DALAM ISLAM
Pengertian Aqiqah
Penegertian Aqiqah memilki beberapa arti dari beberapa ulama yang mengartikannya. Menurut Bahasanya
Aqiqah artinya rambut yang tumbuh di atas kepala bayi sejak lahir.
Sedangkan menurut Al-Khathabi, Aqiqah ialah nama kambing yang disembelih untuk kepentingan bayi.
Dinamakan demikian karena kambing tersebut disembelih dan dipotong-potong untuk kepentingan bayi.
Ibnu Faris juga menyatakan bahwa aqiqah ialah kambing yang disembelih dan rambut bayi yang dicukur.
Adapun dalil yang menyatakan bahwa kambing yang disembelih itu dinamakan aqiqah, antara lain adalah
hadits yang dikeluarkan Ibnu Abbas secara marfu’.
Rasulullah bersabda :
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Aqiqah adalah serangkaian ajaran
Rasulullah untuk anak yang baru lahir yang terdiri atas mencukur rambut bayi, memberi nama dan
menyembelih hewan.
Dalil Aqiqah
Rasulullah bersabda :
َّم َس ُي َو ُه ُس ُك ُّل ُغ َال ُم ْر َت َه ٌن َع َق ُت ْذ َبُح َع ْنُه َيْو َم َّس َو ُي ْح َل ُق َر ْأ
ى ال اِب ِع ِب ِق ي ِتِه ٍم
Artinya : “Anak-anak tergadai (tertahan) dengan Aqiqahnya, disembelih hewan untuknya pada hari ketujuh
dicukur kepalanya dan diberi nama.”
Menurut Imam Ahmad maksud dari kata-kata “anak-anak itu tergadai dengan Aqiqahnya” dalam hadist
diatas adalah bahwa pembelaannya terhadap orang tuannya pada hari kiamat akan tertahan jika ibu bapaknya
tidak melaksanakan Aqiqah baginya. Bahkan Ibnu Qayyim menegaskan bahwa aqiqah itu berfungsi untuk
melepaskan bayi yang bersangkutan dari godaan setan.
Bagi bapak-bapak dan ibu-ibu yang belum melaksanakan aqiqah, pada usia dewasa juga bisa melaksanakan
aqiqah untuk dirinya. Sebagaimana yang termaktub dalam kitab I’anathutholibin bahwa :
“Rasulullah melaksanakan aqiqah untuk dirinya sesudah beliau diangkat menjadi Nabi (umur 40 tahun)”.
Hukum Aqiqah
Hukum aqiqah terbagi menjadi tiga, yaitu :
Rasulullah bersabda : “Selama orang tua bayi yang baru dilahirkan merasa mampu melaksanakan aqiqah,
maka harus segera dilaksanakan”.
Aqiqah sebaiknya dilaksankan pada hari ke-7 setelah hari kelahiran sang bayi.
Pendapat yang terkuat hukum Aqiqah adalah sunnah muakkadah yang merupakan pendapat jumhur ulama
berdasarkan hadits. Ulama juga memberikan penjelasan jika aqiqah adalah penebus yang artinya aqiqah
menjadi pertanda terlepasnya dari kekangan jin yang ada bersama bayi sewaktu lahir.
Pendapat yang menyatakan bahwa aqiqah itu sunnah yang merupakan pendapat dari Imam Malik dan Imam
Hasan.
Rasulullah bersabda :
َّم َس ُي َو ُه ُس ُك ُّل ُغ َال ُم ْر َت َه ٌن َع َق ُت ْذ َبُح َع ْنُه َيْو َم َّس َو ُي ْح َل ُق َر ْأ
ى ال اِب ِع ِب ِق ي ِتِه ٍم
Artinya : “Semua bayi tergadaikan dengan aqiqah-nya yang pada hari ketujuhnya disembelih hewan
(kambing), diberi nama, dan dicukur rambutnya.” (Shahih, HR. Abu Dawud, Tirmidzi).
Semua umat muslim sudah mengetahui bahwa amalan dari aqiqah adalah sunnah yang sudah menjadi tradisi
bagi seluruh umat muslim di dunia. Oleh karena itu, hendaklah orang tua melakukannya jika memang
memungkinkan, demi menghidupkan sunnah Rasulullah.
Hewan untuk Aqiqah
Jenis hewan aqiqah sesuai yang pernah dilaksanakan oleh Rasulullah adalah kibasy. Untuk di Indonesia bisa
hewan kambing atau biri-biri.
