Anda di halaman 1dari 28

Dapat menjelaskan tentang emosi

Secara umum Pengertian Emosi | Emosi adalah suatu gejolak dalam jiwa yang biasanya diluapkan
atau diaplikasikan dalam bentuk pebuatan yang tidak terkendali. 

Menurut Chaplin, Pengertian Emosi ialah suatu keadaan yang terangsang dari organisme yang


mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang sifatnya mendalam dari perubahan perilaku
tersebut. Chaplin juga membedakan emosi dengan perasaan dan dia mengatakan bahwa perasaan
adalah pengalaman yang disadari, yang diaktifkan baik itu oleh perangsang eksternal maupun oleh
bermacam-macam keadaan jasmaniah.

Soergada Poerbakawatja mengemukakan pengertian emosi, Emosiadalah respons terhadap suatu


perangsang yang menyebabkan perubahan fisiologis disertai perasaan yang kuat dan biasanya
mengandung kemungkinan untuk meletus. Respons demikian terjadi baik terhadap perasaan-perasaan
eksternal maupun internal. Dengan pengertian emosi menurut Soergada ini terlihat jelas perbedaan
antara perasaan dengan emosi, bahkan terlihat jelas bahwa perasaan termasuk ke dalam emosi atau
menjadi bagian dari emosi.

Pengertian Emosi menurut Daniel Goleman adalah setiap kegiatan atau pergolakan perasaan,


pikiran, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap. Daniel juga mengatakan bahwa
emosi merujuk kepada suatu perasaan dan pikiran-pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan
psikologis dari serangkaian kecenderungan untuk bertindak.

Menurut Daniel Goleman, setidaknya ada ratusan emosi bersama dengan variasi, campuran, mutasi dan
nuansanya sehingga makna yang dikandungnya lebih banyak, lebih kompleks dan lebih halus daripada
kata dan pengertian yang digunakan untuk menjelaskan emosi.

Dari pengertian emosi di atas, dapat disimpulkan bahwa Pengertian Emosi adalah setiap kegiatan atau
pergolakan perasaan, pikiran, nafsu serta setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap. Emosi
juga merujuk kepada pikiran-pikiran yang khas dalam suatu perasaan, suatu keadaan biologis dan
psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Adapun perasaan (feelings) adalah
pengalaman yang disadari yang diaktifkan baik oleh perangsang eksternal maupun oleh bermancam-
macam keadaan jasmaniah.
Bentuk Bentuk Emosi
Bentuk-bentuk emosi menurut Daniel Goleman, yaitu :
(1) Amarah adalah salah satu dari bentuk emosi yang di dalamnya meliputi brutal, mengamuk, benci,
marah besar, jengkel, kesal hati, terganggu, rasa pahit, tersinggung, bermusuhan, tindak kekerasan dan
kebencian patologis.
(2) Kesedihan ialah salah satu dari bentuk emosi yang di dalamnya meliputi pedih, sedih, muram, suram,
melankolis, mengasihani diri, kesepian, ditolak, putus asa dan depresi.
(3) Rasa takut merupakan salah satu dari bentuk emosi yang di dalamnya meliputi cemas, takut, gugup,
khawatir, waswas, perasaan takut sekali, sedih, waspada, tidak tenang, ngeri, kecut, panik dan fobia.
(4) Kenikmatan adalah salah satu dari bentuk emosi yang di dalamnya meliputi bahagia, gembira, ringan
puas, riang, senang, terhibur, bangga, kenikmatan indrawi, takjub, terpesona, puas, rasa terpenuhi,
girang, senang sekali dan mania.
(5) Cinta ialah salah satu dari bentuk emosi yang di dalamnya meliputi penerimaan, persahabatan,
kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kasmaran dan kasih sayang.
(6) Terkejut merupakan salah satu dari bentuk emosi yang di dalamnya meliputi terkesiap, takjub dan
terpana.
(7) Jengkel adalah salah satu dari bentuk emosi yang di dalamnya meliputi hina, jijik, muak, mual, benci,
tidak suka dan mau muntah.
(8) Malu merupakan salah satu dari bentuk emosi yang di dalamnya meliputi rasa bersalah, malu hati,
kesal hati, menyesal, hina, aib dan hati hancur lebur.

Dari deretan bentuk-bentuk emosi yang dikemukakan di atas, maka berdasarkan penelitian dari Paul
Ekman ternyata ada bahasa emosi yang dikenal oleh bangsa-bangsa di seluruh dunia yaitu emosi yang
diwujudkan dalam bentuk ekspresi wajah yang di dalamnya mengandung emosi takut, sedih, marah dan
senang. Ekspresi wajah seperti itu benar-benar dikenali oleh berbagai bangsa di seluruh dunia meskipun
memiliki budaya yang berbeda-beda dan bahkan termasuk bangsa-bangsa yang buta huruf, tidak
terpengaruhi oleh film dan siaran televisi. Dengan demikian, maka ekspresi wajah sebagai representasi
dari emosi itu memiliki universalitas tentang perasaan emosi tersebut.

Kesimpulan mengenai ekspresi wajah merupakan wujud dari emosi yang dikenal oleh berbagai bangsa di dunia
ini diambil setelah Paul Ekman melakukan penelitian dengan cara memperlihatkan foto-foto wajah yang
menggambarkan ekspresi-ekspresi emosi tersebut di atas kepada orang-orang yang memiliki keterpencilan budaya,
yaitu suku Fore di Papua Nugini dan suku terpencil berkebudayaan zaman batu di dataran tinggi rerasing. Hasilnya
ternyata mereka semua mengenali emosi yang tergambar pada ekspresi wajah dalam foto-foto tersebut

10 Cara mengendalikan Emosi

 1. Perasaan – perasaan yang dialami seseorang umumnya bersumber dari pikiran.
Ketika seseorang berpikiran negatif perasaan orang tersebut cenderung menjadi negatif.
Sebaliknya ketika seseorang berpikiran positif, perasaan orang tersebut cenderung positif.
Jadi mengendalikan pikiran adalah langkah pertama untuk mengendalikan perasaan

 2. Biasakanlah memberi kesempatan kepada pikiran untuk mengambil keputusan


Semakin seseorang mahir menyerahkan keputusan kepada pikiran, maka semakin sehat emosinya.
Itu adalah kondisi ideal dimana akal yang mengendalikan perasaan, bukan perasaan yang
mengendalikan akal.http://infotips-rama.blogspot.com/

 3. Emosi negatif adalah sinyal bahwa ada yang tidak beres dalam diri seseorang.
Ketika suasana hati menjadi tidak nyaman, cobalah menerangkan dengan berdoa, menemui
sahabat untuk berbagi perasaan (Curhat), beristirahat, mendengarkan musik atau apa saja yang
disukai.http://infotips-rama.blogspot.com/

 4. Pertanyakanlah dengan kritis perasaan-perasaan negatif yang dirasakan.


Misalnya, apakah masalahnya terlalu berbahaya sehingga seseorang ketakutan? Atau apakah
masalahnya begitu gawat sehingga seseorang harus marah besar?

 5. Pertanyakanlah dengan tegas keyakinan-keyakinan yang salah. Misalnya: siapa bilang
kegagalan itu suatu kebodohan? Siapa bilang masalah yang kita hadapi tidak ada jalan keluarnya?
Dan siapa bilang kita tidak mampu memaafkan?http://infotips-rama.blogspot.com/

 6. Kendalikan reaksi anda terhadap situasi yang tidak menyenangkan. Misalnya ketika ada yang
menyalip motor dengan tiba-tiba, anda bisa memilih untuk marah atau memilih tetap tenang yang
pertama bisa membuat anda jadi orang yang reaktif dan emosional, tapi yang kedua mengajarkan
anda menguasai diri dengan baik.http://infotips-rama.blogspot.com/

 7. Perasaan bukanlah masalah benar atau salah. Manusiawi sekali-sekali memiliki perasaan takut,
marah, sedih dan kecewa. Yang penting kita tidak larut dalam perasaan-perasaan negatif itu dan
tidak mengambil keputusan-keputusan penting di saat suasana hati sedang kacau.

 8. perasaan yang negatif dan suasana hati yang buruk bisa jua disebabkan oleh kondisi tubuh
yang tidak sehat. http://infotips-rama.blogspot.com/
Kita bisa saja merasa “BETE” ketika film, stress, kurang flu, stress, kurang tidur, capek dan
sebagainya. Kita tidak perlu mencemaskan perasaan-perasaan yang tidak nyaman dan bersifat
sementara tersebut, sering kalilah melakukan tindakan-tindakan sederhana yang bisa mengubah
suasana hati.http://infotips-rama.blogspot.com/

 9. Hidupkanlah perasaan-perasaan yang menyenangkan sesering mungkin termasuk untuk hal-hal
yang kita inginkan tercapai atau terjadi. http://infotips-rama.blogspot.com/
Misalnya: perasaan gembira ketika anak kita akan di wisuda ketika mendapatkan hadiah, ketika
akan bertemu dengan seseorang yang dicintai atau dinanti, ini adalah salah satu cara mengerahkan
emosi untuk membantu mewujudkan impian menjadi kenyataan.

