Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua
pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Qurban .................................................................................................. 2
1. Pengertian Qurban ......................................................................... 2
2. Dalil Tentang Qurban .................................................................... 2
3. Sejarah Qurban .............................................................................. 3
4. Hukum Qurban .............................................................................. 5
5. Hewan yang Sah untuk Diqurbankan ............................................ 5
6. Hewan yang Tidak Sah untuk Diqurbankan ................................. 6
7. Tata Cara, Sunnah dan Waktu Pelaksanaan Qurban ..................... 7
B. Aqiqah .................................................................................................. 8
1. Pengertian Aqiqah ......................................................................... 8
2. Dalil, Hukum dan Waktu Pelaksanaan Aqiqah ............................. 8
3. Sejarah Aqiqah .............................................................................. 9
4. Hewan yang Sah dan Tidak Sah untuk Diaqiqahkan .................... 10
5. Tata Cara dan Sunnah Pelaksanaan Aqiqah .................................. 11
Kesimpulan ............................................................................................... 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Qurban
1. Pengertian Qurban
1
Muhamad Sokhih Asyhadi, Fiqih Ibadah Versi Madzhab Syafi’i, (Grobogan: Ponpes Fadllul
Wahid). hlm., 198
2
Departemen Agama RI, Al-Quran Terjemahan, (Bandung: CV Darus Sunnah, 2012).
2
binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka,”
(QS. Al Hajj 22 : 34)3
Artinya : ”Saya disuruh menyembelih qurban dan qurban itu sunat bagi
kamu”
3. Sejarah Qurban
Sejarah Qurban bermula saat Nabi Ibrahim dengan istrinya Sarah belum
memiliki buah hati hingga lanjut usia, Sarah lantas meminta Ibrahim untuk
menikah lagi. Awalnya, Ibrahim menolak permintaan Sarah karena baginya,
Sarah lah satu-satunya wanita yang ada di hatinya. Namun Sarah bersikeras
meminta Ibrahim menikahi wanita lain dan berharap dari pernikahan tersebut
sang suami akan mendapatkan keturunan.
Dengan berat hati namun tetap menyerahkan segalanya kepada Allah SWT,
Ibrahim memenuhi permintaan Sarah untuk menikah lagi. Ibrahim lalu
mempersunting budaknya, Hajar. Lalu Ibrahim pun berdoa kepada Allah. "Ya
Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang
shaleh" (As Saffat : 100)4
Dan saat itu, Allah pun mengabulkan doa tersebut. "Maka Kami beri kabar
gembira kepadanya dengan kelahiran seorang anak yang sangat sabar" (As
Saffat : 101)
Kemudian lahirlah Ismail. Kelak Ismail akan menjadi seorang Nabi yang
kesabarannya dituliskan dalam Al-Qur'an.
Singkat cerita, ketika Ismail sampai pada umurnya (beberapa ahli sejarah
menyatakan umur kenabian) Ibrahim bermimpi, dalam mimpi tersebut ia
diperintahkan oleh Allah untuk menyembelih Ismail.
3
Departemen Agama RI, Al-Quran Terjemahan, (Bandung: CV Darus Sunnah, 2012).
4
Ibid.
3
Ibrahim berkata, "Hai anakku, sesungguhnya aku bermimpi untuk
menyembelihmu, maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu?"
"Wahai ayahku kerjakanlah apa yang diperintahkan oleh Allah, kau akan
temui aku sebagai orang yang sabar", jawab Ismail. (As Safaat : 102)5
Tidak lama setelah itu, Ibrahim dan Ismail menuju lokasi penyembelihan
sesuai dengan mimpi Ibrahim. Lokasinya terletak di Mina, Makkah. Dalam
perjalanan menuju lokasi, syaitan datang tiga kali menggoda Ibrahim untuk tidak
menyembelih Ismail. Setiap kali syaitan datang, Ibrahim mengusirnya dengan
cara melempar kerikil kecil sebanyak tujuh kali dengan mengucapkan
"Bismillahi Allahu Akbar" hingga syaitan tersebut menghilang.6
5 Ibid.,
6https://www.dompetdhuafa.org/post/detail/9387/indahnya-sejarah-singkat-kurban-. Diakses 30
Desember2019.
4
hikmah berkurban dengan apa yang kita sangat-sangat cintai meningkatkan
ketakwaan dan kesabaran kepada Allah.7
4. Hukum Qurban
Alasan yang berpendapat wajib, sesuai dengan firman Allah QS. Al-Kautsar
ayat 1-2.
Artinya: Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.
Maka dirikanlah shalat karenaTuhanmu; dan berkorbanlah.
