Kelompok VII
ii
DAFTAR ISI
iii
2
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan masalah.
Dari latar belakang masalah di atas dapat kita ketahui bahwa rumusan
masalah yang akan di bahas dalam makalah ini adalah:
1. Apa itu Definisi, Landasan Syar`I, dan hukum berkurban?
2. Apa saja Syarat-Syarat Kurban?
3. Kapan saja Waktu Berkurban?
4. Apa saja Hewan yang akan Dikurbankan?
C. Tujuan.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Agar kita dapat mengetahui tentang Definisi, Landasan Syar`I, dan
hukum berkurban.
2. Agar kita dapat mengetahui Syarat-Syarat Kurban.
3. Agar kita dapat mengetahui Kapan saja Waktu Berkurban.
4. Dan Agar kita dapat mengetahui Apa saja Hewan yang akan
Dikurbankan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
a. Definisi Kurban
Menurut bahasa kurban berasal dari kata qaraba – yaqrabu – qurban-
qurbanan yang berarti dekat dan mendekatkan. Sedangkan menurut istilah,
kurban berart imenyembelih hewan atau binatang dengan maksud untuk
beribadah kepada Allah pada hari raya Haji (‘idul Adha) dan setelahtiga
hari berikutnya (hari tasyrik).
Kurban ( ( قربانatau udhiyyah ( ( ضحيًةاjamak dari dhahiyyah adalah
penyembelihan hewan dipagi hari. Yang dimaksudkan ialah mendekatkan
diri ( ( التقربatau beribadah kepada Allah SWT. dengan cara menyembelih
hewan tertentu pada hari raya haji (‘idul adha) dan tiga hari tasyrik
berikutnya, yaitu 11, 12 dan 13 Dzulhijjah sesuai dengan ketentuan syara’.
Udhiyyah ialah binatang yang disembelih baik unta, sapi, kerbau atau
kambing karena menghampirkan diri kepada Allah SWT. pada waktu yang
akan diterangkan kemudian.
Muhammad al-Khatib al-Syarbini memberi defenisi kurban ialah
hewan yang disembelih dari jenis hewan ternakuntuk mendekatkan diri
kepada Allah di hari raya ‘idul adhasampai akhir hari tasyrik.
Dan menurut al-Jaziri kurban ialah untuk menyebutkan
sesuatuhewandari jenis hewan ternak yang disembelih atau dijadikan
kurban untukmendekatkan diri kepada Allah SWT.di hari raya ‘idul adha
baik dia sedangmelaksanakan ibadah haji ataupun tidak mengerjakan6 .
Dari defenisi tersebut di atas, kurban adalah penyembelihanhewan ternak
yang dilakukan pada hari raya ‘idul adha dan sampai akhir haritasyrik
(tanggal 11,12 dan 13 Dzulhijah) untuk mandekatkan diri kepada
AllahSWT.
11
2
b. landasan Syar`i
Kurban merupakan salah satu ibadah sunah bagi umat Islam yang
dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijjah setiap tahunnya. Bagi Indonesia
yang mayoritas penduduknya adalah muslim, kurban menjadi salah satu
momen kebahagiaan tidak hanya bagi yang menunaikan, tapi juga bagi
yang menerima sebagian dari penyembelihan hewan kurban. Hal ini
mengingat ibadah ini memiliki banyak sekali aspek kebermanfaatan yang
dapat ditinjau dari berbagai aspek atau dimensi. Pada dimensi ibadah,
kurban merupakan ibadah yang dikerjakan dalam rangka mendekatkan diri
kepada Allah karena datangnya Hari Raya Idul Adha dan merupakan amal
saleh yang paling utama pada bulan Dzulhijjah. Ibadah kurban juga bagian
dari refleksi keimanan dan rasa syukur atas nikmat Allah yang tak
terhitung pada manusia. Iman kepada para Rasul yang memberikan
keteladanan dalam beribadah, utamanya dalam ibadah kurban. Hal ini
sebagaimana terkonfirmasi dalam perjalanan sejarah bahwa ibadah kurban
pertama kali dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim dan terus berlanjut sampai
Nabi dan Rasul terakhir yakni Rasulullah Muhammad, yang kemudian
diikuti oleh kaum muslimin hingga masa kini.
c. Hukum berkurban
Adapun dasar hukum atau dalil tentang ibadah kurban diantaranya
adalah al-Qur’an maupun al-Sunnah sebagai sumber pokok hukum Islam
banyak sekali menyebutkan tentang ibadah kurban, dan memerintahkan
secara jelas dan tegas di antaranya:
1
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, ( JakartaII: PT Hidakarya Agung,2010),h.80.
11
2
11
2
C. Waku Berkurban
Waktu Penyembelihan Qurban Dilakukan Setelah Shalat Ied.
Waktu merupakan sesuatu yang berharga dan tak bisa diulang lagi. Maka
segala aktivitas dan kegiatan yang dilakukan harus diperhatikan kapan
waktunya.
Seperti waktu masuk sekolah, waktu untuk belajar, waktu
bermain, atau waktu shalat adalah waktu yang sudah ditetapkan.Sebaiknya
penyembelihan dilakukan mulai dari usai shalat Idul Adha.
Namun jika penyembelihan dilakukan sebelum mulai shalat Idul Adha
maka hal itu tidak termasuk ke dalam ibadah qurbanJika penyembelihan
dilakukan sebelum shalat Idul Adha maka hal itu adalah proses
penyembelihan hewan ternak biasa, seperti yang dilakukan di hari
biasa.Maka wajib hukumnya untuk melaksanakan shalat terlebih dulu,
baru kemudian boleh menyembelih.
Shalat Idul Adha biasanya dilaksanakan di pagi hari dan dilengkapi
dengan khutbah Kemudian dilanjutkan dengan makan bersama keluarga,
setelah itu barulah boleh dilakukan proses penyembelihan.
2
Ibn Majah,Sunnah,Bairut:Darul Al Fikri,tt) jilid1,h.243.
11
2
11
2
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan pendapat Imam Syafi’i tentang hukum
Memakan Hewan Sembelihan Yang Tidak Dibacakan Basmalah. yang
pada bab sebelumnya telah dibahas maka sebagai jawaban dari
permasalahannya dapat disimpulkan sebagai berikut:
Imam Syafi’i tidak mensyaratkan tasmiyah sebagai syarat sahnya sembelihan,
menurut Imam Syafi’i hukum membaca basmallah ketika hendak menyembelih
hewan adalah sunnah bukanlah wajib, namun jika tidak membaca basmallah
karena lupa atau sengaja maka hewan sembelihan tersebut tetaplah halal dimakan
B. Saran.
Saran yang dapat pemakalah sampaikan adalah diharapkan pembaca
dapat memahami apa itu pengertian kurban, sarat – sarat kurban dan
hewan apa saja yang dikurbankan.
Demikianlah makalah ini dibuat, tentunya masih banyak kekurangan
dan kesalahan di dalam penulisan maupun pengambilan referensi, oleh
sebab itu selaku penyusun makalah ini menerima kritik dan saran agar
untuk pembuatan makalah kami ke depan menjadi lebih baik. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
DAFTAR PUSTAKA
11
2
11