 10. Belajarlah mengucap syukur dalam segala keadaan.http://infotips-rama.blogspot.com/


Hati yang penuh dengan ucapan syukur akan membuat hidup lebih ringan, pikiran lebih jernih dan
perasaan lebih nyaman. Sehingga mengendalikan perasaan bukan lagi beban yang berat

Macam-Macam Hak Perlindungan Anak


Hak-hak anak menurut Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
dimuat dalam pasal 4 hingga pasal 18. Hak-hak tersebut antara lain :

 hak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai
dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi.
 hak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status kewarganegaraan.
 hak untuk beribadah menurut agamanya, berpikir, dan berekspresi sesuai dengan
tingkat kecerdasan dan usianya, dalam bimbingan orang tua.
 hak untuk mengetahui orang tuanya, dibesarkan, dan diasuh oleh orang tuanya
sendiri.
 hak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan
fisik, mental, spiritual, dan sosial.
 hak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya
dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya. khusus bagi anak
yang menyandang cacat juga berhak memperoleh pendidikan luar biasa, sedangkan
bagi anak yang memiliki keunggulan juga berhak mendapatkan pendidikan khusus.
 hak menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima, mencari, dan memberikan
informasi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya demi pengembangan dirinya
sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dan kepatutan.
 hak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan anak yang
sebaya, bermain, berekreasi, dan berkreasi sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat
kecerdasannya demi pengembangan diri.
 hak memperoleh rehabilitasi, bantuan sosial, dan pemeliharaan taraf kesejahteraan
sosial (bagi setiap anak yang menyandang cacat).
 selama dalam pengasuhan orang tua, wali, atau pihak lain mana pun yang
bertanggung jawab atas pengasuhan, berhak mendapat perlindungan dari perlakuan:
 diskriminasi; 
 eksploitasi, baik ekonomi maupun seksual;
 penelantaran; 
 kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan; 
 ketidakadilan; dan 
 perlakuan salah lainnya. 
 hak untuk diasuh oleh orang tuanya sendiri, kecuali jika ada alasan dan/atau aturan
hukum yang sah menunjukkan bahwa pemisahan itu adalah demi kepentingan terbaik
bagi anak dan merupakan pertimbangan terakhir.
 hak untuk memperoleh perlindungan dari : 
 penyalahgunaan dalam kegiatan politik; 
 pelibatan dalam sengketa bersenjata;
 pelibatan dalam kerusuhan sosial; 
 pelibatan dalam peristiwa yang mengandung unsur kekerasan; dan 
 pelibatan dalam peperangan.
 hak memperoleh perlindungan dari sasaran penganiayaan, penyiksaan, atau
penjatuhan hukuman yang tidak manusiawi.
 hak untuk memperoleh kebebasan sesuai dengan hukum.
 setiap anak yang dirampas kebebasannya berhak untuk :
 mendapatkan perlakuan secara manusiawi dan penempatannya dipisahkan dari
orang dewasa;
 memperoleh bantuan hukum atau bantuan lainnya secara efektif dalam setiap
tahapan upaya hukum yang berlaku;
 membela diri dan memperoleh keadilan di depan pengadilan anak yang objektif
dan tidak memihak dalam sidang tertutup untuk umum.
 Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku kekerasan seksual atau yang
berhadapan dengan hukum berhak dirahasiakan.
 Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku tindak pidana berhak mendapatkan
bantuan hukum dan bantuan lainnya.

Tanda Pengenal dalam Gerakan Pramuka


 

Tanda Pengenal Gerakan Pramuka adalah tanda-tanda yang dikenakan pada pakaian


seragam Pramuka yang dapat menunjukkan identitas seorang Pramuka. Baik identitas diri,
satuan, kemampuan, tanggung jawab, daerah asal, wilayah tugas, kecakapannya, hingga
tanda penghargaan yang dimilikinya.

Penggunaan tanda pengenal Gerakan Pramuka dimaksudkan untuk mengenal diri seorang
Pramuka, satuan, tempat, wilayah, tugas, jabatan dan kecakapannya. Sedangkan fungsi
penggunaanya adalah sebagai:

Alat pendidikan untuk memberi dorongan, gairah dan semangat para Pramuka, agar
mereka berusaha meningkatkan kemampuan, karya, pribadi dan kehormatannya.

 Alat Pengenal seorang Pramuka, satuan, tingkat kecakapan, jabatan, tempat atau
wilayah tugasnya.
 Tanda pengakuan dan pengesahan atas keanggotaan, tingkat kecakapan serta
pemberian tanggung jawab, hak dan kewajiban kepada seorang anggota Gerakan
Pramuka.
 Tanda penghargaan kepada seseorang atas prestasi dan tindakannya, agar yang
bersangkutan selalu menjaga dan memelihara nama baik pribadi dan organisasinya.

Macam, Contoh dan Penggolongan Tanda Pengenal

Tanda pengenal Gerakan Pramuka digolongkan menjadi lima kelompok tanda dengan
macam dan contoh tanda sebagai berikut:

 Tanda Umum;
Tanda Umum adalah tanda yang dipakai secara umum oleh semua anggota Gerakan
Pramuka yang telah dilantik. Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Umum diantaranya
adalah:

 Tanda Tutup Kepala

 Setangan Leher (Hasduk)
 Tanda Pelantikan

 Tanda Harian

 Tanda Kepramukaan Sedunia


 Tanda Satuan
Tanda Satuan adalah tanda yang menunjukkan satuan, tempat atau lokasi tempat tinggal
pemakainya. Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Satuan diantaranya adalah:

 Tanda Barung, Tanda Regu, Tanda Sangga, dan Tanda Satuan terkecil lainnya.
 Tanda Gugusdepan, Kwartir dan Majelis Pembimbing.

 Tanda Krida dan Tanda Satuan Karya.

 Lencana Daerah dan Tanda Wilayah.

 Tanda Satuan Pramuka Luar Biasa.

 Tanda Jabatan
Tanda Jabatan adalah tanda yang menunjukkan jabatan dan tanggung jawab yang
disandang dalam lingkup Gerakan Pramuka. Tanda Pengenal yang termasuk Tanda
Jabatan diantaranya adalah:

 Tanda Pemimpin dan Wakil Pemimpin : Barung, Regu, Sangga, dan lain-lain.

 Tanda Pemimpin dan Wakil Pemimpin Krida dan Satuan Karya.

 Tanda Keanggotaan Dewan Kerja Penegak dan Pandega.

 Tanda Pembina dan Pembantu Pembina : Siaga, Penggalang, Penegak dan


Pandega, serta Tanda Pembina Gugusdepan.

 Tanda Pelatih Pembina Pramuka

 Tanda Andalan dan Pembantu Andalan

 Tanda Kecakapan
Tanda Kecakapan adalah tanda yang menunjukkan kecakapan, keterampilan,
ketangkasan, kemampuan, sikap dan usaha seorang Pramuka dalam bidang tertentu,
sesuai dengan golongan usianya. Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Kecakapan
diantaranya adalah:

 Tanda Kecakapan Umum, meliputi:

 Untuk Pramuka Siaga : Tingkat Mula, Bantu dan Tata

 Untuk Pramuka Penggalang : Tingkat Ramu, Rakit, dan Terap

 Untuk Pramuka Penegak : Tingkat Bantara dan Laksana

 Untuk Pramuka Pandega : Tingkat Pandega

 Untuk Pembina Pramuka : Tingkat Mahir Dasar dan Lanjutan.


 Tanda Kecakapan Khusus, meliputi:

 Untuk Pramuka Siaga : Tidak ada tingkatan

 Untuk Pramuka Penggalang : Tingkat Purwa, Madya, dan Utama

 Untuk Pramuka Penegak : Tingkat Purwa, Madya, dan Utama

 Untuk Pramuka Pandega : Tingkat Purwa, Madya, dan Utama

 Untuk Instruktur : Muda dan Dewasa

 Untuk Pembina Pramuka : Tingkat Dasar dan Lanjutan.

 Tanda Pramuka Garuda, meliputi:

 Untuk Pramuka Siaga

 Untuk Pramuka Penggalang

 Untuk Pramuka Penegak

 Untuk Pramuka Pandega

 Tanda Kehormatan
Tanda Kehormatan adalah tanda yang menunjukkan jasa atau penghargaan yang
diberikan kepada seseorang, atas jasa, darma bakti, dan lain-lainnya, yang dianggap cukup
bermutu dan berguna bagi Gerakan Pramuka, Gerakan Kepramukaan Sedunia,
masyarakat, bangsa, negara, dan umat manusia.

 Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Penghargaan Gerakan Pramuka untuk


peserta didik, yaitu :

 Tanda Penghargaan (termasuk Tanda Ikut Serta Bakti Gotong Royong, Tanda
Ikut Serta Kegiatan dan lain-lainnya).

 Bintang Tahunan

 Lencana Wiratama

 Lencana Teladan

 Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Penghargaan Gerakan Pramuka untuk


orang dewasa, yaitu :

 Bintang Tahunan

 Lencana Pancawarsa

 Lencana Wiratama

 Lencana Jasa :

 Dharma Bakti
 Melati

 Tunas Kencana

 Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Penghargaan atau jasa dari badan di luar
Gerakan Pramuka, misalnya dari :

 Organisasi Kepramukaan maupun badan lainnya, di dalam atau di luar negeri


sepanjang hal-hal tersebut tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, serta peraturan perundang-
undangan Negara Republik Indonesia yang berlaku.

 Pemerintah Negara Lain

 Pemerintah Republik Indonesia.

Pengantar

 Gerakan Pramuka menggunakan berbagai macam Tanda Pengenal yang dikenakan pada
pakaian seragam Pramuka, yang dapat digunakan untuk mengenal seorang Pramuka,
Satuan, Kecakapan, Jabatan, Tanda-tanda Penghargaan yang dimilikinya, dan
sebagainya.
 Di samping itu Tanda Pengenal Gerakan Pramuka juga merupakan alat pendidikan untuk
mencapai tujuan Gerakan Pramuka, yaitu memberi rangsangan guna meningkatkan
kepribadiannya, dan memberi tanggungjawab yang berhubungan dengan hak pemakaian
tanda pengenal itu.
 Untuk ketertiban tanda pengenal tersebut, agar sesuai dengan maksud dan tujuan
pemakaian serta fungsi tanda pengenal itu sendiri, maka perlu ">Keempat : Apabila
ternyata dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, maka akan diadakan
pembetulan sebagaimana mestinya.
 Tanda Pengenal Gerakan Pramuka diterapkan berdasarkan  Petunjuk Penyelenggaraan
Tanda Pengenal yang dikeluarkan oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
 Secara umum Petunjuk Penyelenggaraan dimaksud adalah dalam rangka memberi
pedoman bagi Kwartir dan Satuan Pramuka dalam usaha meningkatkan prestasi
seseorang dan penertiban pemakaian tanda pengenal Gerakan Pramuka.
 Petunjuk Penyelenggaraan dimaksud juga dalam rangka mengatur pemakaian dan
pemberian tanda pengenal itu, agar dilaksanakan secara benar dan tepat, oleh mereka
yang berhak memberi atau memakainya.

