Anda di halaman 1dari 15

EMOSI

Disusun Oleh :

Siti Nurinayah : 2110202005

Nadia Oktarina :2110202011

Daffa Gumara Rizky :2110202016

Dosen pengampu: Romli, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN) RADEN FATAH

PALEMBANG

2022
BAB I

A. Latar Belakang

Pertumbuhan dan perkembangan manusia pada umumnya dan pada


tingkah laku pada khususnya, ditentukan oleh proses pematangan dan proses
belajar. Seorang bayi yang baru lahir sudah dapat menangis, tetapi ia hampir
mencapai tingkat kematangan tertentu sebelum ia dapat tertawa. Apabila anak
itu sudah lebih besar, maka ia akanbelajar bahwa menangis dan tertawa dapat
digunakan untuk maksud-maksud tertentupada situasi-situasi tertentu.

Pada umumnya perbuatan kita sehari- hari disertai oleh perasaan-


perasaantertentu, yaitu perasaan senang atau perasaan tidak senang. Perasaan
senang atau tidak senang yang selalu menyertai atau perbuatan-perbuatan kita
sehari-hari itudisebut warna efektif. Warna efektif ini kadang-kadang kuat,
kadang-kadang lemah atau samar-samar saja. Perbedaan antara perasaan dan
emosi tidak dapat dinyatakan dengan tegas, karena keduanya merupakan suatu
kelangsungan kualitatif yang tidak jelas batasnya. Pada suatu saat tertentu,
suatu warna efektif dapat dikatakan sebagai perasaan, tetapi juga dapat
dikatakan sebagai emosi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan emosi?
2. Apa macam-macam emosi?
3. Apa ciri – ciri emosi?
4. ApaPentingnya Pengendalian Emosi?
5. Apa Saja Ekspresi Emosi?
6. Apa Fungsi Emosi?
7. Bagaimana Kematangan Emosi?

i
BAB II

A. Pengertian Emosi

Secara etimologi (asal kata) emosi berasal dari kata ‘emotion’ mouvoir
(Perancis), emovere (latin) yakni e- artinya “keluar” dan movere, artinya
“bergerak” . Dengan demikian emosi berarti “bergerak keluar.

Menurut Abdul Aziz El-Quusy, Salah satu faktor bawaan manusia adalah
naluri, yakni kesediaan jiwa yang terangsang dalam situasi tertentu. Akibat
pengaru rangsangan itu terjadilah emosi dan tindakan yang di kehendaki oleh
situasi tertentu itu. Emosi sebagai kecenderungan yang dipelajari ini memiliki
keragaman: marah, gembira, sedih, cinta dan sebagainya, sesuai dengan
sesuatu yang dihadapinya dengan demikian, naluri sebagai faktor bawaan,
maka emosi adalah pembawaan.

Beberspa pendapat H. Dja’ali mengungkapkan apa yang di maksud dengan


emosi. I. Crow & A. Crow, emosi adalah pengalaman yang efektif oleh
penyesuaian batin secara menyeluruh, di mana keadaan mental dan fisiologi
sedang dalam kondisi yang meluap-luap, juga dapat diperlihatkan dalam
tingkah laku yang jelas dan nyata.

1. Timbulnya emosi

Sebagai faktor bawaan (fitri), pengembangan emosi tergantung kepada faktor


luar, emosi baru tampil dalam wujud perilaku sesudah ada pengaruh dari luar.
Makan, minum dan dorongan seksual sebagai dorongan primer dalam bentuk
dorongan naluriah adalah potensi fitri. Setalah berhadapan dengan makanan,
baru muncul reaksi berupa aktivitas untuk mencari bahan makanan. Aroma
atau hidangan ikut merangsang hingga timbul reaksi. Adapun reaksi ini di
awali oleh pengaruh aspek biologis, yakni rasa lapar. Sementara potensi yang
terkait dengan nilai-nilai imani yang cenderung untuk mengabdi kepada sang
maha pencipta, juga akan menunjukan reaksi berupa aktivitas ibadah. Dengan

1
demikian, emosi ditimbulkan oleh faktor internal (dalam diri manusia) dan
eksternal (rangsangan diluar diri manusia).1

Mengapa emosi perlu dikaji, dan apa manfaat dari pengetahuan itu,
menjawab pertanyaan ini munculah teori yang bernama Emotional Quotient
(EQ). Menurut teori ini, keberhasilan sesorang dalam hidupnya bukan di
tentukan oleh intelligentia, melainkan Emotional Quetient yang tinggi.

