Disusun oleh :
Anggun Rismawati
Diva Nabila Putri
Gilang putra Alhadi
Khairul
a. Pengertian emosi
Emosi berasal dari bahasa Latin, yaitu emovere, yang berarti
bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa
kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi.
Daniel Goleman (2002) mengatakan bahwa emosi merujuk pada
suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan
psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi
merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri
individu, sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan
suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa,
emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis.
Perkembangan Emosi
Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Emosi
1. Faktor Internal
Umumnya emosi seseorang muncul berkaitan erat dengan apa yang dirasakan
seseorang secara individu. Mereka merasa tidak puas, benci terhadap diri
sendiri dan tidak bahagia. Adapun gangguan emosi yang mereka alami antara
lain adalah:
a. Merasa tidak terpenuhi kebutuhan fisik mereka secara layak sehingga
timbul ketidakpuasan, kecemasan dan kebencian terhadap apa yang
mereka alami.
b. Merasa dibenci, disia-siakan, tidak mengerti dan tidak diterima oleh
siapapun termasuk orang tua mereka.
c. Merasa lebih banyak dirintangi, dibantah, dihina serta dipatahkan dari
pada disokong, disayangi dan ditanggapi, khususnya ide-ide mereka.
d. Merasa tidak mampu atau bodoh.
e. Merasa tidak menyenangi kehidupan keluarga mereka yang tidak
harmonis seperti sering bertengkar, kasar, pemarah, cerewet dan bercerai.
f. Merasa menderita karena iri terhadap saudara karena disikapi dan
dibedakan secara tidak adil.
2. Faktor eksternal
Menurut Hurlock (1980) dan Cole (1963) faktor yang mempengaruhi
emosi negatif adalah berikut ini.
a. Orang tua atau guru memperlakukan mereka seperti anak
kecil yang membuat harga diri mereka dilecehkan.
b. Apabila dirintangi, anak membina keakraban dengan lawan
jenis.
c. Terlalu banyak dirintangi dari pada disokong, misalnya
mereka lebih banyak disalahkan, dikritik oleh orang tua atau guru,
akan cenderung menjadi marah dan mengekspresikannya dengan
cara menentang keinginan orang tua, mencaci maki guru, atau
masuk geng dan bertindak merusak (destruktif).
d. Disikapi secara tidak adil oleh orang tua, misalnya dengan cara
membandingkan dengan saudaranya yang lebih berprestasi dan
lainnya.
e. Merasa kebutuhan tidak dipenuhi oleh orang tua padahal
orang tua mampu.
f. Merasa disikapi secara otoriter, seperti dituntut untuk patuh,
banyak dicela, dihukum dan dihina.
Pengelompokan Emosi
Emosi sensoris, yaitu emosi yang ditimbulkan oleh rangsangan dari
luar terhadap tubuh, seperti rasa dingin, manis, sakit, lelah, kenyang,
dan lapar.
Emosi psikis, yaitu emosi yang mempunyai alasan-alasan kejiwaan,
diantarnya:
◦ Perasaan Intelektual, yaitu emosi yang mempunyai sangkut paut
denganruang lingkup kebenaran. Perasaan ini diwujudkan dalam
bentuk; 1) rasa yakin dan tidak yakin terhadap suatu hal karya
ilmiah, 2) rasa gembirakarena mendapat suatu kebenaran, 3) rasa
puas karena dapat menyelesaikan persoalan-persoalan ilmiah
yang harus dipecahkan.
◦ Perasaan Sosial, yaitu perasaan yang menyangkut hubungn
dengan orang lain, baik bersifat perseorangan maupun kelompok.
Wujud perasaan ini, seperti a) rasa solidaritas, b) persaudaraan, c)
simpati, d) kasih sayang dan sebagianya.
◦ Perasaan Susila, yaitu perasaan yang berhubungan dengan
nilai-nilai baik dan buruk atau etika (moral). Contohnya; a)
rasa tanggung jawab, b rasa bersalah apabila melanggar
norma, c) rasa tenteram dalam mentaati norma.