Pengertian
Tanda Pengenal Gerakan Pramuka adalah tanda-tanda yang dikenakan pada pakaian
seragam Pramuka, yang dapat menunjukkan diri seorang Pramuka, dan/atau Satuan,
kemampuan, tanggungjawab, daerah asal, wilayah tugas, kecakapannya dan tanda
penghargaan yang dimilikinya.

Jenis 
Tanpa Pengenal Gerakan Pramuka secara garis besar  meliputi :

 Tanda Umum, yaitu tanda yang dipakai secara umum oleh semua anggota Gerakan
Pramuka yang telah dilantik, putera maupun puteri, misalnya tanda tutup kepala, setangan
leher, dan sebagainya.
 Tanda Satuan, yaitu tanda yang dapat menunjukkan Satuan/Kwartir tertentu, tempat
seorang Pramuka tergabung, dalam hal ini dimaksudkan mulai dari satuan terkecil di
Gugusdepan sampai satuan tingkat nasional.
 Tanda Jabatan, yaitu tanda yang menunjukkan jabatan dan tanggungjawab seorang
dalam lingkungan Gerakan Pramuka.
 Tanda Kecakapan, yaitu tanda yang menunjukkan kecakapan, keterampilan, ketangkasan,
kemampuan, sikap dan usaha seorang Pramuka dalam bidang tertentu, sesuai dengan
golongan usianya.
 Tanda Penghargaan, yaitu tanda yang menunjukkan jasa atau penghargaan yang
diberikan kepada seseorang, atas jasa, darma bakti, dan lain-lainnya, yang dianggap cukup
bermutu dan berguna bagi Gerakan Pramuka, Gerakan Kepramukaan Sedunia,
masyarakat, bangsa, negara, dan umat manusia.

Maksud Tanda Pengenal


Tanda Pengenal Gerakan Pramuka dimaksudkan untuk mengenal diri seorang Pramuka,
satuan, tempat, wilayah, tugas, jabatan dan kecakapannya.

Tujuan Tanda Pengenal


Tanda Pengenal Gerakan Pramuka bertujuan sesuai dengan macam tanda pengenal
tersbut, yaitu:
 Mendorong seorang Pramuka untuk menggunakan haknya dan melaksanakan
kewajibannya sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya.
 Memberi gairah dan semangat kepada seorang Pramuka untuk meningkatkan
kemampuan, kecakapan, dan karyanya menurut ketentuan yang ada sesuai dengan
golongan usianya.
 Mendorong seorang Pramuka untuk bersungguh-sungguh melaksanakan isi janji dan
ketentuan moral yang berbentuk Satya dan Darma Pramuka, serta mengamalkan
pengetahuan dan kecakapannya sesuai tanda yang dipakainya.
 Menanamkan rasa persaudaraan di kalangan anggota Gerakan Pramuka pada khususnya
dan anggota Gerakan Kepramukaan Sedunia pada umumnya.
 Menanamkan kesadaran ikut memiliki, memelihara dan bertanggungjawab atas dirinya
sendiri, satuan, organisasinya serta ikut mencapai tujuan atau cita-citanya.
 Menanamkan kebanggaan dan percaya pada diri sendiri serta mengembangkan daya
kepemimpinannya.

Fungsi Tanda Pengenal


Tanda Pengenal Gerakan Pramuka berfungsi sebagai:

 Alat pendidikan untuk memberi dorongan, gairah dan semangat para Pramuka, agar
mereka berusaha meningkatkan kemampuan, karya, pribadi dan kehormatannya.
 Alat Pengenal seorang Pramuka, satuan, tingkat kecakapan, jabatan, tempat atau wilayah
tugasnya.
 Tanda pengakuan dan pengesahan atas keanggotaan, tingkat kecakapan serta pemberian
tanggungjawab, hak dan kewajiban kepada seorang anggota Gerakan Pramuka.
 Tanda penghargaan kepada seseorang atas prestasi dan tindakannya, agar yang
bersangkutan selalu menjaga dan memelihara nama baik pribadi dan prganisasinya.
 Tanda Pengenal Gerakan Pramuka tidak berfungsi sebagai: (a)) Tanda pangkat yang
menunjukkan perbedaan martabat seseorang. (b)  Perhiasan.
Kelompok Tanda Pengenal
Berbagai macam Tanda Pengenal Gerakan Pramuka, dikelompokkan dalam lima
kelompok, yaitu :

 Tanda Umum
 Tanda Satuan
 Tanda Jabatan
 Tanda Kecakapan
 Tanda Penghargaan

Macam-macam Tanda Umum


Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Umum, yaitu :

 Tanda Tutup Kepala


 Setangan Leher atau Pita Leher
 Tanda Pelantikan
 Tanda Harian
 Tanda Kepramukaan Sedunia

Macam-macam Tanda Satuan


Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Satuan, yaitu :

 Tanda Barung, Tanda Regu, Tanda Sangga, dan Tanda Satuan terkecil lainnya.
 Tanda Gugusdepan, Kwartir dan Majelis Pembimbing.
 Tanda Krida dan Tanda Satuan Karya.
 Lencana Daerah dan Tanda Wilayah.
 Tanda Satuan Pramuka Luar Biasa.
 Tanda Satuan lainnya.
Macam-macam Tanda Jabatan
Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Jabatan, yaitu :

 Tanda Pemimpin dan Wakil Pemimpin : Barung, Regu, Sangga, dan lain-lain.
 Tanda Pembimpin dan Wakil Pemimpin Krida dan Satuan Karya.
 Tanda Keanggotaan Dewan Kerja Penegak dan Pandega.
 Tanda Pembina dan Pembantu Pembina : Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega,
serta Tanda Pembina Gugusdepan.
 Tanda Pelatih Pembina Pramuka
 Tanda Andalan dan Pembantu Andalan
 Tanda Jabatan lainnya.
Macam-macam Tanda Kecakapan
Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Kecakapan, yaitu :
Tanda Kecakapan Umum

 Untuk Pramuka Siaga : Tingkat Mula, Bantu dan Tata


 Untuk Pramuka Penggalang : Tingkat Ramu, Rakit, dan Terap
 Untuk Pramuka Penegak : Tingkat Bantara dan Laksana
 Untuk Pramuka Pandega : Tingkat Pandega
 Untuk Pembina Pramuka : Tingkat Mahir Dasar dan Lanjutan.
Tanda Kecakapan Khusus

 Untuk Pramuka Siaga : Tidak ada tingkatan


 Untuk Pramuka Penggalang : Tingkat Purwa, Madya, dan Utama
 Untuk Pramuka Penegak : Tingkat Purwa, Madya, dan Utama
 Untuk Pramuka Pandega : Tingkat Purwa, Madya, dan Utama
 Untuk Instruktur : Muda dan Dewasa
Untuk Pembina Pramuka :

 Tingkat Dasar
 Tingkat Lanjutan.

Tanda Pramuka Garuda

 Untuk Pramuka Siaga


 Untuk Pramuka Penggalang
 Untuk Pramuka Penegak
 Untuk Pramuka Pandega

Macam-macam Tanda Penghargaan 

Tanda Penghargaan GerakanPramuka untuk peserta didik, yaitu :

 Tanda Penghargaan (termasuk Tanda Ikut Serta Bakti Gotong Royong, Tanda Ikut Serta
Kegiatan dan lain-lainnya).
 Bintang Tahunan
 Lencana Wiratama
 Lencana Teladan
Tanda Penghargaan Gerakan Pramuka untuk orang dewasa, yaitu :

 Bintang Tahunan
 Lencana Pancawarsa
 Lencana Wiratama
 Lencana Jasa :
 Dharma Bakti
 Melati
 Tunas Kencana

Tanda Penghargaan atau jasa dari badan di luag Gerakan Pramuka, misalnya dari :

 Organisasi Kepramukaan maupun badan lainnya, di dalam atau di luar negeri sepanjang
hal-hal tersebut tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Gerakan Pramuka, serta peraturan perundang-undangan Negara Republik Indonesia yang
berlaku.
 Pemerintah Negara Lain
 Pemerintah Republik Indonesia.
Bentuk, Ukuran, Warna dan Persyaratan
Bentuk, ukuran, warna dan persyaratan untuk menerima Tanda Pengenal Gerakan
Pramuka diatur dalam Petunjuk Penyelenggaraan tersendiri. (dapat juga dilihat entry terkait
dalam ensiklopedia ini)

Pemberian

 Sesuai dengan pengertian, maksud, tujuan, dan fungsi Tanda Pengenal tersebut dalam
Bab III di atas, maka Tanda Pengenal Gerakan Pramuka hanya dibenarkan untuk diberikan
kepada dan dipakai oleh seorang Pramuka dan bikan anggota Gerakan Pramuka yang
telah memenuhi syarat-syarat tertentu.
 Syarat-syarat yang dimaksud tersebut, diatur dalam Petunjuk Penyelenggaraan yang
berkaitan dengan masing-masing Tanda Pengenal.
 Mereka yang tidak memenuhi syarat-syarat seperti yang dimaksud di atas, dinyatakan tidak
berhak dan tidak dibenarkan mengenakan Tanda Pengenal Gerakan Pramuka pada
pakaian seragam Pramuka.
Pemakaian

