Anda di halaman 1dari 14

KURBAN DAN AQIQAH

MAKALAH MATA KULIAH FIQIH

DOSEN PENGAMPU: MUHAMMMAD IKHFIL, Lc.,MA.


DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 8

AULIA KHANIFAH 224110201009

NENENG ISTIKOMAH 224110201036

NOVI SAFARI 224110201038

RIFA AULIA NUR SABANI 224110201045

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH KELAS A

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI PROF. K.H. SAIFUDDIN ZUHRI

PURWOKERTO 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kurban dan Aqiqah” tepat
pada waktunya. Shalawat dan salam semoga tercurahkan untuk junjungan Nabi Muhammad
SAW.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas pertama dari Bapak
M. Ikfil Chasan, Lc., MA. pada mata kuliah Fiqih. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
menambah wawasan bagi penulis dan pembaca tentang definisi, dalil, rukun, syarat kurban dan
aqiqah serta hal-hal yang berkaitan dengan kurban dan aqiqah.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak kesalahan dikarenakan
kurangnya pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk
masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak untuk memperbaiki kesalahan
sebagaimana mestinya.

Purwokerto, 10 November 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................................i


DAFTAR ISI ........................................................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................................. 2
BAB II .................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 3
A. Kurban ........................................................................................................................................... 3
1. Definisi Kurban ............................................................................................................................... 3
2. Dalil Kurban .................................................................................................................................... 3
3. Syarat Kurban.................................................................................................................................. 4
4. Hikmah Pensyariatan Kurban.......................................................................................................... 5
5. Waktu Pelaksanaan Kurban ............................................................................................................ 5
6. Tata Cara Pelaksanaan Kurban........................................................................................................ 5
B. Aqiqah ............................................................................................................................................ 6
1. Definisi Aqiqah ............................................................................................................................... 6
2. Dalil Aqiqah .................................................................................................................................... 6
3. Syarat Aqiqah .................................................................................................................................. 7
4. Hikmah Pensyariatan Aqiqah .......................................................................................................... 7
5. Waktu Pelaksanaan Aqiqah ............................................................................................................. 8
6. Tata Cara Pelaksanaan Aqiqah ........................................................................................................ 8
C. Persamaan dan Perbedaan Kurban dan Aqiqah ....................................................................... 8
1. Persamaan Kurban dan Akikah ....................................................................................................... 8
2. Perbedaan Kurban dan Akikah ........................................................................................................ 9
BAB III ................................................................................................................................................. 10
KESIMPULAN .................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bagi umat Islam, kurban adalah syariat yang ditetapkan Allah swt. Bahkan, sejak
masa Nabi Adam a.s. sudah ada syariat kurban. Hal ini dapat kita pahami dan kisah Qabil
dan Habil, dua putra Nabi Adam a.s. yang bertengkar karena kurban salah seorang dari
keduanya tidak diterima. Kata kurban berasal dan bahasa Arab yang berarti pendekatan diri
atau mendekatkan diri. Kata kurban telah dijadikan istilah dalam syariat Islam untuk
pengertian penyembelihan Hewan ternak yang memenuhi syarat tertentu dilaksanakan pada
waktu tertentu, dengan niat ibadah guna mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Dalam kehidupan masyarakat, kita sering menyaksikan tradisi sepasaran bayi. Ada
juga yang menyembelih hewan untuk akikah. Apakah akikah itu? Akikah dalam bahasa
Arab berarti rambut yang tumbuh di kepala anak yang baru lahir (bayi). Menurut istilah
Islam, akikah berarti menyembelih Hewan ternak berkenaan dengan kelahiran anak, sebagai
bukti rasa syukur kepada Allah swt., dengan syarat-syarat tertentu. Menurut sunah
Rasulullah SAW anak yang lahir laki-laki disembelihkan dua ekor kambing. Apabila anak
yang lahir perempuan, disembelihkan satu ekor kambing. 1

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi kurban?
2. Apa saja dalil-dalil tentang kurban?
3. Apa saja syarat-syarat kurban?
4. Apa hikmah pensyariatan kurban?
5. Kapan waktu pelaksanaan kurban?
6. Bagaimana tata cara pelaksanaan kurban?
7. Apa definisi aqiqah?
8. Apa saja dalil-dalil tentang aqiqah?
9. Apa saja syarat-syarat aqiqah?
10. Apa hikmah pensyariatan aqiqah?
11. Kapan waktu pelaksanaan aqiqah?
12. Bagaimana tata cara pelaksanaan aqiqah?

