DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMATIKA DAN KOMPUTER
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
KATA PENGANTAR
Atas berkat rahmat ALLAH Yang Maha Esa, maka tersusunlah makalah ini yang masih
penuh dengan kekurangan. Penulis/penyusun senantiasa memohon kepada-Nya agar makalah
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca,amin...
Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada dosen pengampu yang telah memberikan
kesempatan atas terwujudnya makalah ini. Tak lupa pula rasa terima kasih kepada rekan-
rekan yang membantu/bekerja sama dalam menyusun makalah ini.
Terima kasih serta rasa syukur yang tertinggi kami persembahkan kepada ALLAH SWT yang
telah menganugerahi kemampuan dan kesempatan bagi kami para penyusun/penulis makalah
ini.
ii
DAFTAR ISI
Cover ............................................................................................................................................. i
BAB I Pendahuluan
C. Tujuan ...................................................................................................................................... 1
A. Kesimpulan .............................................................................................................................. 8
B. Saran ......................................................................................................................................... 8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Emosi adalah suatu perasaan yang mendorong individu untuk merespon atau bertingkah
laku terhadap stimulus, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar dirinya. Emosi
berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi merupakan salah satu
aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat merupakan motivator perilaku
dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku intensional manusia.
Dimasa pertumbuhan remaja, ada banyak permasalahan yang menyangkut tentang
perkembangan dan pertumbuhannya. Hal ini berhubungan dengan Masalah penyesuaian diri
dengan lingkungan, sesama masyarakat dan orang-orang dewasa di sekitarnya. Yang sering
terjadi yaitu masalah perkembangan intelektual dan emosional remaja mengenai ketidak-
seimbangan antara keduanya.
Dalam pembahasan ini, penulis lebih focus pada materi permasalahan emosi pada
remaja. Gejala- gejala emosi para remaja seperti perasaan sayang, marah, takut, bangga dan
rasa malu, cinta dan benci, harapan-harapan dan putus asa, perlu dicermati dan dipahami
dengan baik. Sebagai pendidik yang mengetahui setiap aspek tersebut dan hal yang lain
merupakan sesuatu yang terbaik sehingga perkembangan remaja sebagai peserta didik
berjalan dengan normal tanpa ada mengalami gangguan.
Mengenai permasalahan tersebut, penulis ingin mengangkat dan membahas lebih dalam
lagi mengenai perkembangan emosi pada remaja.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Emosi?
2. Apa Ciri-ciri dan bentuk-bentuk emosi pada remaja usia sekolah menengah?
3. Hubungan emosi dan tingkah laku pada remaja usia sekolah menengah?
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi pada remaja usia sekolah
menengah?
C. Tujuan
1. Memberikan pengetahuan tentang emosi remaja usia sekolah menengah
2. Menambah pengetahuan tentang ciri-ciri dan bentuk-bentuk emosi pada remaja usia
sekolah menengah
3. Menambah pengetahuan tentang Hubungan emosi dan tingkah laku pada remaja usia
sekolah menengah
4. Menambah pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi
remaja usia sekolah menengah
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti
kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi.
Berbicara tentang emosi, ada beberapa emosi yang begitu kompleks yang telah
diidentifikasi dan dikelompokkan oleh Daniel Goleman, yaitu sebagai berikut:
1. Amarah, di dalamnya meliputi brutal, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati,
terganggu, rasa pahit, tersinggung, bermusuhan, tindak kekerasan dan kebencian patologis.
3. Rasa takut, di dalamnya meliputi cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut
sekali, sedih, waspada , tidak tenang, ngeri, kecut, panik dan fobia.
2
4. Kenikmatan, di dalamnya meliputi bahagia, gembira, ringan puas, riang, senang, terhibur,
bangga, kenikmatan indrawi, takjub, terpesona, puas, rasa terpenuhi, girang, senang sekali
dan mania.
7. Jengkel, di dalamnya meliputi hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka dan mau muntah.
8. Malu, meliputi rasa bersalah, malu hati, kesal hati, menyesal, hina, aib, dan hati hancur
lebur.
Teori yang membahas mengenai hubungan antara emosi dan gejala- gejalanya
kejasmanian termasuk di dalam tingkah lakunya :
1. Teori Sentral
Bedasarkan teori yang dikemukakan oleh W.B. Cannon gejala kejasmanian timbul akibat
dari emosi yang dialami oleh individu. Sehingga, individu mengalami emosi lebih dahulu
baru kemudian mengalami perubahan- perubahan dalam jasmaninya.