Saat kita jatuh cinta, emosi kita akan meletup – letup. Pada kondisi ini,
kita menjadi pribadi yang periang, dan semangat melakukan sesuatu, apalagi
yang bersinggungan dengan pacar kita.

Contoh lagi kita di minta mempresentasikan makalah di sebuah auditorium


pada mulanya kita begitu lancar mempresentasikan bahan yang memang
sudah kita persiapkan. Namun begitu kita melihat salah satu peserta yang
hadir adalah seorang ilmuan kenamaan. Kita lantas menjadi kikuk, keringat
dingin membasahi tubuh kita, semuah ilmu yang kita miliki lenyap begitu
saja, dan bicara pun terasa menjadi begitu susah.

Cerita – cerita ini adalah gambaran emosi yang sering kita jalani dalam
kehidupan sehari. Emosi tidak hanya membuat kemampuan kita bertambah.
sebaliknya, juga mampu mencabut seluruh kehebatan kita. Emosi yang
kadang mempunyai kekuatan menyembuhkan. Yang kadang pulah menjadi
penyakit yang mematikan. Emosi yang tidak hanya mampu menghadirkan
kenyamanan dan ketenangan, tapi juga menghadirkan keresahan yang luar
biasa

Hubungan antara otak dan emosi mempunyai kaitan yang sangat erat
secara emosional, antara satu dengan yang lainya saling menentukan. Daniel
Goleman mengambarkan bahwa otak berfikir harus tumbuh dari wilayah otak
emosional. Beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa kecerdasan

1
Prof. Dr. Jalaludin, Psikologi Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2018.hlm 287-291

2
emosional hanya bisa aktif di dalam diri yang memiliki kecerdasan
intelektual2

B. Macam Macam Emosi


Ditinjau dari penampakanya emosi itu terbagi dua, yaitu emosi dasar dan
emosi campuran. Dilihat dari sisi rentetan peristiwa dikenal ada emosi
mayor dan emosi minor. Emosi primer terdiri dari enam macam emosi,
yaitu kegembiraan (happiness/joy), ketertarikan (surprise/interest), marah,
sedih (sadness/ distress), jijik dan takut. Adapun emosi sekunder
merupakan gabungan dari berbagai bentuk emosi primer dan dipengaruhi
oleh kondisi budaya di mana individu tersebut tinggal, contohnya rasa
malu, bangga, cemas, dan berbagai kondisi emosi lainnya. Secara ringkas
kategori emosi ini dapat diamati dari tabel emosi di bawah ini.3

Emosi Positif Emosi Negatif


 Eagernes (Rela)  Impatience (Tidak Sabar)
 Humor (Lucu)  Unertainty (Kebimbangan)
 Joy (Kegembiraan/Keceriaan)  Anger (Rasa Marah)
 Pleasure (Senang/Kenyamanan)  Supicion (Kecuriaan)
 Curiosity (Rasa Ingin Tahu)  Anxiety (Rasa Cemas)
 Happiness (Kebahagiaan)  Guilt (Rasa Bersalah)
 Delight (kesukaan)  Jealous (Ceburu)
 Love (Cinta)  Annoyance (Jengkel)
 Excitement (Ketertarikan)  Fear (Takut)
 Depression (Depresi)
 Sadness (Kesedihan)
 Hate (Rasa Benci)
Sumber: Riana Mashar, 2011

2
Hude M. Darwis, EMOSI Penjelajahan Religio - Psikologis Tentang Emosi Manusia Didalam
Alqur’an, PT Gelora Alam Pertama, Jakarta, 2006.
3
Riana Mashar, Emosi Anak Usia Dini Dan Strategi Pengembanganya, Jakarta: Kencana, 2011, h.
35