 Hak atas pemakaian Tanda Pengenal Gerakan Pramuka selalu disertai dengan
tanggungjawab dan kewajiban pemakainya untuk :  (a) Mnjaga nama baik dirinya, satuan,
dan organisasi Gerakan Pramuka. (b) Berusaha memanfaatkan dan meningkatkan
kemampuannya sesuai dengan makna tanda pengenal yang dipakainya.  (c) Berusaha
mengamalkan Satya dan Darma Pramuka serta menunjukkan nilai dirinya sebagai seorang
Pramuka.
 Tanda Pengenal Gerakan Pramuka hanya dibenarkan dikenakan pada pakaian seragam
Pramuka, dan tidak dibenarkan pada pakaian lainnya (nisalnya pada pakaian sekolah,
pakaian seragam organisasi lain, dan sebagainya) kecuali Tanda Harian Gerakan
Pramuka.
 Penempatan Tanda Pengenal Gerakan Pramuka pada pakaian seragam Pramuka dengan
rapi dan teratur sesuai dengan ketentuan yang tersebut dalam Petunjuk Penyelenggaraan.
 Tanda Pengenal yang dapat dikenakan pada pakaian seragam Pramuka, adalah Tanda
Pengenal yang sah, yaitu yang diatur dengan Petunjuk Penyelenggaraan yang berkaitan
dengan petunjuk penyelenggaraan Tanda Pengenal Gerakan Pramuka ini.
 Tanda-tanda lain yang tidak diatur, tidak sesuai atau bahkan bertentangan dengan isi
Petunjuk Penyelenggaraan ini, tidak dibenarkan untuk dikenakan pada pakaian seragam
Pramuka.
 Tanda Pengenal yang habis masa berlakunya tidak dibenarkan untuk dikenakan pada
pakaian seragam Pramuka.
 Mereka yang karena sesuatu hal, tidak berhak lagi mengenakan salah satu Tanda
Pengenal, tidak dibenarkan lagi mengenakan Tanda Pengenal tersebut.
 Pemberian Tanda Pengenal Gerakan Pramuka dilakukan menurut ketentuan yang diatur
dalam Petunjuk Penyelenggaraan yang bersangkutan dengan masing-masing tanda
pengenal itu.
 Pemakaian Tanda Jasa dan Tanda Penghargaan dari Negara lain, Gerakan Kepramukaan
Negara lain/Sedunia, dan dari organisasi lainnya diatur oleh Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka.
 Tanda jasa dan penghargaan dari Pemerintah Negara Republik Indonesia digunakan pada
pakaian seragam Pramuka sesuai dengan peraturan pemakaian tanda-tanda tersebut.

Pengaturan Pengadaan dan Perubahan Tanda Pengenal

 Pengaturan, pengadaan dan perubahan Tanda Pengenal Gerakan Pramuka adalah


wewenang Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
 Pengadaan Tanda Pengenal tersebut dapat dilimpahkan kepada Kwartir Daerah dan
Kwartir Cabang, dengan ijin tertulis dari Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

Sumber :

 LAMPIRAN I KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 055


TAHUN 1982 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN TANDA PENGENAL
GERAKAN PRAMUKA
Gerakan Pramuka memiliki Kode Kehormatan yang terdiri atas janji yang disebut Satya dan
Ketentuan Moral yang disebut Darma Kode Kehormatan Pramuka disesuaikan dengan
golongan usia dan perkembangan rohani dan jasmaninya, yaitu: Kode Kehormatan
Pramuka Siaga terdiri atas Dwisatya dan Dwidarma. Kode Kehormatan Pramuka
Penggalang terdiri atas Trisatya Pramuka Penggalang dan Dasadarma. Kode Kehormatan
Pramuka Penegak dan Pandega terdiri atas Trisatya Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega dan Dasadarma. Kode Kehormatan Pramuka Dewasa terdiri atas Trisatya
Anggota Dewasa dan Dasadarma.

Kode Kehormatan Pramuka merupakan serangkaian ketentuan dasar (janji, nilai, dan norma)
yang harus dilaksanakan oleh seorang pramuka dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi
ukuran atau standar tingkah laku pramuka. Sehingga bisa dikatakan bahwa kode kehormatan
merupakan kode etik anggota Gerakan Pramuka baik dalam kehidupan pribadi maupun di
dalam masyarakat. Kode kehormatan pramuka ini telah diatur dalam Undang-undang Nomor
12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka pasal 6. Pun tercantum dalam Anggaran Dasar
(AD) Gerakan Pramuka pasal 12 dan Anggaran Rumah Tangga (ART) Gerakan Pramuka pasal
14.

Kode kehormatan pramuka terdiri atas terdiri atas janji yang disebut ‘Satya Pramuka’ dan
ketentuan moral yang disebut ‘Darma Pramuka’. Satya Pramuka sebagaimana tersebut dalam
ART Gerakan Pramuka dinyatakan sebagai:

1. Diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota atau calon pengurus Gerakan Pramuka
pada saat pelantikan menjadi anggota atau pengurus;
2. Dipergunakan sebagai pengikat diri pribadi demi kehormatannya untuk diamalkan; dan
3. Dipakai sebagai dasar pengembangan spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisik, baik
sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
Sedangkan Darma Pramuka, sebagaimana tercantum dalam ART Gerakan Pramuka,
merupakan:

1. Nilai dasar untuk membina dan mengembangkan akhlak mulia;


2. Sistem nilai yang harus dihayati, dimiliki, dan diamalkan dalam kehidupan anggota Gerakan
Pramuka di masyarakat;
3. Landasan gerak bagi Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan kepramukaan yang
diwujudkan dalam kegiatan untuk mendorong peserta didik manunggal dengan masyarakat,
bersikap demokratis, saling menghormati, serta memiliki rasa kebersamaan dan gotong royong;
dan
4. Kode etik bagi organisasi dan anggota Gerakan Pramuka.
Macam dan Bunyi Kode Kehormatan Pramuka
Dalam Gerakan Pramuka, kode kehormatan ditetapkan dan diterapkan sesuai dengan
golongan usia dan perkembangan rohani dan jasmani anggota Gerakan Pramuka yang
meliputi:

Pramuka Siaga : Kode kehormatan bagi pramuka siaga yang meliputi Dwisatya (janji dan
komitmen diri) dan Dwidarma (ketentuan moral).

DWISATYA

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:

 Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan Republik Indonesia
dan menurut aturan keluarga.
 Setiap hari berbuat kebaikan.
DWIDARMA

1. Siaga berbakti pada ayah dan ibundanya.


2. Siaga berani dan tidak putus asa.
Pramuka Penggalang : Kode kehormatan bagi pramuka penggalang yang meliputi Trisatya
(janji dan komitmen diri) dan Dasadarma (ketentuan moral).

TRISATYA
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:

 Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan Republik Indonesia
dan mengamalkan Pancasila,
 Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat,
 Menepati Dasadarma.
DASADARMA PRAMUKA
1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
3. Patriot yang sopan dan kesatria.
4. Patuh dan suka bermusyawarah.
5. Rela menolong dan tabah.
6. Rajin, terampil, dan gembira.
7. Hemat, cermat, dan bersahaja.
8. Disiplin, berani, dan setia.
9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya.
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
Pramuka Penegak, Pandega, Dewasa : Kode kehormatan bagi pramuka penegak, pramuka
pandega, dan anggota dewasa yang meliputi Trisatya (janji dan komitmen diri) dan
Dasadarma (ketentuan moral).

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:


 Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan Republik Indonesia
dan mengamalkan Pancasila,
 Menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat,
 Menepati Dasadarma.
DASADARMA PRAMUKA

1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.


2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
3. Patriot yang sopan dan kesatria.
4. Patuh dan suka bermusyawarah.
5. Rela menolong dan tabah.
6. Rajin, terampil, dan gembira.
7. Hemat, cermat, dan bersahaja.
8. Disiplin, berani, dan setia.
9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya.
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
Kode kehormatan tersebut bukan sebuah hafalan yang cukup dihafalkan saja namun
sebagaimana disebutkan di atas, seorang pramuka sudah seharusnya menepati Satya
Pramuka dan mengamalkan Darma Pramuka dalam kehidupan sehari-hari.

Bendera Negara Kesatuan RI atau biasa disebut Bendera Negara adalah bendera merah
putih dengan bentuk empat persegi panjang yang lebarnya 2/3 dari panjangnya. Bagian
atas berwarna merah dan bagian bawah berwarna putih dan kedua bagian tersebut sama
lebar.

Sejarah Bendera Merah Putih


Penggunaan lambang merah putih telah sejak lama dilakukan oleh nenek moyang bangsa
Indonesia. Dari bukti-bukti sejarah, warna merah putih telah digunakan dan dimuliakan jauh
sebelum Indonesia merdeka.

