Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

GURU MATA PELAJARAN


IRSAD SAHLAN PAUZI S.Pd

DISUSUN OLEH
1. YARDAN
2. RAZAN MUHAMMAD YUSUF
3. M. FAREL RIZQI NUGROHO
4. AZMI
5. IKHSAN AL BUKHORI
6. DHIKA

SMP DARUL FALAH


2023 / 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang sudah melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyusun tugas Fiqih ini
dengan baik. Seperti yang kita ketahui bahwa aqiqah adalah sunnah muakkad.
Semuanya akan dibahas di makalah ini tentang aqiqah.

Tugas ini kami buat untuk memberikan ringkasan tentang aqiqah. Mudah –
mudahan makalah yang kami buat ini bisa menolong menaikkan pengetahuan
kita jadi lebih luas lagi. Kami menyadari kalau masih banyak kekurangan dalam
menyusun makalah ini. Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan guna kesempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………… i
DAFTAR ISI……………………………………………………………... ii

BAB 1. PENDAHULUAN……………………………………………… 1
1.1 Latar belakang………………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Permasalahan……………………………………………….. 1
1.3 Tujuan Permasalahan……………………………………………………. 1
1.4 Manfaat Penulisan…………………………………………………………. 1
BAB 2. PEMBAHASAN………………………………………………… 2
2.1 Pengertian Aqiqah………………………………………………………….. 2
2.2 Hukum Aqiqah……………………………………………………………….. 3
2.3 Sunnah-Sunnah Aqiqah………………………………………………….. 4

BAB 3. PENUTUP……………………………………………………….. 5

ii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Aqiqah adalah salah satu praktik keagamaan dalam Islam yang melibatkan
penyembelihan hewan sebagai bentuk syukur atas kelahiran seorang anak.
Praktik aqiqah memiliki akar sejarah yang kaya dalam tradisi Islam dan memiliki
signifikansi yang mendalam dalam kehidupan umat Muslim. Penelitian ini akan
menggali lebih dalam tentang latar belakang historis, aspek teologis, prosedur
pelaksanaan, serta dampak sosial dan spiritual dari praktik aqiqah dalam
masyarakat Muslim.

1.2 RUMUSAN PERMASALAHAN

Tidak semua pembahasan Aqiqah akan dibahas di makalah ini. Hal ini dibatasi
dengan adanya rumusan masalah berikut.

1. Apa Pengertian Aqiqah?


2. Bagaimana Hukum Aqiqah?
3. Apa saja Sunnah yang ada didalam Aqiqah?

1.3 TUJUAN PENULISAN

Pembuatan Makalah ini ditujukan untuk berikut:


1. Untuk menyelesaikan tugas dari mata pelajaran Fiqih
2. Berbagi wawasan kepada pembaca.
3. Membagi informasi tentang Aqiqah

1.4 MANFAAT PENULISAN

1. Berbagi wawasan tentang pengertian dan sunnah Aqiqah


2. Agar mengetahui hukum melaksanakan aqiqah

1
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN AQIQAH

Aqiqah secara bahasa berarti rambut yang tumbuh di kepala bayi saat dia
dilahirkan. Aqiqah secara istilah berarti menyembelih binatang pada hari ke-7
dari hari kelahiran anak, baik anak laki-laki maupun perempuan, sebagai bentuk
rasa syukur kepada Allah SWT.

Secara lebih spesifik, dalam aqiqah, sebuah hewan yang biasanya berupa
domba atau kambing disembelih pada hari ke tujuh setelah kelahiran anak.
Daging hewan yang disembelih kemudian dibagi-bagikan kepada orang-orang
miskin, kerabat, dan tetangga sebagai bentuk berbagi dan kepedulian sosial.
Selain itu, aqiqah juga melibatkan pemotongan rambut anak (biasanya rambut
pertama yang tumbuh) dan memberikan sedekah kepada orang-orang yang
memotong rambut tersebut.

aqiqah memiliki dasar teologis yang kuat dalam Islam dan merupakan salah
satu bentuk pengabdian kepada Allah serta penghormatan terhadap karunia-
Nya. Selain itu, aqiqah juga memiliki dimensi sosial yang kuat karena melibatkan
berbagi makanan dengan yang membutuhkan.

