Anda di halaman 1dari 24

KONDISI EMOSIONAL GURU

Kelompok 6:
Irfa Indraswari 205060138
Naufal Aufa 205060147
Nidia Tri Rahmawati 205060158
Tri Assyfa Lestari 205060159

Dosen Pengampu :
Dra.Aas Saraswati, M.Pd / Devi Rahmiati, S.Pd.,M.Pd
Materi Yang Akan Di Bahas
A Emosi dalam Perilaku Guru E Rasa Bersalah (Guilt)
B Sakit Hati (Hurt) F Terhadap Peserta Didik
Pengaruh Emosional Guru

C Mengendalikan Rasa Takut


G Emosional
Cara Mengelola Kondisi
& Cemas Guru Terhadap

D Marah (Anger)
Peserta Didik

H Positif Guru Terhadap


Cara Menumbuhkan Emosi

Pesrta Didik
A. Pengertian Kondisi Emosional Guru
Wittig dan Williams berpendapat bahwa emosi
berasal dari bahasa Latin yang berarti
memindahkan (to move out) atau
merangsang (to excite) pendidik yang dapat
mengontrol emosinya dengan baik.

Jika diantara peserta didiknya yang melakukan


perbuatan yang melanggar dari aturan atau
kepatutan yang sedang berlaku.
B. Sakit Hati
(Hurt)
Sakit Hati merupakan sebuah
istilah umum yang digunakan
untuk mendeksripsikan rasa
sakit yang di rasakan seseorang
secara emosional. Yang di
sebabkan oleh penderitaan,
penolakan, terabaikan dsb.
Reaksi-Reaksi Konstruktif & Destruktif
Dalam melaksanakan tugasnya, guru dapat memberikan reaksi konstruktif terhadap
rasa sakit hati terluka dengan cara-cara yang produktif melalui empat tahap, yaitu :

1. Mengakui diri hati terluka;


2. Mencoba mencari arti dari rasa luka, misalnya dengan memberikan
ungkapan : ”apakah rasa luka ini akan mempengaruhi hubungan saya
?”;
3. Mencari serta menemukan penyebab dari luka itu sendiri;
4. Melakukan upaya untuk menghindari perasaan luka agar tidak terjadi
di masa yang akan dating.
Lanjutan
reaksi-reaksi destruktif menimbulkan gangguan atau
hambatan dalam keseluruhan perilakunya. Reaksi destruktif
dapat timbul dalam 6 macam bentuk yaitu :

1. Menyangkal perasaan luka;


2. Menyakiti orang lain (balas dendam);
3. Menyamarkan luka;
4. Bergelimang luka;
5. Menghilangkan luka;
6. Bersembunyi dari luka yang terjadi di masa yang akan datang;
7. Menyakiti diri sendiri sendiri.
C. Mengendalikan Rasa Takut & Cemas
Takut dan cemas adalah suatu reaksi
emosional dari individu apabila sebagai suatu
signal atau tanda bahaya yang mengancam
kelangsungan hidupnya.

Reaksi emosional yang timbul kemudian


menimbulkan kondisi individu untuk
menghilangkan obyek yang dirasakan akan
membahayakan hidupnya.
Masalah yang timbul
Masalah itu akan timbul apabila
individu mengalami rasa takut yang
berlebihan, atau kurang pada
tempatnya, atau tanpa alasan yang
jelas, atau tidak memiliki kepekaan
terhadap rasa takut.

Upaya Pengendalian
1. Berpikir secara jernih, obyektif dan rasional
2. Mengembangkan kemampuan pengendalian
diri
3. Mengembangkan kualitas kemandirian yang
tercermin dalam pemahaman diri
4. Mengembangkan Perencanaan yang tepat
5. Menciptakan lingkungan suasana yang
kondusif
D. MARAH
(ANGER)
Pengertian marah
marah (anger) adalah reaksi
emosional yang terjadi akibat
adanya perasaan yang tidak
menyenangkan terhadap lingkungan
dan perasaan tidak suka dalam
interaksi sosial.
Tinjauan Umum Tentang Marah
Marah merupakan
alat yang memiliki
kekuatan untuk Marah sebagai
kelangsungan hidup. sebuah energi.

Marah sebagai emosi Marah yang


sekunder. Dalam kondisi berkelanjutan sangat
marah dapat menurunkan tidak sehat.
geseran otak.
Perasaan Primer & Sekunder

Perasaan Perasaan
Primer Sekunder
Perasaan primer adalah apa Perasaan sekunder meliputi
yang dirasakan segera sebelum semua variasi dan campuran
kitamerasakan marah. berbagai emosi yang
bervariasi antara satu
perasaan rasa takut (fear), kebudayaan dengan
marah (anger), sedih kebudayaan lainnya serta
(sadness), senang, (joy), berkembang secara bertahap
terkejut (surprise), jijik sesuai tingkat kedewasaan
(disgust), dan kesal kognitif.
(contempt).
MARAH SEBAGAI RESPONS TERHADAP RASA TAKUT
Menurut Jeffrey Deitz, MD, spesialis
psikiatri di Fairfield County,
Connecticut.