3
Sedangkan dari segi efek yang ditimbulkannya, emosi dibagi kedalam emosi
positif dan emosi negatif. Emosi positif adalah emosi yang selalu diidamkan
oleh semua orang, seperti bahagia, senang, puas dan sejenisnya. Sebaliknya,
emosi negatif adalah emosi yang tidak diharapkan terjadi pada diri seseorang.
Namun, yang terakhir ini ternyata lebih banyak melilit kehidupan manusia,
dan kebanyakan dipicu oleh konflik dan stres. 4

C. Ciri – Ciri Emosi

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata, terdapat 4 ciri – ciri emosi dapat terjadi
antara lain:

1. Perubahan fisik seseorang, emosi membuat fisik seseorang mengalami


perubahan signifikan. Contohnya, ketika seseorang mengalami ketakutan.
2. Emosi dapat diungkapkan dengan perilaku seseorang. Contoh, ketika
seseorang mengalami marah.
3. Emosi terjadi pada sifat pribadi seseorang, contoh ketika seseorang merasa
ketakutan terhadap sebuah benda
4. Emosi sebagai motif, misalnya seseorang melakukan tindakan kekerasan
karena dipicu oleh emosi saat marah terhadap seseorang yang di bencinya.

Dan ada pula ciri – ciri emosi pada anak usia 12 – 15 tahun yaitu:
1. Cenderung banyak murung dan tidak dapat diterka
2. Bertingkah laku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya
diri
3. Kemarahan yang biasa terjadi
4. Cenderung tidak toleran pada orang lain dan ingin selalu menang sendiri
5. Mulai mengamati orang tua dan guru – guru mereka secara objektif

Ciri – ciri emosi pada remaja usia 15 – 18 tahun yaitu:


1. “pemberontakan” remaja merupakan ekspresi dari perubahan yang
universal darimasa kanak – kanak menuju dewasa
4
Loc.Cit.,Darwis Hude, h. 47

4
2. Banyak remaja mengalami konflik dengan orang tua mereka ataupun
sekolah
3. Sering kali melamun, memikirkan masa depan mereka5

D. Pentingnya Pengendalian Emosi

Meskipun emosi mempunyai fungsi yang penting dalam kehidupan


manusia, karena adanya emosi dapat membantu manusia dalam menjaga diri
dan kelestarian hidupnya, namun emosi yang berlebih-lebihan dapat
membahayakan kesehatan fisik dan psikis manusia. Emosi takut misalnya,
berguna bagi manusia karena emosi takut mendorong manusia untuk menjaga
diri dari berbagai macam bahaya yang mengancam hidupnya. Tetapi apabila
emosi ketakutan itu terlalu berlebih-lebihan, dimana seseorang menjadi
ketakutan terhadap banyak hal yang tidak merupakan bahaya yang rill bagi
dirinya, maka dalam kasus ini emosi ketakutannya itu menjadi membahayakan
dirinya. Adanya banyak ketakutan yang demikian ini biasanya menjadi
indikator kepribadian yang bosan.

Pengendalian emosi dalam kehidupan manusia, khususnya untuk


mereduksi ketegangan yang timbulakibat emosi yang memuncak. Emosi
menyebabkan terjadinya ketidak seimbangan hormoral di dalam tubuh, dan
memunculkan ketegangan yang psikis, terutama pada emosi-emosi yang
negatif. Dalam konteks ini Al-Qur’an memberi petunjuk manusia agar
mengendalikan emosinya guna mengurangi ketegangan-ketegangan fisik dan
psikis, dan menghilangkan efek negatif.

Kajian kajian moderen dalam kedokteran psikosomatis membuktikan


bahwa kegoncangan aspek emosional ada diri manusia merupakan penyebab
utama timbunya banyak gejala sakit fisik. Sebagai statistik mengemukakan
banyak di antara pasien yang biasanya sering datang kerumah sakit adalah
orang-orang yang pada dasarnya mengeluhkan kegoncangan-kegoncangan
emosional mereka yang timbul dari problem-problem psikis yang sedang

5
Alhamdu, Hamdana Fara, Psikologi Umum, Noerfikri Offset, Palembang, 2017.hlm 165

5
mereka hadapi. Yang mereka butuhkan bukanlah terapi medis, tetapi
sebenarnya mereka membutuhkan terapi psikis. Di kalangan dokter ini
diketahui bahwa saran terbaik bagi para pasien tersebut adalah hendaknya
mereka melepaskan diri dari kegelisahan. Al-Qur’an sejak dini, lebih dini
daripada ilmu kedokteran dan ilmu jiwa modern, telah memberi perhatian
dalam mengarahkan manusia untuk menguasai dan mengendalikan emosi-
emosi mereka, karena pengendalian ini banyak manfaatnya bagi kesehatan.
Dan ini baru diketahui secara ilmiah pada zaman modern ini6