Cukup umur, yaitu kira-kira berumur satu tahun. Boleh jantan atau betina.
Tidak cacat, yaitu bahwa hewan yang disembelih untuk aqiqah tersebut tidak buta total, buta sebelah,
kurus kering (tulangnya tidak bersum-sum) dan pincang. Juga tidak sah beraqiqah dengan hewan yang
telinga dan ekornya terpotong lebih dari sepertiga, ompong dan gila.
Disunannahkan dimasak terlebih dahulu.
Persyaratan tersebut sesungguhnya untuk melatih kita agar senantiasa memakan sesuatu yang baik.
َي ا َأ ُّي َه ا اَّل يَن آَم ُن وا ُك ُل وا ْن َط َب ا َم ا َر َز ْق َن اُك ْم َو اْش ُك ُر وا َّل ْن ُك ْنُت ْم َّي اُه
ِإ ِل ِه ِإ ِم ِّي ِت ِذ
َت ْعُب ُد وَن
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, makanlah diantara rezeki yang baik-baik yang kami berikan
kepadamu.” (QS. Al-Baqarah ayat 172)
Jumlah hewan aqiqah untuk anak laki-laki dua ekor sedangkan untuk anak perempuan satu ekor. Akan tetapi
jika untuk anak laki-laki tidak mampu untuk menyembelih dua ekor, maka seekor juga boleh. Hal ini Insya
Allah tidak akan mengurangi nilai aqiqah. Asal kita jujur dan tidak berpura-pura tidak mampu. Sebab,
sebagaimana tampak dalam hadist yang bersumber dari Ibnu abbas, Rasulullah pernah mangaqiqahi Hasan dan
Husein masing-masing seekor kibasy.
Hikmah Aqiqah
Hikmah Aqiqah antara lain :
1. Aqiqah merupakan suatu pengorbanan yang akan mendekatkan anak kepada Allah di masa awal ia
menghirup udara kehidupan.
2. Aqiqah merupakan tebusan bagi anak dari berbagai macam musibah, sebagaimana Allah telah menebus
Ismail as. dengan hewan sembelihan yang besar.
3. Sebagai pembayaran hutang anak agar kelak di hari kiamat ia dapat memberikan syafaat kepada orang
tuanya.
4. Merupakan media untuk menunjukkan rasa syukur atas keberhasilan melaksanakan syariat Islam dan
bertambahnya generasi mukmin.
5. Mempererat tali persaudaraan di antara sesama anggota masyarakat. Dalam hal ini aqiqah bisa menjadi
semacam wahana bagi berlangsungnya komunikasi dan interaksi sosial yang sehat.
Proses aqiqah diatas adalah urutan langkah untuk tata cara aqiqah pada bayi yang baru lahir. Untuk orang
dewasa yang akan melakukan aqiqah bisa langsung menyembelih kambing dilanjutkan dengan makan bersama.
Diawali dengan membaca “basmallah” dan membaca doa ketika mencukur rambut.
Arah ketika mencukur rambut dimulai dari sebelah kanan ke kiri.
Rambut bayi dicukur semuanya (bersih atau gundul) sehingga tidak ada kotoran yang tersisa.
Rambut hasil cukuran si bayi kemudian ditimbang dan jumlah timbangan dinilai dengan nilai emas atau
perak yang kemudian nilai itu disedekahkan kepada fakir miskin.
Maksudnya setelah bayi dicukur, semua rambutnya ditimbang. Berat timbangan rambut tersebut kemudian
diganti dengan emas atau perak.
Nilai tukar emas atau perak tersebut bisa diwujudkan uang sesuai dengan harga emas atau perak dipasaran, lalu
disedekahkan kepada fakir miskin atau anak yatim. Bersamaan waktu pelaksanaan aqiqah, si bayi dicukur
rambutnya.
