Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PRAKTEK IBADAH LANJUTAN


KURBAN
Dosen Pengampu : Ana Rosidatu Umatin M.Pd

Disusun oleh kelompok VII :

1. Fitria NIM : PM.02.221.1162


2. Khairinnisa Anjumi NIM : PM.02.221.1047
3. Mahyu NIM : PM.02.221.1057
4. Nevia Ariani NIM: PM.02,221.1072

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM YASNI BUNGO
TAHUN AJARAN
2023/4A2
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur alhamdulillah penulis ucapkan ke hadirat Allah Subhanahu


Wa Ta’ala Tuhan seluruh alam yang maha rahman dan rahim karena atas berkat
rahmat dan kasih sayang-Nya makalah yang berjudul "Kurban" terselesaikan dan
terimakasih penulis sampaikan kepada dosen pengampu mata kuliah Ilmu
Pendidikan, Ibuk Ana Rosidatu Umatin M.Pd yang telah mengarahkan dan
membimbing pembuatan makalah yang baik dan benar.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat


banyak kekurangan, walaupun penulis telah berusaha menyajikan yang terbaik
bagi pembaca. Oleh karena itu, kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah
ini dengan senang hati penulis terima. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca. Aamiin.

Muara Bungo, 10 Oktober 2023

Kelompok VII

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ii


DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
A. Definisi, Landasan Syar`i dan Hukum Berkurban.......................................3
B. Syarat – Syarat Kurban................................................................................4
C. Waktu Berkurban.........................................................................................6
D. Hewan yang akan dikurbankan....................................................................7
BAB III PENUTUP.............................................................................................10
A. Kesimpulan .................................................................................................10
B. Saran............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................11

iii
2

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.


Dalam bahasa Arab hewan qurban disebut juga udhiyah atau adh- dhahiyah
dengan bentuk jamaknya al-adhaahi. Kata ini diambil dari kata dhuha. Seakan
kata itu berasal dari kata yang menunjukkan waktu disyariatkan penyembelihan
qurban dan dengan kata itu, hari penyembelihan dinamakan yaumul adhha.
Qurban disembahkan sebagai bentuk taqarrub pada Allah yaitu mendekatkan diri
pada-Nya dan bukti nyata Islam adalah agama yang kaffah dan sangat
memperhatikan hubungan sosial, salah satunya dengan disyariatkan qurban
(Muhammad bin Ismail, 2009:566)..
Qurban sebagai bagian dari rasa syukur seorang hamba atas nikmat yang
telah diberikan Allah kepadanya dan dengan ikhlas dia melaksanakan qurban lalu
membagikannya kepada mereka yang pantas menerimanya. Kenyataan tidak
sesuai dari ajaran Islam, di mana banyak ditemukan di kalangan masyarakat
muslim di Desa Teluk Mesjid Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak tidak ada
yang mau mengeluarkan qurban. (Abdul Muta’alal al-Jabari, 2004: 9).
Perintah berqurban diwahyukan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW
dan untuk seluruh umat islam berlaku sampai akhir zaman, Perintah berqurban
mulai pada tahun kedua hijrah bersamaan dengan perintah mengerjakan shalat
sunnat dua hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha).
Kesadaran adalah keinsafan, keadaan, sadar, tahu, mengerti, tapi kesadaran
yang dimaksud disini ialah tingkat kesadaran masyarakat dalam berqurban
(Js.Badudu, 1994:4).
Masyarakat merupakan sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan
karena setiap anggota kelompok merasa dirinya terikat satu dengan yang lainnya
(Soerjono Soekanto, 2006: 22).
.
2