E. Ekspresi Emosi

Kemunculan emosi seseorang bisa dikenali dari ekspresi yang ditampilkan


seketika itu, baik dari perubahan wajah, nada suara, atau tingkah lakunya.
Ekspresi emosi muncul secara spontan dan seingkali sulit dikontrol atau
ditutup-tutupi. Ekspresi emosi selain diwarisi secara genetis juga diperkaya
oleh berbagai pengalaman dalam berinteraksi dengan orang lain. Berkacak
pinggang saat marah, loncar kegirangan sewaktu memenangi pertandingan,
adalah contohcontohekspresi emosi dalam bentuk tingkah laku yang diperoleh
dari pengalaman berinteraksi dengan orang lain. Bentuk-bentuk ekspresi
emosi manusia yang sering muncul dalam realitas: ekspresi wajah, suara,
sikap dan tingkah laku, serta ekspresi lain seperti pingsan, kejang-kejang,

ngompol dan sebagainya.

1. Ekspresi wajah

Ekspresi wajah merupakan ekspresi paling umum terjadi manakala seseorang


mengalami peristiwa emosi. Wajah pucat, merah, mengerut, berseri-seri
adalah sederet bentuk ekspresi emosi yang lazim dialami. Menurut Davidoff
(dalam Hude, 2002), bukan mustahil ekspresi wajah bersifat hereditas, karena
fakta membuktikan bahwa bayi yang terlahir buta-tuli sekalipun mampu
mengomunikasikan emosi dengan ekspresi-ekspresi yang khas manusia
normal. Jadi, pengalaman hanyalah memperkaya ekspresi wajah.

6
Najati, M. Utsmani, Al-Qur’an Dan Ilmu Jiwa, Bandung: Pustaka Kompas, 2000,hlm 119

6
2. Ekspresi suara

Ekspresi suara saat emosi dikenal secara umum dalam pergaulan sehari-hari,
seperi tertawa, bersenandung, berteriak-teriak, memaki, atau tiba-tiba terenyak
dengan tatapan kosong. Ekspresi suara mungkin tidak segampang diketahui
bila dibandingkan dengan ekspresi wajah dalam mengomunikasikan emosi,
tapi keduanya sangat penting. Para pakar komunikasi menganggap
komunikasi dalam bentuk ekspresi suara lebih mudah dipahami dan lebih
berpengaruh ketimbang berbentuk tulisan. Aksentuasi dalam percakapan
sangat membantu memahami makna yang dimaksud oleh pembicara.

3. Ekspresi sikap dan tingkah laku

Ekspresi emosi dalam bentuk tingkah laku cakupannya sangat luas, seluas
aktivitas manusia itu sendiri. Namun, dapat dibagi menjadi dua ekspresi sikap
dan tingkah laku yakni: tingkah laku pelibatan diri (attachment) dan pelepasan
diri (withdrawal). Tingkah laku emosi dengan pelibatan diri adalah tingkah
laku dengan upaya bergerak maju mempertahankan suasana yang
menyenangkan pada emosi positif. Tingkah laku agresif dan eksplosif adalah
contoh pelibatan diri dalam menghadapi berbagai ancaman sebagai upaya
mekanisme pertahanan diri (self-defense mechanism). Sedangkan tingkah laku
emosi dalam bentuk pelepasan diri adalah lari atau menghindar dari obyek
yang menimbulkan emosi. contoh dari ekspresi pelepasan diri adalah, lari
terbirit-birit untuk menyelamatkan diri dari sumber yang menakutkan atau
tertunduk malu.

