keuntungan untuk
berpikir positif yakni tidak merasakan kerugian untuk semua hal yang
dialami, semua masih ada jalan keluarnya meski sesulit apapun yang
dihadapi

2. Perasaan (kekecewaan, frustasi, emosi)

Perasaan kecewa ini kerap disertai dengan ekspresi marah, bingung,


kecewa, cemas, dan perasaan gagal. Saat rasa frustasi mendera, semua
terasa kacau dan tidak terkendali. Pun sulit berpikir jernih. Sebagian besar
kemarahan dan frustasi yang kita alami dalam kehidupan terjadi ketika kita
menghadapi seseorang atau sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan
atau prinsip kita. Dan ketidakcermatan kita dalam mengelola rasa frustasi
serta kemarahan dapat menjadi racun dalam sebuah hubungan. Hal
tersebut akan menyebabkan kebencian yang bertumpuk, bahkan untuk hal-
hal sepele pun dapat mengakhiri keinginan untuk berhubungan secara
positif. Dan sudah pasti tidak ada yang ingin hidup dalam situasi yang
menjengkelkan serta kemarahan seperti itu.

Frustasi dan kemarahan memengaruhi seseorang secara emosional dan


fisik. Tak hanya itu, frustasi dan kemarahan yang terpendam juga dapat
menyebabkan masalah lain, baik penyakit fisik atau depresi. Sebagian
orang memilih untuk menyembunyikan perasaan kecewa dan berharap rasa
frustasi akan menghilang sendirinya. Kenyataannya, perasaan menyakitkan
itu tidak lantas pergi dengan sendirinya, namun harus diakui dan segera
ditangani dengan cara yang positif.

Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah mengakui rasa emosi dan
frustasi yang Anda alami. Penting untuk melampiaskan frustasi dan
kemarahan, namun pastikan dengan cara yang baik, kreatif dan produktif.
Anda dapat mengatasi rasa frustasi dengan berbicara pada orang terdekat
atau melakukan aktivitas fisik seperti berjalan, membersihkan rumah,
berteriak, atau bahkan meninju bantal. Kegiatan fisik dapat membantu
meredakan ketegangan otot dan mengurangi kegelisahan. Selain kegiatan

9
fisik, langkah lain yang bisa Anda lakukan untuk mengontrol emosi dan
frustasi adalah: Tenang dan kosongkan pikiran sejenak. Tenangkan diri
Anda dengan menghela napas panjang secara teratur, pejamkan mata dan
fokuslah pada hal yang membuat Anda merasa rileks. Selain itu, Anda bisa
mengalihkan pikiran sejenak ke kegiatan lainnya, seperti bermain dengan
hewan peliharaan, Curhat’ atau mencurahkan isi hati kepada teman yang
Anda percaya atau yang mengalami hal serupa akan sangat membantu.
Menggerutu, mengeluh dan tertawa bersama dapat membantu
menyingkirkan rasa frustasi, Berbicara lantang pada diri sendiri dan
menuliskan perasaan Anda, Mengidentifikasi masalah dan solusi yang
memungkinkan, serta jangan terfokus pada hal yang membuat Anda
frustasi dan marah.

3. Tindakan (berteriak, kekerasan fisik)

Meski terlihat sebagai hal yang sepele, berteriak sebenarnya juga


termasuk dalam tindakan kekerasan . Meski tidak mengakibatkan luka
fisik yang berbahaya atau meninggalkan bekas, berteriak termasuk jenis
kekerasan verbal yang menyerang psikis seseorang. Meski tidak bisa
terlihat oleh mata, berteriak mampu meninggalkan luka pada perasaan
seseorang, hingga mengakibatkan traumatik.

Kekerasaan fisik mulai dari menendang, menusuk, menampar,


mencekik, dan lainnya semua termasuk dalam tindakan kekerasan. Hal ini
mengakibatkan salah satu pihak atau pasangan mengalami luka fisik dari
yang ringan hingga luka berat.

2.4 Cara Mengatasi Kemarahan

1. Tarik nafas dalam

Ketika merasa amarah sudah mulai memuncak, sebaiknya tarik napas


dalam sebagai cara menenangkan hati dan pikiran serta cara bersikap tenang.
Menarik napas dalam berkali – kali sangat berguna untuk meredakan rasa
marah. Cobalah duduk tenang dengan posisi yang santai, kendurkan

10
ketegangan otot tubuh yang biasanya terjadi ketika kita marah. Jauhi sumber
yang membuat kita marah dan kesal untuk sementara.

2. Jangan mengucapkan apapun

Jika sedang marah sebaiknya tahan diri untuk mengeluarkan kata – kata.
Marah berarti mengaburkan semua pikiran logis, sehingga ketika sedang
dikuasai amarah tidak akan ada kata – kata bagus yang terucap.. Kalau tidak
ingin mengucapkan hal yang kasar dan menyakitkan orang lain serta
mengeluarkan ucapan yang menyakitkan hati, sebaiknya diam dan jangan
bicara apapun.

3. Acuhkan orang yang memprovokasi

Mungkin saja satu saat kita marah karena tidak tahu cara menghadapi orang
iri. Sebagian orang senang memprovokasi orang yang sedang marah.. Karena
itu mereka akan terus berusaha agar kita mempertahankan amarah dengan
berbagai hasutan. Janganlah terpancing dengan orang – orang yang seperti ini.
Usahakan untuk menyendiri ketika marah, sehingga tidak akan terpengaruh
dengan berbagai komentar negatif yang tidak membantu situasi kita.

