RISET
KELOMPOK
6
LAPORAN TUGAS MINI RISET MATA KULIAH
PERKEMBANGAN BELAJAR PESERTA DIDIK
TOPIK : pengertian,tujuan,pilar,aliran-aliran pendidikan
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya lah penulis mampu mengerjakan dan menyelesaikan laporan
mini riset dengan judul “PERKEMBANGAN EMOSI” ini dengan tepat waktu
untuk memenuhi tugas dari mata kuliah. Maksud dan tujuan laporan disusunnya
laporan ini agar pembaca dapat memperdalam ilmu tentang Perkembangan Peserta
Didik. Hendaknya tugas ini dapat berguna bagi pelajar ataupun, umum khususnya
diri kami sendiri dan semua yang telah membaca laporan ini. Dan semoga
laporan ini dapat memperdalam pengetahuan yang lebih luas lagi kepada
pembaca.
Penulis juga ucapkan terima kasih kepada bapak Dr.Winara S,Si.M,Pd
yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam mengerjakan makalah ini.
Penulis mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini banyak terdapat
kesalahan serta juga mengharapkan saran dan kritikan yang dapat membangun
guna menyempurnakan tugas makalah ini karena penulis juga masih dalam tahap
pembelajaran.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih. Dan mungkin banyak kesalahan
ataupun kekurangan dalam laporan ini. Oleh karena itu kritik dan saran yang
sifatnya membangun, sangat kami inginkan untuk kelengkapan makalah ini.
Kelompok 6
Ringkasan
Perkembangan emosi adalah peningkatan kemampuan untuk mengelola
dan mengekspresikan emosi, baik emosi positif maupun negatif.
Perkembangan emosi mengacu pada reaksi terhadap berbagai perasaan
yang dialami setiap hari dan membawa pengaruh besar terhadap cara pandang
menyelesaikan masalah, mengambil keputusan, tingkah laku, dan menikmati
hidup sebagai orang dewasa kelak. Kondisi yang turut mempengaruhi emosi yang
dominan ialah kondisi kesehatan, suasana rumah, cara mendidik anak, hubungan
dengan para anggota keluarga, hubungan dengan teman sebaya, perlindungan
yang berlebihan, inspirasi orang tua, dan bimbingan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..
RINGKASAN……………………………………………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….
1.1. Latar Belakang Masalah……………………………………………….
1.2. Tujuan dan Manfaat……………………………………………………
5.2 Saran……………………………………………………………………….
5.3 Penutup……………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan
Rumusan masalah
3. Apakah bapak ibu guru ikut berperan penting dalam perkembangan emosi
siswa di sekolah ?
BAB II
KAJIAN TEORI
Kajian teori yang kelompok kami dapatkan dari buku pertama yang
berjudul Anak Dengan Hambatan Perilaku Emosi dan Sosial, dimana menurut
beberapa ahli tentang perkembangan emosi ialah:
1. Daniel Gileman (2002), mengatakan bahwa emosi merujuk pada suatu perasaan
yang khas, suatu keadaan psikologis, biologis dan seragkaian kecenderungan
dalam bertindak. Emosi merupakan respon terhadap stimulus dari luar maupun
dalam diri individu, sebagai contoh emosi sedih mendorong seseorang utnuk
berperilaku menangis, sedangkan gembira mendorong perubahan suasa hati
seseorang secara fisiologis terlihat tertawa.
2. Maramis (2009), mendifinisikan emosi sebagai suatu keadaan yang kompleks
yang berlangsung singkat yang memiliki komponen dalam jiwa dan badan
individu tersebut.
3. Menurut Chaplin (2002), merumuskan bahwa emosi merupakan rangsangan
dari oragnisme yang mencakup perubahan yang disadari, sifatnya kompleks dan
adanya perubahanperubahan perilaku.
4. Menurut Soergada Poerbakawatja, emosi merupakan respon terhadap suatu
stimulus atau rangsangan yang menyebabkan perubahan fisiologis disertai
perasaan yang meletus. Respon tersebut terjadi baik terhadap perasaan internal
maupun eksternal. Menurutnya Soergada Poerbakawatja bahwa perasaan
meerupakan bagian dalam emosi, antara emosi dan perasaan tidak terpisah tetapi
perasaan bagian dari emosi.
5. Prezz(1999), mengatakan bahwa emosi merupakan suatu reaksi tubuh dalam
mengahadapi sesuatu intesitas dan sifat emosi barkaitan erat dengan aktivitas
kognitif, sebagai hasil dari sebuah persepsi terhadap situasi.
6. Hattersall (1985), Emosi merupakan pengalaman subjektif yang dapat
diungkapkan atau dilihat melaui ekspresi seseorang. William James, mengatakan
bahwa emosi merupakan kondisi alami yang ada dalam diri yang terlihat dengan
suatu perubahan yang jelas.
