Anda di halaman 1dari 15

QURBAN & AQIQAH

Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah

Materi Fiqh SD/ SMPSMA

Disusun Oleh:

Isdaria Mawarni 2110202010

Nadia Oktarina 2110202011

Dosen Pengampu: Sofyan, M.Hi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH

PALEMBANG

2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.

Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya sehingga makalah
dengan judul QURBAN & AQIQAH” dapat selesai dengan tepat waktu. Makalah ini dibuat
dengan tujuan memenuhi tugas Mata Kuliah Materi Fiqh SD/SMP/SMA, penyusunan makalah
ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang pendidikan dan masyarakat

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Sofyan, M.Hi selaku dosen
pengampu Mata Kuliah Materi Fiqh SD/SMP/SMA Berkat tugas yang diberikan ini, dapat
menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga mengucapkan
terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan
makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketaksempurnaan yang
pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari
pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Wassalamu‟alaikum Wr. Wb

Palembang, 31 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................. ..... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Qurban ......................................................................................................... 2


B. Hukum Berqurban ......................................................................................................... 3
C. Kriteria Hewan Qurban .................................................................................................. 4
D. Syarat dan Ketentuan Qurban ........................................................................................ 5
E. Hikmah Qurban .............................................................................................................. 6
F. Pengertian Aqiqah .......................................................................................................... 7
G. Syarat Aqiqah ................................................................................................................. 8
H. Hikmah Aqiqah .............................................................................................................. 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 12

iii
BAB I

A. Latar Belakang

Ibadah qurban adalah ibadah yang diperintahkan oleh Allah SWT karena berqqurban

adalah salah satu bentuk pernyataan rasa syukur kita atas nikmat yang telah diberikan.

Jadi, bagi orang yang mampu, maka diwajibkan untuk berqurban. Disamping itu ibadah

qurban merupakan ungkapan rasa persaudaraan antara saudara kita yang mampu dengan

saudara kita yang mampu secara ekonomi, untuk saling berbagi rezeki. Menumbuhkan

sifat untuk saling berkorban untuk orang lain.

Ibadah aqiqqah adalah penyembelihan hewan pada hari ketujuh, dan empat belas.

Aqiqah juga dilaksanakan pada saat anak itu dewasa. Menyembelih hewan aqiqah

hukumnya sunnah mukkad pada zaman nabi Muhammad SAW yag pertama kali di

aqiqahkan adalah dua orang kembarnya yaitu hasan dan Husain, yang tidak lain adalah

cucu dari Nabi Muhammad SAW.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu pengertian Qurban?

2. Bagaimana Hukum Qurban?

3. Apa saja kriteria Hewan Qurban?

4. Apa saja syarat dan ketentuan Qurban?

5. Apa saja hikmah qurban?

6. Apa pengertian Aqiqah?

7. Apa saja syarat aqiqah?

8. Apa saja Hikmah beraqiqah?

1
BAB II

A. Pengertian Qurban

Qurban merupakan salah satu upaya manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah

dengan cara menyembelih hewan tertentu pada hari raya haji (Idul Adha) dan tiga hari
1
tasyrik sesuai dengan ketentuan syara. Pada hari raya idul adha Allah mensyariatkan

penyembelihan hewan qurban sebagai mana yang dijelaskan pada Al – qur‟an surat Al –

Kautsar ayat 2 berikut:

Artinya: maka dirikanllah shalat karena tuhanmu; dan berqurbanlah2

yang dimaksud dengan “berqurbanlah” pada ayat diatas adalah menyembelih hewan

sembelihan ( Al – Hadyu) berupa ternak seperti unta, sapi, kambing dan domba.3 Untuk

itu selain ketiga hewan tersebut tidak dapat disebut sebagai qurban. Menyembelih hewan

qurban mengandung nilai – nilai ketaqwaan, kesabaran dan penuh dengan keikhlasan

dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah swt.