2
2.2 HUKUM AQIQAH

hukum aqiqah dalam Islam adalah sunnah mu'akkadah, yang berarti suatu
tindakan yang sangat dianjurkan dan ditekankan oleh Nabi Muhammad tetapi
bukanlah wajib. Berdasarkan pandangan mayoritas ulama Islam, aqiqah adalah
tindakan yang dianjurkan bagi orangtua yang memiliki kemampuan ekonomi
untuk melakukannya.

Beberapa hadis yang dijadikan dasar adalah sebagai berikut:

‫ ق َالَ َر سُ ْو لُ ﷲِ ص َم ْن ا َ َح ﱠ‬،َ‫ع َْن عَ ْم ِر و بْ ِن ش ُ عَيْ بٍ ع َْن ا َب ِيْ ِه ع َْن َج دّ ِه ق َال‬


ْ َ ‫ب ِم نْ كُ ْم ا‬
1. ‫ن‬
ٌ ‫ار ي َ ِة شَاة‬ ِ َ ‫ي َنْ سُ كَ ع َْن َو ل َ ِد ِه ف َلْ ي َفْ عَ ْل عَ ِن ا ْلغ ُﻼ َ ِم شَات َا ِن ُم كَا فِئ َت‬
ِ ‫ان َو عَ ِن اْ ل َج‬

Artinya: “Dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya, dari kakeknya, Rasulullah
bersabda : “Barang siapa diantara kalian yang ingin menyembelih
(kambing) karena kelahiran bayi maka hendaklah ia lakukan untuk laki-laki
dua kambing yang sama dan untuk perempuan satu kambing.” (HR.
Hasan dan Abu Dawud (2843), HR. Nasa’i (7:162-163), HR. Ahmad (2286,
3176), dan HR Abdur Razaq (4:330))

ِ ‫ﱠ ُ عَ ل َيْ ِه َو سَ لﱠ َم أ َ َم َر هُ ْم ع َْن ا لْ غ ُ َﻼ ِم شَات َا‬


2. ‫ن‬ َ ِ ‫أ َ ﱠن عَائِ شَةَ أ َ ْخ ب َ َر ت ْهَا أ َ ﱠن َر سُو َل ﱠ‬
‫ﺻ لﱠﻰ‬
ٌ ‫ار ي َ ِة شَا ة‬
ِ ‫ُم كَاف ِئ َت َا ِن َو ع َْن ا لْ َج‬

Artinya: “Rasulullah bersabda : “Bayi laki-laki diaqiqahi dengan dua


kambing yang sama dan bayi perempuan satu kambing.” (HR. Ahmad
(2:31, 158, 251), HR. Tirmidzi (1513), HR. Ibnu Majah (3163))

Namun, perlu diingat bahwa meskipun aqiqah dianjurkan, tindakan ini


tidak dianggap sebagai kewajiban agama seperti shalat, puasa, atau zakat.
Jika seseorang tidak melaksanakan aqiqah, tidak akan mendapatkan dosa
atau hukuman dari Allah. Hal ini tergantung pada kemampuan ekonomi
individu dan lingkungan sosial tempat tinggalnya.

Penting juga untuk mencatat bahwa praktik aqiqah adalah sejenis


ibadah yang melibatkan penyembelihan hewan. Oleh karena itu, proses
penyembelihan dan pembagian dagingnya sebaiknya mengikuti prinsip-
prinsip syariat Islam dan etika dalam pemrosesan hewan.

