Oleh Kelompok : 8
1. Aulia Sopir
2. Saufia Aulia
3. M.Ikhsan
PRODI PAI
FAKULTAS TARBIYAH
Meskipun kami berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan, namun selalu ada yang kurang.Karena manusia tidak luput dari
kesalahan.Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata kami berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua
pembaca dan kami sebagai penyusul juga.
penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................
BAB I.........................................................................................................................................
PENDAHULUAN......................................................................................................................
BAB II........................................................................................................................................
PEMBAHASAN........................................................................................................................
A. Pengertian Aqikah.......................................................................................................
B. Hikmah Aqiqah...........................................................................................................
C. Pengertian Qurban.......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Kata kurban , berasal dari bahasa Arab qurban,di ambil dari kata qaruba -
yaqrabu-qurban wa qurbanan.Artinya mendekati atau menghampiri.
Dalam Bahasa Arab, hewan qurban disebutkan juga dengan istilah uhd-dhyah
atau adh-dhaiyah,dengan bentuk jamaknya al adhaahi.Kata ini di ambil dari kata
dhuha,yaitu dari matahari mulai tegak yang disariyatkan untuk melakukan
penyembelihan qurban yakni kira-kira am 07:00-10:00.
Udh-hyah adalah hewan Qurban (Unta, Sapi dan Kambing) yang di sembelih
pada hari raya qurban dan hari-hari tasriq sebagai takarrub(pendekatan diri)
kepada Allah SWT.
Aqikah juga salah satu upaya kita untuk medebus anak kita yang
tergadai.Aqikah juga merupakan realisasi rasa sukur kita atas
anugrah,sekalibus amanah yang di berikan Allah SWT kepada kita.Aqikah
juga upaya sebagai menghidupkan sunah Rasuallah SAW,yang merupaakan
perbuatan yang terpuji,mengingat saat ini sunah tersebut mulai jaran di
laksanakan oleh kaum muslimin
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Aqikah
Aqiqah adalah menyembelih hewan pada hari ketujuh dari hari lahirnya
anak[1], hukum aqiqah adalah sunnah mu’akkad bagi orang tua (atau orang yang
wajib memberi nafkah kepada bayi) yang mampu dalam waktu 60 hari. Waktu
penyembelihan hewan aqiqah adalah dimulai ketika bayi sudah lahir sempurna,
sedangkan tidak ada batas akhirnya. Jika sampai baligh anak tersebut belum
diaqiqahi maka anak tersebut mengaqiqahi dirinya sendiri, sebaiknya aqiqah
dilakasanakan hari ketujuh[2].
ِ اَ ْل َج
)اريَ ِة بِ َشا ٍة ( َر َواهُ اَلتِّرْ ِم ِذيُّ وابن ماجه
Binatang yang sah menjadi aqiqah sama dengan keaddan binatang yang
sah untuk qurban, macamnya, umurnya, dan jangan bercacat.
Kalau hanya menyembelih seekor saja untuk anak laki-laki, hal itu sudah
memadai. Disunatkan dimasak lebih dahulu, kemudian disedekahkan kepada fakir
miskin. Orang yang melaksanakan aqiqah pun boleh memakan sedikit dari daging
aqiqah sebagaimana qurban, kalau aqiqah itu sunah (bukan nazar)[3].
1
Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindio, 2012), hlm., 479
2
Muhamad Sokhih Asyhadi, Fiqih Ibadah Versi Madzhab Syafi’, hlm., 204.
3
Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, hlm., 481.
kambing yang disembelih untuk bayi perempuan ialah setengah dari bayi laki-
laki. Adapun hadits ‘Amr bin Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya, bahwasanya
Rasulullah bersabda:
من ولد له ولد فأحب أن ينسك عنه فلينسك عن الغالم شاتان مكافئتان وعن الجارية شاة
“Barangsiapa yang anaknya lahir lalu dia ingin menyembelih (aqiqah) untuknya
maka hendaknya dia menyembelih dua kambing yang serupa sifatnya untuk anak
lelaki dan seekor kambing untuk anak perempuan.”[HR Abu Daud (2842).