Menyelenggarakan qurban dimaksudkan agar kegembiran dirasakan semua

kalangan sehingga merasakan suasana hari raya itu. Oleh karena itu, dengan memberikan

daging qurban tersebut, diharapkan mencapai makna dan hikmah dari berqurban. 4

Dengan berqurban seseorang dapat membangun mentalitas kepedulian sosial tinggi

terhadap sesama terutama dengan memberi kelapangan kepada fakir miskin, memberi

1
H. E. Hassan Saleh. Kajian Fiqh Nabawi & Fiqh Kontemporer, (Jakarta: Raja Gravindo Persada, 2008), hlm 250
2
Kementrian Agama RI, Al – Qur’an dan Terjemahanya (Bandung: Mikraj Khasanah Ilmu, 2010). Hlm 305.
3
Syaikh Hasan Muhammad Ayyub, Panduan Beribadah Khusus Pria, (Jakarta: Al mahira. 2008), hlm 768.
4
Ali Ghufron, Tuntunan Berkurban & Menyembelih hewan, (Jakarta: Amzah, 2011), hlm. 26.

2
manfaat kepada keluarga, menyambung silaturahmi, berbuat baik kepada tetangga, serta

menebar kebahagiaan pada hari raya.5

B. Hukum Qurban

Nabi Muhammad saw dan para sahabat beliau senantiasa berqurban, bahkan nabi

bersabda bahwa qurban merupakan kaum muslimin. Oleh karena itu, umat islam

bersepakat bahwa berqurban itu disyariatkan, sebagaimana keterangan beberapa ulama

ada yang mengatakan wajib bagi yang memiliki kelapangan rezeki, ada pula yang

mengatakan sunnah muakkad. Karena dengan berqurban akan lebih menenangkan hati

dan melepaskan tanggungan.6

Hukum menyembelih qurban menurut madzhab imam syafi‟i dan jumhur ulama

adalah sunnah yang sangat di harap dan di kukuhkan. Ibadah qurban adalah termasuk

syiarkan agama dan yang memupuk makna kasih sayang dan peduli kepada sesama yang

harus di galakkan.

Dan sunnah disini ada 2 macam :

1. Sunnah „Ainiyah yaitu: Sunnah yang di lakukan oleh setiap orang yang mampu.

2. Sunnah Kifayah, yaitu: Disunnahkan dilakukan oleh sebuah keluarga dengan

menyembelih 1 ekor atau 2 ekor untuk semua keluarga yang ada di dalam rumah.

Hukum Qurban menurut imam abu hanifah adalah wajib bagi yang mampu.

Perintah qurban datang pada tahun ke-2 (dua) Hijriyah. Adapun qurban bagi Nabi

Muhammad SAW adalah wajib, dan ini adalah hukum khusus bagi beliau.

5
Ibid. 23
6
Abdullah. Mulyana, “Wujud Kedekatan Seseorang hamba dengan Tuhanya” , Jurnal Pendidikan Agama Islam –
Ta‟lim, Vol. 14. No. 1 – 2016.

3
C. Kriteria Hewan Qurban

Tidak semua hewan bisa di jadikan sembelihan qurban, sebab, ini adalah ibadah yang

sudah memiliki petunjuk bukunya dalam syariat yang tidak boleh diubah, baik dikurang

atau di tambah. Syaikh Sayyid Sabiq Rahimahullah berkata tentang hal ini:

Ulama telah Ijma‟ (sepakat) bahwa hewan qurban itu hanya dapat diambil dari hewan

ternak. Mereka juga sepakat bahwa yang lebih utama adalah unta, sapi/ kerbau,

kambing/domba demikianlah urutanya. Alasanya adalah karena unta lebih banyak

manfaatnya (karna lebih banyak dagingnya) bagi fakir miskin, dan demikianlah juga sapi

lebih banyak manfaanya dibanding kambing.7

Dari ungkapan tersebut dapat disimpulkan bahwa hewan qurban yang paling utama

adalah unta kemudian sapi untuk jatah qurban satu orang, bukan untuk patungan,

kemudian domba, lalu kambing lokal, baru kemudian satu unta untuk patungan tujuh

orang (sepertujuh unta), lalu sepertujuh sapi.

Hewan – hewan tersebut dianggap memadai untuk berqurban “dari Jabir bahwa

Rasulullah saw bersabda, janganlah kalian menyembelih (qurban) kecuali musinnah.

Kecuali apabila itu menulitkan bagi kalian boleh menyembelih domba. Berikut ini adalah

umur minimal hewan yang diperbolehkan untuk qurban.