Para pramuka penggalang tengah mengibarkan bendera merah putih

Beberapa bukti sejarah penggunaan warna merah putih tersebut antara lain: 
 Masa Kerajaan Singasari; Dalam kitab Jawa kuno berangka tahun 1216 Caka (1254
Masehi) disebutkan bahwa umbul-umbul atau bendera merah putih digunakan oleh
Jayakatwang ketika berperang melawan Raden Wijaya dan ketika berperang melawan
kekuasaan Kertanegara dari kerajaan Singosari (1222-1292). 
 Masa Kerajaan Majapahit; Mpu Prapanca di dalam kitab Negara Kertagama
menceritakan pada masa pemerintahan Hayam Wuruk (Majapahit tahun 1350-1389 M)
warna merah putih menjadi warna yang dimuliakan. Warna-warna tersebut digunakan
diantaranya:   
 dalam upacara hari kebesaran kerajaan; 
 gambar-gambar yang dilukiskan pada kereta-kereta kerajaan yang menghadiri hari
kebesaran; 
 Kerajaan Minangkabau; Dalam suatu kitab Tembo Alam Minangkabau yang disalin
pada tahun 1840 dari kitab yang lebih tua terdapat gambar bendera alam Minangkabau
yang berwarna merah putih hitam. Bendera ini merupakan pusaka peninggalan jaman
kerajaan Melayu-Minangkabau, ketika Maharaja Adityawarman memerintah (1340-
1347). Warna 'merah-putih-hitam' tersebut mengandung makna perwalian para pejabat
kerajaan yaitu; 
 warna merah  = warna hulubalang (yang menjalankan perintah) 
 warna putih = warna agama (alim ulama) dan 
 warna hitam = warna adat Minangkabau (penghulu adat). 
 Di Keraton Solo terdapat pusaka berbentuk bendera merah putih peninggalan Kyai
Ageng Tarub, putra Raden Wijaya, yang menurunkan raja-raja Jawa. 
 Dalam Babad Tanah Jawa yang bernama Babat Mentawis (Jilid II hal 123) disebutkan
bahwa ketika Sultan Agung berperang melawan wilayah Pati, tentaranya bernaung di
bawah bendera merah putih “Gula Kelapa”. Sultan Ageng memerintah tahun 1613-
1645. 
 Bendera berwarna Merah Putih juga digunakan berbagai masyarakat di berbagai
wilayah nusantara lainnya, semisal di Aceh, Palembang, Maluku dan sebagainya.
Meskipun bendera merah putih sering dicampuri gambar-gambar lain. 
 Bendera merah putih pertama kali berkibar di benua Eropa pada tahun 1922 oleh
Perhimpunan Indonesia di Belanda, berupa bendera merah putih dengan kepala
banteng di tengahnya.
 Tanggal 28 Oktober 1928 adalah pertama kalinya bendera merah putih sebagai
bendera kebangsaan berkibar dalam rangka Konggres Pemuda Indonesia di Jakarta.
 Tanggal 17 Agustus 1945, setelah proklamasi kemerdekaan, bendera merah putih
dikibarkan. Momentum ini adalah pertama kalinya bendera merah putih sebagai
bendera kebangsaan berkibar di bumi Indonesia yang merdeka.
 Bendera yang dikibarkan  sesaat setelah  Proklamasi disebut bendera Pusaka dan
selanjutnya setiap tanggal 17  Agustus  dikibarkan. Namun sejak tahun 1969, karena
sudah sangat tua, bendera tersebut tidak dikibarkan dan dibuatkan duplikatnya. 
 Bendera pusaka dibuat oleh Ibu Fatmawati, istri Presiden Soekarno, pada tahun 1944.
Bendera berbahan katun berukuran 276 x 200 cm. Sejak tahun 1946 sampai dengan
1968, bendera tersebut hanya dikibarkan pada setiap hari ulang tahun kemerdekaan RI.

5. Dapat menjelaskan sejarah dan kiasan warna


serta cara menggunakan bendera merah putih
(SKU GALANG BARU)
15. Dapat   menjelaskan sejarah dan kiasan warna serta cara menggunakan bendera merah   putih
SEJARAH  BENDERA MERAH PUTIH

1.    Penggunaan arti warna, Merah Putih di Indonesia.


a.    Dalam Sejarah  Indonesia terbukti, bahwa bendera merah putih dikibarkan pada tahun 1292 oleh
tentara Jayakatwang ketika berperang melawan kekuasaan Kartanegara dari Singosari (1222   1292 ),
Sejarah  itu disebut dalam tulisan bahasa Jawa Kuno yang memakai tahun 1216 saka (1294 Masehi ),
menceritakan tentang perang antara Jayakatwang melawan R. Wijaya.
b.    Prapanca, dalam buku karangannya negara Kertagama menceritakan tentang digunakannya warna,
merah putih dalan upacara upacara hari kebesaran Raja pada waktu pemerintahan Hayam Wuruk yang
bertahta dikerajaan Majapahit tahun 1350   1380 Masehi. Menurut Prapanca, gambar-gambar yang
dilukiskan pada kereta Raja Puteri Lasem dihiasi dengan gambar buah maja yang berwarna merah. Atas
dasar uraian diatas itu bahwa kerajaan Majapahit warna merah putih merupakan warna yang
dimuliakan.
c.    Dalam suatu kitab  Tambo Alam Minangkabau yang disalin pada tahun 1840 dari kitab yang lebih tua
terdapat gambar  bendera alam Minangkabau, berwarna Merah-Putih-Hitam. Pusaka ini merupakan
pusaka peninggalan zaman kerajaan Melayu-Minangkabau dalam abad ke-14, ketika Maharaja
Adityawarman memerintah.
Merah     : Warna Hulubalang (yang menjalankan pemerintahan).
Putih     : Warna Agama (Alim Ulama)
Hitam     : Warna Adat Minangkabau  (Penghulu Adat)
d.    Warna Merah Putih dikenal pula dengan sebutan warna gula keLagu a. Merah putih disebut gula
keLagu a tidak berarti Merah lambang “Gula” dan Putih lambang warna buah nyiur yang telah dikupas.
Di Kraton Solo terdapat pusaka berbentuk bendera merah putih peninggalan Kyai Ageng Tarub, putera
R. Wijaya, yang kemudian menurunkan raja-raja Jawa.
e.    Dalam kitab babad tanah jawa bernama babad Mentawis (Jilid I), disebutkan bahwa ketika Sultan
Agung memerintah tahun 1613-1645.
2.    Juga bagian lain dari kepulauan Indonesia terdapat bendera yang berwarna Merah Putih, misalnya di
Aceh, Palembang, Maluku dan sebagiannya meskipun sering dicampuri gambar-gambar lain.

3.    Pada umumnya warna merah putih merupakan lambang kesucian, keberanian, kewiraan.

4.    a.     Bendera Merah Putih berkibar untuk pertama kalinya dalam abad ke-20 sebagai lambang
kemerdekaan ialah di Benua Eropa. Pada tahun 1922 perhimpunan di Indonesia mengibarkan bendera
merah putih di negeri Belanda dengan Kepala Banteng di Tengah-Tengahnya.
b.    Tujuan Perhimpunan Indonesia ialah Indonesia Merdeka, semboyan itu juga digunakan untuk nama
majalah yang diterbitkannya.
c.    Pada tahun 1924 Perhimpunan Indonesia mengeluarkan buku peringatan 1908-1923 untuk
memperingati hidup perkumpulan itu selama 15 tahun di Eropa. Kulit buku peringatan itu bergambar
merah putih kepala banteng.

5.    Dalam tahun 1927 lahirlah di kota Bandung partai Nasional Indonesia (PNI) yang mempunyal tujuan
Indonesis merdeka, PWI mangibarkan merah putih kepala banteng.

6.    Pada tanggal 28 oktober 1928 berkibarlah untuk pertama kalinya bendera merah putih sebagai
bendera, kebangsaan yaitu dalam Kongres Pemuda Indonesia di Jakarta. Sejak itu berkibarlah bendera
kebangsaan Merah Putih di seluruh kepulauan Indonesia.

7.    Pada tanggal 17 Agustus 1945 Bung Karno dan Bung Hatta bertempat di Pegangasan Timur 56
Jakarta, atas nama bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Sesaat kemudian
Bendera kebangsaan merah putih dikibarkan untuk partama kalinya.

8.    a. Pada tanggal 18 Agustus 1945 panita persiapan kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang dibentuk
pada tanggal 9 Aguatus 1945 mengadakan sidang yang pertama dan menetapkan UUD RI, tetapkan yang
kemudian dikenal sebagai UUD 45.
b.    Dalam UUD 45 bab I, pasal 19 ditetapkan bahwa negara Indonesia ialah negara kesatuan yang
berbentuk Republik. Dalam UUD 45 Pasal 35, ditetapkan pula bahwa bendera negara Indonesia ialah
sang Merah Putih, dengan demikian itu  sejak ditetapkannya¬, UUD 45, sang Merah Putih merupakan
bendera, kebangsaan negara Republik Indonesia.

9.    Dengan ditetapkannya UUD 45 dan bendera kebangsaan Sang Merah Putih, maka serentak seluruh
rakyat Indonesia dan pemuda Indonesia mengadakan, mengibarkan dan mempertahankan Sang Merah
Putih di Indonesia, Pertempuran pertempuran dengan serdadu Kolonial Belanda, yang didukung oleh
tentara sekutu berkobar diseluruh Indonesia. Ribuan rakyat dan pemuda gugur sebagai pahlawan bangsa
mempertahankan kemerdekaan Sang Merah Putih.

10.    a.    Sang Merah Putih yang dikibarkan pada, hari proklamasi tangggal 17 Agustus 1945 di Gedung
Pengangsaan Timur 56 Jakarta disebut Bendera Pusaka. Bendera Pusaka itu selalu dikibar¬kan ditiang
yang tingginya 17 meter didepan istana merdeka Jakarta pada tiap perayaan peringatan hari hari
Proklamasi Kemerdekaan.
b.    Mulai tahun 1969 Bendera Pusaka itu tidak lagi dapat dikibarkan karena sudah tua. Sebagai gantinya
dikibarkan duplikatnya yang dibuat dari sutera alam Indonesia.
c.    Dalam Sejarah  perjuangan kemerdekaan Indonesia  Bendera Pusaka tidak pernah jatuh ketangan
musuh, meskipun tentara Kolonial Belanda menduduki Ibu Kota Negara Republik Indonesia.