Hukum kurban menjadi wajib jika disertai nadzar. Misalnya seperti ucapan
seseorang,” Kurban ini wajib bagiku dan kupersembahkan untuk Alllah”
atau”Wajib atasku mengurbankan hewan ini” atau dengan mengkhususkan,
seperti pernyataan “ini adalah hewan kurban” atau “Aku jadikan hewan tersebut
jadikan kurban.”9
7
Ibid.,
8
Sayid Sabiq, Fiqhu Sunnah. Jilid I,II,III, cet IV, ( Beirut : Dar al fikr, 1983).
9
Ibid.,
5
Imam Ibnu Ruslan al-Syafi’i berkata didalam Nadham Az-Zubad :
“Tidak diperbolehkan hewan yang sangat kurus, sakit, pincang,
cacat bagian tubuhnya seperti sebagian telinga atau ekornya
sebagaimana pula buta sebelah matanya, buta keduanya atau
terputus pantatnya. Diperbolehkan hewan yang hanya cacat
tanduknya dan hewan yang dikebiri.”
Hewan-hewan yang tidak boleh atau tidak sah untuk dijadikan sebagai
hewan qurban adalah sebagai berikut:11
10
Syaikh ‘Abdullah bin Sholih Al Fauzan, Minhatul ‘Allam fii Syarhi Bulughil Marom, (Dar
Ibnil Jauzi, 1431 H). Hlm. 290-292.
11
Ibid.,
6
oleh yang lima (empat penulis kitab sunan ditambah dengan Imam
Ahmad). Dishahihkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Hibban )12
12
Al-Asqalani, Ibnu Hajar, Bulughul Maram, Panduan Lengkap Masalah Fiqih, Akhlak, dan
Keutamaan Amal, (Jakarta: Mizan Pustaka, 2010).
13
Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindio, 2012).
7
4. Binatang yang disembelih hendaklah digulingkan ke sebelah kiri tulang
rusuknya agar mudah saat penyembelihan.
5. Hewan yang disembelih disunnahkan dihadapkan ke arah Kiblat.14
B. Aqiqah
1. Pengertian Aqiqah
Hukum aqiqah adalah sunnah mu’akkad bagi orang tua (atau orang yang
wajib memberi nafkah kepada bayi) yang mampu dalam waktu 60 hari.16
Ada dua hadis yang menerangkan tentang jumlah binatang aqiqah yang
disembelih untuk seorang anak. Hadist yang pertama, menerangkan bahwa
Rasulullah saw mengaqiqahkan cucu laki-laki beliau, masing-masing dengan
seekor kambing.
14
Ibid.,
15
Wahbah Zuhaili, Fiqih Imam Syafi’i, (Beirut; Darul Fikr, 2008). Hlm. 98.
16
Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, ... Hlm., 480.
8
Artinya: “Dari Ibnu Abbas, bahwasannya Rasulullah SAW mengaqiqahi untuk
hasan dan Husain dengan masing-masing satu kambing (HR Abu
Daud dengan riwayat yang shahih).”
Artinya: “ Telah berkata Rasulullah SAW : Barang siapa diantara kamu yang
ingin beribadat tentang anaknya hendaklah dilakukannya, untuk anak
laki-laki dua ekor kambing yang sama umumnya dan untuk anak
perempuan seekor kambing”. (HR. Ahmad, Abu Daud dan Nasai).
Sunnah untuk mengaqiqahi anak laki-laki dengan dua ekor kambing ini
hanya berlaku untuk orang yang mampu melaksanakannya, karena tidak semua
orang untuk mengaqiqahi bayi laki-laki dengan dua kambing. Ini termasuk
pendapat yang wasath (tengah-tengah) yang menghimpun berbagai dalil.17
3. Sejarah Aqiqah
Sejarah aqiqah dalam Islam dan pada zaman nabi tradisi memotong hewan
dan mencukur rambut memang telah ada pada masyarakat jazirah Arab sebelum
17
Wahbah Zuhaili, Fiqih Imam Syafi’i, ... Hlm. 99.
18
Abu Muhammad Ibnu Shalih Bin Hasbullah, Panduan Praktis Aqiqah (Berdasarkan Alquran
dan Sunnah), (Yogyakarta: Penerbit Pustaka Ibnu Umar, 2015).
9
Muhammad diangkat menjadi seorang Nabi Allah. Namun aqiqah pada
masyarakat tersebut berbeda dengan contoh dari Nabi Muhammad.19
Sejarah aqiqah pada zaman Nabi Muhammad SAW dicontohkan oleh beliau
ketika pelaksanaan aqiqah untuk kedua cucunya, yaitu Hasan dan Husain.
