Puji syukur saya panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena
dengan rahmat, karunia -Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang Akrodha
dan Penerapannya pada Kehidupan Sehari-Hari ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Dan juga saya berterima kasih pada selaku Guru Agama
saya yang telah memberikan tugas ini kepada saya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan saya mengenai Akrodha dan Penerapannya pada
Kehidupan Sehari-Hari. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah
ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan saya bahas dalam makalah ini, yaitu:
a) Apa yang dimaksud dengan marah?
b) Apa hal yang menyebabkan kemarahan?
c) Bagaimana bahayanya kemarahan terhadap tubuh kita?
d) Apa yang dimaksud dengan Akrodha?
e) Bagaimana cara penerapan Akrodha dalam keseharian pada zaman
ini?
f) Bagaimana cara melakukan terapi sederhana mengatasi kemarahan?
g) Apa saja manfaat mempelajari dan menerapkan ajaran Akrodha?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
a) Tujuan umum
Untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai Akrodha
dan Penerapannya pada Kehidupan Sehari-Hari.
b) Tujuan Khusus
Untuk memecahkan permasalahan dari rumusan masalah diatas.
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan ini, antara lain:
a) Bagi Siswa
Menambah informasi siswa mengenai kemarahan, penyebab
marah dan bahaya marah
Menambah wawasan tentang Akrodha dan Penerapannya
pada Kehidupan Sehari-Hari
Mengembangkan kemampuan menulis makalah
b) Bagi Masyarakat/Pembaca
Menambah wawasan masyarakat mengenai kemarahan,
penyebab marah dan bahaya marah
Mengetahui Akrodha dan Penerapannya pada Kehidupan
Sehari-Hari
4
Mengetahui bagaimana cara penerapan Akrodha dalam
keseharian pada zaman ini
c) Bagi Guru
Mengetahui kemampuan siswa dalam memahami ajaran
Akrodha dan Penerapannya dalam kehidupan sehari hari
Mengetahui kemampuan siswa dalam menyusun sebuah
makalah
5
BAB II
PEMBAHASAN
Faktor psikis ini erat kaitannya dengan kepribadian seseorang seperti rasa
rendah diri (minderwaar digheld complex), yaitu menilai dirinya sendiri lebih
rendah dari yang sebenarnya. Kemudian sifat sombong (superiority
complex),yaitu menilai dirinya sendiri lebih dari kenyataan yang sebenarnya.
6
Jadi merupakan kebalikan dari sifat rasa rendah diri. Selanjutnya adalah sifat
egois atau terlalu mementingkan diri sendiri, yang menilai dirinya sangat
penting melebihi kenyataan. Orang yang bersifat egois akan mudah marah
karena selalu terbentur pada pergaulan sosial yang bersifat apatis (masa
bodoh), sehingga orang yang egois tersebut merasa tidak diperlukan dengan
semestinya dalam pergaulan sosial. Mereka biasanya diselimuti rasa marah
yang berkepanjangan.
2.2.2 Penyebab Eksternal
Selain karena faktor internal, penyebab marah juga bisa dari faktor eksternal
atau dari lingkungan luar. Contohnya Antara lain :
1. Seseorang yang mengancam hidup kita atau orang yang kita sayangi.
2. Seseorang yang dengan sengaja memancing kemarahan.
3. Seseorang yang mengganggu kita atau orang yang kita sayangi.
4. Lingkungan tempat tinggal yang kotor juga dapat menaikkan tingkat
kemarahan seseorang.
5. Pergaulan yang berisi orang orang yang mudah marah atau kaum sumbu
pendek.
6. Pendidikan mengenai tata karma yang minim.
7
menjelaskan bahwa marah menyebabkan serangan jantung dan stroke.Orang
yang paling mudah marah berpeluang tiga kali lipat untuk memiliki penyakit
jantung. Marah-marah pada usia muda merupakan prediktor yang baik terhadap
serangan jantung di hari tua. Semakin tinggi marahnya, semakin tinggi
risikonya.