4. Ekspresi lain-lain

Pada kasus-kasus emosi berat dijumpai pula adanya orang yang mengalami
syok berat atau bahkan tak sadarkan diri (pingsan). Demikian juga pada
sebagian orang, ada yang latah dengan menyebut kata-kata tertentu, terutama
ketika kaget. Latah ini banyak terjadi dikalangan masyarakat Indonesia dan
ditengarai tidak dikenal di dunia barat, sehingga istilah itu telah menjadi
istilah ilmiah. Latah ini dapat digolongkan pada ekpresi suara tetapi karena

7
ekspresinya spesifik dan tidak terjadi pada setiap orang, maka dimasukkan
dalam kelompok ekspresi lain-lain.7

F. Fungsi Emosi

Emosi Bagi manusia emosi tidak hanya berfungsi untuk survital atau
sekedar untuk mempertahankan hidup, seperti pada hewan, akan tetapi emosi
juga berfungsi sebagai energizer atau pembangkit energi yang memberikan
kegairahan dalam kehidupan manusia. Selain itu emosi juga merupakan
messenger atau pembawa pesan.8

Sebagai sarana untuk mempertahankan hidup, emosi memberikan


kekuatan pada manusia guna membela dan mempertahankan diri terhadap
adanya gangguan atau rintangan. Adanya perasaan cinta, sayang, cemburu,
maeah atau benci membuat manusia dapat menikmati hidup dalam
kebersamaan dengan manusia lain

Secara umum terdapat sekurang-kurangnya 7 fungsi emosi bagi manusia.


Masingmasing fungsi itu berperan penting bagi kelangsungan hidup manusia
karena membantu dalam penyesuaian terhadap lingkungan. Untuk lebih jelas
diuraikan sebagai berikut:

1. Menimbulkan respon otomatis sebagai persiapan menghadapi krisis.

Bayangkan tiba-tiba Anda bertemu dengan ular.Anda mungkin merasa


terkejut dan lalu melompat.Karena terkejut itulah maka Anda selamat dari
gigitan ular.Tiba-tiba saja Anda melompat.Bayangkan juga saat Anda bertemu
harimau di hutan, karena Anda takut maka Anda melarikan diri.Tanpa berpikir
apapun Anda lari begitu saja.Artinya, keadaan krisis bisa dilewati karena Anda
memiliki respon otomatis.Anda otomatis merespon ular dengan melompat, dan
merespon harimau dengan berlari.Bayangkan juga Anda dimarahi oleh atasan
Anda karena kerja Anda tidak beres.Anda merasa takut. Jika tidak selesai maka

7
Nadhiroh, Y. F. (2017). Pengendalian emosi. SAINTIFIKA ISLAMICA: Jurnal Kajian Keislaman,
2(01), 53-62.
8
Martin, Anthony Dio. EmotionalQuality Management; Revleksi, Revisi, Dan Revitalitas Hidup
Melalui Kekuatan Emosi, 2003, Penerbit Arga, Jakarta.

8
Anda akan dipecat. Oleh karena rasa takut itu, maka Anda berusaha
menyelesaikan pekerjaan.

2. Menyesuaikan reaksi dengan kondisi khusus

Pada saat Anda ditinggalkan oleh orang yang Anda sayangi, Anda akan
bersedih hati. Nah, adanya sedih membuat Anda menyesuaikan diri dengan
reaksi yang tepat untuk kondisi kehilangan.Lalu misalnya Anda sedang
berlayar di lautan dengan kapal laut.Saat itu ada badai besar menerjang.Kapal
Anda digoncang kesana kemari.Boleh jadi karena emosi cemas, Anda jadi
lebih waspada.Anda lalu memakai pelampung, berpegangan erat, atau
melakukan tindakan keamanan lainnya.

3. Memotivasi tindakan yang ditujukan untuk pencapaian tujuan tertentu

Emosi-emosi tertentu mendorong seseorang melakukan tindakan


tertentu.Misalnya pada saat mengalami emosi cinta.Karena emosi itu, Anda
berbuat macam-macam hal untuk menarik perhatian yang Anda cintai.Anda
rela menembus hujan lebat karena ingin menunjukkan bahwa Anda selalu
menepati janji.Mungkin Anda juga rela menemaninya mendaki gunung,
padahal Anda takut ketinggian.

4. Mengomunikasikan sebuah niat pada orang lainAnda marah

Apa pesan Anda? Anda mungkin berpesan bahwa Anda tidak ingin
disepelekan.Mungkin Anda berpesan bahwa Anda ingin memukul orang yang
membuat marah. Mungkin juga Anda berpesan akan membalas dendam
padanya. Intinya, ada pesan dibalik emosi Anda.