KETENTUAN PENGGUNAAN  BENDERA MERAH PUTIH

UU RI No. 24 Tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa, Dan Lambang Negara, Serta Lagu
Kebangsaan

BAB II
BENDERA NEGARA

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 4
(1) Bendera Negara Sang Merah Putih berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran lebar 2/3 (dua-pertiga)
dari panjang serta bagian atas berwarna merah dan bagian bawah berwarna putih yang kedua bagiannya
berukuran sama.
(2) Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat dari kain yang warnanya tidak luntur.
(3) Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat dengan ketentuan ukuran:
a. 200 cm x 300 cm untuk penggunaan di lapangan istana kepresidenan;
b. 120 cm x 180 cm untuk penggunaan di lapangan umum;
c. 100 cm x 150 cm untuk penggunaan di ruangan;
d. 36 cm x 54 cm untuk penggunaan di mobil Presiden dan Wakil Presiden;
e. 30 cm x 45 cm untuk penggunaan di mobil pejabat negara;
f. 20 cm x 30 cm untuk penggunaan di kendaraan umum;
g. 100 cm x 150 cm untuk penggunaan di kapal;
h. 100 cm x 150 cm untuk penggunaan di kereta api;
i. 30 cm x 45 cm untuk penggunaan di pesawat udara; dan
j. 10 cm x 15 cm untuk penggunaan di meja.
(4) Untuk keperluan selain sebagaimana dimaksud pada ayat (3), bendera yang merepresentasikan Bendera
Negara dapat dibuat dari bahan yang berbeda dengan bahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ukuran yang
berbeda dengan ukuran sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dan bentuk yang berbeda dengan bentuk
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 5
(1) Bendera Negara yang dikibarkan pada Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 di
Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta disebut Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih.
(2) Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih disimpan dan dipelihara di Monumen Nasional Jakarta.

Bagian Kedua
Penggunaan Bendera Negara

Pasal 6
Penggunaan Bendera Negara dapat berupa pengibaran dan/atau pemasangan.

Pasal 7
(1) Pengibaran dan/atau pemasangan Bendera Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dilakukan pada
waktu antara matahari terbit hingga matahari terbenam.
(2) Dalam keadaan tertentu pengibaran dan/atau pemasangan Bendera Negara dapat dilakukan pada malam hari.
(3) Bendera Negara wajib dikibarkan pada setiap peringatan Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia tanggal 17
Agustus oleh warga negara yang menguasai hak penggunaan rumah, gedung atau kantor, satuan pendidikan,
transportasi umum, dan transportasi pribadi di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan di kantor
perwakilan Republik Indonesia di luar negeri.
(4) Dalam rangka pengibaran Bendera Negara di rumah sebagaimana dimaksud pada ayat (3), pemerintah daerah
memberikan Bendera Negara kepada warga negara Indonesia yang tidak mampu.
(5) Selain pengibaran pada setiap tanggal 17 Agustus sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Bendera Negara
dikibarkan pada waktu peringatan hari-hari besar nasional atau peristiwa lain.

Pasal 8
(1) Pengibaran Bendera Negara pada peristiwa lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (5) secara nasional
diatur oleh menteri yang tugas dan tanggung jawabnya berkaitan dengan kesekretariatan negara.
(2) Pengibaran Bendera Negera pada peristiwa lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (5) di daerah, diatur
oleh kepala daerah.

Pasal 9
(1) Bendera Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) wajib dikibarkan setiap hari di:
a. istana Presiden dan Wakil Presiden;
b. gedung atau kantor lembaga negara;
c. gedung atau kantor lembaga pemerintah;
d. gedung atau kantor lembaga pemerintah nonkementerian;
e. gedung atau kantor lembaga pemerintah daerah;
f. gedung atau kantor dewan perwakilan rakyat daerah;
g. gedung atau kantor perwakilan Republik Indonesia di luar negeri;
h. gedung atau halaman satuan pendidikan;
i. gedung atau kantor swasta;
j. rumah jabatan Presiden dan Wakil Presiden;
k. rumah jabatan pimpinan lembaga negara;
l. rumah jabatan menteri;
m. rumah jabatan pimpinan lembaga pemerintahan nonkementerian;
n. rumah jabatan gubernur, bupati, walikota, dan camat;
o. gedung atau kantor atau rumah jabatan lain;
p. pos perbatasan dan pulau-pulau terluar di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
q. lingkungan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia; dan
r. taman makam pahlawan nasional.
(2) Penggunaan Bendera Negara di lingkungan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf q diatur tersendiri oleh pimpinan institusi dengan berpedoman pada
Undang-Undang ini;
(3) Penggunaan Bendera Negara di kantor perwakilan negara Republik Indonesia di luar negeri sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf g dilakukan dengan berpedoman pada Undang-Undang ini.
(4) Dalam hal Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g digunakan di luar gedung atau kantor
perwakilan Republik Indonesia di luar negeri dilakukan sesuai dengan peraturan penggunaan bendera asing yang
berlaku di negara yang bersangkutan.

Pasal 10
(1) Bendera Negara wajib dipasang pada:
a. kereta api yang digunakan Presiden atau Wakil Presiden;
b. kapal milik Pemerintah atau kapal yang terdaftar di Indonesia pada waktu berlabuh dan berlayar; atau
c. pesawat terbang milik Pemerintah atau pesawat terbang yang terdaftar di Indonesia.
(2) Pemasangan Bendera Negara di kereta api sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a ditempatkan di
sebelah kanan kabin masinis.
(3) Pemasangan Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b ditempatkan di tengah anjungan
kapal.
(4) Pemasangan Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c ditempatkan di sebelah kanan ekor
pesawat terbang.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemasangan Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a, huruf b, dan huruf c diatur dengan Peraturan Presiden.

Pasal 11
(1) Bendera Negara dapat dikibarkan dan/atau dipasang pada:
a. kendaraan atau mobil dinas;
b. pertemuan resmi pemerintah dan/atau organisasi;
c. perayaan agama atau adat;
d. pertandingan olahraga; dan/atau
e. perayaan atau peristiwa lain.
(2) Bendera Negara dipasang pada mobil dinas Presiden, Wakil Presiden, Ketua Majelis Permusyawatan Rakyat,
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Ketua Dewan Perwakilan Daerah, Ketua Mahkamah Agung, Ketua Mahkamah
Konstitusi, Ketua Badan Pemeriksa Keuangan, menteri atau pejabat setingkat menteri, Gubernur Bank Indonesia,
mantan Presiden, dan mantan Wakil Presiden sebagai tanda kedudukan.
(3) Bendera Negara sebagai tanda kedudukan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dipasang di tengah-tengah
pada bagian depan mobil.
(4) Dalam hal pejabat tinggi pemerintah negara asing menggunakan mobil yang disediakan Pemerintah, Bendera
Negara dipasang di sisi kiri bagian depan mobil.

Pasal 12
(1) Bendera Negara dapat digunakan sebagai:
a. tanda perdamaian;
b. tanda berkabung; dan/atau
c. penutup peti atau usungan jenazah.
(2) Bendera Negara sebagai tanda perdamaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a digunakan apabila
terjadi konflik horizontal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
(3) Dalam hal Bendera Negara sebagai tanda perdamaian dikibarkan pada saat terjadi konflik horizontal
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) setiap pihak yang bertikai wajib menghentikan pertikaian.
(4) Bendera Negara digunakan sebagai tanda berkabung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b apabila
Presiden atau Wakil Presiden, mantan Presiden atau mantan Wakil Presiden, pimpinan atau anggota lembaga
negara, menteri atau pejabat setingkat menteri, kepala daerah, dan/atau pimpinan dewan perwakilan rakyat
daerah meninggal dunia.
(5) Bendera Negara sebagai tanda berkabung sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dikibarkan setengah tiang.
(6) Apabila Presiden atau Wakil Presiden sebagaimana dimaksud pada ayat (4) meninggal dunia, pengibaran
Bendera Negara setengah tiang dilakukan selama tiga
hari berturut-turut di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan semua kantor perwakilan Republik
Indonesia di luar negeri.
(7) Apabila pimpinan lembaga negara dan menteri atau pejabat setingkat menteri sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) meninggal dunia, pengibaran Bendera Negara setengah tiang dilakukan selama dua hari berturut-turut
terbatas pada gedung atau kantor pejabat negara yang bersangkutan.
(8) Apabila anggota lembaga negara, kepala daerah dan/atau pimpinan dewan perwakilan rakyat daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) meninggal dunia, pengibaran Bendera Negara setengah tiang dilakukan
selama satu hari, terbatas pada gedung atau kantor pejabat yang bersangkutan.
(9) Dalam hal pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) meninggal dunia di luar negeri, pengibaran Bendera
Negara setengah tiang dilakukan sejak tanggal kedatangan jenazah di Indonesia.
(10) Pengibaran Bendera Negara setengah tiang sebagaimana dimaksud pada ayat (9) dilakukan sesuai dengan
kententuan sebagaimana dimaksud pada ayat (6), ayat (7), dan ayat (8).
(11) Dalam hal Bendera Negara sebagai tanda berkabung sebagaimana dimaksud pada ayat (5) bersamaan dengan
pengibaran Bendera Negara dalam rangka peringatan hari-hari besar nasional, dua Bendera Negara dikibarkan
berdampingan, yang sebelah kiri dipasang setengah tiang dan yang sebelah kanan dipasang penuh.
(12) Bendera Negara sebagai penutup peti atau usungan jenazah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
dapat dipasang pada peti atau usungan jenazah Presiden atau Wakil Presiden, mantan Presiden atau mantan
Wakil Presiden, anggota lembaga negara, menteri atau pejabat setingkat menteri, kepala daerah, anggota dewan
perwakilan rakyat daerah, kepala perwakilan diplomatik, anggota Tentara Nasional Indonesia, anggota Kepolisian
Republik Indonesia yang meninggal dalam tugas, dan/atau warga negara Indonesia yang berjasa bagi bangsa dan
negara.
(13) Bendera Negara sebagai penutup peti atau usungan jenazah sebagaimana dimaksud pada ayat (12) dipasang
lurus memanjang pada peti atau usungan jenazah, bagian yang berwarna merah di atas sebelah kiri badan
jenazah.
(14) Bendera Negara sebagai penutup peti atau usungan jenazah sebagaimana dimaksud pada ayat (13) setelah
digunakan dapat diberikan kepada pihak keluarga.