No Jenis hewan Umur minimal

1. Unta 5 Tahun

2. Sapi 2 Tahun

3. Kambing dan Domba 1 Tahun / 6 Bulan

Sumber: Syarhul Mumti‟, III/410 dalam Ammi Nur baits (2008)

7
Ibid. hlm 112

4
D. Syarat dan Ketentuan Qurban

1. Syarat berkurban bagi orang islam:

a) Muslim
Salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah adalah dengan berqurban.
Oleh sebab itu, hanya orang muslim yang wajib untuk berqurban, sedangkan orang
yang non – muslim tidak memiliki kewajiban untuk berqurban.
b) Mampu
Perintah berqurban lebih dianjurkan pada umat muslim yang memiliki finansial
atau mampu untuk membeli hewan qurban. Seseorang dianggap mampu untuk
berqurban ketika dirinya telah menyelesaikan kewajiban nafkah terhadap
keluarganya.
c) Baligh dan Berakal
Ibadah qurban yang paling utama yaitu bagi orang dewasa atau seseorang yang
telah baligh dan berakal sehat. Oleh karena itu, seseorang yang belum baligh atau
tidak berakal sehat tidak memiliki beban untuk berqurban.
2. Tata cara penyembelihan kurban8:
a) Membaca Bismillah;
b) Membaca Shalawat Nabi : Allahumma shalli ala sayyidina muhammad wa ala ali
sayyidina Muhammad.
c) Menghadap kiblat
d) Membaca takbir (Allahuakbar, allahuakbar, allahuakbar walillailhamd) allah maha
besar, allah maha besa,, allah maha besar, segala puji bagi – mu.
e) membaca doa untuk menyembelih hewan kurban: Allahumma haadzihi minka wa
ilaika, fataqabbal minnii ya kariim (“Ya tuhanku, hewan ini adalah nikmat dari mu
dan dengan ini aku bertaqarrub kepadamu. Karenanya hai Tuhan yang maha
pemurah, terimalah taqarrub”)
f) tidak memperlihatkan alat potong pada hewan kurban.
g) Menggunakan pisau yang tajam agar tidak menyakiti hewan kurban.
h) Tidak boleh mematahkan leher hewan sebelum benar – benar mati.

8
Sayyid Sabig, Fiqh Sunnah 13, (Bandung: Al ma‟rif, 1987), hlm. 158.

5
3. Syarat pembagian daging saat kurban
Menurut para ulama, jika kamu diwajibkan untuk melakukan ibadah kurban, maka
daging kurban harus seluruhnya diberikan kepada orang – orang yang kurang mampu.
Orang yang berkurban tersebut tidak boleh mengambil sedikit pun daging kurbanya.
Sementara itu, orang yang tidak wajib berkurban tetapi tetap melakukan kurban atau
ibadah kurbanya sunnah dianjurkan untuk memakan sebagian dari daging kurbanya.
Bagi orang yang melaksanakan ibadah kurban sunnah, berikut adalah syarat
pembagian daging kurbannya:9
a) 1/3 daging bagi orang yang berkurban.
b) 1/3 daging untuk sedekah pada seseorang yang kurang mampu berkurban.
c) 1/3 daging untuk hadiah bagi siapapun yang dia inginkan.
Perlu diperhatikan bahwa daging, bulu, atau kulit hewan kurban haram untu dijual
oleh siapapun daging yang dibagikan juga harus bersifat daging mentah dan belum
diolah.
E. Hikmah Qurban
1. Dicintai Allah SWT
Kurban mengingatkan kita akan pentingnya bersyukur dari segala macam rezeki dan
kecukupan yang telah didapat selama ini. Jika sudah mampu secara finansial,
hendaknya kita jalankan ibadah ini karena Allah swt mencintai hamba – hamba –Nya
yang berbuat demikian. Sebagaimana Ibnu Majah meriwayatkan sabda Rasulullah saw
tentang ibadah saat Idul Adha yang dicintainya.
2. Mengenang kasih sayang Nabi Ibrahim as kepada putranya
Ibadah kurban berangkat dari pengalaman Nabi Ibrahim as yang mendapat perintah
dari Allah swt untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail as. Dengan ketaatanya
kepadanya dan kasih sayangnya kepada Nabi Ismail as, Nabi Ibrahim as menaatinya.
Namun saat hendak melakukan penyembelihan, Nabi Ismail as diganti dengan
kambing gibas. Sosok Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismai as menjadi tauladan mulia bagi
seluruh umat islam didunia tentang bagaimana ibadah kurban ini menggambarkan
keimanan dan lading kebaikan untuk manusia.
3. Ganjaran pahala dari setiap helai bulu hewan kurban
9
Abdurahman, Hukum Qurban, Aqiqah & Sembelihan , ( Bandung: Sinar Baru Algesindo,2007), hlm, 6