َﻮ َﻤ َّﺴ ُﺭ ْﻮ ّٰﻠ َﺭ ْﻟ َﻌ َﻦ ّٰﻠ ُﻬ َّﻢ ُﻧ ﺍْﻟ َﺤ ْﻤ ُﺪ. ﺍﻟَّﺮ ْﺣ ٰﻤ ﺍﻟَّﺮ ﻴ ْﺴ
ﺍﻟ ﺍِﺕ ﺍﻟ. ِﻟ ِﻪ ِّﺏ ﺍ ﺎِﻤَﻟ ﻴ ِﻦ ِﺣ ِﻢ ِﺑ ِﻢ ِﻪﻠﻟﺍ
ِﻪ
ﻪﻠﻟﺍ ُﻧ ْﻮ ُﺭ ﺍﻟُّﻨ ُﺒَّﻮ َﺭ ُﺳ ْﻮ ُﻝ َﺻ َّﻠ ﻰ ُﻪﻠﻟﺍ َﻋ َﻠ ْﻴ
ِﻪﻠﻟﺍ ِﺓ ﺍﻟّٰﻠ ُﻬ َّﻢ ِﺳ ُّﺮ، َﻭ ُﻧ ْﻮ ُﺭ ﺍﻟَّﺸ ْﻤ َﻭ ﺍْﻟ َﻘ َﻤ
ِﺮ ِﺲ
َﻌ ْﻟ َﺭ ّٰﻠ ُﺪ ْﻤ َﺤ َﻭ َﺳ َّﻠ َﻢ َﻭ ْﻟ
ِﻟ ِﻪ ِّﺏ ﺍ ﺎِﻤَﻟ ﻴﻦ ﺍ.
Artinya : “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji hanya
untuk Allah, Tuhan semesta alam, Ya Allah, cahaya langit, matahari dan rembulan. Ya Allah, rahasia Allah,
cahaya kenabian, Rasululullah SAW, dan segala puji Bagi Allah, Tuhan semesta alam “.
Doa Setelah Mencukur Rambut Bayi
Rambut yang dicukur itu ditimbang dengan emas dan emas seberat rambut bayi itu diberikan kepada fakir-
miskin sebagai shadaqah (kalau sanggup bukan wajib). Dalam penyembelihan aqiqah dan pencukuran rambut
inilah bayi tersebut diberi nama yang baik, sabda Nabi Muhammad SAW sebagai berikut:
׃ ٳَّن ْن َح الَو ا َع َل ي اْل َو َل َﺃ ْن ُّي َع ّل َم ُه لَي ُهللا َع َل ْي وَس َّل َمnnقَا َل الَّن َي ص
ِل ِد ٖه ِل ِد ِم َﺃ ِّق ِه ِب
ّن َغ ْس ُم ٗه ْن ُي َز َج ٗه ّذ َب َل َﺃ
ال َت اَب ةَ َو ْن ُي َح ُن
رواه ابن ا جار٠ ِّو ِٳ ا و ِٳ ِس ِك
[Qaalan-Nabiyyu SAW: Inna min haqqil-waalidi ‘alaa waladihi ayyu’allimahul-kitaabatu wa-ayyuhasinu
ismuhu wa-ayyuzawwijahu idzaa balagha (H.R. Ibnu Najar)]
Sabda Nabi SAW: “Sesungguhnya diantara kewajiban orang tua terhadap anaknya mengajarinya menulis,
memberikan nama yang baik, dan menikahkannya bila telah dewasa. (H.R. Ibnu Najar).”
Seorang ayah memiliki hak yang paling utama untuk memberikan nama kepada anaknya melebihi siapapun,
termasuk ibunya. Allah Subhananhu Wata'ala telah berfirman dalam surah Al-Ahzab ayat ke 5, yaitu:
Dan pada prinsipnya seorang anak itu dinasabkan kepada nama ayahnya bukan ibunya maka dikatakan fulan
bin fulan bukan fulan bin fulanah.
Beberapa Nama - Nama Yang Utama
Dalam memberikan sebuah nama kepada seorang anak, dianjurkan dan disunnahkan untuk memilihkan nama-
nama yang paling dicintai oleh Allah Subhananhu Wata'ala atau nama yang mengandung arti kebaikan.
Artinya : "Sesungguhnya kalian di hari kiamat kelak akan dipanggil dengan nama-nama kalian dan nama
ayah-ayah kalian, maka perbaikilah nama-nama kalian". (HR. Abu Daud)
Dan diantara nama-nama tersebut adalah Abdullah dan Abdurrahman, Rasulullah SAW bersabda :
Menurut pendapat Al Allamah Ibnu Hazm, "Ulama telah sepakat mengangap baik semua nama yang
disandarkan kepada nama Allah seperti Abdullah dan Abdurrahman dan yang semisalnya" (Lihat Tuhfatul
Wadud :80).
Ada beberapa nama yang dilarang untuk di berikan kepada seorang anak sebagaimana yang disebutkan dalam
hadits-hadits shahih. Berkata Ibnu Hazm : "Telah disepakati atas haramnya untuk menggunakan nama-nama
yang menunjukkan penghambaan kepada selain Allah seperti Abdul Uzza, Abdu Habl, Abdu Amrin, Abdul
Ka’bah dan semacamnya".