Saat seseorang berada dalam kondisi


yang membuat dirinya tertekan secara
mental dan fisik, seseorang akan lebih
rentan marah-marah. "Meskipun sesuatu
yang sebenarnya tidak terlalu
menjengkelkan, jika anda sedang merasa
cemas, maka akan menyebabkan reaksi
yang berlebihan atau bahkan membuat
Anda meledak-ledak,"
PENYEBAB & TUJUAN MARAH
( SELF ANGER)
Penyebab Tujuan
1. terjadi saat adanya 1. marah pada pihak lain
halangan dalam mencapai adalah menggerakkan
pemuasan suatu individuatau memindahkan
orang dari situasi di mana
kebutuhan kebutuhan tidak terpenuhi

2. terjadi ketika dalam 2. marah terhadap diri sendiri


proses pemenuhan adalah untuk menggerakkan
kebutuhannya mendapat individu dalam merubah
hambatan dari dirinya perilaku yang menghambat
sendiri upaya pemenuhan
kebutuhannya.
Manifestasi Marah Terhadap Diri Sendiri
Ada beberapa manifestasi marah terhadap diri sendiri dalam cara-cara destruktif yaitu:

Perilaku
Depresi Serampangan Manifestasi Fisik

Adiksi atau
Kecanduan terhadap Pengorbanan
sesuatu Degradasi Pelaku
Canggung atau
Salah Tempat dan
Orang Kikuk
Manifestasi Marah Terhadap Pihak Lain
Seperti halnya marah terhadap diri sendiri, marah-terhadap pihak lain dapat
dimanifestasikan dengan cara-cara destruktif sebagai berikut.

Purposeful Ineptness
Moralism
Passivity

Hostile Talk (Sindiran) Victimizing

Getting Sick
Shutting Down
Ambushing
(Menjatuhkan Orang
Lain)
Rasa Bersalah
(Guilt)
Berdasarkan psikologi eksistensial (Hall &
Lindzey, 1993) rasa bersalah adalah suatu
eksistensial pemahaman yang berpusat pada
diri individu yang memiliki tanggung jawab atas
tindakannyayang bersifat bebas yang berarti
suatu ciri fundamental dari desain atau
kemampuan manusia dalam eksistensialnya atau
kemampuan menetap dan memaknai hidupnya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa rasa bersalah
bagaimana manusia memaknai hidupnya agar
tidak terjadi kesalahan.
Manifestasi
Rasa Bersalah
Pendirian bawa ada Psikomatis atau gejala Mengambil
sesuatu yang salah hipokondria kekalahan dari
dalam diri sendiri kerangka kemenangan
Dorongan kebutuhan
Keragu-raguan yang berlebihan
Keagamaan
(religiosity)
Kebiasaan melakukan
Menciptakan
ketidakpuasan sesuatu yang berbahaya
dan malapetaka
Pengaruh Kecerdasan Emosional Guru terhadap
Peserta Didik

Melalui kecerdasan emosional yang baik, guru mampu mengenal karakteristik masing-masing siswa.
Apabila guru sudah mampu mengenal masing-masing karakter siswa, maka guru akan mudah
menerapakan strategi pembelajaran yang sesuai, sehingga kegiatan belajar mengajar akan berjalan
dengan optimal. Kegiatan belajar mengajar yang berhasil akan meningkatkan prestasi belajar siswa
Cara Mengelola Kondisi Emosional
Guru terhadap Peserta Didik

Memberikan ruang untuk


beristirahat sejenak dan
berusaha tetap tenang

Optimis dan pantang menyerah


menghadapi tantangan

Ekspresikan emosi kedekatan


dengan siswa
Cara Menumbuhkan Emosi Positif Guru
Kepada Peserta Didik

Berikan ruang untuk beristirahat


sejenak

Berlatih kesadaran penuh Menerima emosi yang


dirasakan

Berusaha tetap tenang

Tentukan bagaimana cara


merespon emosi
Sesi Tanya Jawab
Termin 1
Nama:
NPM:
Kesimpulan
Menurut Goleman (1999) kecerdasan emosional merupakan kemampuan individu untuk mengenali
emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri, mengenali emosi orang lain dan membina hubungan
dengan orang. Di dalam proses pembelajaran membutuhkan kecerdasan emosional dari seorang
tenaga pendidik. Seorang guru yang memiliki kecerdasan emosi dapat dikatakan bahwa guru tersebut
mampu membedakan nilai moral, menyesuaikan aturan yang dibarengi dengan pemahaman dan
perasaan yang memungkinkan menjadi kreatif, serta mampu mengubah aturan dan situasi yang di
sesuaikan dengan kebutuhan dalam proses pembelajaran. Pentingnya kecerdasan emosional adalah
untuk memberikan pemahaman diri sendiri dan orang lain secara efektif, berhubungan baik dengan
orang lain, dan beradaptasi dengan lingkungan sekitar agar lebih mudah beradaptasi dan
menghadapi tantangan yang selalu berubah-ubah.
Terimakasih
Semuanya

Anda mungkin juga menyukai