6
Ganjaran tersebut termaktub dalam hadist riwayat Ahmad dan Ibnu majjah ketika
seseorang bertanya kepada Rasulullah saw tentang keutamaan berqurban. Kemudian
beliau menjawab bahwa dari setiap helai bulu hewan kurban terdapat satu kebaikan.
Berdasarkan hadist ini, bisa dibayangkan betapa besarnya pahala yang akan didapat
setelah menunaikan ibadah ini.
4. Ganjaran pahala dari syiar islam
Dengan berqurban, secara tidak langsung turut menyebarkan syiar islam. Melalui surat
Al – Hajj ayat 22, Allah swt telah memerintahkan hambanya untuk senantiasa
menyebarkan dan menyeruhkan syariat islam kepada hewan banyak. Salah satunya
adalah ibadah kurban bagi yang mampu.
5. Membahagiakan penerima manfaat
Kurban tak bisa lepas dari kata berbagi kepada sesama. Dengan berkurban, kita bisa
membahagiakan para penerima manfaat. Allah swt juga menjanjikan rezeki dan pahala
berlipat ganda bagi hambanya yang membahagiakan penerima manfaat kurban.
F. Pengertian Aqiqah
Menurut bahasa, Aqiqah berati menyembelih atau memotong, sedangkan menurut
istilah, aqiqah adalah menyembelih hean sebagai rasa syukur kepada Allah atasa
kelahiran anak. Penyembelihan hewan aqiqah ini disertai dengan pencukuran rambut
anak dan pemberian nama jika dilaksanakan sebelum diberi nama. Aqiqah hukumnya
sunnah bagi orang tua hal ini sesuai dengan sebuah hadist Nabi Muhammad saw.
Besabda sebagai berikut yang artinya “anak yang baru lahir itu tergadai dengan
aqiqahnya yang disembelih baginya pada hari ke 7, yang dicukur rambutnya, dan diberi
nama.” (HR Ahmad dan Timidzi).
Hukum aqiaqh adalah sunnah muakad. Aqiqah bagi anak laki – laki dengan dua
ekor kambing, sedangkan bagi wanita dengan seekor kambing. Apabila mencukupkan
diri dengan seekor kambing bagi anak laki – laki, itu juga diperbolehkan. Anjuran aqiqah
ini menjadi kewajiban ayah (yang menanggung nafkah anak). Apabila ketika waktu
dianjurkannya aqiqah misalnya tujuh hari kelahiran, orang tua dalam keadaan fakir (tidak
mampu), maka ia tidak diperintahkan untuk aqiqah karena Allah berfirman yang artinya:
“bertawalah kepada Allah semampu kalian.”(QS. At taghobun:16)

