Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

Hukum Daging Aqiqah ( )


Mata Kuliah Qira’atul Qutub
Dosen Pengampu: Sukarmi, M.Ag

Disusun Oleh
Kelompok 1

Amelya Kartika YS (NIM: 2011003130)


Desi Prastiyan Sari (NIM: 2011003131)
Marleni (NIM: 2011003169)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MA’ARIF JAMBI
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Segala puji dan
syukur bagi Allah SWT yang dengan Ridho-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Sholawat dan salam tetap kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung
Muhammad SAW yang selalu kita harapkan syafaatnya mulai dari dunia ini sampai
yaumul qiyamah nanti. Dalam makalah ini kami menjelaskan tentang Hukum Daging
Aqiqah .

Penulis mengucapkan terima kasih dan rasa hormat kepada Bapak Sukarmi,
M.Ag yang telah membimbing dan memberi masukan kepada kami. Terima kasih
juga kami ucapkan kepada para penulis yang karyanya telah kami kutip. Tanpa karya-
karya mereka kami tidak bisa menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Makalah
ini mempunyai banyak kekurangan dalam penulisan dan penyusunannya. Oleh karena
itu, kami mohon saran dan kritik dari dosen dan para pembaca. Kami berharap
semoga makalah ini berguna bagi para pembaca dan semoga makalah yang akan
datang lebih baik lagi.

Jambi, 13 Februari 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Aqiqah
B. Dalil-dalil Mengenai Aqiqah
C. Hukum Aqiqah
D. Hukum Daging Aqiqah

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aqiqah merupakan realisasi rasa syukur kita atas anugrah, sekaligus
menghidupkan Sunnah Rasul SAW, yang merupakan perbuatan terpuji.
Mengingat Sunnah tersebut mulai jarang dilakanakan oleh muslimin Tak
lupa dengan adanya aqiqah itu kita dapat berbagi dengan sahabat kerabat,
serta saudara kita. Banyak yang bisa dimanfaatkan dari aqiqah ini tanpa kita
sadari, dengan adanya aqiqah pun kita bisa saling silaturahmi kepada
tetangga yang dekat dengan cara itulah keharmonisan sesame umat terjalin
dengan baik.
Pada kata aqiqah terdapat arti yang sama dengan dzabihah, yaitu
binatang yang disembelih, akan tetapi dalam istilah aqiqah itu yang
dimaksud adalah kambing atau biri-biri jantan atau betina yang disembelih
berhubung dengan adanya anak yang baru dilahirkan. Bila anak itu laki-laki
maka, aqiqahnya dua ekor kambing yang sama dan bila anak itu perempuan
aqiqahnya satu ekor kambing. Kambing tersebut disembelih pada hari ke
tujuh, kemudian daging aqiqah itu disedekahkan kepada fakir miskin
sebagaimana halnya daging kurban.1
B. Rumusan Masalah
a. Apa Pengertian Aqiqah?
b. Apa Dalil-dalil Mengenai Aqiqah?
c. Bagaimana Hukum Aqiqah?
d. Bagaimana Hukum Daging Aqiqah?
C. Tujuan
a. Mengetahui Pengertian Aqiqah
b. Mengetahui Dalil-dalil Mengenai Aqiqah

1
Zakariya al-Anshari. Asy-Syarqawi ‘ala at-Tahrir, Juz. 2, Jeddah: al-Haramain, hlm.470
c. Mengetahui Hukum Aqiqah
d. Mengetahui Hukum Daging Aqiqah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Aqiqah
Al-Imam an-Nawawi rahimahullah, menjelaskan definisi aqiqh dalam
kitabnya al-Majmu Syarh al-Muhadzdzab sebagai berikut:

Istilah Aqiqah berasal dari kata al-Aqqu yang maknanya adalah memotong.
Al-Azhari mengutip perkataan Abu Ubaid dan al-Asma’i dan lainnnya bahwa
aqiqah sebetulnya adalah rambut tumbuh dikepala bayi ketika dilahirkan. Nah
hewan yang disembelih itu dinamakan aqiqah sebab rambut bayi tersebut
dipotong ketika penyembelihan hewan.2
Al-Imam Abu Bakr Ad-Dimyati rahimahullah, juga menjelaskan
definisi aqiqah yang hamper mirip dengan apa yang disebutkan Al-Imam
Nawawi diatas. Beliau berkata dalam kitabnya I’anatu at-Thalibin sebagai
berikut:

Aqiqah secara bahasa maknanya adalah rambut yang ada dikepala bayi ketika
lahir. Adapun secara istilah Aqiqah adalah hewan yang disembelih untuk sang
bayi pada saat rambut bayi tersebut dipotong. Salah satu hikmah adanya

2
An-Nawawi, al-Mamu Syarh al-Muhadzdzab, Bairut: Darul Kutub al-Ilmiyah, Jlid 8, hlm.428
syariat aqiqah adalah untuk menampakkan rasa kegembiraan, kenikmatan dan
menyebarkn nasab.3
Aqiqah berasal dari kata al-aqqu yang berarti memotong. Pendapat
lain menyebutkan bahwa aqiqah asalnya badalah rambut dikepala bayi yang
baru lahir. Kmbing yang dipotong disebut aqiqah karena rambut bayi tersebut
dipotong ketik kambing itu disembelih.4 Aqiqah adalah menyembelih hewan
qurban untuk kelahiran bayi laki-laki ataupun perempuan ketika berusia tujuh
hari atau pada usia empat belas hari atau pada usia 21 hari, juga dilakukan
pencukuran rambt dan pemberian nama yang baik.5
Aqiqah merupakan sebuh fidyah atau tebusan bagi si anak, seperti
halnya Allah SWT menebus ismail dengan seekor kambing. Untuk manfaat
itu sendiri merupakan suatu rencana pendekatan diri kepada Allah SWT,
aqiqah mengandung sifat murah hati dan mengalahkan kekikiran jiwa,
didalamnya juga ada unsur memberi makan kepada sanak keluarga. Aqiqah
uga berfungi melepaskan tanggungan anak yang tergadaikan sehingga ada
peluang antara anak dan orang tua untuk saling memberi syafaat, aqiqah
merupakan suatu ungkapan syukur yang ditampakkan ketika menerima nikmat
berupa anak yang dianugerahkan oleh Allah SWT kepada orang tuanya.6
B. Dalil-dalil Mengenai Aqiqah
C. Hukum Aqiqah
Dalam Madzhab Syafi’i aqiqah hukumnya adalah Sunnah mu’akad,
yaitu suatu ibadah yang dianjurkan sekali untuk dilakukan. Imam an-Nawawi
rahimahullah, dalam kitab al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab menyebutkan
bahwa:

3
Abu Bakr al-Bakri ad-Dimyati, I’natu at-Thalibin Ala Halli Alfaadzi Fathil Mu’iin, Bairut: Darul Fikr,
Jilid 2, hlm.382
4
Hetti Restianti, Antara Aqiqah dan Qurban, (Bandung: Titian Ilmu, 2013), hlm.8
5
Fatkhur Rahman, Pintar Ibadah, (Surabaya:Pustaka Media, 2010), hlm.190
6
Hetti Restianti, Op.cit, hlm.3
Aqiqah hukumnya adalah mustahab dan Sunnah mu’akaddah.7
Namun seyogyanya bagi yang memilki keluasan rezeki untuk
tidak meninggalkan ibadah satu ini, sebab walaupun hukumnya sebatas
Sunnah (tidak wajib) namun sunnah satu ini termasuk Sunnah yang sangat
dianjurkan sekali

7
An-Nawawi, Op.Cit, hlm.429

Anda mungkin juga menyukai