5. Meningkatkan ikatan sosial

Apa jadinya jika hubungan sosial Anda dengan orang lain tanpa ada
emosi? Hubungan itu hambar saja. Tidak akan ada rasa dekat yang terbangun.
Adanya emosi yang positif seperti rasa bahagia, penerimaan, sayang,
kegembiraan, kedamaian, akan membuat hubungan sosial yang ada semakin

9
erat. Anda semakin dekat dengan teman-teman Anda karena terbangunnya
emosi yang positif yang terus menerus lebih kuat dalam hubungan itu.

6. Mempengaruhi memori dan evaluasi

SuatukejadianDono bertemu dengan seorang dara bernama Evi. Wajahnya


cantik. Mereka berkenalan.Setelah berkenalan, emosi yang dialami Dono
maupun Evi pada saat kencan akan menjadi tolak ukur apakah kencan itu akan
diingat kuat, atau dilupakan. Jika Dono maupun Evi merasakan emosi suka
yang kuat, boleh jadi mereka akan beranjak ke kencan berikutnya. Jika mereka
tidak merasakan apa-apa, maka boleh jadi akan saling melupakan.

7. Meningkatkan daya ingat terhadapmemori tertentu

Seseorang akan lebih mengingat kembali kenangan-kenangan yang diliputi


oleh emosi yang kuat. Misalnya pertama kali dicium pacar karena saat itu Anda
seperti melayanglayang di awan rasanya.Lalu misalnya saat Anda ditinggal
mati orangtua Anda.Anda mengingatnya kuat karena saat itu Anda merasakan
kesedihan yang sangat.Begitu juga saat Anda mengingat saat-saat dimana Anda
merasa sangat ketakutan. Misalnya diancam preman, diserang anjing, atau yang
lain.9

G. Kematangan Emosi

Emosi terbentuk melalui perkembangan yang dipengaruhi oleh pengalaman


dan dalam perkembangan, emosi menuju tingkat yang konstan, yaitu adanya
integrasi dan organisasi dari semua aspek emosi. Emosi tersebut bersifat
positif seperti cinta, seks, berharap, teguh, simpati, optimis, loyal, dan bersifat
negative seperti takut, benci, marah, tamak, iri, dendam, dan percaya tahayul.
Anderson mengatakan bahwa seseorang yang memiliki kematangan emosional
belum tentu dapat dikatakan sebagai orang dewasa. Seseorang yang memiliki
kematangan emosional berarti orang tersebut sudah dewasa, tetapi orang

9
HM, E. M. (2016). Mengelola kecerdasan emosi. Tadrib, 2(2), 198-213.

1
dewasa belum tentu memiliki kematangan emosional. Kartono (1995: 165)
mengartikan kematangan emosi sebagai suatu keadaan atau kondisi mencapai
tingkat kedewasaan dari perkembangan emosional, oleh karena itu pribadi
yang bersangkutan tidak lagimenampilkan pada emosional seperti pada masa
kanak-kanak. Seseorang yang telah mencapai kematangan emosi
dapatmengendalikan emosinya. Emosi yangterkendali menyebabkan orang
mampu berpikir secara lebih baik, melihat persoalan secara objektif (Walgito,
2004: 42) Lebih lanjutDavidoff (1991: 49) menerangkan bahwa kematangan
emosi merupakan kemampuan individu untuk dapat menggunakan
emosinyadengan baik serta dapat menyalurkanemosinya pada hal-hal yang
bermanfaat dan bukan menghilangkan emosi yang ada dalam dirinya.

Hurlock (1999: 213) mendefinikankematangan emosi sebagai tidak


meledaknya emosi di hadapan oranng lain melainkan menunggu saat dan
tempat yang lebih tepat untuk mengungkapkan emosinya dengan caracara
yang lebih dapat diterima. Sartre (2002: 7) mengatakan bahwa kematangan
emosi adalah keadaan seseorang yang tidak cepatterganggu rangsang yang
bersifat emosional yang baik dari dalam maupun dari luar dirinya, selain itu
dengan kematangan emosi maka individu dapat bertindak dengan tepat dan
wajar sesuai dengan situasi dan kondisi. Meichati (1983: 8) mengatakan
bahwa kematangan emosional adalah keadaan seseorang yang tidak cepat
terganggu rangsang yang bersifat emosional, baik dari dalam maupun dari luar
dirinya, selain itu dengan matangnya emosi maka individu dapat bertindak
tepat dan wajar sesuai dengan situasi dan kondisi.

