Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

"KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA KLIEN


MARAH-MARAH"

Disusun Oleh: CINDI PERMATA SARI (2114201011)

Kelas: Keperawatan III A

Nama Dosen: Ns. Amelia Susanti, M.Kep, Sp Kep J

Mata Kuliah: Komunikasi Dalam Keperawatan

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG
2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji atas kebesaran Sang Khalik yang telah menciptakan alamsemesta dalam
suatu keteraturan hingga dari lisan terpetik berjuta rasa syukurkehadirat ALLAH SWT.
Karena atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nyalahsehingga kami diberikan kesempatan dan
kesehatan untuk dapat menyelesaikan

Makalah Komunikasi keperawatan ini dengan judul “Komunikasi TerapeutikPada Klien


Di IGD ”yang merupakan tugas kami dalam mata Komunikasi

Keperawatan II di semester tiga ini.Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada


baginda Nabi MuhammadSAW, yang diutus ke permukaan bumi ini menuntun manusia dari
lembahkebiadaban menuju ke puncak peradaban seperti sekarang ini. Kami
menyadarisepenuhnya,dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari tantangan
danhambatan. Namun berkat usaha dan motivasi dari pihak-pihak langsung maupuntidak
langsung yang memperlancar jalannya penyusunan makalah ini sehinggamakalah ini dapat
kami susun seperti sekarang ini. Olehnya itu, secara mendalamkami ucapkan banyak terima
kasih atas bantuan dan motivasi yang diberikansehingga Penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini.
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………..1

LATAR BELAKANG…………………………………………..2

TUJUAN………………………………………………………...3

MANFAAT……………………………………………………...4

BAB II TINJAUAN TEORI………………………………………………...5

BAB III ROLEPLAY……………………………………………………… .6

BAB IV PENUTUP…………………………………………………………7

4.1 KESIMPULAN………………………………………………….8

4.2 SARAN………………………………………………………….9

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………...10
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Komunikasi terapeutik merupakan suatu proses untuk membina hubungan terapeutik


perawat – klien dan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan perawat kepada
klien.Kelemahan dalam komunikasi masih menjadi masalah bagi perawat maupun klien
karena proses keperawatan tidak berjalan secara maksimal dan menyebabkan
ketidaknyamanan pasien.Pasien sering mengeluh terhadap pelayanan keperawatan kurang
memuaskan dan membuat pasien menjadi marah,hal tersebut terkadang disebabkan
kesalahpahaman komunikasi dengan tenaga keperawatan yang tidak mengerti maksud pesan
yang disampaikan pasien.

Sangat sering terjadi tenaga kesehatan harus menghadapi pasien yang marah atau
menjengkelkan, sebagian merendahkan diri atau sarkastik, sedangkan lainnya bersikap
menuntut, agresif, dan terang-terangan memperlihatkan sikap bermusuhan. Terkadang pasien
mengucapkan teguran yang tidak pantas yang bersifat merendahkan pemula atau bahkan
dokter yang sudah  berpengalaman. Tenaga kesehatan mungkin merasa sebal, marah,
kewibawaannya terganggu, tidak sabar, atau frustasi. Tenaga kesehatan harus menyadari
bahwa reaksi ini adalah respons pasien terhadap penyakitnya, dan belum tentu menunjukkan
respons terhadap pewawancara. Tiap pewawancara harus menyadari bahwa emosi yang sama
seperti marah, iri, atau takut ada pada kedua belah pihak,  pasien dan tenaga kesehatan yang
menanganinya. Seorang pasien dapat mengungkapkan  perasaannya kepada tenaga kesehatan,
yang harus bertindak secara professional dan obyektif, dan tidak merasa diserang atau
menjadi defensif.
Tujuan

Tujuan Umum

Setelah mengikuti pembelajaran komunikasi dalam keperawatan mengenai komunikasi


terapeutik, mahasiswa diharapkan mampu mengetahui, memahami dan mengatasi klien
dalam situasi tertentun khususnya klien yang sedang marah.