Macam-macam Emosi pada dasarnya emosi setiap orang terbagi menjadi
dua yaitu emosi positif dan ada juga emosi negatif, emosi positif ada sebuah
perasaan yang membuat kita bahagia, senang, rasa syukur, damai, gembira dan
lain-lain. Pada dasarnya emosi positif ini saat kita mengekpresikan kita akan
mendapatkan keuntungan. Sedangan emosi negatif seperti marah, benci, kecewa,
frustasi, stress dan lain-lain. Emosi negatif ini akan merugikan kita pada saat kita
mengekpresikannya.
Karakteristik Emosi umumnya sebagai gejala kejiwaan, yaitu:
a. Bersifat subjektif, setiap orang memiliki emosi yang berbeda beda dan tidak
dapat diukur maupun disamakan dengan orang lain. Emosi juga dapat disebabkan
oleh pengalaman pribadi seseorang, contohnya trauma. Namun dapat juga
berlangsung tanpa disadari, contohnya orang yang merasa takut dengan kelinci
tapi
orang tersebut tidak menyadari apa penyebab awal dari ketakutan tersebut.
b. Fluktuatif, yaitu emosi yang tidak berlangsung selamanya atau temporer,
bervariasi, dan dapat berubah-ubah
c. Terakhir, emosi juga bersangkutan dengan pengenalan indrawi.
Kajian teori yang kelompok kami dapatkan selanjutnya dari buku kedua
yang berjudul Manajemen Pendidikan Anak Dengan Gangguan Emosi Perilaku,
yaitu :
1. Menurut Kauffman (2006) terdapat tiga ciri khas dari kondisi emosi dan sosial
yang
terganggu, yakni:
a. Adanya tingkah laku yang sangat ekstrim dan bukan hanya berbeda dengan
tingkah laku anak lainnya
b. Suatu problem emosi dan sosial yang kronis, dan tidak muncul secara langsung
c. Tingkah laku yang tidak diharapkan oleh lingkungan karena bertentangan
dengan harapan sosial dan kultural
2. Menurut Ditjen PLB (2006) penjelasan mengenai anak memiliki gangguan
emosi dan perilaku yaitu anak yang mengalami sulit menyesuaikan diri serta
berperilaku tidak sesuai dengan lingkungan kelompok teman sebaya maupun
dengan lingkungan masyarakat, sehingga hal tersebut dapat membebani dirinya
sendiri atau orang lain, maka perlulah pemberian layanan pendidikan khusus yang
berguna bagi kesejahteraan dirinya dan juga lingkungannya.
3. Henry H.Goddard, memiliki pendapat bahwa kegangguan emosi dan perilakuan
disebabkan oleh faktor keturunan, maka untuk mencegah terjadinya kegangguan
emosi dan perilakuan, perkawinan harus diatur secara selektif, yang artinya hanya
mereka yang normal tanpa gangguanlah yang boleh menikah dan memiliki
keturunan, agar generasi yang akan datang terbebas dari kecacatan.
Kajian teori yang kelompok kami dapatkan selanjutnya dari jurnal pertama
yang berjudul Pola Asuh Orang Tua Dengan Perkembangan Emosional Remaja
Di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 14 Medan, dimana menurut beberapa
ahli tentang perkembangan emosi ialah:
1. Suasana damai dan penuh kasih sayang dalam keluarga, sikap saling
menghargai, disiplin, dan penuh semangat tidak mudah putus asa, semua ini
memungkinkan anak untuk mengembangkan kemampuan yang berhubungan
dengan kecerdasan emosionalnya, (Widayati, 2016).
2. Masa remaja merupakan titik puncak emosionalitas, dimana terjadi
perkembangan emosi yang tinggi, salah satunya terdapat pada pertumbuhan fisik
remaja, terutama organ-organ seksual yang mempengaruhi berkembangnya emosi
atau perasaan-per-asaan dan dorongan-dorongan baru yang dialami sebelumnya,
seperti perasaan cinta,rindu, dan keinginan untuk berkenalan lebih intim dengan
lawan jenis (Yusuf, 2012;Fellasari, & Lestari, 2017).
Didukung dengan hasil penelitian oleh Aisyah (2010) dimana setiap pola
asuh memberi kontribusi terhadap perilaku. Kontribusi yang diberikan dapat
negatif maupun positif. Oleh karena itu, pada masing-masing tipe pola asuh
terdapat sisi kekuatannya dan sisi kelemahannya. Berkataitan dengan hal ini maka
orang tua harus semakin menyadari posisinya dan menerapkan pola asuh yang
paling tidak merangsang potensi agresif pada anak-anak asuhnya. Disadari bahwa
hampir tidak ada orang tua yang mempraktikkan pola asuh secara murni pada
salah satu tipe. Kecenderungan-kecendrungan pada tipe pola asuh tertentu
nampaknya lebih banyak digunakan oleh orang tua. Atau bahkan orang tua
mempraktikkan pola asuh secara elektrik, artinya melakukan pengasuhan kepada
anaknya secara situasional.