2. Teori Perifir
Teori ini dikenal dengan teori James-Lange karena W. James dan C. Lange dalam waktu
yang hampir bersamaan menemukan teori tentang emosi yang mirip. Mereka berpendapat
bahwa perubahan psikologis yang terjadi dalam emosi disebabkan oleh karena adanya
perubahan fisiologis. perubahan fisiologi ini menyebabkan perubahan psikologis yang
disebut emosi. Menurut teori ini orang susah karena menangis, orang senang karena tertawa
bukan tertawa karena senang.
3. Teori Kedaruratan Emosi
Teori ini dikenal dengan teori Cannon-Bard karena teori W.B.Cannon diperkuat oleh
P.Bard. teori ini menyatakan bahwa emosi merupakan reaksi yang diberikan oleh organisme
dalam situasi emergensi atau darurat (Bimo,1910:137, Singgih, 1992:131-135).
Dari teori di atas semakin memperjelas hubungan antara emosi dan gejala kejamanian
atau tingkah laku. Dari kajian mengenai perilaku sehat dapat dijelaskan bahwa keadaan
marah, takut cemas atau akeadaan terangsang lainnya menyebabkan tubuh memproduksi zat
adrenalin. Sehingga, dalam waktu yang lama produksi adrenalin akan berlebihan yang
3
mempengaruhi kerja sisitem tubuh. Tekanan darah meningkat, jantung berdetak lebih cepat,
pernafasan terganggu, pencernaan berhenti sementara, dsb. Dalam kondisi kronis secara
terus- menerus kesehatan menjadi terganggu, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi.
Keduanya memicu timbulnya penyakit jantung dan stroke.
Emosi dapat berfungsi sebagai motif yang memotivasi atau menyebabkan timbulnya
semacam kekuatan agar individu berbuat atau bertingkah laku. Tingkah laku yang
ditimbulkan oleh emosi tersebut dapat bersifat positif maupun negatif. Hal ini dapat ditemui
dalam kehidupan sehari- hari misalnya:
1. Ketika kita mengetahui saudara kita tertimpa bencana, timbul rasa haru, simpati,
kemudian kita tergerak untuk memberikan sumbangan.
2. Sekelompok seporter sepakbola yang menyaksikan tim kesebelasan favorit
kalah, timbul perasaan kecewa, jengkel, marah, lalu bertindak brutal dengan merusak stadion.
3. Pelajar saling mengolok- olok kemudian timbul kemarahan, sakit hati, atau
dendam, yang akhirnya menyebabkan perkelahian atau tawuran antar pelajar. Emosi dapat
menimbulkan akibat positif maupun negatif. Sebaiknya kita dapat mengelola emosi agar tidak
menimbulkan dampak negative yang tidak diinginkan.
Menurut Biehler (1972) membagi ciri-ciri emosional remaja menjadi dua rentang usia,
yaitu usia 12-15 tahun dan usia 15-18 tahun.
1. Ciri-ciri emosional usia 12-15 tahun
a. Cenderung banyak murung dan tidak dapat diterka
b. Bertingkah laku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya diri
c. Kemarahan biasa terjadi
d. Cenderung tidak toleran terhadap orang lain dan ingin selalu menang sendiri
e. Mulai mengamati orang tua dan guru-guru mereka secara objektif
2. Ciri-ciri emosional remaja usia 15-18 tahun
a. “Pemberontakan” remaja merupakan ekspresi dari perubahan yang universal
dari masa kanak-kanak menuju dewasa
b. Banyak remaja mengalami konflik dengan orang tua mereka
c. Sering kali melamun, memikirkan masa depan mereka
4
Luella Cole mengemukakan tiga jenis emosi yaitu :
1. Emosi marah
Emosi marah lebih mudah timbul apabila dibandingkan dengan emosi lainnya dalam
kehidupan remaja . penyebab timbulnya emosi marah pada diri remaja ialah apabila mereka
Direndahkan, dipermalukan, dihina dan lainnya. Remaja yang sudah cukup matang
menunjukkan rasa marahnya tidak lagi dengan berkelahi tapi lebih memilih mengerutu,
mencaci atau dalam bentuk ungkapan verbal lainnya.
2. Emosi takut
Jenis emosi lain yang sering muncul pada diri remaja adalah emosi takut. Menjelang
seorang anak mencapai remaja, dia telah mengalami serangkaian perkembangan yang
mempengaruhi pasang surut berkenaan dengan rasa ketakutannya. Remaja seperti halnya
anak-anak dan orang dewasa, seringkali berusaha untuk mengatasi ketakutan yang timbul dari
persoalan kehidupan. Ketakutan tersebut banyak menyangkut dengan ujian yang akan diikuti
seperti rendahnya prestasi, sakit, kesepian dan lain-lain. Satu-satunya cara untuk
menghindarkan diri dari rasa takut adalah keberanian menghadapi rasa takut tersebut.