Rasulullah SAW bersabda : "Celakalah Abdud Dinar (hamba dinar), dan Abdud Dirham (hamba dirham), dan
Abdul Khomishoh (hamba khomishoh)". (HR. Bukhari).
Dan termasuk dalam hal ini yang dilarang adalah memberikan nama dengan nama-nama Al-Qur’an atau nama
surahnya seperti Toha, Yaasiin atau Haamiim, dan diharamkan pula menggunakan nama-nama Allah yang
khusus bagi-Nya.
Berkata Imam An Nawawi, '…..demikian pula (haram) memakai nama dengan nama-nama Allah Ta’ala yang
khusus seperti Ar Rahman, Al Quddus, Al Muhaimin, Khalikul Khalk dan semisalnya” (Lihat Syarhu Shahih
Muslim 14:368).
1. Apabila dilengkapi dengan pembacaan kitab Maulid al-Barzanji 1, maka sesudah bacaan Maulid al-
Barzanji:
وَٲ َخ َذ َه ا ُم َخ اُض َن َو َل َد ْت ُه َص َل ي ُهللا َع َل ْي َو َس َّل َم٠٠٠ َو ّمَلا َت َّم ْن َح ْم ه
ِه ِل ِم
َنُه َس ُن ْو ًر َي َت ْٲَلُٲَل
٠ ا
[Walamma tamma min hamlihi… wa-akhadzahal-mukhaadhu nawaladathu ShallaLLaahu ‘alaihi wa
sallama nuuran yatala’la-u sanaah].
Lalu diadakan marhaban sesudah itu disambung bacaan Maulid al-Barzanji sampai dengan wakaana
akhir. Dan apabila dilakukan tanpa pembacaan kitab Maulid al-Barzanji, maka langsung ke item 2.
2. Sebelum berdoa anak tersebut dihadirkan di tengah-tengah majelis di hadapan yang akan memberi
nama. Dan yang akan memberi nama memegang kepala anak itu lalu membaca: Ta’awudz, surat al
Ikhlash, surat al Falaq surat an Naas.
3. Mengucapkan lafadz untuk memberi nama anak sebagai berikut:
Jika perempuan:
3. Menyembelih Hewan
Rasulullah bersabda :
Ketika menyembelih kambing untuk aqiqah dianjurkan untuk membaca doa aqiqah dan menyebutkan nama
bayi yang diaqiqahi.
َه َع ْي َق ُة َّبْل َتَق َك ْنَك َو َل ُر َب َو ُهللا َأ ْك ْس
ي
ِم ِّن ِذ ِه ِق اللهم ] ِم اللهم [ ِب ِم ِهللا
“Bismillâhi walLâhu Akbar. Allahumma minka wa laka. Allahumma taqabbal minni. Hadzihi ‘aqiqatu…
(sebutkan nama bayi).”
Artinya : “Dengan nama Allah, Allah Maha Besar. Ya Allah, aqiqah ini adalah karuniamu dan aku
kembalikan kepada-Mu. Ya Allah, terimalah dari kami, ini aqiqah…(sebut nama anak yang diaqiqahi).”
Ada beberapa perbedaan yang patut diperhatikan antara qurban dengan aqiqah.
Daging qurban disedekahkan kepada fakir miskin atau anak yatim dalam keadaan mentah. Sedangkan
daging aqiqah disedekahkan kepada fakir miskin dan boleh juga kepada orang-orang kaya dalam
keadaan sudah masak. Karena menurut hadist riwayat Baihaqi dari Aisyah ra. Menyedekahkan daging
dalam keadaan sudah dimasak itu sunnah.
Kaki belakang yang kanan hewan aqiqah sunnah disedekahkan kepada bidan yang menangani kelahiran
dan merawat bayi yang bersangkutan. Sedangkan kaki hewan qurban tidak diperlakukan demikian. Hal
ini didasarkan kepada riwayat Hakim yang dihahihkannya, bahwa Fatimah telah melakukan hal itu atas
perintah Rasulullah SAW.
Waktu atau masa penyembelihan qurban hanya empat hari dalam setahun, yaitu tanggal 10, 11, 12, dan
13 Djulhijjah. Sedangkan penyembelihan hewan aqiqah tidak terbatas pada hari-hari tersebut, bahkan
bisa kapan saja sepanjang tahun.