Tujuan Khusus

Setelah membaca makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu:

Mengetahui karakteristik klien yang marah di rumah sakit

Mengetahui tehnik-tehnik dalam komunikasi terapeutik khususnya pada klien yang marah-
marah

Mengetahui dan memahami faktor-faktor penyebab marah pada klien di rumah sakit

Manfaat

Memahami dan menerapkan komunikasi terapeutik dalam berhubungan dengan seorang klien
yang sedang marah

Sebagai bekal perawat pada saat akan melakukan asuhan keperawatan kepada klien

Membantu klien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat
mengambil tindakan untuk mengubah situasi
BAB II

TINJAUAN TEORI

Pengertian

Charles rycroft (1979) memberikan definisi marah sebagai suatu reaksi emosional kuat yang
didatangkan oleh ancaman, campur tangan, serangan kata-kata, penyerangan jelas, atau
frustasi dan dicirikan dengan reaksi gawat dari sistem syaraf yang bebas dengan balasa-
balasan serangan atau tersembunyi.2

Davidoff (1991) mendefinisikan marah sebagai suatu emosi yang mempunyai ciri aktivitas
sistem sistem syaraf simpatik yang tinggi dan adanya perasaan tidak suka yang sangat kuat
disebabkan adanya kesalahan. Stuart dan sundeen (1987) memberikan pengertianmengenai
marah adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan yang
dirasakan sebagai ancaman.

Jadi, kemarahan adalah suatu perasaan atau emosi yang timbul sebagai reaksi terhadap
kecemasan yang meningkat dan dirasakan sebagai ancaman. Pengungkapan marah yang
kontruktif dapat membuat perasaan lega.

Karakteristik Marah

Menurut Beck dalam Purwanto & Mulyono (2006), pada dasarnya emosi marah dapat dilihat
dari beberapa aspek, yaitu :3

Aspek biologi

Respon fisiologis timbul karena kegiatan sistem syaraf otonam bereaksi terhadap sekresi
epinerpin sehingga tekanan darah meningkat, takikardi ( frekuensi denyut jantung
meningkat ) wajah memerah, pupil membengkak, frekuensi pembuangan urin meningkat,
meningkatnya kewaspadaan dan ketegangan otot seperti rahang terkatup, tangan dikepal,
tubuh kaku dan refleks cepat. Hal ini disebabkan energy yang dikeluarkan saat marah
bertambah.

Aspek emosional

Seseorang yang marah merasa tidak nyaman, merasa tidak berdaya, jengkel, frustasi, dendam,
ingin berkelahi, mengamuk, bermusuhan, sakit hati, menyalahkan dan menuntut.

Aspek Intelektual

Pada gangguan fungsi panca indera dapat terjadi penyimpangan persepsi seseorang sehingga
hal itu dapat menimbulkan marah. Sebagian besar pengalaman kehidupan seseorang melalui
proses intelektual. Peran panca indera sangat penting untuk beradaptasi pada lingkungan yang
selanjutnya diolah dalam proses intelektual sebagai

suatu pengalaman. Oleh karena itu, perlu diperhatikan cara marah, mengidentifikasi keadaan
penyebab marah, proses informasi, klasifikasi informasi dan penyimpangan persepsi.

Aspek Sosial

Emosi marah sering merangsang kemarahan dari orang lain dan menimbulkan penolakan dari
orang lain. Sebagian orang menyalurkan kemarahan dengan menilai dan mengkritik tingkah
laku orang lain sehingga orang lain merasa sakit hati. Aspek sosial ini meliputi interaksi
sosial, budaya, kepercayaan dan ketergantungan.

Aspek Spiritual

Hal yang bertentangan dengan norma yang dimiliki dapat menimbulkan kemarahan dan
dimanifestasi dengan amoral dan rasa.

Faktor-faktor Penyebab Marah

Orang marah sebenarnya dapat datang dari luar dan dalam diri orang itu, sehingga secara
garis besar sebab yang menimbulkan marah itu terdiri dari faktor fisik dan psikis (Purwanto
& Mulyono, 2006).3
Faktor Fisik

Sebab-sebab yang mempengaruhi faktor fisik antara lain:

Kelelahan yang berlebihan. Misalnya orang yang terlalu lelah karena kerja keras, akan lebih
mudah marah dan mudah sekali tersinggung.

Zat-zat tertentu yang dapat menyebabkan marah. Misalnya jika otak kurang mendapatkan zat
asam, orang itu akan lebih mudah marah.