2.4 Akrodha
Akrodha merupakan salah satu dari Panca Nyama Brata. Akroda artinya
tidak marah, atau tidak mempunyai sifat marah. Dengan kata lain mampu
mengendalikan sifat – sifat marah.
Salah satu dari sifat – sifat marah adalah mudah tersinggung. Sifat inilah
yang harus dikendalikan sehingga manusia tidak mudah marah. Dengan
mampunya manusia menahan sifat marah maka manusia akan mempunyai jiwa
yang sabar.
Kesabaran adalah sifat yang mulia. Orang sabar tidak mudah tersinggung,
sehingga akan disenangi oleh teman – teman. Orang yang diajak bicara akan
merasa senang. Ia akan selalu tenang dalam menghadapi segala masalah.
Pekerjaan dikerjakan dengan rasa tenang sehingga akan menghasilkan yang
baik. Seperti apa yang diuraikan dalam “kitab Sarasamuccaya” sloka 94, sbb :
“ Kesabaran hati merupakan kekayaan yang sangat utama, itu sebagai emas dan
permata. Orang yang mampu mengendalikan nafsu ( kemarahan), tidak ada
yang melebihi kemuliaan”.
Oleh karena itu kemarahan harus dikendalikan. Dengan tumbuhnya
kemampuan mengendalikan kemarahan menyebabkan tumbuhnya
kebijaksanaan pada orang itu.
Didalam Weda dikatakan bahwa : Orang yang tidak pemarah dan sabar
adalah bersifat pemaaf. Orang yang sabar akan selalu dapat berpikir baik. Tidak
terpengaruh oleh nafsu dan perasaan hati. Ia akan berbuat baik oleh karena itu
orang sabar luhur budinya, banyak pahalanya.
8
2.5 Penerapan Akrodha Dalam Kehidupan Sehari-hari pada Zaman
Sekarang
2.5.1 Penerapan Akrodha Di Rumah
Tidak marah saat diganggu bermain smartphone di rumah
9
2.5.2 Penerapan Akrodha Di Sekolah
Tidak marah saat diejek karena bercanda
Saat kita diejek oleh teman, alangkah baiknya jika kita sabar
dan tidak menanggapi ejekan tersebut apalagi jika tujuannya
hanya untuk bercanda semata. Kita tidak boleh tersulut api emosi
hanya karena ejekan teman, ingatlah bahwa dia adalah temanmu.
Janganlah kita mudah marah hanya karena ejekan, apalagi
sampai terjadi perkelahian disekolah yang notabene adalah
tempat menuntut ilmu. Janganlah sekali kali kita meniru foto
dibawah!
(Sumber:https://intiliputan.com/2017/11/22/warga-
bubarkan-perkelahian-antar-pelajar-sma-di-takalar/)
2.5.3 Penerapan Akrodha Di Masyarakat
Tidak mudah tersinggung saat ada yang menyindir
Saat mengikuti kegiatan kemasyarakatan seperti mengikuti
upacara manusa yadnya, kerja bakti, gotong royong dan
sebagainya. Dan ada waktunya saat kita bersosialisasi dalam
kegiataan tersebut. Biasanya akan membicarakan suatu hal atau
seseorang. Suatu ketika saya mengikuti upacara manusa yadnya,
saya mendengar gerombolan ibu ibu dibelakang saya sedang
membicarakan hal hal buruk tentang salah seorang ibu ibu yang
berada 2 kursi didepan saya. Saya tidak tahu apakah ibu ibu yang
dibicarakan itu mendengarnya juga atau tidak. Jika ia
mendengarnya berarti ia sudah bisa mengamalkan pengajaran
10
akrodha, karena sudah mampu sabar dan tidak tersinggung akan
sindiran gerombolan ibu ibu yang membicarakannya.