1
Imam Asyrofi, “Antara Kurban Dan Akikah,” t.t., 5.
1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi kurban
2. Untuk mengetahui dalil-dalil tentang kurban
3. Untuk mengetahui syarat-syarat kurban
4. Untuk mengetahui hikmah pensyariatan kurban
5. Untuk mengetahui waktu pelaksanaan kurban
6. Untuk mengetahui tata cara pelaksanaan kurban
7. Untuk mengetahui definisi aqiqah
8. Untuk mengetahui dalil-dalil tentang aqiqah
9. Untuk mengetahui syarat-syarat aqiqah
10. Untuk mengetahui hikmah pensyariatan aqiqah
11. Untuk mengetahui waktu pelaksanaan aqiqah
12. Untuk mengetahui tata cara pelaksanaan aqiqah
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Dapat melatih penulis agar mampu menyusun makalah dengan baik dan benar,
mulai dari belajar memahami masalah dan mencari solusinya, belajar berpikir kritis,
serta memperluas wawasan bagi penulis.
2. Bagi Pembaca
Mampu memberikan informasi mengenai kurban dan aqiqah, untuk memungkinkan
pembaca mengetahui dan memahaminya.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kurban
1. Definisi Kurban
Kurban adalah menyembelih hewan (unta, sapi atau kambing) pada waktu
tertentu sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT. Kata kurban berasal dan bahasa
Arab, yaitu qaruba-yaqrubu-qurbanan, yang artinya dekat atau mendekat. Kata kurban
telah dijadikan istilah dalam syariat Islam untuk pengertian penyembelihan Hewan
ternak yang memenuhi syarat tertentu, dilaksanakan pada waktu tertentu, dengan niat
ibadah guna mendekatkan diri kepada Allah SWT. Berkurban itu hukumnya sunah
muakkad. Dan kurban tidak menjadi wajib kecuali sebab nadzar. 2

Secara harfiah, pengertian kurban atau disebut juga Udhiyah berarti hewan
sembelihan. Udhiyah atau bentuk jamaknya dhahiyah, berarti pemyembelihan hewan di
pagi hari. Udhhiyyah adalah nama hewan ternak yang disembelih pada hari Raya
Kurban dan hari-hari Tasyriq semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

2. Dalil Kurban
a. Q.S Al-Kautsar: 2

َ ْ َ ّ َ َ
‫فص ِل ِل َر ِ ّبك َوا ْر‬

Artinya: “Maka, laksanakanlah salat karena Tuhanmu dan berkurbanlah”! 3

b. Q.S Al-Hajj: 34
ٰ ُ ٰ َ ََْ ْ ُ
ٌ
‫امۗ ف ِال ُهك ْم ِا‬ ‫ع‬‫ن‬ ‫ا‬ َِ ‫ن َبه ْي‬
‫ة‬ ‫م‬ ۢ ْ ‫َو ُ ّ ُاﱠمة َج َع ْل َنا َم ْ َس ً ّل َي ْذك ُروا ْاس َم اﷲ َ ٰ َما َر َز َق ُه ْم ّم‬
ِ ِ ِ ِ ِ ٍ ِ ِ