Bagian Ketiga
Tata Cara Penggunaan Bendera Negara

Pasal 13
(1) Bendera Negara dikibarkan dan/atau dipasang pada tiang yang besar dan tingginya seimbang dengan ukuran
Bendera Negara.
(2) Bendera Negara yang dipasang pada tali diikatkan pada sisi dalam kibaran Bendera Negara.
(3) Bendera Negara yang dipasang pada dinding, dipasang membujur rata.

Pasal 14
(1) Bendera Negara dinaikkan atau diturunkan pada tiang secara perlahan-lahan, dengan khidmat, dan tidak
menyentuh tanah.
(2) Bendera Negara yang dikibarkan setengah tiang, dinaikkan hingga ke ujung tiang, dihentikan sebentar dan
diturunkan tepat setengah tiang.
(3) Dalam hal Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hendak diturunkan, dinaikkan terlebih dahulu
hingga ujung tiang, dihentikan sebentar, kemudian diturunkan.

Pasal 15
(1) Pada waktu penaikan atau penurunan Bendera Negara, semua orang yang hadir memberi hormat dengan
berdiri tegak dan khidmat sambil menghadapkan muka pada Bendera Negara sampai penaikan atau penurunan
Bendera Negara selesai.
(2) Penaikan atau penurunan Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diiringi Lagu
Kebangsaan Indonesia Raya.

Pasal 16
(1) Dalam hal Bendera Negara dikibarkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1), Bendera Negara
ditempatkan di halaman depan, di tengah-tengah atau di sebelah kanan gedung atau kantor, rumah, satuan
pendidikan, dan taman makam pahlawan.
(2) Dalam pertemuan atau rapat yang menggunakan Bendera Negara:
a. apabila dipasang pada dinding, Bendera Negara ditempatkan rata pada dinding di atas sebelah belakang
pimpinan rapat;
b. apabila dipasang pada tiang, Bendera Negara ditempatkan di sebelah kanan pimpinan rapat atau mimbar.

Pasal 17
(1) Dalam hal Bendera Negara dikibarkan atau dipasang secara berdampingan dengan bendera negara lain, ukuran
bendera seimbang dan ukuran tiang bendera negara sama.
(2) Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikibarkan sebagai berikut:
a. apabila ada satu bendera negara lain, Bendera Negara ditempatkan di sebelah kanan;
b. apabila ada sejumlah bendera negara lain, semua bendera ditempatkan pada satu baris dengan ketentuan:
1. jumlah semua bendera ganjil, Bendera Negara ditempatkan di tengah; dan
2. apabila jumlah semua bendera genap, Bendera Negara ditempatkan di tengah sebelah kanan.
(3) Penempatan Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan huruf b dalam acara
internasional yang dihadiri oleh kepala negara, wakil kepala negara, dan kepala pemerintahan dapat dilakukan
menurut kebiasaan internasional.
(4) Penempatan Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) berlaku untuk Bendera Negara
yang dibawa bersama-sama dengan bendera negara lain dalam pawai atau defile.

Pasal 18
Dalam hal penandatanganan perjanjian internasional antara pejabat Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
pejabat negara lain, Bendera Negara ditempatkan dengan ketentuan:
a. apabila di belakang meja pimpinan dipasang dua bendera negara pada dua tiang, Bendera Negara ditempatkan
di sebelah kanan dan bendera negara lain ditempatkan di sebelah kiri;
b. bendera meja dapat diletakkan di atas meja dengan sistem bersilang atau paralel.

Pasal 19
Dalam hal Bendera Negara dan bendera negara lain dipasang pada tiang yang bersilang, Bendera Negara
ditempatkan di sebelah kanan dan tiangnya ditempatkan di depan tiang bendera negara lain.

Pasal 20
Dalam hal Bendera Negara yang berbentuk bendera meja dipasang bersama dengan bendera negara lain pada
konferensi internasional, Bendera Negara ditempatkan di depan tempat duduk delegasi Republik Indonesia.

Pasal 21
(1) Dalam hal Bendera Negara dipasang bersama dengan bendera atau panji organisasi, Bendera Negara
ditempatkan dengan ketentuan:
a. apabila ada sebuah bendera atau panji organisasi, Bendera Negara dipasang di sebelah kanan;
b. apabila ada dua atau lebih bendera atau panji organisasi dipasang dalam satu baris, Bendera Negara
ditempatkan di depan baris bendera atau panji organisasi di posisi tengah;
c. apabila Bendera Negara dibawa dengan tiang bersama dengan bendera atau panji organisasi dalam pawai atau
defile, Bendera Negara dibawa di depan rombongan; dan
d. Bendera Negara tidak dipasang bersilang dengan bendera atau panji organisasi.
(2) Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat lebih besar dan dipasang lebih tinggi daripada
bendera atau panji organisasi.

Pasal 22
(1) Bendera Negara yang dipasang berderet pada tali sebagai hiasan, ukurannya dibuat sama besar dan disusun
dengan urutan warna merah putih.
(2) Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat dipasang berselingan dengan bendera
organisasi atau bendera lain.

Pasal 23
Bendera Negara yang digunakan sebagai lencana dipasang pada pakaian di dada sebelah kiri.

Bagian Keempat
Larangan
Pasal 24

Setiap orang dilarang:


a. merusak, merobek, menginjak-injak, membakar, atau melakukan perbuatan lain dengan maksud menodai,
menghina, atau merendahkan kehormatan Bendera Negara;
b. memakai Bendera Negara untuk reklame atau iklan komersial;
c. mengibarkan Bendera Negara yang rusak, robek, luntur, kusut, atau kusam;
d. mencetak, menyulam, dan menulis huruf, angka, gambar atau tanda lain dan memasang lencana atau benda
apapun pada Bendera Negara; dan
e. memakai Bendera Negara untuk langit-langit, atap, pembungkus barang, dan tutup barang yang dapat
menurunkan kehormatan Bendera Negara.

Sejarah dan Kiasan warna serta tata cara menggunakan bendera Merah
Putih :

 Sejarah bendera merah putih dibuat atau dijahit oleh ibu Fatmawati, serta
dikibarkan pada saat proklamasi kemerdekaan.
 Merah berarti keberanian dan putih berarti kemurnian. Selanjutnya dikatakan
bahwa warna merah  melambangkan tubuh manusia dan warna putih
melambangkan jiwa manusia. Kedua warna tersebut dianggap saling
melengkapi dan cocok untuk Indonesia.
 Tata cara Penggunaan bendara Merah putih :
1. Bendera digantungkan pada tiang yang tingginya sebanding dengan ukuran
bendera.
2. Saat mengibarkan bendera, bendera yang diikatkan pada tali diikat ke
samping.
3. Bendera dipasang di dinding dan dipasang rata secara vertikal.
4. Bendera perlahan bergerak naik turun di tiang menggunakan servis tanpa
menyentuh tanah.
5. Saat menurunkan atau menurunkan bendera, semua hadirin memberi hormat
dengan berdiri tegak dan melayani ke arah bendera.
6. Pengibaran dan penurunan bendera dapat disertai dengan lagu kebangsaan
Indonesia Raya.

Pembahasan :
      Bendera sebagai identitas nasional. Bendera Indonesia terdiri dari
warna merah dan putih, warna merah melambangkan tubuh manusia, dan
warna putih melambangkan jiwa  manusia.  
       Penggunaan bendera negara dapat berupa pengibaran dan
pemasangan bendera negara dengan berbagai aturan tersendiri, hingga perlu
dilakukan  antara matahari terbit dan terbenam.  Bendera  juga dapat
dikibarkan dan dikibarkan pada malam hari.
    Warga negara yang berhak menggunakan rumah, gedung atau kantor,
lembaga pendidikan, angkutan umum dan  pribadi di seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia akan mengibarkan bendera negara untuk
memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus. Dan
di kantor perwakilan Indonesia di luar negeri.    
     Pemerintah daerah juga memberikan bendera negara kepada warga
negara Indonesia yang tidak mampu, yang dilompati untuk memperingati hari
libur nasional dan acara lainnya.

DAPAT MENYEBUTKAN DAN MENJELASKAN MANFAAT SEDIKITNYA


DUA JENIS ALAT TEKNOLOGI INFORMASI MODERN (SKU Penggalang
Ramu point 19)
DAPAT MENYEBUTKAN DAN MENJELASKAN MANFAAT SEDIKITNYA DUA JENIS ALAT TEKNOLOGI
INFORMASI MODERN

Kata informasi memiliki arti tersendiri dan dalam penerapannya membutuhkan alat atau hardware
yang spesifik. Sekarang kita mengenal begitu banyak alat komunikasi yang membuat jarak tidak lagi
menjadi masalah selama alat komunikasi tersebut tersedia. Informasi dapat ditayangkan atau
disampaikan ke suatu tujuan yang jauh menggunakan peralatan-peralatan di bawah ini :

1.       Komputer, yaitu alat yang berguna untuk mengolah data menjadi informasi menurut prosedur yang
telah dirumuskan sebelumnya.