◦ Perasaan Keindahan (estetis), yaitu perasaan yang berkaitan
erat dengan keindahan dari sesuatu, baik bersifat kebendaan
maupun kerohanian.
◦ Perasaan Ketuhanan, Salah satu kelebihan manusia sebagai
makhluk Tuhan, dianugerahi fitrah (kemampuan atau
perasaan) untuk mengenal Tuhannya. Dengan Kata lain,
manusia dianugerahi insting religius (naluri beragama).
Karena memiliki fitrah ini, kemudian manusia dijuluki
sebagai Homo Divinans dan Homo Religius, yaitu sebagai
makhluk yang berke-Tuhanan atau makhluk beragama.
Amarah; di dalamnya meliputi sifat beringas, mengamuk, benci, marah
besar, jengkel, kesal hati, berang, tersinggung dan kebencian patologis.
Kesedihan; di dalamnya meliputi pedih, muram, suram, melankolis,
mengasihani diri, kesepian, ditolak, putus asa dan depresi.
Rasa takut; di dalamnya meliputi cemas, takut, gugup, khawatir, was-
was, perasaan takut sekali, sedih, wasapada, tidak tenang dan pobia.
Kenikmatan; meliputi bahagia, gembira, ringan puas, riang, senang,
terhibur, bangga, kenikmatan inderawi, terpesona dan mania.
Cinta; meliputi penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati,
rasa dekat, hormat, kasmaran, dan kasih sayang.
Terkejut; meliputi terkesiap, takjub dan terpana.
Jengkel; meliputi hina, muak, jijik, benci dan mau muntah.
Malu; meliputi rasa bersalah, malu hati, kesal hati, menyesal, dan hati
hancur lebur.
Bentuk-bentuk Emosi
Fungsi Emosi
Emosi adalah sebagai pembangkit energi (energizer). Tanpa emosi, kita tidak
sadar atau mati. Hidup berarti merasai, mengalami, bereaksi, dan bertindak.
Emosi membangkitkan dan memobilisai energi kita; marah menggerakkan kita
untuk menyerang, takut menggerakkan kita untuk lari, dan cinta mendorong
kita untuk mendekat dan bermesraan.
Emosi adalah pembawa informasi (messenger). Bagaimana keadaan diri kita
dapat diketahui dari emosi kita. Jika marah, kita mengetahui bahwa kita
dihambat atau diserang orang lain, sedih berarti kita kehilangan sesuatu yang
kita senangi, bahagia berarti memperoleh sesuatu yang kita senangi, atau
menghindar dari hal yang dibenci.
Emosi bukan saja pembawa informasi dalam komunikasi intrapersonal, tetapi
juga membawa pesan dalam komunikasi interpersonal. Ungkapan emosi dapat
diketahui secara universal. Dalam retorika diketahui bahwa pembicaraan yang
menyertakan seluruh emosi dalam pidato dipandang lebih hidup, dinamis, dan
lebih menyenangkan.
Emosi juga merupakan sumber informasi tentang keberhasilan kita. Kita
mendambakan kesehatan dan mengetahuinya ketika kita merasa sehat walafiat.
Kita mencari keindahan dan mengetahui bahwa kita memperolehnya ketika kita
merasakan kenikmatan estetis dalam diri kita.
Repons yang Cepat Tetapi Ceroboh
Pikiran yang emosional itu ternyata jauh lebih cepat
dari pada pikiran yang rasional karena pikiran
emosional sesungguhnya langsung melompat bertindak
tanpa mempertimbangkan apapun yang akan
dilakukannya.
Mengendalikan Emosi
a. Neurosis cemas—Kecemasan akan memobilisasi daya
pertahanan individu.
b. Neurosis histerik—Fungsi mental dan jasmani hilang tanpa di
kehendaki
c. Neurosis fobik—adanya perasaan takut berlebihan terhadap
benda atau keadaan, yang oleh individu di sadari bukan sebagai
ancaman
d. Neurosis depresi---Gangguan perasaan dengan ciri-ciri
semangat berkurang, rasa harga diri rendah, menyalahkan diri
sendiri, gangguan tidur dan makan.
Kesimpulan
Sekian Terima Kasih.