َ ْ ْ َّ َ َٗ َ ٌ
ۙ ْ ‫ﱠوا ِ د ف ٓ ا ْس ِل ُم ْواۗ َو ِ ِ ال ُمخ ِ ِت‬

2
Matan ghoyah wa taqrib, t.t.
3
“Q.S Al-Kausar: 2” (Al-Qur’an Kemenag, t.t.), diakses 9 November 2022.
3
Artinya: “Bagi setiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban) agar
mereka menyebut nama Allah atas binatang ternak yang dianugerahkan-Nya
kepada mereka. Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa. Maka, berserahdirilah
kepada-Nya. Sampaikanlah (Nabi Muhammad) kabar gembira kepada orang-
orang yang rendah hati lagi taat (kepada Allah).” 4
c. Dalil As-sunnah
“Diriwayatkan dari Anas R.A berkata: Nabi SAW berqurban dengan dua ekor
domba jantan yang berwarna putih bercampur hitam dan bertanduk,beliau
menyembelih keduanya dengan tangannya sendiri sambil membaca Basmalah dan
Bertakbir. “(HR. Bukhari dan Muslim)

3. Syarat Kurban
Hewan yang sah untuk dijadikan kurban adalah hewan yang telah memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. Hewan yang harus menjadi kurban adalah hewan ternak seperti: Sapi, Unta,
kambing, domba yang telah menjadi kesepakatan ulama.
b. Hewan kurban harus tidak memiliki cacat, misal buta sebelah matanya, pincang,
sakit dan tidak besar yang diperkirakan belum berfungsi instinknya menurut
kesepakatan ulama.
c. Hewan kurban harus cukup umur sesuai dengan yang telah ditentukan syara’ yaitu;
domba sekurang-kurangnya berumur satu tahun atau telah berganti gigi (musinnah),
kambing biasa sekurang-kurangnya berumur dua tahun, sapi atau kerbau sekurang-
kurangnya berumur dua tahun, dan unta sekurang-kurangnya berumur lima tahun.
Unta itu sah dijadikan kurban untuk tujuh orang, begitu juga sapi sah untuk tujuh
orang, Adapun domba hanya untuk satu orang. 5
Sedangakan syarat bagi orang yang berkurban ada empat, yaitu:
a. Muslim
b. Mampu
c. Baligh
d. Berakal

4
“Q.S Al-Hajj: 34” (Al-Qur’an Kemenag, t.t.), diakses 9 November 2022.
5
Matan ghoyah wa taqrib.
4
Selain itu, ada juga yang menjadi syarat sembelihan secara syar'i sebagai
berikut:
a. Hewan harus disembelih dengan alat yang tajam, yang dapat mengalirkan darah dan
memotong urat leher, meskipun itu berupa kayu atau batu.
b. Ditenggorokan atau dibawah leher yakni pemotongan hendaknya harus sama persis
tusukan dibawah leher yang mematikan (khusus unta).
c. Menyebut nama Allah atas sembelihan tersebut dan tidak menyebut nama selain-
Nya.

4. Hikmah Pensyariatan Kurban


a. Taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah SWT.
b. Menghidupkan sunnah Imamul Muwahidin Nabi Ibrahim a.s dan menghidupkan
semangat berkurban.
c. Memberikan kelapangan dan berbagi suka pada kerabat dan keluarga, serta
menyebarkan kasih sayang kepada kaum fakir dan miskin.
d. Sebagai bentuk kesyukuran kepada Allah SWT.6

5. Waktu Pelaksanaan Kurban


Waktu pelaksanaan kurban adalah tanggal 10 Dzulhijah setelah sholat Ied (Hari
Raya Idul Adha) atau pada hari-hari Tasyrik berikutnya, yaitu tanggal 11, 12, dan 13
Dzulhijah, dari mulai metahari setinggi tombak pada Hari Raya Idul Adha sampai
terbenam matahari tanggal 13 Dzullhijah. Penyembelihan yang dilakukan di luar batas
waktu tersebut hanyalah penyembelihan biasa, bukan kurban. 7

6. Tata Cara Pelaksanaan Kurban


Ketika menyembelih hewan kurban disunahkan lima perkara, yaitu:
a. Membaca Basmalah. Maka sebaiknya orang yang menyembelih itu membaca
basmalah, namun jika tidak membaca Basmalah hewan yang disembelih tetap halal.
b. Membaca shalawat untuk baginda Nabi SAW. Namun makruh mengumpulkan
antara nama Allah dan Rasul-Nya.
c. Menghadap kiblat beserta hewan sembelihannya. Yakni orang yang menyembelih
menghadapkan sembelihannya ke arah kiblat dan dia pun menghadap kiblat.
d. Membaca takbir sebelum membaca Basmalah atau sesudahnya sebanyak 3 kali,
sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Mawardi.