Kematangan emosi adalah kemampuan dan kesanggupan individu untuk


memberikan tanggapan emosi dengan baik dalammenghadapi tantangan hidup
yang ringan dan berat serta mampu menyelesaikan, mampu mengendalikan
luapan emosi dan mampu mengantisipasi secara kritis situasi yangdihadapi.10

10
Asih, G. Y., & Pratiwi, M. M. S. (2012). Perilaku prososial ditinjau dari empati dan
kematangan emosi. Jurnal Psikologi: PITUTUR, 1(1), 33-42.hlm 37

1
BAB III
Kesimpulan:
Dapat diambil kesimpulan dari penjabaran diatas bahwa emosi adalah
respon yang digambar kan melalui perubahan – perubahan yang terjadi dari dalam
diri maupun luar. Emosi ini terdapat 2 yaitu yang bersifat positif dan negarif,
Emosi positif adalah emosi yang selalu diidamkan oleh semua orang, seperti
bahagia, senang, puas dan sejenisnya. Sebaliknya, emosi negatif adalah emosi
yang tidak diharapkan terjadi pada diri seseorang. Namun, yang terakhir ini
ternyata lebih banyak melilit kehidupan manusia, dan kebanyakan dipicu oleh
konflik dan stres. Peran orang tua dan guru dilingkungan sekolah begitu penting
dalam pengembangan emosi anak, memahami apa yang dibuatuhkan dan menjalin
hubungan lebih akrab antara orangtua dan anak, guru dan anak – anak serta
berkomunikasi yang baik. Dan menghargai apa yang anak tersebut sampaikan
atau Sesutu yangtelah dia capai, hal tersebut bisa membuat anak belajar
memahami dan bisa mengontor emosi nya dengan baik.
Beberapa cara mengendalikan emosi efektif bila yang bersangkutan mampu
memaksimalkan kemampuan kongitifnya dengan cara berusaha untuk tetap
membawa pikiran di alam kesadaran oleh karena itu agar pikiran kita dapat
senantiasa berada dialam sadar maka hendakla membiasakan dan memperbanyak
dzikir. Dengan membiasakan dan memperbanyak dzikir, akan lebih mudah
melakukan control terhadap situasi – situasi (internal – eksternal) yang dapat
memicu terjadinya ekspresi emosi yang liar dan merugikan.

i
DAFTAR PUSTAKA

Hude M. Darwis, 2006, EMOSI Penjelajahan Religio - Psikologis Tentang Emosi


Manusia Didalam Alqur’an, PT Gelora Alam Pertama, Jakarta.

Prof. Dr. Jalaludin, 2018 ,Psikologi Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar,


Yogyakarta
.
Riana Mashar, 2011,Emosi Anak Usia Dini Dan Strategi Pengembanganya,:
Kencana, Jakarta.

Alhamdu, Hamdana Fara, , 2017, Psikologi Umum, Noerfikri Offset, Palembang,


2017.

Najati, M. Utsmani, 2000,Al-Qur’an Dan Ilmu Jiwa, : Pustaka Kompas, Bandung.

Nadhiroh, Y. F. (2017). Pengendalian emosi. SAINTIFIKA ISLAMICA: Jurnal


Kajian Keislaman, 2(01), 53-62.

Martin, Anthony Dio. EmotionalQuality Management; Revleksi, Revisi, Dan


Revitalitas Hidup Melalui Kekuatan Emosi, 2003, Penerbit Arga, Jakarta.

HM, E. M. (2016). Mengelola kecerdasan emosi. Tadrib, 2(2), 198-213.

Asih, G. Y., & Pratiwi, M. M. S. (2012). Perilaku prososial ditinjau dari empati
dan kematangan emosi. Jurnal Psikologi: PITUTUR, 1(1), 33-42.

Anda mungkin juga menyukai