Setelah menyebutkan dua hadits dan Hadits lainnya al-Hafidz Ibnu Hajar
berkata dalam Fathul Bari “semua hadits yang semakna ini menjadi hujjah bagi
jumhur ulama dalam Aqiqah bagi anak laki-laki dengan dua ekor kambing dan
bagi wanita dengan seekor kambing.
B. Hikmah Aqiqah
Sejak seorang suami memancarkan sperma kepada istrinya, lalu sperma itu
berlomba-lomba mendatangi panggilan indung telur melalui signyal kimiawi yang
dipancarkan darinya, sejak itu tanpa banyak disadari oleh manusia, sesungguhnya
setan jin sudah mengadakan penyerangan kepada calon anak mereka. Hal tersebut
dilakukan oleh jin dalam rangka membangun pondasi di dalam janin yang masih
sangat lemah itu, supaya kelak di saat anak manusia tersebut menjadi dewasa dan
kuat, setan jin tetap dapat menguasai target sasarannya itu. Maka sejak itu pula
Rasulullah saw. telah mengajarkan kepada umatnya cara menangkal serangan
yang sangat membahayakan itu sebagaimana yang disampaikan Beliau saw.
melalui sabdanya berikut ini :
َدهُ ْم ِإ َذا َأ َرا َدLوْ َأ َّن َأ َحLLَلَّ َم لLصلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َس
َ ِ قَا َل َرسُو ُل هَّللا: ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ َما قَا َل ِ س َر ٍ يث اب ِْن َعبَّا ُ َح ِد
كَ لَ ْمLِ ٌد فِي َذلLَا َولLدَّرْ بَ ْينَهُ َمLَب ال َّش ْيطَانَ َما َر َز ْقتَنَا فَِإنَّهُ ِإ ْن يُق ِ َِّأ ْن يَْأتِ َي َأ ْهلَهُ قَا َل بِاس ِْم هَّللا ِ اللَّهُ َّم َجنِّ ْبنَا ال َّش ْيطَانَ َو َجن
ان َأبَدًا
ٌ َض َّرهُ َش ْيط ُ َي *
ِ ِّبِس ِْم هَّللا ِ اللَّهُ َّم َجنِّ ْبنَا ال َّش ْيطَانَ َو َجن
ب ال َّش ْيطَانَ َما َر َز ْقتَنَا
Yang artinya: Dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang. Wahai Tuhanku! Jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan
dari apa yang Engkau karuniakan kepada kami. Sekiranya hubungan antara
suami istri itu ditakdirkan mendapat seorang anak[4].
C. Pengertian Qurban
4
http://dwiemuflikhun.blogspot.com/2012/11/makalah-aqiqah-dan-kurban.html
5
Muhamad Sokhih Asyhadi, Fiqih Ibadah Versi Madzhab Syafi’i, hlm., 198
[1605] Yang dimaksud berkorban di sini ialah menyembelih hewan Qurban dan
mensyukuri nikmat Allah.
Binatang yang sah untuk qurban ialah yang tidak bercacat, misalnya
pincang, sangat kurus, sakit, putus telinga, putus ekornya, dan telah berumur
sebagai berikut:
1. Domba yang telah berumur satu tahun lebih atau sudah berganti gigi.
2. Kambing yang telah berumur dua tahun atau lebih.
3. Unta yang telah berumur lima tahun atau lebih.
4. Sapi, Kerbau yang telah berumur dua tahun atau lebih[6].
6
Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, hlm., 475-476
7
Muhamad Sokhih Asyhadi, Fiqih Ibadah Versi Madzhab Syafi’i, hlm., 202
adalah yang berqurban sendiri, jika diwakilkan disunatkan hadiri pada waktu
penyembelihannya).