Kajian teori yang kelompok kami dapatkan selanjutnya dari jurnal kedua
yang berjudul Hubungan Antara Pemenuhan Tugas Perkembangan Emosional
dengan Tingkat Stress Pada Remaja , dimana menurut beberapa ahli tentang
perkembangan emosi ialah:
1. Data Riskesdas 2013 memunjukkan prevalensi ganggunan mental emosional
yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun
ke atas mencapai sekitar 14 juta orang atau 6% dari jumlah penduduk Indonesia.
Sedangkan prevalensi gangguanjiwa berat, seperti skizofrenia mencapai sekitar
400.000 orang atau sebanyak 1,7 per 1.000 penduduk.Perilaku beresiko yang
mempengaruhi masalah kesehatan remaja meliputi tumbuh kembang (perubahan
fisik dan psikososial), gizi, penyalahgunaan NAPZA, dan kesehatan reproduksi
termasuk Infeksi Menular Seksual (IMS)/ Infeksi Saluran reproduksi (ISR) dan
HIV/AIDS (Depkes RI, 2008). Prevalensi gangguan kesehatan jiwa pada anak dan
remaja cenderung meningkat sejalan dengan permasalah kehidupan dan
kemasyarakatan yang semakin kompleks (Ambarwati dan Nasution, 2012).
2. Menurut Papalia (2009), pada remaja berusia 16-20 tahun, perkembangan
emosi yang terjadi adalah perubahan moodyang semakin berkurang dan intens
dibandingkan dengan perkembangan emosi yang terjadi pada usia 12-15 tahun
yang ditandai dengan moodmenjadi sering semakin sering berubah. Beberapa
penelitian mengaitkan peningkatan kondisi emosional dan perubahan mooddi
masa awal remaja dengan perkembangan hormonal. Akan tetapi, pengaruh lain
seperti jenis kelamin, usia, temperamen, dan waktu dari pubertas, dapat menahan
dan bahkan mengalahkan faktor hormonal.
3. Stres dapat mempengaruhi dimensi fisik, perkembangan, emosional,
intelektual, sosial, dan spiritual. Sumber adaptif terdapat dalam setiap dimensi ini.
Oleh karenanya, ketika mengkaji adaptasi manusia terhadap stres, perawat harus
mempertimbangkan individu secara menyeluruh. Individu secara keseluruhan
terlihat dalam merespon dan mengadaptasi stres. Namun demikian, sebagian besar
dari riset tentang stres berfokus pada respon psikologis atau emosional dan
fisiologis, meski dimensi ini saling tumpang tindih dan berinteraksi dengan
dimensi lain (Potter dan Perry, 2009).
Kajian teori yang kelompok kami dapatkan selanjutnya dari jurnal ketiga
yang berjudul Kecerdasan Emosi Pada Remaja , dimana menurut beberapa ahli
tentang perkembangan emosi ialah:
1. Para remaja yang mempunyai kecerdasan emosional tinggi atau berkarakter
akan terhindar dari masalah-masalah umum yang dihadapi oleh remaja, seperti
kenakalan, tawuran, narkoba, miras, dan perilaku seks bebas (Kusumaningrum
dkk., 2011).
2. Seseorang yang tidak mampu untuk mengatur intensitas dan durasi/ tanggapan
emosional internalnya maka lebih rentan terhadap interaksi sosial yang tidak
diinginkan dan kurang tahan terhadap peristiwa stres (Chaplin dan Aldao, 2013).
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang kami gunakan adalah metode kualitatif studi kasus
Upaya yang dilakukan PKS III yaitu menjadi figur yang diidolakan siswa,
memotivasi siswa dengan cara mengendalikan emosi yang tidak terkendali,
mengusulkan dan mengkoordinir penyelenggaraan seminar dengan tema "cara
mengendalikan emosi di usia remaja", dan mengajukan pembuatan ekstrakurikuler
yang berhubungan dengan penyaluran bakat siswa. Namun PKS III tidak
mengajukan kegiatan ekstrakurikuler manajemen EQ, dan menjadi pembina
upacara dengan materi "tips mengendalikan emosi".
5.2 Saran
Saran dari kelompok kami, sebaiknya para pihak sekolah dan khususnya orang tua
siswa bekerja sama untuk meminimalisir tingkat perkembangan emosi anak di
usia remaja saat ini .
Sebaiknya wali kelas tidak membanding-bandingkan antar siswa walaupun niat
nya ingin membuat siswa lebih serius belajar lagi. Seharusnya memberikan
motivasi saja jangan membandingkan-bandingkan dengan satu sama lain. Wali
kelas juga harus lebih dekat dengan anak didik nya untuk memberikan pandangan
tentang pengendalian emosi.
5.3 Penutup
A. Pernyataan komitmen dari anggota kelompok berdasarkan hasil tugas ini Mini
Riset kelompok
Kelompok kami mampu menganalisis bahwa tingkat perkembangan emosi positif
dan negatif pada remaja itu berbeda-beda dalam berbagai situasi, dan kelompok
kami mampu memberikan ide dan inovasi sederhana untuk menetralkan emosi.
kelompok kami juga menerapkan bagaimana cara mengendalikan emosi pada diri
kami sendiri.