Selanjutnya aqiqah diikuti oleh umat muslim hingga saat ini. Telah disebutkan
sebelumnya bahwa masyarakat Arab jahiliyah juga telah
melaksanakan aqiqah untuk menyambut kelahiran anaknya, dan Islam datang
untuk menyempurnakannya.
Sejarah aqiqah dicontohkan pada zaman Nabi Muhammad SAW saat beliau
menggelar aqiqah untuk cucu kembarnya yakni Hasan dan Husain. Hal ini
dijelaskan pada sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Ibnu
Abbas ra bahwa Rasulullah SAW melaksanakan aqiqah untuk Hasan bin Ali bin
Abi Thalib dan Husain bin Ali bin Abi Thalib, masing-masing adalah satu ekor
kambing.
19
https://paketaqiqahraya.com/sejarah-singkat-aqiqah/. Diakses 30 Desember 2019.
20
Ibid.,
10
aqiqah. Sedangkan syarat-syarat hewan yang dapat disunahkan untuk aqiqah itu
sama dengan syarat yang ada pada hewan kurban, baik dari segi jenisnya,
ketidak cacatannya, kejelasannya.
Syarat-syarat hewan yang bisa (sah) untuk dijadikan aqiqah itu sama dengan
syarat-syarat hewan untuk kurban, yaitu:
1. Tidak cacat.
2. Tidak berpenyakit.
Jenis hewan yang disembelih Rasulullah SAW dalam aqiah saat itu
bukanlah inti drii aqiqah itu sendiri, sehingga andaikan diubah dengan seekor
burung kecil bahkan tidak menyembelih hewan melainkan sekedar nasi dan
lauk pauk pun selama berniat mensyukuri nikmat lahirnya putra sah disebut
aqiqah.21
21
A. Hasan Asy’ari Ulama’I, Aqiqah dengan Burung pipit, (Semarang: Syar Media Publishing,
2010), hlm. 109
11
Selain itu terdapat pula sunnah-sunnah beraqiqah, yaitu:
22
Abu Muhammad ‘Ishom bin Mar’I, Aqiqah (Perayaan Aqiqah Menurut Islam), (Yogyakarta:
Litera Sunny, 1997). hlm.47
12
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hukum qurban dan
aqiqah ini sunah, tetapi sunah muakadah (sunah yang amat dianjurkan untuk
dilaksanakan) bagi orang-orang yang mampu. Ibadah qurban dan aqiqah ini selain besar
pahalanya di sisi Allah Swt. Juga sangat erat kaitannya dengan aspek kemanusiaan
Khusus untuk akikah hanya dianjurkan satu kali seumur hidup.
Qurban berarti menyembelih hewan pada hari raya idul Adha dan hari tasyrik,
yaitu tanggal 11,12 dan 13 Zulhijjah dengan maksud beribadah kepada Allah Swt.
akikah adalah menyembelih hewan sebagai rasa syukur kepada Allah atas kelahiran
anak. Penyembelihan hewan aqiqah ini disertai dengan pencukuran rambut anak dan
pemberian nama jika dilaksanakan sebelum diberikan nama.
13
DAFTAR PUSTAKA
Buku
A. Hasan Asy’ari Ulama’I, Aqiqah dengan Burung pipit, (Semarang: Syar Media
Publishing, 2010), hlm. 109
Abu Muhammad Ibnu Shalih Bin Hasbullah, Panduan Praktis Aqiqah (Berdasarkan
Alquran dan Sunnah), (Yogyakarta: Penerbit Pustaka Ibnu Umar, 2015).
Abu Muhammad ‘Ishom bin Mar’I, Aqiqah (Perayaan Aqiqah Menurut Islam),
(Yogyakarta: Litera Sunny, 1997). hlm.47
Al-Asqalani, Ibnu Hajar, Bulughul Maram, Panduan Lengkap Masalah Fiqih, Akhlak,
dan Keutamaan Amal, (Jakarta: Mizan Pustaka, 2010).
Departemen Agama RI, Al-Quran Terjemahan, (Bandung: CV Darus Sunnah, 2012).
Muhamad Sokhih Asyhadi, Fiqih Ibadah Versi Madzhab Syafi’i, (Grobogan: Ponpes
Fadllul Wahid). hlm., 198
Sayid Sabiq, Fiqhu Sunnah. Jilid I,II,III, cet IV, ( Beirut : Dar al fikr, 1983).
Syaikh ‘Abdullah bin Sholih Al Fauzan, Minhatul ‘Allam fii Syarhi Buluguil Marom,
(Dar Ibnil Jauzi, 1431 H). Hlm. 290-292.
Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindio, 2012).
Artikel
14
Tanggal : Rabu, 1 Januari 2020
Pukul : 08.00 – 09.40