B. Rumusan masalah.
Dari latar belakang masalah di atas dapat kita ketahui bahwa rumusan
masalah yang akan di bahas dalam makalah ini adalah:
1. Apa itu Definisi, Landasan Syar`I, dan hukum berkurban?
2. Apa saja Syarat-Syarat Kurban?
3. Kapan saja Waktu Berkurban?
4. Apa saja Hewan yang akan Dikurbankan?
C. Tujuan.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Agar kita dapat mengetahui tentang Definisi, Landasan Syar`I, dan
hukum berkurban.
2. Agar kita dapat mengetahui Syarat-Syarat Kurban.
3. Agar kita dapat mengetahui Kapan saja Waktu Berkurban.
4. Dan Agar kita dapat mengetahui Apa saja Hewan yang akan
Dikurbankan.
2

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi, Landasan Syar`i dan Hukum Berkurban

a. Definisi Kurban
Menurut bahasa kurban berasal dari kata qaraba – yaqrabu – qurban-
qurbanan yang berarti dekat dan mendekatkan. Sedangkan menurut istilah,
kurban berart imenyembelih hewan atau binatang dengan maksud untuk
beribadah kepada Allah pada hari raya Haji (‘idul Adha) dan setelahtiga
hari berikutnya (hari tasyrik).
Kurban ( ‫( قربان‬atau udhiyyah ( ‫ ( ضحيًةا‬jamak dari dhahiyyah adalah
penyembelihan hewan dipagi hari. Yang dimaksudkan ialah mendekatkan
diri ( ‫( التقرب‬atau beribadah kepada Allah SWT. dengan cara menyembelih
hewan tertentu pada hari raya haji (‘idul adha) dan tiga hari tasyrik
berikutnya, yaitu 11, 12 dan 13 Dzulhijjah sesuai dengan ketentuan syara’.
Udhiyyah ialah binatang yang disembelih baik unta, sapi, kerbau atau
kambing karena menghampirkan diri kepada Allah SWT. pada waktu yang
akan diterangkan kemudian.
Muhammad al-Khatib al-Syarbini memberi defenisi kurban ialah
hewan yang disembelih dari jenis hewan ternakuntuk mendekatkan diri
kepada Allah di hari raya ‘idul adhasampai akhir hari tasyrik.
Dan menurut al-Jaziri kurban ialah untuk menyebutkan
sesuatuhewandari jenis hewan ternak yang disembelih atau dijadikan
kurban untukmendekatkan diri kepada Allah SWT.di hari raya ‘idul adha
baik dia sedangmelaksanakan ibadah haji ataupun tidak mengerjakan6 .
Dari defenisi tersebut di atas, kurban adalah penyembelihanhewan ternak
yang dilakukan pada hari raya ‘idul adha dan sampai akhir haritasyrik
(tanggal 11,12 dan 13 Dzulhijah) untuk mandekatkan diri kepada
AllahSWT.

11
2

Menurut Wahbah al-Zuhaili kurban (udhiyyah) secara bahasa ialah


nama untuk suatu hewan yang disembelih, atau untuk hewan yang
disembelih pada hari 1raya Idul Adha. Sedangkan menurut fiqh kurban
ialah menyembelih hewan tertentu dengan niat mendekatkan diri kepada
Allah di dalam waktu tertentu.

b. landasan Syar`i
Kurban merupakan salah satu ibadah sunah bagi umat Islam yang
dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijjah setiap tahunnya. Bagi Indonesia
yang mayoritas penduduknya adalah muslim, kurban menjadi salah satu
momen kebahagiaan tidak hanya bagi yang menunaikan, tapi juga bagi
yang menerima sebagian dari penyembelihan hewan kurban. Hal ini
mengingat ibadah ini memiliki banyak sekali aspek kebermanfaatan yang
dapat ditinjau dari berbagai aspek atau dimensi. Pada dimensi ibadah,
kurban merupakan ibadah yang dikerjakan dalam rangka mendekatkan diri
kepada Allah karena datangnya Hari Raya Idul Adha dan merupakan amal
saleh yang paling utama pada bulan Dzulhijjah. Ibadah kurban juga bagian
dari refleksi keimanan dan rasa syukur atas nikmat Allah yang tak
terhitung pada manusia. Iman kepada para Rasul yang memberikan
keteladanan dalam beribadah, utamanya dalam ibadah kurban. Hal ini
sebagaimana terkonfirmasi dalam perjalanan sejarah bahwa ibadah kurban
pertama kali dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim dan terus berlanjut sampai
Nabi dan Rasul terakhir yakni Rasulullah Muhammad, yang kemudian
diikuti oleh kaum muslimin hingga masa kini.