7
G. Syarat – syarat Aqiqah
1. Hewan yang digunakan untuk aqiqah
Para ahli fiqih juga berbeda pendapat tentang hewan yang dapat digunakan untuk
aqiqah, tetapi mayoritas ulama menyatakan bahwa hewan yang digunakan untuk
aqiqah adalah kambing/domba. Adapun syarat kambing atau domba aqiqah yaitu:
a) Kambing/domba itu harus dalam keadaan sehat, tidak kurus, dan tidak cacat.
b) Kambing/domba itu sudah berumur satu tahun lebih (sudah pernah berganti gigi).
2. Orang yang di aqiqahi
Para ulama sepakat bahwa orang di aqiqahi adalah anak yang baru lahir, hal ini
berdasarkan hadist yang menyatakan bahwa aqiqah itu dilakukan pada hari ke – 7 dari
kelahiran anak. Orang yang melaksanakan aqiqah adalah orang tua dari anak yang
baru lahir tesebut.
3. Jumlah hewan untuk aqiqah
Jumlah hewan untuk aqiqah mayoritas ulama berpendapat bahwa untuk anak laki –
laki sebanyak 2 ekor kambing atau domba dan untuk anak perempuan sebanyak 1 ekor
kambing atau domba.
4. Waktu penyembelihan hewan aqiqah
Penyembelihan hewan aqiqah sebaiknya dilaksanakan pada hari ke 7 dari kelahiran
bayi. Namun sebagian ulama berpendapat bahwa jika pada hari ke 7 tersebut sebelum
mampu melaksanakan aqiqah untuk anaknya, Sayyidah Aisyah r.a dan Imam Ahmad
berpendapat bahwa aqiqqah bisa dilaksanakan pada hari ke 14, ataupun hari ke 21.
Jika pada hari itu juga belum mampu, boleh dilakukan kapan saja saat yang
bersangkutan sudah mampu. Kewajiban aqiqah menjadi gugur apabila bayi meninggal
sebelum usia 7 hari.
5. Penyembelihan hewan aqiqah
Penyembelihan hewan aqiqah sama dengan penyembelihan hewan kurban, namun
tujuannya berbeda, yaitu sebagai wujud rasa syukur atas karunia yang dianugrahkan
Allah swt dengan lahirnya sang anak.
6. Membaca do‟a
Selain membaca basmallah, takbir, dan shalawat, disunnahkan juga berdoa saat
menyembelih hewan aqiqah.

8
Allahuma minka wa illa ika, allahuma inna hadzihi aqiqotu fulan.
Artinya: Ya Allah ini darimu dan untukmu, ya allah sesungguhnya ini aqiqahnya
fulan.
7. Daging aqiqah dimasak dan disedehkahkan
Sebaiknya daging aqiqah diberikan dalam kondisi yang sudah dimasak. Orang tua
yang melaksanakan aqiqah untuk anaknya boleh memakan daging aqiqah tersebut,
menghadiahkan sebagian dagingnya kepada saabat – sahabatnya, dan menyedekahkan
sebagian lagi kepada kaum muslimin. Boleh juga mengundang kerabat dan tetangga
untuk menyantapnya, serta boleh juga disedekahkan semuanya.
8. Pemotongan rambut bayi
Penyembelihan hewan, selanjutnya upacara pemotongan rambut bayi dan duberikan
nama yang sebaik – baiknya pelaksanaan pemotongan rambut ini oleh Rasulullah saw
disunnahkan dilakukan pada hari ke 7 dari hari kelahiran. Hal ini menurut jumhur
ulama memiliki status hukum sunnah muakkad atau sunnah yang diutamakan (semi
wajib).
9. Memberi nama bayi yang baik
Untuk pemberian nama bayi dilakukan pada hari ke 7. Yaitu bersamaan dengan aqiqah
dan dicukur rambutnya. Namun diperbolehkan juga memberi nama bayi sebelum hari
ke 7 atau bahkan setelah hari ke7
10. Dalam Madzhab Syafi‟I selain di Tahnik juga disunnahkan untuk mendoakan sang
bayi yang baru lahir setelah ditahnik.
H. Hikmah Aqiqah
Mengapa melaksanakn ibadah aqiqah untuk bayi/ anak sangat penting karena yang
utama adalah untuk membuat kita semakin dekat dengan Allah, sebab ibadah aqiqah
merupakan bentu syukur kita atas kehadiran buah hati.
Dirangkum dari beberapa sumber, ada 5 hikmah aqiqah yang membuat ibadah
sunnah ini dianjurkan pelaksanaanya:
1. Menghidupkan sunnah Nabi Muhammad saw selain itu melaksanakan ibadah aqiqah
juga termasuk dalam amal meneladani Nabiyullah Ibrahim as tatkalah Allah swt
menebus putra Ibrahim yang tercinta Ismali as.