6
Hj Nurnaningsih, “Kajian Filosofi Aqiqah Dan Udhiyah (Perspektif Al-Qur’an Dan Sunnah),” t.t., 12.
7
Zakiah Daradjat, Ilmu Fiqh Jilid 1 (Jakarta, 1993).
5
e. Berdo'a, meminta agar kurbannya diterima di sisi Allah SAW sehingga orang yang
menyembelih hendaknya membaca do'a:
"Ya, Allah, kurban ini adalah dari Engkau dan kembali pada Engkau, maka
terimalah kurban ini”. Artinya yakni "Kurban ini adalah nikmat dari Engkau
untukku, dan aku mendekat kepada Engkau dengan kurban ini, semoga Engkau
terima kurban ini dariku."

B. Aqiqah

1. Definisi Aqiqah
Aqiqah dalam bahasa Arab berarti rambut yang tumbuh di kepala anak yang
baru lahir (bayi). Menurut istilah Islam, aqiqah berarti menyembelih hewan ternak
berkenaan dengan kelahiran anak, sebagai bukti rasa syukur kepada Allah SWT, dengan
syarat-syarat tertentu. Menurut sunah Rasulullah SAW anak yang lahir laki-laki
disembelihkan dua ekor kambing. Apabila anak yang lahir perempuan, disembelihkan
satu ekor kambing. Daging sembelihan tersebut (kemudian) diberikan untuk makan
orang fakir dan miskin dalam keadaan sudah matang. Aqiqah ini hukumnya sunah. 8

Aqiqah adalah bentuk rasa bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah
SWT kepada hambanya dalam bentuk rezki seorang anak. Dengan mendapatkan nikmat
tersebut seorang anak melaksanakan ibadah aqiqah diharapkan dapat berbagi
kesenangan kepada para kerabat, tetangga, dan teman dekat sehingga menumbuhkan
ikatan rasa cinta kasih dihati mereka.

2. Dalil Aqiqah
Mayoritas para ulama berpendapat bahwa bagi seorang ayah atau orang yang
kewajiban memberikan nafkah disunahkan menyembelih hewan aqiqah untuk bayi
yang baru lahir. Karena ada sebuah riwayat dari Ibnu Abas:

Artinya: “Rasulullah telah melakukan ibadah ritual aqiqah dengan menyembelih


kambing untuk masing-masing Hasan dan Husain a.s.”

Dan sabda Rasulullah yang juga menganjurkan aqiqah, yang artinya:

“Barang siapa yang dikaruniai seorang anak, lalu ia menyukai untuk membaktikannya
(mengaqiqahinya), maka hendaklah ia melakukaknnya.” 9

8
Matan ghoyah wa taqrib.
9
Nurnaningsih, “Kajian Filosofi Aqiqah Dan Udhiyah (PerspektifF ALQur’an Dan Sunnah).”
6
3. Syarat Aqiqah
Adapun yang menjadi syarat-syarat dalam aqiqah sebagai berikut:
a. Hewan tidak cacat
Maksudnya hewan tidak memiliki kecacatan, seperti buta, pincang, telinga dan
ekornya tidak terpotong lebih dari sepertiga bagian.
b. Hewan cukup umur
Jika kambing, kira-kira berumur satu tahun atau lebih. Jika domba, kira-kira
berumur enam bulan atau lebih.
c. Sembelihan aqiqah dipotong mengikuti sendinya dengan tidak memecahkan tulang
sesuai dengan tujuan aqiqah itu sebagai “Fida” (memperhatikan ikatan dari anak
dengan Allah SWT.
d. Sunnah dimasak atau disajikan atau dijamu untuk fakir dan miskin, keluarga,
tetangga, dan saudara. Berbeda dengan daging Kurban dibagikan daging yang
belum dimasak.
e. Anak laki-laki disunnahkan atas dua ekor kambing dan seekor untuk anak
perempuan. Hal ini karena mengikuti sunnah Rasulullah SAW:
Aisyah r.a berkata: dari Rasulullah saw: afdhal bagi anak laki-laki dua ekor
kambing yang sama keadaannya dan bagi perempuan seekor kambing. Dipotong
anggota-anggota (binatamg) dan jangan dipecah-pecah tulangnya. (H.R Al-Hakim)