Hormon kelamin pun dapat mempengaruhi kemarahan seseorang. Hal ini dapat dibuktikan
pada sebagaimana wanita yang sedang haid, rasa marah merupakan ciri khasnya yang utama.

Faktor Psikis

Faktor psikis yang menimbulkan marah adalah erat kaitannya dengan kepribadian seseorang.
Terutama yang menyangkut "self-concept yang salah" yaitu anggapan seseorang terhadap
dirinya sendiri salah. Self-concept yang salah menghasilkan pribadi yang tidak seimbang dan
tidak matang. Karena, seseorang akan menilai dirinya sangat berlainan sekali dengan
kenyataan yang ada. Beberapa self-concept yang salah dapat kita bagi menjadi:

Rasa rendah diri (MC = Minderwaardigheid Complex), yaitu menilai dirinya sendiri lebih
rendah dari yang sebenamya. Orang ini akan mudah sekali tersinggung karena segala sesuatu
dinilai sebagai yang merendahkannya, akibatnya wajar ia mudah marah.

Sombong (Superiority Complex) yaitu menilai dirinya sendiri lebih dari kenyataanya yang
sebenamya. Jadi merupakan sifat kebalikan sifat dari rasa rendah diri. Orang yang sombong
terlalu menuntut banyak pujian bagi dirinya. Jika yang diharapkan tidak terpenuhi, ia wajar
sekali marahnya.

Egoistis atau terlalu mementingkan diri sendiri atau menilai dirinya sangat penting melebihi
kenyataan. Orang yang bersifat demikian akan mudah marah karena selalu terbentur pada
pergaulan sosial yang bersifat apatis, sehingga orang yang egoistis tersebut merasa tidak
diperlakukan dengan semestinya dalam pergaulan sosial.

Tehnik Berkomunikasi Terapeutik untuk Mengatasi Klien Marah


Ruang konsultasi bisa jadi selalu penuh dengan emosi, khususnya dari pasien. Ketika pasien
tidak bisa mengontrol emosi, dokter dan perawat terkadang perlu mengatasinya dengan
komunikasi terapeutik. Berikut beberapa cara menangani pasien atau anggota keluarga pasien
yang marah:3

Siaplah untuk menghadapi emosi yang beragam ketika menghadapi orang sakit, anda
mungkin akan menemukan berbagai reaksi emosi. Sesaat setelah mulai bekerja, Anda perlu
mempersiapkan diri untuk menghadapi ketidaknyamanan yang mungkin muncul. Anda juga
perlu mengidentifikasi kapan sesuatu akan berubah menjadi buruk, berdasarkan bahasa tubuh
pasien.

Tunjukkan empati ketika ada pasien marah, cara terbaik menghadapinya adalah
mendengarkan dan menunjukkan empati daripada ikut berdebat dan berargumen. Sulit
mengetahui akar penyebab kemarahan, bisa jadi karena mereka sedang kesakitan, ketakutan,
atau hal lain. Tenaga medis perlu tetap sabar dan mendengarkan keluhan pasien mereka,
meskipun kadang tidak masuk akal. Agar bisa melakukannya, cobalah posisikan diri Anda di
posisi mereka dan rasakan sakit yang mereka rasakan. Anda mungkin tidak perlu
menghiraukan ketika mereka mengeluarkan kata-kata kasar ke diri Anda.

Hati-hati dalam berbicara, dalam situasi marah, tenaga medis perlu berhati-hati saat
berbicara, sehingga tidak memperparah situasi. Kata-kata memiliki kekuatan, jadi daripada
memperpanas kemarahan, Anda mungkin bisa membiarkan pasien Anda mencurahkan dan
menyampaikan perasaan mereka. Dengan cara bicara yang benar, Anda mungkin bisa
menemukan alasan frustasi dan kemarahan mereka, darimana itu berasal dan menyelesaikan
akar permasalahannya.

Jangan menghiraukan perasaan mereka Tidak ada pasien marah yang suka dihiraukan oleh
dokter atau perawat. Tenaga kesehatan justru perlu memberi perhatian khusus ke pasien ini.
Cara Anda menunjukkan respek akan menunjukkan kepedulian Anda terhadap situasi yang
sedang mereka hadapi. Ini juga bisa dianggap sebagai perlindungan diri, untuk mencegah
keluhan atau komentar negatif di media sosial.