9
2. Dalam aqiqah ini mengandung unsur perlindungan dari syaitan yang dapat menganggu
anak yang terlahir itu, Rasulullah saw bersabda: “setiap anak itu tergadai dengan
aqiqahnya.” Sehingga anak yang telah ditunaikan aqiqahnya insya allah lebih
terlindung dari gangguan syaitan ang sering menganggu anak – anak.
3. Aqiqah merupakan tebusan hutang anak untuk memberikan syafaat bagi kedua orang
tuanya kelak pada hari perhitungan. Sebagaimana Imam Ahmad mengatakan: “dia
tergadai dari memberikan syafaat bagi kedua orang tuanya (dengan aqiqahnya).”
4. Aqiqah sebagai sarana menampakkan rasa gembira. Dan melaksanakan syariat islam
dan bertambahnya keturunan mukmin yang akan memperbanyak umat Rasulullah saw
pada hari kiamat. Sekaligus juag memperkuat ukhuwah atau persaudaraan yang
diantara masyarakat.

10
BAB III

A. KESIMPULAN

Qurban merupakan salah satu upaya manusia untuk mendekatkan diri kepada
Allah dengan cara menyembelih hewan tertentu pada hari raya haji (Idul Adha) dan tiga
hari tasyrik sesuai dengan ketentuan syara. Pada hari raya idul adha Allah mensyariatkan
penyembelihan hewan qurban sebagai mana yang dijelaskan pada Al – qur‟an surat Al –
Kautsar ayat 2. Hukum berqurban ada yang mengatakan wajib bagi yang memiliki
kelapangan rezeki, ada pula yang mengatakan sunnah muakkad. Karena dengan
berqurban akan lebih menenangkan hati dan melepaskan tanggungan.

Menurut bahasa, Aqiqah berati menyembelih atau memotong, sedangkan menurut


istilah, aqiqah adalah menyembelih hean sebagai rasa syukur kepada Allah atasa
kelahiran anak. Penyembelihan hewan aqiqah ini disertai dengan pencukuran rambut
anak dan pemberian nama jika dilaksanakan sebelum diberi nama. Hukum aqiaqh adalah
sunnah muakad. Aqiqah bagi anak laki – laki dengan dua ekor kambing, sedangkan bagi
wanita dengan seekor kambing.

Perbedaan qurban dan aqiqah adalah qurban di laksanakan pada saat hari raya idul
adha dan syarat dan ketentuannya itu daging qurban tidak boleh di makan oleh orang
yang melaksanakan qurban, dan dagingnya di bagikan dalam keadaan mentah ,di
wajibkan untuk membagikan kepada masyarakat dan fakir miskin ,dan ibadah qurban di
laksanakan oleh orang yang telah mampu. Sedangkan Aqiqah di laksanakan pada saat
kelahiran seorang anak yang baru lahir yang berumur 7 hari, sehingga hari ke 7 boleh
melakukan aqiqah dan pemberian nama pada sang anak, aqiqah di lakukan oleh orang tua
dan ketetuannya daging aqiqah boleh di makan oleh orang yang melakukan aqiqah, dan
dagingnya di masak terlebih dahulu kemudian boleh di bagikan ke kerabat,tetangga, dan
masyarakat. Persamaan qurban dan aqiqah adalah sama – sama mendekatkan diri kepada
allah swt, mempererat tali silahturahmi, merupakan wujud rasa syukur kita terhadap allah
swt. Saling berbagi rezeki kepada sesama antar manusia, serta hewan yang di gunakan
adalah sama – sama hewan ternak seperti kambing/domba yang merupakan syarat di
perbolehkannya hewan qurban dan aqiqah.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. Mulyana, “Wujud Kedekatan Seseorang hamba dengan Tuhanya” , Jurnal Pendidikan
Agama Islam – Ta‟lim, Vol. 14. No. 1 – 2016.

Abdurahman, Hukum Qurban, Aqiqah & Sembelihan , ( Bandung: Sinar Baru Algesindo,2007)

Ali Ghufron, Tuntunan Berkurban & Menyembelih hewan, (Jakarta: Amzah, 2011)

H. E. Hassan Saleh. Kajian Fiqh Nabawi & Fiqh Kontemporer, (Jakarta: Raja Gravindo Persada,
2008)

Kementrian Agama RI, Al – Qur’an dan Terjemahanya (Bandung: Mikraj Khasanah Ilmu,
2010).

Syaikh Hasan Muhammad Ayyub, Panduan Beribadah Khusus Pria, (Jakarta: Al mahira. 2008)

Sayyid Sabig, Fiqh Sunnah 13, (Bandung: Al ma‟rif, 1987).

12

Anda mungkin juga menyukai