Anda di halaman 1dari 5

Kecerdasaran Emosi dan Pengendalian Diri

A. Kecerdasan Emosi
1. Pengertian
Istilah Kecer Istilah Kecerdasan Emosional dipopulerkan pada 1990an oleh
seorang ahli psikologi bernama Daniel Goleman dalam bukunya yang berjudul
“Emotional Intelligence: Why It Can Matter More Than IQ“.
Pengertian kecerdasan emosional menurut Goleman adalah kemampuan
seseorang dalam mengelola perasaannya sehingga perasaan ini dapat diekspresikan
dengan sesuai dan efektif. Lebih lanjut Goleman mengemukakan bahwa kecerdasan
emosional adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri,
ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda
kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa. Dengan kecerdasan emosional tersebut
seseorang dapat menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilah kepuasan
dan mengatur suasana hati. Daniel Goleman (Emotional Intelligence) menyebutkan
bahwa kecerdasan emosi jauh lebih berperan ketimbang IQ atau keahlian dalam
menentukan siapa yang akan jadi bintang dalam suatu pekerjaan.
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruh Kecerdasan Emosi
1. Faktor Internal
Faktor internal adalah apa yang ada dalam diri individu yang mempengaruhi
kecerdasan emosinya. Faktor internal ini memiliki dua sumber yaitu segi jasmani dan
segi psikologis. Segi jasmani adalah faktor fisik dan kesehatan individu, apabila fisik
dan kesehatan seseorang dapat terganggu dapat dimungkinkan mempengaruhi proses
kecerdasan emosinya. Segi psikologis mencakup didalamnya pengalaman, perasaan,
kemampuan berfikir dan motivasi
2. Faktor Eksternal
Faktor ekstemal adalah stimulus dan lingkungan dimana kecerdasan emosi
berlangsung. Faktor ekstemal meliputi:
a. Stimulus itu sendiri, kejenuhan stimulus merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam memperlakukan kecerdasan emosi
tanpa distorsi dan
b. Lingkungan atau situasi khususnya yang melatar belakangi proses kecerdasan
emosi. Objek lingkungan yang melatarbelakangi merupakan kebulatan yang
sangat sulit dipisahkan
C. Contoh Kecerdasan Emosi
Berikut ini merupakan contoh perbandingan antara seseorang yang memiliki
kecerdasan emosional tinggi dan rendah, yaitu:
1. Kesadaran Diri (self-awareness)
Skenario: Kamu dan temanmu sedang dipromosikan untuk mewakili lomba passion
show di tingkat KAB. Tapi pada akhirnya yang terpilih untuk mewakili sekolah
adalah temanmu.
Kecerdasan Emosional Tinggi: Kamu berefleksi dan menyadari bahwa jika kamu
cukup jujur pada diri sendiri, mungkin memang temanmu latihan dengan lebih baik
dan latihan lebih keras dari dirimu. Sehingga ia mendapatkan apa yang pantas ia
dapatkan
Kecerdasab Emosional Rendah: Kamu mungkin akan marah meledak-ledak dan
meminta kepada guru di sekolagg untuk memberikan penjelan utuh, bahkan kamu
tidak segan untuk marah kepada gurumu karena tidak terima kekalahan
2. Mampu mengatur diri sendiri (self-regulation)
Skenario: ketika didalam kelas kamu dikritik oleh gurumu di depan teman-teman
sekelas. karena selalu terlambat masuk ke dalam kelas
Kecerdasan emosional tinggi: Kamu dapat mengatur diri untuk tidak bereaksi keras.
Kemudian secara baik dapat memisahkan sisi emosionalmu dengan sisi rasionalmu.
Bila merasa marah, kamu dapat menempatkannya di situasi yang aman.
Kecerdasan emosional rendah: Kamu mungkin akan bersikap defensif, ingin
membalas, mengeluh banyak, dan ingin segera keluar dari kelas.
3. Kemampuan Bersosial
Skenario: Kamu sedang jalan-jalan dan sepertinya menjadi tidak begitu tertarik
dengan teman jalan-jalan.
Kecerdasan emosional tinggi: Kamu tetap menunjukkan ketertarikan dengan
menanyakan pertanyaan yang membawa obrolan lebih hangat dan mengalir, tetap
menatap matanya dengan yakin, dan terus mendengarkan dengan saksama.
Kecerdasan emosional rendah: Kamu tidak lagi peduli apa yang ia bicarakan.