c. Hukum berkurban
Adapun dasar hukum atau dalil tentang ibadah kurban diantaranya
adalah al-Qur’an maupun al-Sunnah sebagai sumber pokok hukum Islam
banyak sekali menyebutkan tentang ibadah kurban, dan memerintahkan
secara jelas dan tegas di antaranya:

1
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, ( JakartaII: PT Hidakarya Agung,2010),h.80.

11
2

Firman Allah dalam surat al-Hajj 34:


Yang Artinya: "Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan
penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap
binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka
Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu
kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk
patuh (kepada Allah).” (Q.S al-Hajj: 34)9
Dari ayat tersebut dijelaskan bahwa pada setiap generasi umat
terdahulu juga disyariatkan oleh Allah SWT.untuk berkurban dengan
tujuan supaya mereka ingat kepada Allah SWT. terhadap rizki yang
telahdiberikan kepada mereka berupa binatang-binatang ternak seperti
unta, kerbau, sapi, domba, kambing dan lain-lain.

B. Syarat – Syarat Kurban

Hewan yang digunakan untuk berkurban sudah ditentukan, sehingga


tidak boleh berkurban dengan sesuka hati. Ulama sepakat bahwa
sesungguhnya hewan kurban itu tidak sah kecuali dari hewan ternak,
yaitu : unta, sapi (termasuk kerbau), kambing (termasuk biri- biri) dan
segala macamnya, baik jantan atau betina. Kurban tidak boleh dengan
selain binatang ternak (bahimatul an’am) seperti sapi liar, kijang dan
sebagainya.21 Berdasarkan firman Allah SWT dalam QS. Al- Hajj : 34
Arti lafadz “bahimatul an’am” pada ayat tersebut adalah unta, sapi
dan kambing23 . Nabi dan para sahabatnya tidak pernah melakukan
kurban, dengan selain hewan ternak, karena kurban adalah ibadah yang
berhubungan dengan hewan, maka ini ditentukan dengan hewan ternak.
Ulama sepakat bahwa yang bisa dijadikan kurban ialah hewan ternak yang
temasuk kelompok bahimatul an’am, yaitu : unta, sapi dan kambing
Namum mereka berbeda pendapat mengenai hewan mana yang lebih
utama

11
2

Ulama – ulama Malikiyah berpendapat, yang lebih utama adalah


kambing, kemudian sapi, kemudian unta, karena dipandang dari segi
bagusnya daging, karena Nabi SAW, berkurban dengan dua kambing
kibas, dan Nabi tidak melakukan kecuali yang lebih utama dahulu.2

C. Waku Berkurban
Waktu Penyembelihan Qurban Dilakukan Setelah Shalat Ied.
Waktu merupakan sesuatu yang berharga dan tak bisa diulang lagi. Maka
segala aktivitas dan kegiatan yang dilakukan harus diperhatikan kapan
waktunya.
Seperti waktu masuk sekolah, waktu untuk belajar, waktu
bermain, atau waktu shalat adalah waktu yang sudah ditetapkan.Sebaiknya
penyembelihan dilakukan mulai dari usai shalat Idul Adha.
Namun jika penyembelihan dilakukan sebelum mulai shalat Idul Adha
maka hal itu tidak termasuk ke dalam ibadah qurbanJika penyembelihan
dilakukan sebelum shalat Idul Adha maka hal itu adalah proses
penyembelihan hewan ternak biasa, seperti yang dilakukan di hari
biasa.Maka wajib hukumnya untuk melaksanakan shalat terlebih dulu,
baru kemudian boleh menyembelih.
Shalat Idul Adha biasanya dilaksanakan di pagi hari dan dilengkapi
dengan khutbah Kemudian dilanjutkan dengan makan bersama keluarga,
setelah itu barulah boleh dilakukan proses penyembelihan.