4. Pikirkan akibatnya

Cara menghilangkan marah bisa juga dilakukan dengan cara melupakan rasa
sakit hati. Jika kita bisa mengingatkan diri sendiri tentang akibat yang bisa
terjadi kalau kita lepas kendali dan membiarkan rasa marah memuncak.
Ingatkan diri sendiri tentang kerugian yang akan dialami bila kita marah –
marah.

‘5. Ketenangan pikiran lebih penting

Sadarilah bahwa pikiran yang tenang itu lebih penting. Dengan begitu kita
akan bisa menekan rasa marah yang mulai timbul. Hilangkan rasa marah
dengan cara membersihkan hati. Tanamkan ke dalam diri bahwa marah adalah
kegiatan yang merugikan, dan pikiran yang tenang lebih bermanfaat bagi diri
Anda dalam cara menghadapi masalah yang berat.

11
6. Pikirkan hal yang menyenangkan

Mulailah alihkan pikiran kepada kenangan yang menyenangkan ketika merasa


kesabaran sudah menipis. Pasti banyak saat menyenangkan yang kita pernah
alami, atau kegiatan menyenangkan yang akan dialami.

7. Tersenyum

Senyum sangat ampuh untuk mengusir kejengkelan dan kemarahan dalam


hati. Ketika sedang marah, cobalah untuk tetap tersenyum walaupun wajah
rasanya masih tegang karena sedang jengkel. Ekspresi wajah juga sangat
mempengaruhi tingkat emosi kita. Kalau masih sulit untuk tersenyum, coba
ingat hal lucu dan menyenangkan dalam kenangan kita, atau menonton film
komedi, membaca buku humor, dan sebagainya.

8. Belajar meditasi

Cara merubah kepribadian atau cara merubah diri ke kondisi yang


menyenangkan sangat baik untuk mengatasi rasa marah. yang gampang marah
bisa dilakukan dengan meditasi. Dengan mempelajari meditasi, kita akan
belajar bersabar dan bisa menenangkan tubuh yang lelah.  Salah satu cara
meditasi bisa didapatkan melalui yoga.

9. Ingat kepada Tuhan

Apapun agama yang dianut, jika merasa marah sudah mulai mengambil alih
diri kita maka kita perlu mengingat Tuhan untuk mengendalikan diri. Dengan
taat beribadah maka kita akan bisa menjaga pikiran dari hal buruk. Mengingat
Tuhan berarti juga akan takut melakukan dosa yang diakibatkan oleh rasa
marah, sehingga membuat kita lebih bisa mengendalikan diri.

10. Ingatlah kepada karma

Marah akan menggiring kita kepada perbuatan yang buruk, seperti keinginan
untuk membalas dendam. Rasa marah bahkan bisa membuat seseorang
menyakiti orang lain secara fisik. Biasanya perbuatan kita baik atau buruk

12
akan kembali juga kepada diri kita sendiri. Karena itu usahakanlah cara
merubah diri menjadi lebih baik. Maka janganlah membiarkan diri dikuasai
amarah jika tidak ingin merasakan karma dari perbuatan kita sendiri.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kemarahan adalah emosi yang sangat kuat yang dapat berasal dari
perasaan frustrasi, sakit hati, jengkel, atau kekecewaan. Ini adalah emosi
manusia normal yang dapat berkisar dari tersinggung yang ringan sampai
kemarahan yang kuat. Secara garis besar sebab yang menimbulkan marah itu
terdiri dari dua faktor yaitu faktor fisik dan faktor psikis. Secara umum,
kemarahan berisikan 3 komponen, yaitu pikiran (pemikiran negatif), perasaan
(kekecewaan, frustasi, emosi) dan tindakan (berteriak, kekerasan fisik). Cara
mengatasi kemarahan Tarik nafas dalam, Jangan mengucapkan apapun, Acuhkan
orang yang memprovokasi, Pikirkan akibatnya, Ketenangan pikiran lebih penting,
Pikirkan hal yang menyenangkan, Tersenyum, Belajar meditasi, Ingat kepada
Tuhan,Ingatlah kepada karma.

3.2 Saran

Kita sebaiknya dapat mengetahui penyebab seseorang marah ada kita


agar tahu bagaimana mengatasi kemarahan tersebut. Jangan membalas
kemarahan dengan kemarahan karena tidak akan selesai masalah yang
dihadapi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hidayat Saerodjie. 2001. Terapi Terhadap 15 Penyakit Hati, Jakarta: penerbit
paramarta, ,53.

M. Darwis Hude.2006 ,Emosi Penjelajahan Religio Psikologi Tentang Emosi


Manusia di Dalam al-Qur’an, Jakarta. penerbit Erlangga hlm. 15

Musfir bin Said Az zahrani.2005 , Konseling Terapi, Gema Insani, Jakarta.

https://cintalia.com/kehidupan/tips-kehidupan/cara-menghilangkan-rasa-marah (5
Desember)

https://parenting.orami.co.id/magazine/waspadai-4-tindakan-yang-termasuk-
kekerasan-dalam-rumah-tangga-ini( 5 Desember )

https://titiknol.co.id/gaya-hidup/cara-mengatasi-rasa-frustasi-dan-kemarahan/ ( 5
Desember )

15

Anda mungkin juga menyukai