Ketidaktertarikan ini begitu mencolok sehingga teman kencanmu menjadi tidak
nyaman.
4. Empati
Skenario: Teman sekelasmu sedang dirawat dirumah sakit dia menderita penyakit
asam lambung
Kecerdasan emosional tinggi: kamu dan teman-temanmu yang lain sepakat untuk
pergi menjenguk teman yang sedang dirawat di RS
Kecerdasan emosional rendah: kamu tidak peduli terhadap temanmu yang sedang
di rawat di RS
5. Motivasi
Skenario: Kamu lolos dalam suatu ujian dan mengunggahnya di media sosial.
Kecerdasan emosional tinggi: Kamu bangga dengan dirimu sendiri untuk tujuan
yang telah dicapai dan mengapresiasi segala bentuk dukungan yang kamu terima.
Kecerdasan emosional rendah: Kamu mempertanyakan diri sendiri kenapa
unggahanmu di media sosial tidak mendapat banyak likes atau perhatian yang kamu
harapkan.
D. Cara
1. Kurangi Emosi Negatif
Mungkin inilah aspek EQ yang paling penting, yaitu kemampuan untuk mengatasi
emosi diri secara efektif sehingga tidak membebani pikiran dan tidak mempengaruhi
kemampuan Anda mengambil keputusan.
Untuk mengubah perasaan negatif Anda tentang suatu situasi, pertama Anda
harus mengubah cara berpikir Anda tentang hal tersebut. Misalnya, cobalah agar tidak
mudah berprasangka buruk terhadap tindakan orang. Ingat, mungkin saja ada maksud
baik di balik tindakan mereka.
2. Berlatih tetap tenang dan mengatasi stress
Sebagian besar orang pasti pernah mengalami stres dalam kehidupan. Bagaimana
Anda mengatasi situasi stress ini akan mempengaruhi EQ. Misalnya, apakah Anda
bersikap asertif, atau reaktif? Tetap tenang, atau kewalahan?
Saat berada dalam tekanan, hal paling penting untuk diingat adalah menjaga diri
tetap tenang. Misalnya dengan membasuh wajah dengan air dingin atau mulai
berolahraga aerobik untuk mengurangi stres.
3. Berlatih mengekspresikan emosi yang tak mudah
Ada masa-masa dalam kehidupan di mana Anda perlu untuk membuat batasan
sehingga orang lain tahu di mana posisi Anda. Ini bisa mencakup:
 memberanikan diri untuk tidak sependapat dengan orang lain (tanpa bersikap
kasar)
 berkata “tidak” tanpa merasa bersalah
 menetapkan prioritas pribadi
 berusaha mendapatkan apa yang berhak Anda dapatkan
 melindungi diri sendiri dari tekanan dan gangguan.
4. Bersikap proaktif, bukan reaktif, saat berhadapan dengan orang yang memicu emosi
anda
Kebanyakan orang pasti pernah dihadapkan pada orang-orang yang menyebalkan
atau mempersulit hidup Anda. Anda mungkin akan “terjebak” dengan orang seperti
ini di kelas atau bahkan di rumah. Sangat mudah untuk membiarkan orang-orang
seperti ini memengaruhi Anda dan merusak hari Anda.
Anda dapat mencoba menenangkan diri dulu sebelum Anda berbicara dengan
orang yang sering memicu emosi negatif di diri Anda, terutama ketika Anda merasa
marah. Anda juga bisa mencoba melihat situasi dari sudut pandang orang tersebut.
Namun demikian, berempati bukan berarti mentoleransi perilaku yang tidak
pantas. Anda tetap perlu menekankan bahwa ada konsekuensi untuk segala hal.
5. Kemampuan untuk perasaan dalam hubungan pribadi
Kemampuan untuk secara mengungkapkan emosi penuh kasih sayang sangat
penting untuk mempertahankan hubungan pribadi yang erat. Emosi ini dapat
tersampaikan melalui perkataan, bahasa tubuh, dan perilaku. Misalnya melalui kontak
mata yang positif, senyum, mendengarkan dengan empati, atau sekadar menawarkan
makanan.
Anda tak hanya harus bisa berbagi perasaan mendalam dengan orang lain dalam
hubungan pribadi Anda, namun Anda juga harus dapat merespons dengan positif saat
orang tersebut mengekspresikan emosi yang mendalam kepada Anda.

https://psikologi.uma.ac.id/wp-content/uploads/2018/12/KECERDASAN-EMOSI.pdf

https://hellosehat.com/mental/mental-lainnya/meningkatkan-eq-kecerdasan-emosional/

https://literasinusantara.com/pengertian-kecerdasan-emosional-komponen-contoh-dan-cara-
meningkatkannya/

Anda mungkin juga menyukai