Pada masa remaja rasa cinta mulai diarahkan kepada lawan jenis . menurut cole
kecenderungan remaja wanita tertarik terhadap sesama jenis berlangsung lebih lama.
Keadaan ini terlihat pada sikap kasih sayang terhadap sesama wanita seperti kepada kakak,
adik.
5
E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN EMOSI
REMAJA USIA SEKOLAH MENENGAH
2. Faktor eksternal
Menurut Hulrlock dan Cole faktor yang mempengaruhi emosi positif adalah sebagai
berikut;
a. Orang tua dan guru memperlakukan mereka seperti anak kecil sehingga harga diri
mereka terasa dilecehkan
b. Apabila dirintangi anak membina keakraban dengan lawan jenis
c. Disikapi tidak adil oleh orang tua
d. Merasa kebutuhannya tidak terpenuhi oleh orang tua
6
2. Belajar dengan cara meniru
Dengan cara mengamati hal-hal yang membangkitkan emosi orang lain. Anak-anak
bereaksi dengan emosi dan metode ekspresi yang sama dengan orang-orang yang diamatinya.
3. Belajar dengan mempersamakan diri
Anak menyamakan dirinya dengan orang yang dikagumi dan mempunyai ikatan
emosional yang kuat dengannya. Yaitu menirukan reaksi emosional orang lain yang tergugah
oleh rangsangan yang sama.
4. Belajar melalui pengkondisian
Dengan metode ini objek situasi yang pada mulanya gagal memancing reaksi emosional,
kemudian dapat berhasil dengan cara asosiasi. penggunaan metode pengkondisian semakin
terbatas pada perkembangan rasa suka dan tidak suka, setelah melewati masa kanak-kanak.
5. Pelatihan atau belajar di bawah bimbingan dan pengawasan
Dengan pelatihan, anak-anak dirangsang untuk bereaksi terhadap rangsangan yang biasa
membangkitkan emosi yang menyenangkan dan dicegah agar tidak bereaksi secara emosional
yang tidak menyenangkan.
Anak memperhalus ekspresi-ekspresi kemarahannya atau emosi lain ketika ia beranjak
dari masa kanak-kanak menuju masa remaja. Mendekati berakhirnya remaja, seorang anak
telah melewati banyak badai emosional, ia mulai mengalami keadaan emosional yang lebih
tenang dan telah belajar dalam seni menyembunyikan perasaan-perasaannya. Jadi, emosi
yang ditunjukkan mungkin merupakan selubung yang disembunyikan. Contohnya, seorang
yang merasa ketakutan tetapi menunjukkan kemarahan, dan seseorang yang sebenarnya
hatinya terluka tetapi ia malah tertawa, sepertinya ia merasa senang.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan dapat disimpulkan bahwa perkembangan emosi
remaja dalam tumbuh kembangnya memberikan pengaruh yang besar dalam kehidupannya.
Dengan adanya ciri-ciri serta usaha untuk mengembangkan emosi remaja secara tepat, secara
bertahap diharapkan seorang remaja mampu mengaktualisasikan dirinya sebagai generasi
harapan bangsa. Untuk itu hendaknya orang tua, guru dan lingkungan masyarakat harus
benar-benar dapat memahami bagaimana tumbuh kembang remaja termasuk emosinya.
Pembentukan emosi remaja yang sehat yang bertolak pada pembangunan karakter remaja
hendaklah dilaksanakan selain jalur pendidikan, keluarga dan sekolah juga dilaksanakan pada
lingkungan.
B. Saran
Melalui penulisan makalah ini, penulis berharap orang tua, guru, masyarakat maupun
pemerintahan dapat mengupayakan lebih giat lagi untuk memberikan sarana dan prasarana
sebagai penunjang emosi peserta didik.
8
DAFTAR PUSTAKA
Elida Prayitno, Erlamsyah, 2002. Buku Ajar Psikologi Perkembangan Remaja. Padang :
UNP Press
Mudjiran dkk. 2007. Perkembangan peserta didik “bahan pembelajaran untuk tenaga
kependidikan sekolah menengah. Padang. UNP press
https://sukronfirudin52.wordpress.com/2012/11/03/makalah-perkembangan-emosi-
remaja/amp/
http://shizukaumrilockhart.blogspot.com/2011/09/makalah-perkembangan-peserta-
didik.html?m=1