Hiburlah mereka Jika Anda telah berusaha meredakan amarah pasien dan tidak berhasil,
biarkan saja pasien marah. Tidak ada orang yang sempurna, dan jika pasien ingin marah,
biarkan mereka sedikit marah, karena Anda tahu Anda telah memberi yang terbaik dan Anda
tahu tidak Ada lagi yang bisa Anda lakukan. Ingatlah untuk tetap tenang dan berusaha
menghibur mereka, dan sampaikan bahwa Anda memahami perasaan mereka.

Dengarkan

Biarkan pasien melepas kemarahannya. Cari fakta inti permasalahannya, jangan lupa bahwa
pada tahap ini kita berurusan dengan perasaan dan emosi, bukan sesuatu yangrasional. Emosi
selalu menutupi maksud pasien yang sesungguhnya.

Dengarkan dengan empati, bayangkan kita berada dalam posisi pasien yang lelah,gelisah,
sakit, khawatir akan vonis dokter, dll.

Fokus. Jauhkan semua hal yang merintangi konsentrasi kita pada pasien (telepon,tamu lain,
dll).

Ulangi setiap fakta yang dikemukakan pasien, sebagai tanda kita benar-benarmendengarkan
mereka.

Berusaha sependapat dengan pasien.

Bukan berarti kita selalu membenarkan pasien, namun sebagai salah satu taktikmeredakan
marahnya pasien, kita mencari point-point dalam pernyataan

pasien yang bisa kita setujui. Misalnya, “Ya Pak, sayasependapat bahwa tidak


seharusnya pasien menunggu lama untuk bisa mendapatkan kamar. Tapi saat ini kamar
perawatan kami memang sedang penuh, kami berjanji akan mencari jalan keluarnya
danmelaporkannya pada Bapak sesegera mungkin.”

Tetap tenang dan kuasai diri.

Ingatlah karakteristik pasien di rumah sakit adalah mereka yang sedang cemas,gelisah dan
khawatir akan kondisi diri atau keluarganya, sehingga sangat bisa dimengerti bahwa dalam
kondisi seperti itu seseorang cenderung bertindak emosional.

Berhati-hati dengan nada suara, harus tetap rendah, positif dan menenangkan. Jangan terbawa
oleh nada suara pasien yang cenderung tinggi dan cepat.

Sampaikan informasi dengan sopan dan pelan-pelan.


Tetap gunakan kata-kata hormat seperti silakan, terimakasih atas masukannya, dan sebut
pasien dengan namanya.

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa dalam menghadapi klien yang marah diperlukan
untuk tetap menerapkan komunikasi terapeutik agar dapat terjalin hubungan yang baik antara
perawat dan klien dan juga seorang perawat harus mengetahui karakteristik,faktor penyebab
serta tehnik-tehnik dalam mengatasi klien yang marah sehingga masalah klien dapat
terselesaikan.

Saran

Sebagai seorang perawat kita harus bisa menerapkan komunikasi terapeutik khususnya dalam
menghadapi klien yang sedang marah. Kita harus tetap memberikan pelayanan yang baik
bagaimanapun situasi klien.

DAFTAR PUSTAKA

Ramdhani T. Hubungan Komunikasi Terapeutik dengan Kepuasan Pasein. 2016; tersedia dari
: URL http://repository.ump.ac.id/2068/3/TAUFIKRAMDHANIBABII.pdf [Diakses 6
September 2019]
Imanuel I. Tehnik Berkomunikasi Terapeutik untuk Mengatasi Klien Marah. 2017; tersedia
dari : URL https://www.scribd.com/document/359108363/Tehnik-Berkomunikasi-
Terapeutik-Untuk-Mengatasi-Klien-Marah [Diakses 6 September 2019]

Aziz W. B. Hubungan Asertivitas dengan Pengungkapan Emosi Marah pada Orang dengan
Diabetes Melitus Tipe II. 2017; tersedia dari: URL http://digilib.uinsby.ac.id/19512 [Diakses
6 September 2019]

Anda mungkin juga menyukai