2.       Proyektor LCD (Liquid Crystal Display), yaitu alat untuk menayangkan informasi yang berasal dari
komputer atau media informasi lain seperti DVD Player. Alat ini memiliki keunggulan karena mampu
menayangkan informasi berformat video. Proyektor LCD sering digunakan sebagai alat presentasi atau
media pembelajaran di kelas.
3.       OHP (Over Head Projector), yaitu alat untuk menayangkan informasi statis yang tertulis pada plastik
transparansi. Tidak seperti proyektor LCD, OHP hanya dapat menayangkan gambar diam. Alat ini
muncul lebih dulu sebelum proyektor LCD ditemukan.

4.       Radio, yaitu alat penerima informasi yang berasal dari stasiun pemancar berupa gelombang
elektromagnet yang membawa informasi suara. Gelombang ini melintas dan merambat melalui udara,
bahkan merambat melalui ruang angkasa yang hampa udara.

5.       Televisi, yaitu alat penerima informasi yang berupa gambar dan suara. Televisi berasal dari kata tele
(jauh) dan vision (tampak/visual). Artinya, informasi dapat dipancarkan dari jarak jauh dan penerima
informasi membutuhkan sebuah alat yang disebut televisi untuk menerima informasi dalam bentuk
suara dan visual.

6.       Internet, yaitu hubungan antar komputer dalam suatu jaringan global yang memungkinkan setiap
komputer saling bertukar informasi. Hubungan antar komputer ini menggunakan apa yang disebut
protokol Internet (Internet Protocol). Internet menghubungkan komputer di seluruh dunia yang
jumlahnya dapat mencapai ratusan juta buah.

7.       GPS (Global Positioning System), yaitu alat informasi berfungsi menentukan letak, arah atau
kecepatan benda yang berada di permukaan bumi. Umumnya GPS ditempatkan di mobil atau
kendaraan lainnya. Dengan GPS, pengendara mobil dapat mengetahui posisinya setiap saat.

8.       Faximile, yaitu alat untuk mengirim dan menerima dokumen melalui jalur telepon. Dokumen yang
dikirim dengan faximile sama persis dengan dokumen asli. Secara sederhana, cara kerja faximile mirip
dengan mesin fotokopi atau scanner, hanya saja outputnya keluar di tempat yang jarak jauh. Tentu
saja, pengirim dan penerima harus sama-sama memiliki mesin faximile agar dapat mengirim informasi
dengan cara ini.

9.       Satelit komunikasi, yaitu benda buatan manusia yang diletakkan di ruang angkasa untuk keperluan
telekomunikasi. Ada bermacam-macam fungsi satelit, misalnya untuk memancarkan sinyal dari stasiun
televisi. Gelombang yang dipancarkan stasiun televisi dipancarkan ke ruang angkasa terlebih dahulu
dan diterima oleh satelit, kemudian baru diteruskan ke wilayah yang sulit dijangkau oleh antena
pemancar di permukaan bumi. Selain untuk siaran televisi, satelit juga digunakan untuk keperluan
militer dan navigasi.

10.   Telepon, yaitu alat komunikasi berguna untuk mengirim data suara melalui sinyal listrik. Alat yang
ditemukan oleh Alexander Graham Bell ini menggunakan kabel sebagai media penghantar.

11.   Handphone atau telepon seluler, yaitu alat komunikasi bergerak untuk mengirim data suara. Telepon
seluler menggunakan gelombang elektromagnet sebagai media penghantar. Kelebihan telepon seluler
dibanding telepon biasa adalah sifatnya yang mudah dibawa. Di Indonesia, ada dua jenis jaringan
telepon seluler, yaitu jaringan GSM (Global System for Mobile Telecommunications) dan jaringan CDMA
(Code Division Multiple Access). Dewasa ini, telepon seluler tidak hanya berguna sebagai alat
komunikasi suara saja. Banyak fitur lain yang dimiliki telepon seluler, di antaranya SMS.

Mengenal Pengertian dan Fungsi Kompas

Kompas adalah alat navigasi untuk menetapkan arah mata angin. Prinsip kerjanya berupa panah
penunjuk magnetis yang memberikan rujukan arah tertentu yang menyelaraskan dengan medan
magnet bumi secara akurat. Fungsi utama kompas adalah untuk menentukan atau mengetahui arah dan
besaran derajat suatu arah. Juga untuk mengetahui lokasi suatu medan berdasarkan peta.

Jenis-Jenis Kompas

Kompas dibedakan menjadi dua jenis yaitu kompas analog dan kompas digital.
 Kompas Analog
Kompas analog adalah kompas yang umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk
oleh para anggota pramuka. Penggunaan kompas analog secara manual, yaitu dengan
menyelaraskan jarus kompas yang terdapat di dalamnya. Kompas analog terdiri atas beberapa
jenis, seperti:

 Kompas Lensa
Kompas lensa merupakan kompas yang dilengkapi dengan lensa biconcave  yang
berfungsi untuk mempermudah dalam pembacaannya. Umumnya kompas lensa
berbentuk sederhana, ringan, dan harganya lebih murah. Namun validitas pengukuran
besarnya sudut kompas kurang akurat.

 Kompas Bidik (Kompas Prisma)


Kompas bidik atau disebut juga sebagai kompas prisma adalah kompas yang berfungsi
sebagai pembidik besar derajat pada sebuah medan (bentang alam sebenarnya) untuk
diproyeksikan dalam peta. Jenis kompas ini yang sering digunakan dalam kegiatan-
kegiatan alam termasuk dalam kepramukaan.

 Kompas Orientering (Kompas Silva)


Kompas orientaring atau kompas silva adalah kompas yang digunakan dalam orientasi
(penghitungan dan pembacaan peta secara langsung), Kompas ini umumnya memiliki
badan (wadah) transparan memudahkan pembacaan terhadap peta yang ditaruh di
bawahnya.

 Kompas Digital
Kompas digital adalah kompas yang bekerja secara digital. Jenis ini biasanya disertakan sebagai
sistem navigasi dalam dunia robotika atau dalam gadget-gadget elektronik.

Kompas Bidik
Kompas Bidik

Kompas Lensa

Kompas Silva

Bagian-bagian Kompas

Bagian-bagian kompas yang akan kita pelajari kali ini adalah bagian-bagian pada kompas bidik atau
kompas prisma karena kompas jenis inilah yang paling sering digunakan dalam kegiatan-kegiatan
kepramukaan.

bagian-bagian kompas bidik

Kompas bidik memiliki bagian-bagian sebagai berikut:

 Dial (permukaan tempat angka dan huruf). Pada dial terdapat satuan derajat mulai dari 0°  360°
dan huruf: N (north ), E (east) W, (west), S (south).

 Tutup dial dengan dua garis bersudut 45° (dapat di putar)

 Visir (lubang dengan kawat halus pembidik sasaran)

 Kaca pembesar (untuk melihat derajat kompas)

 Jarum penunjuk (selalu menunjuk utara magnet)

 Alat penggantung (tempat ibu jari untuk menopang kompas saat membidik).

Cara Menggunakan Kompas Bidik

Cara menggunakan kompas bidik secara lebih detail akan dibahas dalam artikel tersendiri. Secara
singkat dan sederhana, cara mengguakan kompas bidik adalah sebagai berikut:

 Letakkan Kompas di atas permukaan yang datar, setelah jarum Kompas tidak bergerak maka
jarum tersebut menunjuk arah utara magnet.

 Bidik sasaran dengan menggunakan visir, melalui celah pada kaca pembesar, setelah itu
miringkan kaca pembesar kira-kira bersudut 50° dengan kaca dial.

 Apabila visir diragukan karena kurang jelas terlihat dari kaca pembesar, luruskan garis yang
terdapat pada tutup dial ke arah visir, searah dengan sasaran bidik agar mudah terlihat melalui
kaca pembesar.
 Apabila sasaran bidik 30° maka bidiklah ke arah 30°. Sebelum menuju sasaran, tetapkan terlebih
dahulu titik sasaran sepanjang jalur 30°. Carilah sebuah benda yang menonjol/tinggi diantara
benda lain disekitarnya, sebab route ke 30° tidak selalu datar atau kering, kadang-kadang
berbencah-bencah. Ditempat itu kita melambung (keluar dari route) dengan tidak kehilangan
jalur menuju 30°.

 Sebelum bergerak ke arah sasaran bidik, perlu ditetapkan terlebih dahulu Sasaran Balik (Back
Azimuth atau Back Reading) agar kita dapat kembali kepangkalan apabila tersesat dalam
perialanan. Menentukan sasaran balik dengan rumus:

 Apabila sasaran kurang dari 180° = ditambah 180°. Contoh: 30° sasaran baliknya adalah
30° + 180° = 210°.

 Apabila sasaran lebih dari 1800 = dikurang 180°. Contoh: 240° sasaran baliknya adalah
240° - 180° = 60°

Itulah berbagai hal terkait dengan jenis-jenis kompas, bagian-bagian kompas, fungsi kompas, dan cara
menggunakan kompas. Semoga artikel tentang jenis, bagian, dan fungsi kompas ini bisa membantu para
pramuka dalam mengenal dan menggunakan kompas sehingga akan mempermudah dalam berbagai
teknik kepramukaan atau scouting skill.

embahasan
Jarum kompas selalu menunjuk arah utara dan selatan disebabkan tertarik
oleh kutub selatan dan kutub utara magnet bumi. Kutub utara jarum kompas
tertarik oleh kutub selatan magnet bumi yang berada disekitar kutub utara
bumi. Sedangkan kutub selatan kompas tertarik oleh kutub utara magnet
bumi yang terdapat disekitar kutub selatan bumi. 
Dengan demikian, jarum kompas menunjuk arah utara dan selatan bumi
karena tertarik magnet bumi pad akutub utara dan selatan bumi.
1 langkah untuk akses roboguru sepuasnya

Kamu cuma perlu lengkapi data akunmu dengan verifikasi nomor handphone
melalui WhatsApp 😊

Anda mungkin juga menyukai