3
2.3 SUNNAH DIDALAM AQIQAH

Sebagaimana ibadah lainnya, aqiqah juga memiliki kesunnahan-


kesunnahan yang selayaknya diindahkan oleh orang yang hendak
melakukan aqiqah. Di antara kesunnahan-kesunnahan itu yaitu sebagai
berikut:
a. Menyembelih 2 ekor kambing untuk anak laki-laki dan 1 ekor kambing
untuk anak perempuan. Rasulullah SAW. bersabda:

‫سلﱠ َم أَ ْن نَ ْع ﱠ‬
‫ﻖ ع َْن‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬
َ ُ‫ﺻلﱠﻰ ﷲ‬
َ ‫ﷲ‬ ُ ‫ع َْن عَائِشَةَ َقالَتْ أَ َم َرنَا َر‬
ِ ‫سو ُل‬
‫ا ْلغُ َﻼ ِم شَاتَي ِْن َوع َْن ا ْل َج ِاريَ ِة شَاء ) رواه ابن ماجه (ه‬

Artinya: "Dari Aisyah ia berkata, "Rasulullah Saw. menyuruh kita


menyembelih aqiqah untuk anak laki-laki dua ekor kambing dan untuk
anak perempuan seekor kambing." (HR. Ibnu Majah)
b. Memasak seluruh daging aqiqah, kecuali kaki. Rasulullah Saw.
memerintahkanputrinya, Fatimah, untuk memberikan kaki binatang
aqiqah kepada bidan (HR.Al-Hakim).
c. Memasak daging aqiqah dengan sesuatu yang manis dengan harapan
semoga akhlak anak tersebut mulia.
d. Tidak memecah tulang belulang binatang aqiqah dengan harapan
semoga anak tersebut selamat.

4
e. Menyembelih aqiqah pada hari ke-7 dari kelahiran anak. Rasulullah
SAW. bersabda:

ُ‫ع ْنه‬ ُ ‫سﻠﱠ َم قَا َل ُكل‬


َ ‫غ َﻼ ٍم زهينه بعقيقتِه تُذبَ ُح‬ َ ُ‫ﺻﻠّﻰ ﷲ‬
َ ‫عﻠَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫سو َل ﷲ‬ َ ‫ع ْن‬
ُ ‫س ُم َرة بن جندب أن َر‬ َ
‫سا ِبعه ويُخﻠَ ُق َويُسمﻰ ) رواه أبو داود (د‬ َ ‫َي ْو َم‬

Artinya: "Dari Samurah bin Jundub Rasulullah Saw bersabda, "Setiap anak
tergadaikan dengan aqiqahnya yang disembelih untuknya pada hari
ketujuh, rambutnya dicukur, dan diberi nama " (HR. Abu Daud)

f. Memberi nama untuk anak tersebut dan mencukur rambutnya.


g. Bersedekah emas seberat rambutnya. Jika tidak mampu, maka
bersedekah perak.

Qurban dan aqiqah merupakan dua ibadah yang memiliki banyak


kesamaan namun juga terdapat perbedaan di antara keduanya. Di antara
kesamaan antara qurban dan aqiqah yaitu sebagai berikut.

1. Keduanya berkaitan dengan penyembelihan binatang


2. Jenis dan sifat binatang yang disembelih sama
3. Hukum keduanya sunnah muakkadah

5
BAB 3. PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Dalam tradisi Islam, aqiqah memegang peranan yang penting sebagai


bentuk penghormatan terhadap anugerah kelahiran seorang anak serta
sebagai manifestasi ketaatan kepada Allah. Makalah ini telah menggali
latar belakang historis, aspek teologis, prosedur pelaksanaan, serta
dampak sosial dan spiritual dari praktik aqiqah dalam masyarakat Muslim.

Prosedur pelaksanaan aqiqah mencakup penyembelihan hewan,


pembagian daging kepada yang membutuhkan, dan pemotongan rambut
anak. Praktik ini mencerminkan semangat berbagi dan kepedulian sosial
dalam masyarakat Muslim. Dampak sosialnya meliputi pembentukan
solidaritas sosial dan perhatian terhadap kaum miskin, sementara
dampak spiritualnya mengajarkan nilai-nilai pengorbanan, syukur, dan
tanggung jawab.

3.2 SARAN

Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah


wawasan pengetahuan terkait dengan pembahasan aqiqah ini.

Anda mungkin juga menyukai