لْ ِم ْن ُم َح َّم ٍد َواَ ِل ُم َح َّم ٍد َو ِم ْن اُ َّم ٍة ُم َح َّم ٍدLLّ ِحيَّ ِة اَلَّلهُ َم تَقَبL ض
ْ َّ َد التL لَّ َم ِع ْنL ِه َو َسL لَّى هللا َعلَ ْيL ص
َ ُس اَنَّه
ٍ َع َْن اَن
)(رواه البخارى ومسلم
Orang yang paling bertanggung jawab melakukan aqiqah adalah ayah dari
bayi terlahir pada waktu kapan pun ia memiliki kesanggupan. Namun jika
dikarenakan si ayah memiliki halangan untuk mengadakannya maka si anak bisa
menggantikan posisinya yaitu mengaqiqahkan dirinya sendiri, meskipun perkara
ini tidak menjadi kesepakatan dari para ulama.
Dari dua hal tersebut diatas maka ketika seseorang dihadapkan oleh dua
pilihan dengan keterbatasan dana yang dimilikinya antara kurban atau aqiqah
maka kurban lebih diutamakan baginya, dikarenakan hal berikut:
1. Perintah berkurban ini ditujukan kepada setiap orang yang mukallaf dan
memiliki kesanggupan berbeda dengan perintah aqiqah yang pada asalnya
ia ditujukan kepada ayah dari bayi yang terlahir.
2. Meskipun ada pendapat yang memperbolehkan seseorang mengaqiqahkan
dirinya sendiri namun perkara ini bukanlah yang disepakati oleh para
ulama.
Kewajiban aqiqah ada di pundak orang tua. Akan tetapi, jika orang tuanya
tidak mampu maka bila si anak telah mempunyai kelapangan rezeki, dapat
melaksanakan sunah aqiqah itu sendiri. 8
8
http://www.eramuslim.com/ustadz-menjawab/sudah-dewasa-beluh-diaqiqah-lebih-utama-
qurban-atau-aqiqah-yang-tertunda.htm
Tetapi, kurban hanya boleh dilaksanakan pada Dzulhijjah. Sejak usai
shalat Idul Adha hingga hari Tasyriq, 11, 12, dan 13 Dzulhijjah, bersamaan
dengan jamaah haji yang sedang wukuf di Padang Arafah. Pada masa sekarang
orang yang berkurban dapat menyerahkan kurbannya kepada orang yang amanah,
dalam hal ini lembaga amil zakat.
Karena itu pula, niat aqiqah dan kurban tidak boleh digabungkan. Soal
teknis penyembelihan dan distribusi hewan kurban, ia menyarankan agar
melibatkan lembaga amil zakat. “Mereka memiliki data mustahik yang lebih
banyak,” . Sehingga, tercapai pemerataan pembagian daging kurban.
PENUTUP
Simpulan
Binatang yang sah untuk qurban ialah yang tidak bercacat, misalnya
pincang, sangat kurus, sakit, putus telinga, putus ekornya, dan telah berumur
sebagai berikut:
1. Domba yang telah berumur satu tahun lebih atau sudah berganti gigi.
2. Kambing yang telah berumur dua tahun atau lebih.
3. Unta yang telah berumur lima tahun atau lebih.
4. Sapi, Kerbau yang telah berumur dua tahun atau lebih
Aqiqah adalah menyembelih hewan pada hari ketujuh dari hari lahirnya
anak, hukum aqiqah adalah sunnah mu’akkad bagi orang tua (atau orang yang
wajib memberi nafkah kepada bayi) yang mampu dalam waktu 60 hari. Waktu
penyembelihan hewan aqiqah adalah dimulai ketika bayi sudah lahir sempurna,
sedangkan tidak ada batas akhirnya. Jika sampai baligh anak tersebut belum
diaqiqahi maka anak tersebut mengaqiqahi dirinya sendiri, sebaiknya aqiqah
dilakasanakan hari ketujuh.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.eramuslim.com/ustadz-menjawab/sudah-dewasa-beluh-diaqiqah-
lebih-utama-qurban-atau-aqiqah-yang-tertunda.htm