4. Hikmah Pensyariatan Aqiqah


Secara filosofis tujuan aqiqah seperti tujuan ibadah kurban, yakni melakukan
tebusan atau yang disebut istilah fida’ artinya yang semestinya Nabi Ismail as mati
karena Nabi Ibrahim mendapatkan perintah Allah SWT untuk menyembelihnya namun
kematian itu ditebus dengan seekor hewan kurban dari Allah SWT.

Dan secara singkat hikmah-hikmah disyariatkannya aqiqah ialah:

a. Aqiqah merupakan suatu pengorbanan yang akan mendekatkan anak kepada Allah
pada awal menghirup udara kehidupan.
b. Suatu penebusan bagi anak dari berbagai musibah dan kehancuran.
c. Bayar utang anak untuk memberikan syafaat kepada orang tuannya.
d. Sebagai media menampakkan rasa gembira dan melaksanakan syariat islam dan
bertambahnya keturunan mukmin serta memperbanyak umat Rasulullah. 10

10
Nurnaningsih.
7
5. Waktu Pelaksanaan Aqiqah
Aqiqah adalah penyembelihan hewan berkenaan dengan kelahiran anak yang
disyariatkan dilaksanakan pada hari ketujuh kelahiran anak, seperti dijelaskan dalam
hadis berikut:
Dari Samurah r.a. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, “Tiap-tiap anak itu tergadai
dengan akikahnya yang disembelih baginya pada hari ketujuh, dicukur rambutnya, dan
diberi nama.” (H.R. At Tirmizi: 1442 dan Ibnu Majah: 3156).
Apabila pada hari ketujuh itu terlewatkan, akikah dapat dilaksanãkan pada hari-
hari lain selama anak belum baligh. Rasulullah SAW bersabda “Akikah disembelih
pada hari ketujuh, keempat belas, atau kedua puluh satu (dari lahirnya anak).” (H.R.
al-Baihaqi).
Namun apabila setelah tiga minggu masih tidak mampu maka kapan saja
pelaksanaanya dikala sudah mampu, karena pelaksanaanya pada hari ketujuh, hari
keempatbelas dan hari keduapuluh satu sifatnya sunah atau paling utama bukan wajib.
Dan boleh juga melaksanakannya sebelum hari ketujuh. Apabila belum mampu juga
maka beri tahukan kepada anak Ketika sudah dewasa bahwa anak tersebut belum
diaqiqahkan, jadi mereka bisa mengaqiqahkan diri sendiri jika mereka mampu.

6. Tata Cara Pelaksanaan Aqiqah


a. Menyembelih kambing
b. Memasak daging kambing sebagai hewan Aqiqah
c. Memakan sebagian daging kambing Aqiqah
d. Mencukur rambut dan memberikan nama saat Aqiqah
e. Mendoakan bayi saat Aqiqah 11

C. Persamaan dan Perbedaan Kurban dan Aqiqah


1. Persamaan Kurban dan Akikah
a. Kurban dan aqiqah adalah aktivitas menyembelih atau memotong hewan yang
dilakukan untuk mengikuti tuntunan agama Islam guna meraih ridho Allah SWT.
b. Memiliki ketentuan atau syarat yang sama berkaitan dengan hewan yang akan di
sembelih.
c. Hukum kurban dan aqiqah pada dasarnya sama, ada yang mewajibkan dan ada pula
sebagian ulama yang menganggapnya sunah.