D. Hewan yang akan Dikurbankan


Hewan yang boleh dijadikan kurban adalah unta, sapi, dan
kambing (domba). Selain tiga hewan tersebut, misalnya ayam, itik, dan
ikan tidak boleh dijadikan kurban
Allah SWT berfirman dalam surat al-Hajj ayat 34:
Yang Artinya:"Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan
penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap
binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka
Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu
kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk
patuh (kepada Allah)" . (Q.S al-Hajj: 34)

2
Ibn Majah,Sunnah,Bairut:Darul Al Fikri,tt) jilid1,h.243.

11
2

Dalam bahasa Arab, lafal bahimatul an’am hanya mencakup


binatang, seperti unta, sapi dan kambing, bukan yang lain.Demikian juga
dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa hewan ternak itu maksudnya
adalah unta, sapidan kambing
1. Ketentuan hewan kurban
Sesuai hadits Nabi Muhammad SAW hewan dianggap cukup jika
memenuhi beberapa ketentuan. Untuk kambing atau domba harus berumur
dua tahun masuk tahun ketiga. Dan untuk unta harus berumur lima tahun:
Artinya: "Janganlah kalian sembelih binatang melainkan hewan itu
sudah berumur dua tahun, kecuali jika binatang itu susah engkau dapat
maka potonglah binatang yang berumur satu tahun (masuk yang kedua)" .
(H. R Muslim23).
Sebagaimana hadits Rasulullah SAW. tersebuttelah menjelaskan
batasan umurnya, demikian juga terdapat hadits yang menjelaskan jenis
hewan berikut jumlah kegunaan bagi orang yang hendak berkurban
a. Unta yang sudah berumur minimal lima tahun berlaku untuk tujuh orang.
b. Sapi yang berumur minimal dua tahun berlaku untuk tujuh orang.
c. Kerbau yang berumur minimal dua tahun berlaku untuk tujuh orang
d. Domba atau kambing yang sudah berumur minimal dua tahun berlaku untuk
satu orang.

11
2

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan pendapat Imam Syafi’i tentang hukum
Memakan Hewan Sembelihan Yang Tidak Dibacakan Basmalah. yang
pada bab sebelumnya telah dibahas maka sebagai jawaban dari
permasalahannya dapat disimpulkan sebagai berikut:
Imam Syafi’i tidak mensyaratkan tasmiyah sebagai syarat sahnya sembelihan,
menurut Imam Syafi’i hukum membaca basmallah ketika hendak menyembelih
hewan adalah sunnah bukanlah wajib, namun jika tidak membaca basmallah
karena lupa atau sengaja maka hewan sembelihan tersebut tetaplah halal dimakan

B. Saran.
Saran yang dapat pemakalah sampaikan adalah diharapkan pembaca
dapat memahami apa itu pengertian kurban, sarat – sarat kurban dan
hewan apa saja yang dikurbankan.
Demikianlah makalah ini dibuat, tentunya masih banyak kekurangan
dan kesalahan di dalam penulisan maupun pengambilan referensi, oleh
sebab itu selaku penyusun makalah ini menerima kritik dan saran agar
untuk pembuatan makalah kami ke depan menjadi lebih baik. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

DAFTAR PUSTAKA

11
2

Yunus, Mahmud.kamus arab Indonesia,Jakarta:PT Hidakarya Agung 2010.


Albanjari,Arsad.Kitab Sabillal Muhtadin II, Jakarta: PT Raja Grafindo 2012
Saleh,Hasan, kajian fiqih Nabawi:Jakarta PT.Bina Ilmu 2012
Al Zuhaili,wahbah. Al fiqhi Al Islam, Wa Adilatuhu: Yogyakarta 2012

11

Anda mungkin juga menyukai