4. Makan Bersama
Aktifitas dari serangkaian aqiqah akan diakhiri dengan makan bersama dan doa bersama. Semoga anak yang di-
aqiqahi kelak bisa menjadi anak yang sholeh, yang beriman dan bertaqwa kepada Allah berbakti kepada orang
tuanya serta berguna bagi agama, bangsa dan masyarakatnya.
Ketika pada akhirnya Allah Subhananhu Wata'ala memberikan karunia berupa anak kepada mereka, maka
setiap orang tua memiliki beberapa kewajiban yang harus mereka kerjakan terkait dengan kelahiran anak
tersebut. Salah satu kewajiban orang tua kepada anaknya adalah memberikan nama yang baik kepada anak -
anaknya.
Dalam ajaran agama Islam, seorang anak wajib untuk diberikan nama pada hari ke tujuh dari kelahirannya. Hal
ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW dalam beberapa hadits shahih antara lain:
َّم َس ُي َو ُه ُس َو ُي ْح َل ُق َر ْأ َّس َم َيْو ْنُه َع َبُح ُك ُّل ُغ اَل ُم ْر َت َه ٌن َع َق ُت ْذ
ى ، ، ال اِب ِع ، ِب ِق ي ِتِه ٍم
Artinya : "Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya yang disembelih pada hari kelahirannya, diberi nama dan
dicukur rambutnya" (HR. Abu Dawud no. 2838, At-Tirmidzi no. 1522, An-Nasa’i no. 4220, Ibnu Majah no.
3165, dishahihkan oleh Ibnul Mulaqqin dalam Al-Badrul Munir: 9/333, dishahihkan pula oleh Al-Albani dalam
Shahihul Jami’: 4123)
Namun demikian, ada sebagian ulama yang memperbolehkan untuk memberikan nama sebelum hari ketujuh,
berdasarkan pada sebuah hadits yang diriwayatkan dari shahabat Abu Musa Al Asy’ari, dimana dia berkata :
“Dilahirkan untukku seorang anak maka aku membawanya kepada Nabi SAW maka beliau memberinya nama
Ibrahim”(HR.Bukhari).
Jadi, bisa kita tarik sebuah kesimpulan bahwa pelaksanaan walimatul tasmiyah dan aqiqah bisa dilaksanakan
pada hari ketujuh dari kelahiran anak tersebut atau sebelum hari ketujuh kelahirannya.
Berikut Do’a yang hendaknya dibaca saat acara Walimatut Tasmiyah atau Upacara Pemberian Nama
Bayi :
Walimatul Tasmiyah memiliki dua makna yang berbeda satu sama lain. Pertama, adalah memberi kan nama
pada bayi. Kedua, mengucapkan kata Bismillah saat menyembelih hewan. Acara selamatan (walimah) tasmiyah
dalam pengertian pertama hukumnya tidak wajib apabila dilakukan secara khusus.
Tasmiyah (memberi nama bayi) boleh dilakukan di hari pertama seperti yang sudah di uraikan di atas, akan
tetapi disunnahkan agae dilakukan pada hari ketujuh dari kelahiran anak tersebut bersamaan dengan
pelaksanaan aqiqah. Sehingga acara tersebut bisa di sebut sebagai walimatul tasmiyah dan aqiqah. Semakin
cepat semakin baik supaya mempermudah orang-orang untuk memanggil namanya.
Dengan demikian Walimatul Tasmiyah bisa dilakukan tanpa dibarengi dengan aqiqah, namun akan lebih baik
jika acara walimatul tasmiyah diselenggarakan bersamaan dengan pelaksanaan aqiqah tersebut.
Nabi bersabda dalam sebuah hadits sahih yang di riwayatkan oleh Abu Dawud, yaitu:
َع ْن َس ُم َر َة ْب ُج ْنُد رضي هللا عنه َأ َّن َر ُس وَل الَّل َص َّل ى الَّل ُه َع َل ْي َو َس َّل َم
ِه ِه ٍب ِن
َّم َس ُي َو ُق َو ُي ْح َل َس َم َيْو ْنُه َع َبُح َق َل ُك ُّل ُغ اَل َر َن ٌة َع َق ُت ْذ
ى اِب ِعِه ٍم ِه ي ِب ِق ي ِتِه : ا
Artinya : "Dari Samurah bin Jundub bahwa Rasulullah bersabda : Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya.
Aqiqah disembelih pada hari ketujuh, anak dicukur dan diberi nama pada hari yang sama".
Itulah uraian tentang Aqiqah dan Walimatul Tasmiyah. Semoga berguna dan bermanfaat.