(Sumber: fudiet.com)
2.5.4 Penerapan Akrodha Di Internet atau di Dunia Maya
Tidak marah saat ada baiter yang sengaja memancing kemarahan
netizen
(Sumber:https://3.bp.blogspot.com/B8y_eOeg2LY/VzaC7rDB
BwI/AAAAAAAABR0/w7rgYVltAzg_fzfqvKheI78643yNd9
QCLcB/s1600/123.jpg)
Waspadalah saat menggunakan internet khususnya sosial
media. Karena anda akan menemukan banyak sekali baiter. Para
baiter akan memancing kemarahan netizen dengan menyebarkan
sebuah topik bahasan yang memang sengaja untuk memancing
kemarahan. Disanalah kesabaran kita sebagai netizen diuji.
11
Netizen yang sabar, cerdas dan mampu mengamalkan ajaran
Akrodha dengan baik tidak akan mudah meluapkan emosinya
membalas topic tersebut, apalagi sampai berkata kasar. Saran
saya hiraukan saja baiter tersebut, tujuan baiter itu adalah untuk
memancing kemarahan untuk kepuasan tersendiri mereka, jika
kita tidak marah maka mereka akan membuang energi dengan
percuma.
12
2.7 Manfaat Ajaran Akrodha
Seperti yang kita tahu kemarahan hanya akan menimbulkan malapetaka dan
kehancuran, jadi tidak ada gunanya anda meluapkan kemarahan anda. Yang
perlu anda lakukan adalah meredakan amarah anda. Manfaat dari ajaran
Akrodha ini adalah membantu anda untuk meredakan amarah anda. Membantu
menerapkannya dikehidupan sehari hari. Jika anda sudah bisa mengendalikan
amarah maka hidup anda akan lebih tenang dan menyelesaikan segala sesuatu
menjadi lebih mudah. Selain itu ajaran akrodha mengingatkan kita bahwa jauh
lebih mulia menjadi orang sabar dari pada menjadi orang pemarah. Menjadi
pemarah hanya akan merusak fisik, mental dan keimanan kita.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Marah adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respons terhadap
kecemasan yang di rasakan sebagai ancaman. Ada 2 faktor penyebab
kemarahan yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Marah sangat buruk untuk
fisik dan mental kita, contohnya marah dapat memperpendek umur seseorang,
maka dari itu kita harus sebisa mungkin menghindari kemarahan. Salah satu
Panca Nyama Brata yaitu Akrodha yang berarti Tidak Marah, ajaran Akrodha
Mengajarkan agar kita tidak mudah marah, dan menjadi pribadi yang sabar
lebih mulia daripada menjadi pribadi yang mudah marah. Contoh penerapan
Akrodha dalam kehidupan sehari hari adalah tidak mudah marah saat diganggu
bermain smartphone, tidak mudah marah saat ada yang mengejek, tidak mudah
tersinggung ketika ada yang menyindir, tidak marah saat ada baiter yang
sengaja memancing kemarahan. Sebuah terapi sederhana akan membantu anda
untuk mengatasi kemarahan, yaitu dengan mengucapkan mantra/doa dalam hati
berkali kali. Mempelajari ajaran Akrodha ini sangat berguna, yaitu membantu
meredakan amarah, membantu menenangkan jiwa secara jasmani dan rohani
dan sebagainya. Jadi janganlah menjadi orang yang mudah marah, jadilah orang
yang sabar, karena orang sabar akan disayang tuhan.
3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang
makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya
dapat di pertanggung jawabkan.
14
Daftar Pustaka
https://dharmadefender.wordpress.com/2010/05/20/panca-nyama-
brata/ , diakses pada tanggal 8 Februari 2018 pukul 14.48
http://phdintt.blogspot.co.id/2013/11/keutamaan-menahan-marah-
krodha-menurut.html , diakses pada tanggal 8 Februari pukul 15.26
15