11
Silakhul Mukminin, “FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONOROGO DESEMBER 2018,” t.t., 66.
8
d. Hewan yang disembelih harus sehat, gemuk, tidak mengidap penyakit dan tidak
mengalami cacat fisik. Untuk domba atau kambing minimal sudah berusia dua tahun
atau sudah mengalami ganti gigi.12
e. Orang yang menyelenggarakan kurban dan aqiqah diperbolehkan menikmati sedikit
daging dari hewan yang disembelih.
f. Daging dan kulit hewan yang disembelih tidak boleh dijual, melainkan bisa
dijadikan upah bagi penjagalnya.
g. Disarankan ketika membagikan daging hewan kurban dan aqiqah, pelaksananya
harus mendatangi penerima, bukan sebaliknya penerima yang datang kepada pihak
penyelenggara acara tersebut.13

2. Perbedaan Kurban dan Akikah

NO Kurban Aqiqah
1 Disyariatkan agar dilaksanakan Disyariatkan berkenaan dengan
diantara tanggal 10 samapai kelahiran anak
dengan 13 Dzulhijah
2 Dilaksanakan setiap tahun Dilaksanakan satu kali seumur hidup
3 Hewan cukup satu ekor Jumlah Hewan ditentukan, untuk
anak laki-laki dua ekor, sedangkan
untuk anak perempuan satu ekor
4 Seekor sapi boleh untuk tujuh Hewan (selain kambing) jumlahnya
orang satu ekor untuk seorang anak
5 Daging lebih utama dibagikan Daging dibagikan setelah dimasak14
sebelum dimasak

12
“Persamaan dan Perbedaan Qurban dan Aqiqah,” t.t., https://www.nafiun.com/2014/04/persamaan-dan-
perbedaan-qurban-dan-aqiqah.html.
13
“Persamaan dan Perbedaan Qurban dan Aqiqah.”
14
Asyrofi, “Antara Kurban Dan Akikah.”
9
BAB III
KESIMPULAN

Kurban adalah menyembelih hewan (unta, sapi atau kambing) pada waktu tertentu
sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT. Dalil mengenai disyariatkannya kurban terdapat
dalam beberapa ayat Al-Qur’an, diantaranya dalam surat Al-Kautsar: 2 dan Al-Hajj: 34. Dalam
kurban terdapat waktu pelaksanaan, tatacara, syarat kurban baik itu syarat hewan kurban
ataupun syarat orang yang berkurban, yang harus dipenuhi dan memang sudah menjadi
ketentuan syara’. Aqiqah menyembelih hewan ternak berkenaan dengan kelahiran anak,
sebagai bukti rasa syukur kepada Allah SWT, dengan syarat-syarat tertentu. Dalil mengenai
aqiqah terdapat dalam beberapa hadist Nabi. Seperti halnya kurban, aqiqah juga memiliki
ketentuan waktu pelaksanaan, tatacara pelaksanaanya, dan syarat yang harus dipenuhi. Antara
kurban dan aqiqah ini mempunyai berbagai kesamaan dan juga perbedaan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Asyrofi, Imam. “Antara Kurban Dan Akikah,” t.t., 5.

Daradjat, Zakiah. Ilmu Fiqh Jilid 1. Jakarta, 1993.

Matan ghoyah wa taqrib, t.t.

Mukminin, Silakhul. “FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JURUSAN


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PONOROGO DESEMBER 2018,” t.t., 66.

Nurnaningsih, Hj. “Kajian Filosofi Aqiqah Dan Udhiyah (PerspektifF ALQur’an Dan
Sunnah),” t.t., 12.

“Persamaan dan Perbedaan Qurban dan Aqiqah,” t.t.


https://www.nafiun.com/2014/04/persamaan-dan-perbedaan-qurban-dan-aqiqah.html.

“Q.S Al-Hajj: 34.” Al-Qur’an Kemenag, t.t. Diakses 9 November 2022.

“Q.S Al-Kausar: 2.” Al-Qur’an Kemenag, t.t. Diakses 9 November 2022.

11

Anda mungkin juga menyukai